Serial Wisata Haji (8)
Oleh : Ida Nur Laila
Oleh : Ida Nur Laila
Pertama
kali mendengar tentang Jabal Magnet, percaya nggak percaya. Betulkah ada magnet
sebesar gunung? Dan inilah kenyataannya.
Rombongan
empat bus yang kami naiki, menuju ke lokasi jabal magnet kira-kira 30 km dari
kota Madinah. Sebagian masyarakat Indonesia yang pernah
berhaji, berumrah, atau mengunjungi Arab Saudi tentu pernah mendengar dan
mendatangi tempat itu.
Dalam perjalanan menuju kawasan Jabal Magnet dari Madinah,
rombongan tidak habis-habisnya memuaskan pandangan ke bagian kiri dan kanan kendaraan
yang terlihat sejumlah perkebunan kurma dan hamparan bukit berbatuan. Sepuluh
kilometer menjelang Jabal Magnet, rombongan melewati sebuah danau buatan atau
bendungan yang cukup besar, tapi saat ini dalam keadaan kering, jadi sama
sekali tidak terlihat seperti danau.Konon berguna untuk menampung air di musim
hujan.
Ketika sampai di lokasi, rombongan membuktikan misteri Gunung Magnet , tiba-tiba
kendaraan terasa berat dan susah untuk melaju. Seperti ada yang menolak dari
depan atau menarik dari belakang. Kami lalu berhenti dan sang pengemudi pun
mematikan mobil dan hanya menyalakan lampu sign.
Alhasil, mobil berjalan sendiri ke arah berlawanan (mundur), bahkan
sanggup mendaki tanjakan.
"Inilah kekuatan
medan magnet yang ada di gunung ini, sanggup menggerakkan mobil,"
kata pembimbing. Pembimbing menunjuk lokasi pegunungan yang diduga mengandung
magnet.
Daya dorong dan daya tarik magnet, membuat kendaraan yang tadinya
melaju dengan kecepatan 120 kilo meter per jam, ketika memasuki kawasan ini,
kecepatannya perlahan-lahan turun ke 5 kilo meter per jam. Sehingga, gigi
perseneling terpaksa diubah ke posisi dua. Sebaliknya, jika meninggalkan
kawasan ini, mobil tanpa diinjak gas pun, dengan presnel kosong, bisa melaju
dengan kecepatan hingga 120 km per jam.
Saat perjalanan pulang dan supir bus kami mempraktekkan hal itu,
kami berteriak-teriak ketakutan ketika laju bus sangat kencang. Khawatir
terjadi sesuatu lantaran banyak juga kendaraan lain yang mencoba menguji
keajaiban medan magnet.
“ Sudah pak supir ...direm saja” teriak ibu-ibu.
“ Biar saja pak...coba maksimal sampai berapa kecepatannya...!”
seru bapak-bapak.
“Reemm..reemmm..”jerit ibu-ibu tidak mau kalah.
Supir berpihak pada ibu-ibu, jadi saat kecepatan mencapai 100km
perjam, supir menginjang rem. Aku tersenyum saja melihat tingkah lucu para
jamaah. Namun dalam hati berdebar-debar juga.
Inilah fenomena Magnetic Hill, atau warga setempat menyebutnya Manthiqa Baidha, yang berarti
perkampungan putih. Banyak yang
menamainya Jabal Magnet. Jabal Magnet menyimpan misteri dan decak kagum bagi
siapa saja yang berkunjung ke kawasan ini. Memang terjadi perdebatan apakah ini
benar-benar fenomena alam ataukah sekedar ilusi keterbatasan indera manusia.
Namun jika pernah mengunjungi dan membuktikan sendiri, tentu anda akan sulit
menolak fenomena ini.
“ Apakah tiang listrik itu melengkung juga karena pengaruh medan
magnet...?” ucap seorang teman.
“Bisa jadi ya...” balas yang lain. Namun kami sejatinya tidak
tahu masalah ini.
Jabal Magnet yang menjadi kawasan wisata penduduk Madinah
awalnya ditemukan oleh orang suku Baduy. Saat musim haji, banyak jamaah yang
menyambanginya. Pemerintah Arab Saudi lalu membangun jalan menuju lokasi
tersebut. Di daerah yang terhitung hijau karena banyak ditumbuhi pohon kurma
itu, juga dilengkapi sarana wisata lainnya. Ada tenda-tenda untuk pengunjung,
ada mobil mini yang bisa disewa untuk merasakan tarikan medan magnet itu.
Cerita yang berkembang konon kabarnya, pemerintah Saudi pernah berencana
membangun bandara di kawasan ini. Namun karena diketahui adanya fenomena jabal
Magnet, maka niat itu diurungkan. Wallahu a’lam.
Secara geologis, fenomena Jabal Magnet bisa dijelaskan dengan
logika. Karena, Kota Madinah dan sekitarnya berdiri di atas Arabian Shield tua
yang sudah berumur 700-an juta tahun.
Kawasan itu berupa endapan lava "alkali basaltik" (theolitic basalt) seluas 180.000 km persegi yang
berusia muda (muncul 10 juta tahun silam dengan puncak intensitas 2 juta tahun
silam). Lava yang bersifat basa itu muncul ke permukaan bumi dari kedalaman
40-an kilo meter melalui zona rekahan sepanjang 600 kilo meter yang dikenal
sebagai "Makkah-Madinah-Nufud volcanic line".
Banyak gunung berapi terbentuk di sepanjang zona rekahan itu.
Seperti Harrah Rahat, Harrah Ithnayn, Harrah Uwayrid dan Harrah Khaybar. Tidak
seperti di Indonesia yang gunung-gunungnya berbentuk kerucut, sehingga memberi
pemandangan eksotis, gunung-gunung di Arab berbentuk melebar dengan puncak
rendah. Kompleks semacam ini cocok disebut volcanic field atau harrah dalam
bahasa Arab.
Harrah Rahat adalah
bentukan paling menarik. Dengan panjang 310 km membentang dari utara Madinah
hingga ke dekat Jeddah dan mengandung sedikitnya 2.000 km kubik endapan lava
yang membentuk 2.000 lebih kerucut kecil (scoria) dan 200-an kawah maar. Selama
4.500 tahun terakhir, Harrah Rahat telah meletus sebanyak 13 kali dengan
periode antar letusan rata-rata 346 tahun.
Letusan besar terakhir terjadi pada 26 Juni 1256, yang
memuntahkan 500 juta meter kubik lava lewat 6 kerucut kecilnya selama 52 hari
kemudian.
Saat singgah di pemberhentian sekitar jabal magnet, para jamaah
turun dari bus dan berfoto. Kami juga menyempatkan membeli es karim...plesetan
ice cream. Nimatnya melahap Ice Cream dalam terik padang pasir...jauh lebih
nikmat daripada saat di tanah air.
“ Kita semua jadi anak kecil lagi deh...” seloroh seorang jamaah
sambil mengacungkan cup ice cream.
“ Kalau di tanah air...malu deh makan ice cream...”
Kami tertawa bersama.
Nampak beberapa mobil berhenti dan menikmati wisata ini. Ada
juga yang sepertinya mendirikan tenda. Juga ada bus rombongan wisata dari
travel lain.
“ Kalau dipikir-pikir...tempat wisata macam apa ini ya. Panas
terik, tak pepohonan dan sama sekali tidak nyaman. Dimana pula toiletnya...tapi
kok kita rela dan senang datang ke sini...” kata seorang jamaah.
“Negara lain mengeluarkan banyak dana untuk mempromosikan
wisatanya...dan Saudi malah membatasi kuota kunjungan di musim haji...”
“Benar-benar negri yang berkah...subhanallah”
Kami senang mengunjungi jabal magnet dan mengagumi ciptaan
Allah. Serta dapat membawa pulang oleh-oleh cerita ke tanah air.
Hanya sampai disini kisah wisata hajiku. Tidak banyak memang,
namun semoga bermanfaat pada para pembaca.
Tulisan ini kuperkaya dari berbagai sumber.
Wahhhh keren banget .. sampe ketawa2 baca tulisannya bu' ... Salam kenal y :D
ReplyDeleteiya salam kenaal
Deletesubhanallah... ya Allahs emoga saya bisa nyampe jabal magnet kayak mbak ida aamiin aamiin Ya Rabb aamiin ^-^ Allahuakbar... mantap abnget mbak Ida saya bakal stay dah di bloga dem ini mantap abiss
ReplyDeleteSemoga tercapai amiin...alhamdulillah dapat pengunjung tetap. selamat menikmati tulisan ibuk2 ini mas.
Deletewaah ..waah..terkesima, cuma denger cerita cerita aja..
ReplyDeletemudah2an bisa kesana bisa merasakan keajaiban Jabal Magnet ..
Amin
kudoakan mak Nchie yang ayu ini segera berziyarah ke tanah suci...moga-moga ada lomba blog yang hadiahnya umrah gitu kali....
DeleteSubhanallah, titip do'a deh bu. Semoga saya dan keluarga bisa segera kesana dan merasakan sendiri sensasinya. Aamiin :)
ReplyDeleteamiin semoga bisa berhaji di waktu muda ya bunda Hanny
DeleteSemoga bisa ikut menjejakkan kaki disana dan melihat secara langsung. Aminnn
ReplyDeleteamiin...semoga disegerakan keinginan suci dari saudaraku ini
Delete