Sejak kami menikah dan menjadi ‘kontraktor’ selama 15 tahun,
kami kurang beruntung dalam urusan halaman belakang. Rumah pertama kami adalah pinjaman gratis
dari seorang dosen yang kebanyakan rumah. Rumahnya besar dengan 4 kamar dan
garasi yang muat dua mobil, terlalu besar untuk pengantin baru, namun tetap tidak
memiliki halaman belakang. Hanya halaman samping, itupun sedikit tempat
menjemur baju. Juga halaman depan yang berukuran 2x3 m2.
Aku sempat menanam pohon mangga yang pernah kuceritakan
dalam salah satu postingan di wallku.
Rumah ke dua adalah kontrakan di pinggiran kota. Rumah
pendopo milik janda tua bernama mbah Sastro, ini memiliki ironi. Halaman
depannya sangat luas. Begitu luasnya hingga sungguh melelahkan untuk menyapunya
setiap pagi, lantaran ada beberapa pohon besar yang menaunginya. Ironinya
adalah tidak memiliki halaman belakang. Sama sekali. Sejengkalpun.
Saat situasi menghendaki kami harus pindah rumah kontrakan
ketiga, adalah rumah putih mungil yang cukup menyenangkan, terletak di posisi
paling pinggir dari sebuah perumahan. Kami memiliki halaman samping yang luas
dan halaman depan yang cukup nyaman, namun halaman belakang adalah area kecil
tempat kami menjemur baju.
Kemudian kami menuju rumah ke empat, kontrakan yang lebih
besar di pinggir jalan besar dengan sedikit halaman belakang yang bisa kutanami
beberapa sayuran seperti terong, tomat dan cabe.
Namun karena harus berbagi dengan jemuran, tetap saja tidak
nyaman.
Rumah terparah adalah rumah kelima yang kami pilih lantaran
dekat dengan sekolah anak-anak. Sama sekali tidak punya halaman belakang dan
pintu depan hanya satu. Ada juga sebenarnya pintu samping, namun kami matikan
lantaran ruangan kami pakai sebagai kamar tidur. Halaman belakang adalah sawah
tetangga, hanya semeter dari tembok belakang. Jadinya air rembesan sawah suka
masuk ke kamar.
Rumah ke 6 tidak kalah memilukan.
Ah kok memilukan. Kami punya halaman belakang yang luas.
Bahkan sangat luas, nyaman lantaran ada pohon jambu dan mangga yang sering juga
berbuah.
Memilukan lantaran halaman itu juga halaman depan anak-anak
kost putri, yang demi kebaikan semua fihak, maka menjadi area terlarang bagi suamiku. Yang kost
ada belasan mahasiswi, jadi kalau poling pendapat, kami akan kalah.
Jadi halaman belakang itu juga tak dapat dinikmati. Inilah
sisi memilukan itu, punya sesuatu yang menarik, tapi tak bisa menikmati,
melihatpun tidak.
Aku dan suamiku adalah anak-anak dusun yang terbiasa hidup
dengan rumah berhalaman luas. Di halaman rumah masa kecil kami tumbuh, bermain
bersama teman, mengeksplorasi alam dan melakukan berbagai kesenangan.
Halaman belakang menjadi bagian dari obsesi kami, terutama
suamiku. Ingin mengulang masa kecil, bermain dengan anak, tidur-tiduran,
berkeman, memanjat, bersepeda, membakar sesuatu...kalau dulu mungkin ketela dan
umbi-umbian, atau minimal membakar sampah. Hingga saat kami diberi rizki oleh Allah
untuk membangun rumah, maka halaman belakang adalah prioritas.
Kini Allah karuniakan halaman belakang yang indah tempat kami
beraktivitas. Ada beberapa pohon mangga, pohon pepaya dan tanaman hias. Anak-anak
gadisku bisa bermain bebas dengan membuka kerudungnya lantaran aman syar’i dari
pandangan orang lain. Terkadang kami pesta makan malam, pengajian, bahkan
sholat berjamaah. Atau hanya iseng duduk-duduk bercengkerama sambil melihat
bintang. Membakar sate, ikan , jagung atau roti. Mendirikan tenda atau
menggelar meja pingpong. Bermain badminton seadanya, atau bermain sepeda.
Kadang joging dan bercengkerama dengan binatang piaraan.
Di bulan Ramadhan, kami kadang berbuka puasa atau sholat
tarawih di halaman belakang. Tak lupa bermain kembang api. Yang paling
menikmati halaman belakang adalah suamiku. Tiap hari duduk mengetik menulis
buku sambil menikmati taman halaman belakang yang selalu diimpikannya. Untuk para
tetamu juga kami sediakan tempat untuk sekedar berbincang dalam suasana
santai,.... jadi bertamulah ke rumah kami.
Alhamdulillah, puji syukur pada Allah, atas semua karunia
ini. Semoga halaman belakang menjadikan kami lebih produktif dalam berkarya,
dalam menciptakan keindahan keluarga dan mendapatkan keseimbangan energi untuk
melanjutkan berbagai amanah yang menanti. Amin.
Bagi anda para pembaca, saya doakan memiliki halaman belakang
yang luas dan indah juga. Amin.
O ya kami tunggu kunjungan anda ke halaman belakang kami.
Jadi pengen jalan-jalan ke sana Bu.. boleh kan?
ReplyDeletePaketnya sudah sampai, makasih bunda..
iya sama-sama...silahkan kalau mau berkunjung
DeleteIni ukuran halaman belakangnya sekitar berapa meter ya Mb, berapa x berapa? #mupeng :)
ReplyDeletehalaman belakang sekitar 16x 15 m2 mak
Deletewaduuuuh.... halaman belakangnya seukuran seluruh rumahku Maaak... pasti nyaman banget punya halaman segeda lapangan gini..
ReplyDeletesaya doakan dirimu juga bisa punya mak...memang asyik bangets
Deletesubhanallah... #mupeng lagiii
ReplyDeletesaya doakan mak Agustina juga punya halaman belakang yang keren dan nyaman
DeletePengen punya rumah kaya gitu.. aamiin ya Allah
ReplyDeletesaya doakan kesampaian segera punya rumah nyaman yang berkah
DeleteRumahnya dimana to Mak? *kali aja deket bisa maen hehehe
ReplyDeleteSaya membaca postingan bunda dari yang kontrakan 15 tahun, rumah tanpa pagar dan yang terakhir ini... Sybhanallah perjuangannya, tapi alhamdulillah yah bisa berbuah manis dan menginspirasi... semoga aku kelak juga bisa memiliki rumah seperti ini... terutama yang memiliki halaman belakang... soalnya bener kata bunda... aman untuk bermain untuk anak gading yang ingin lepas kerudung... hehe
ReplyDeletesaya doakan bunda mendapatkan rumah impiannya...amiin. masih ada episode ke 3 ya...
DeleteKalo saya tidak punya halaman belakang, tapi halaman samping, alhamdulillah. Hampir sama dengan bu Ida.. pas hunting rumah juga sering kepentok sama tempat jemuran... udah sreg gak ada tempat jemuran, jadi melemahkan semangat. alhamdulillah yang sekarang sudah lumayan ideal.
ReplyDeleteturut bahagia mnak Ika...moga rumah dan halamannya berkah amiin
Deletesubhanallah..pengen punya halaman belakang yang luas juga kayak rumah bundaaa...aamiin YA Robb
ReplyDeletesemoga terwujud mbak, rumah dan halaman belakang yang diimpikan
ReplyDeletewah seru yah punya halaman belalang yang luas.aamiin semoga bisa punya rumah dan halaman belakang yg luas
ReplyDeleteMasyaaAllah, nyamannya, pengeeen Bu😍😍
ReplyDelete