Adakah yang menunggu
lanjutan serial: Anakku Prioritasku?
Yah GeEr amat, tapi saya tetap menulis kok sambungannya ada atau tidak yang menunggu. Kali ini temanya si Anak Jendela.
Pada semester kemarin,
putraku Revo suka kabur dari kelas. Biasanya jam kaburnya setelah istirahat ia
tidak balik lagi ke kelas. Kadang menyusul kakaknya yang duduk di kelas enam di
lantai 2, kadang ke kantor guru, ke lapangan futsal atau ke pos satpam.
Kaburnya Revo bukan tanpa alasan, dia bersama 1 atau dua temannya membuat acara
sendiri. Biasanya guru atau satpam yang menemukan akan menelepon wali kelas
untuk menjemput mereka. Kejadian selalu berulang. Salah satu teman kabur adalah
Totti si anak jendela.
Pernahkan anda membaca kisah
masa kecil Tetsuko Kuroyanagi? Tetsuko kecil acap dipanggil Totto, kehidupannya
sewaktu di sekolah dasar ditulisnya dengan apik berjudul Totto-Chan: Gadis Cilik di Jendela . Judul asli buku ini adalah 窓ぎわのトットちゃん (Madogiwa
no Totto-chan). Buku Totto pertama kali diterbitkan pada tahun 1981 dan
menjadi bestseller di Jepang. Buku
ini berkisah mengenai nilai pendidikan yang Kuroyanagi terima di Tomoe Gakuen,
SD di Tokyo yang didirikan oleh pendidik Sosaku Kobayashi
selama Perang
Dunia II.
Tentang Totto-Chan baca di sini ya!
Tentang Totto-Chan baca di sini ya!
Eh
saya tidak hendak membahas buku ini, tapi tentang Totti-Chan yang ada sedikit
kemiripan dengan Totto-Chan. Sekalipun nama Totti adalah nama imajiner
karanganku sendiri, namun Totti ini nyata adanya sebagai teman sekelas anakku.
Saya menjulukinya si Anak Jendela.
Temukan si Anak Jendela |
Sejak
pagi datang ke sekolah, Totti akan segera nangkring di jendela. Ia memilih
jendela pojok yang terdekat dengan meja tempat duduknya. Jendela itu juga
paling dekat dengan meja guru kelas. Selama pelajaran apapun, Totti tidak mau
bergabung, ia hanya menjadi pengamat. Maka diakhir semester kemarin dia
mendapat penghargaan sebagai bintang pengamat.
Tidak
semua orang beruntung diajak bicara oleh Totti yang elok rupawan. Yang paling sering diajak
bicara adalah Revo, bangku mereka bersandingan. Totti tidak selalu menjawab
jika diajak bicara, ia memilih orang tertentu saja untuk mendengar suaranya. Di
rumahnya sendiri, dia cukup banyak berbicara, dan beraktivitas sebagaimana anak
kecil lainnya. Menurut bundanya, Totti paling suka bermain lego dan sering
membuat masterpiece yang cukup rumit. Herannya di sekolah Totti tahan berdiam
diri dalam waktu yang lama. Tidak bergerak yang berarti, tidak makan minum dan
terus membisu...
Adapun
Revolusi, seolah terinspirasi oleh namanya, benar-benar Revolusioner. Revo
sangat suka bergerak, dan merasa capek jika disuruh berdiam diri. Itulah salah
satu alasan mengapa ia mudah kabur jika bosan di dalam kelas. Revo juga sangat
gaul. Ia suka berteman dengan siapa saja, bahkan dengan kakak kelas. Di setiap
tempat baru, ia akan mudah menemukan teman baru. Revo tidak malu untuk
mengulurkan tangan mengajak berkenalan anak yang menarik perhatiannya. Totti
dan Revo dua anak yang yang seolah berkebalikan, lucunya bisa menjadi kompak
saat istirahat dan kabur pada jam pelajaran. Pernah kutemui mereka mengisi
acara kaburnya dengan bermain kuda-kudaan berdua berboncengan nangkring di
atas batang pohon.
Po suka panjat pohon |
Suatu
ketika saya berkesempatan mengobrol dengan bundanya Totti. Ceritanya di awal
semester, sang bunda sampai ikut sekolah selama 1 bulan demi mengkondidikan Totti
untuk mau bersekolah dan memasuki kelas. Sampai tahap ini memang berhasil. Yang
belum adalah melibatkannya dalam aktivitas di kelas. Kami lalu harus
menindaklanjuti untuk menyusun strategi bersama agar Revo dan Totti bersinergi
dalam kebaikan.
Karena
belum punya teman dekat, kecuali Revo, maka Totti menjadi possesif, itu istilah
dari bundanya sendiri. Ia menguntit kemanapun Revo pergi, terus mengajak bicara
dan meminta perhatian. Sebagai anak bungsu yang tak terbiasa ‘momong’ atau
meladeni, hal demikian tampak menjadikan Revo sedikit jengah. Hingga hari Jum’at
kemarin Revo berkomentar:
“Umi,
hari ini aku beruntung...”
“Beruntung
apa sayang...?”
“Totti
tidak sekolah, jadi gak ada yang gangguin aku...”
Whoa...jadi
begitu ya sudut pandang Revo, padahal kutahu kadang ia menikmati ‘gangguan’ Totti,
dengan bergembira berdua saat kabur dari kelas!
Walau suka kabur, Po bangga dengan sekolahnya |
Para pembaca budiman, apa
saran anda untuk Totti dan Revo?
Postingan tentang Revo bisa
dibaca di sini:
http://ida-nurlaila.blogspot.com/2014/01/anakku-prioritasku.htmlhttp://ida-nurlaila.blogspot.com/2013/10/dialog-kebaikan.html
http://ida-nurlaila.blogspot.com/2013/08/revo-berjanji-selalu-berbuat-baik.html
No comments:
Post a Comment