Saat BW (blog walking), saya menemukan informasi lomba di blog mak Indah Juli.
Sebagai blogger sekaligus warga negara yang baik #halah#, saya terpanggil untuk
ikut berpartisipasi. Yaah selain mupeng juga dengan hadiahnya #jujur#.
Kebetulan saya adalah seorang farmasis yang bergerak menjadi praktisi
di sebuah apotek swasta. Tentu dong sangat dekat dengan dunia penyakit dan
obat-obatan. Tantangan ini membuat saya ingin mempelajari lebih jauh
tentang TB, dan menuangkannya dalam tulisan blog. Selain itu, tentu sangat
bermanfaat bagi dunia saya sebagai praktisi kesehatan.
Sebagai seorang ibu, saya akrab dengan istilah flek paru. Walaupun pada kenyataannya tak ada satupun dari anakku yang terkena flek, namun momok ini sempat menghantuiku saat anak-anak masih kecil. Saat itu si no 3 masih batita. Badannya mulai mengurus dan batuk terus menerus. Setelah konsul dengan dokter, disarankan untuk periksa lab dan rontgen. Sekalian juga si nomer dua yang kurusan juga kuperiksakan.
Merasakan prosesi pemeriksaan, mulai
dari mendaftar di BP Paru, duduk mengantri dan menyaksikan beberapa penderita
yang sepertinya sudah parah, hingga menanti hasilnya adalah hal yang cukup membuat
was-was. Was-was jika anakku positif, was-was jika tertular pasien lain, was-was
jika harus melakukan pengobatan yang memakan waktu lama...#duuh kok jadi
curhat#.
Alhamdulillah ternyata negatif, namun
anakku yang nomer tiga didiagnosa menderita bronchitis. Sejak saat itu sebenarnya saya sudah
mengaduk-aduk bahan kuliah masa lalu dan mencari tahu tenang TB paru, bronchitis
dan asma.
Tapi sekarang kita bahas TB saja
ya...biar nggak oot (out of topic).
Temukan !
“Dalam Pedoman Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis Kemenkes tahun 2002, penyakit TBC merupakan masalah utama
kesehatan masyarakat : tahun 1995, hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga menunjukkan
bahwa penyakit TBC merupakan penyebab kematian nomor tiga. Tahun 1999, WHO memperkirakan
setiap tahun terjadi 583.000 kasus baru TBC, dengan kematian karena TBC sekitar 140.000. Secara kasar diperkirakan setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 130
penderita Baru TBC paru BTA positif. “
Artinya apa?
Sebenarnya (mungkin) banyak penderita TB di sekitar
kita dengan fakta mengejutkan ini:
Seseorang yang terdiagnosa TB dengan status TB BTA (Basil Tahan Asam)
positif dapat menularkan sekurang-kurangnya kepada 10-15 orang lain setiap
tahunnya. Kenyataannya, sepertiga dari populasi dunia sudah tertular dengan TB.
Wow...gak ada yang mau ikutan tertular ‘kan?
Problem utama untuk menemukan adalah
karena lemahnya pengetahuan masyarakat terhadap gejala penyakit ini. Di sinilah
peran penting para blogger untuk mengedukasi. Bukankah tak akan menemukan jika cirinya saja tidak tahu.
Naah apa gejala utamanya?
Batuk terus menerus dan berdahak selama
3 (tiga) minggu atau lebih
Masih ada gejala tambahan yang akan
memperkuat indikasi bahwa seseorang menjadi tersangka TB #wuih kok agak seram#, ganti istilah suspek TB yang lebih halus.
Gambar dari sini. |
Gejala tambahan yang sering dijumpai: dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas dan rasa nyeri dada. Ditambah lagi, badan lemah nafsu makan menurun, berat badan turun rasa kurang enak badan (malaise) berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan deman meriang lebih dari sebulan.
Eh bukan berarti jika menunjukkan
gejala demikian sudah positif TB.
Belum saudara-saudara! Karena gejala-gejala tersebut di atas dijumpai
pula pada penyakit paru selain tuberkulosis. Maka diperlukan pemeriksaan dahak
secara mikroskopis langsung.
Begitulah saat di Apotek saya
berhadapan dengan pasien yang meminta obat batuk, saya akan bertanya sudah
berapa lama batuknya, apakah berdahak atau tidak, dahaknya mengandung darah
atau tidak...Jika orang tersebut memenuhi ciri-ciri diatas, maka saya akan
sarankan untuk periksa ke Puskesmas atau sarana kesehatan lain.
Apalagi jika terjadi pada balita.
Banyak lho orang tua yang datangnya dengan keluhan anak susah makan, berat
badan gak naik-naik...eh setelah saya tanya ciri-cirinya, saya dorong untuk konsul
dokter tentang kemungkinan terkena flek paru.
Emang apa sih ciri-ciri pada anak?
Yang mencolok adalah berat badan turun
selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas dan tidak naik dalam 1
bulan meskipun sudah dengan penanganan gizi yang baik. Sudah begitu nafsu makan
tidak ada (anorexia) dengan gagal
tumbuh dan berat badan tidak naik (failure
to thrive). Si dedek juga demam lama/berulang tanpa sebab yang
jelas (bukan tifus, malaria atau infeksi saluran nafas akut) dapat disertai keringat
malam.
Naah lihat ya, apakah anak atau
kemenakan anda menunjukkan ciri yang demikian...!
Kalau dokter atau tenaga medis, dapat
juga mendeteksi adanya pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit, biasanya paling sering di daerah leher ketiak
dan lipatan paha (inguinal).
Gejala –gejala lain adalah dari saluran
nafas misalnya batuk lama lebih dari 30 hari (setelah disingkirkan sebab lain
dari batuk), tanda cairan di dada dan
nyeri dada.
Gejala-gejala dari saluran cerna
misalnya diare berulang yang tidak sembuh dengan pengobatan diare, benjolan (masa)
di abdomen, dan tanda-tanda cairan dalam abdomen.
O ya, TB ini bukan melulu menyerang
paru lhoh, kuman nekat ini bisa mengenai organ yang lain. Adapun gejalanya,
tergantung pada bagian tubuh mana yang terserang misalnya :
·
TBC Kulit/skrofuloderma
·
TBC tulang dan sendi : Tulang
punggung, Tulang panggul : pincang pembengkakan di pinggul ;Tulang lutut :
pincang dan / atau bengkak ;Tulang kaki dan tangan
·
TBC Otak dan Saraf:
meningitis, dengan gejala iritabel kaku kuduk muntah-muntah dan kesadaran
menurun
·
Gejala mata : Konjungtivitis
fliktenularis
·
Tuberkel koroid (hanya terlihat
dengan funduskopi )
·
Lain-lain
Gambar dari sini |
Eitt jangan ciut dulu, saatnya bukan menciut tapi mari lebih peduli. Jika ada orang di sekitar kita, apakah anggota keluarga, pembantu atau karyawan, kerabat, tetangga yang kita lihat memiliki gejala atau ciri penderita TB, beri motivasi untuk memeriksakan diri.
Sembuhkan!
Mungkin anda pernah mendengar seorang
bayi yang harus menjalani pengobatan flek selama 6 bulan ...bahkan setelah
selesai kadang masih harus diperpanjang?
Begitulah memang pengobatan TB tidak dalam
waktu singkat.
Diantara problem kegagalan adalah pengobatan
yang tidak teratur, kombinasi obat yang tidak lengkap dimasa lalu atau ketidak
tepatan dosis. Hal ini diduga telah menimbulkan kekebalan ganda kuman TBC
terhadap obat Anti–tuberkulosis (OAT) atau Multi
Drug Resistance (MDR). Waah ngeri ya kalau kumannya saja sudah kebal!
Setelah suspek dinyatakan positif oleh
dokter, maka dokter akan memberikan OAT (obat anti tubercolusis). Pasien harus
patuh untuk minum obat secara teratur sesuai dengan dosis terapi.
Biasanya jika pengobatan berhasil setelah
pengobatan selama 2-3 bulan, gejala akan berkurang atau bahkan sembuh. Inilah diantara
yang menyebabkan pasien menjadi malas mium obat. Padahal sekalipun gejala sudah
tidak nampak, pengobatan belum tuntas.
Saat pasien menghentikan minum obat,
maka sangat mungkin terjadi MDR itu. Di sinilah peran penting Pendamping Minum
Obat (PMO) bagi penderita TB. PMO dapat merupakan keluarga atau tetangga
penderita, selama setiap harinya dapat berinteraksi dengan penderita. Tugas PMO
adalah mengingatkan untuk minum obat secara teratur dan selalu memberi motivasi
untuk minum obat hingga tuntas.
Siap menjadi PMO? Siap dong...!
Tentu saja, selama mematuhi pengobatan
dan melakukan kontrol secara teratur serta disertai perubahan pola hidup yang
lebih sehat.
Pemerintah memberikan penghargaan
kepada pasien yang berhasil sembuh serta PMO dari pasien tersebut. Seperti
contoh dalam berita berikut:
Masa depan bangsa bertumpu pada
generasi muda. Menyiapkan generasi muda yang sehat jasmani dan ruhani serta
mentalnya, bermula juga dengan menciptakan lingkungan sehat yang bebas TB. Maka
menemukan dan menyembuhkan penderita TB adalah kemestian bagi setiap warga
negara yang peduli.
So. temukan sekarang juga
dan dampingi untuk menyembuhkan.
dan dampingi untuk menyembuhkan.
ini yang saya suka dari seorang farmasis, mereka tidak sembarang memberi obat, tapi akan menyesuaikan gejala penyakit seseorang, saran2 dari farmasis ini sangat membantu tindakan tepat utk masalah kesehatan...sukses utk lombanya mbak ^_^
ReplyDeletemakasih banyak dukungan dan doanya. ikutan yuuk
DeleteIya.. aku juga lebih suka beli obat di apotik itu krn bisa nanya2 yg mana obat yg cocok (*main ikutan aja komen di atas..hahaha)
ReplyDeleteMampir ke apt-ku mak Ade
Deletewah emang ya kalo ahlinya tu bisa njelasin enak dan gamblang hehehe
ReplyDeleteHihi ayoo ikutan maak...lewak mbak google semua jadi ahli deh
Deletesuksek buat lombanya ya mak... :) memang TB harus segera ditemukan dan disembuhkan mak
ReplyDeletemakasih doanya mak.
Deletejadi ngeri juga kalau baca tentang kuman TB yang resisten.. :'(
ReplyDeletetetapi dengan adanya gerakan blogger peduli TB ini Indonesia bisa mengurangi penyebaran TB di Indonesia..
sukses ya bu untuk kontesnya.. :)
iyaa yuuk ikutan Utari...
Deletesukses ya mak:)
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
Deleteyuuk ikutan Erlina
Deletemak ida, aku ikutaan juga :)
ReplyDeletesiip yuuk bantu kampanye berantas TB
Deleteharus lebih memperhatikan keadaan sekitar juga ya teruatam keluarga mengenai ciri2 TB takutnya kena
ReplyDeleteiya betul Mak Lidya...kita musti lebih peduli.
Deletethanks for sharing bu,,, semoga tulisan2 peserta yg ikut lomba ini bisa jd inspirasi pembaca blog yaa bu :) hehe draft saya masih setengah, masih cari2 materi lg :D sukses ngontesnya ^^
ReplyDeleteyuuk selesaikan ...makasih telah berkunjung.
DeleteTerima kasih sharingnya ibu farmasis
ReplyDeletebtw, suka deh dengan gambarnya :))
makasih juga telah berkunjung
Delete