Pages

Wednesday, April 2, 2014

Temukan dan Sembuhkan Pasien TB !


Saat BW (blog walking), saya menemukan informasi lomba di blog mak Indah Juli. Sebagai blogger sekaligus warga negara yang baik #halah#, saya terpanggil untuk ikut berpartisipasi. Yaah selain mupeng juga dengan hadiahnya #jujur#.

Kebetulan saya adalah seorang farmasis yang bergerak menjadi praktisi di sebuah apotek swasta. Tentu dong sangat dekat dengan dunia penyakit dan obat-obatan. Tantangan ini membuat saya ingin mempelajari lebih jauh tentang TB, dan menuangkannya dalam tulisan blog. Selain itu, tentu sangat bermanfaat bagi dunia saya sebagai praktisi kesehatan.

Ibu-ibu seperti ini sering kujumpai


Sebagai seorang ibu, saya akrab dengan istilah flek paru. Walaupun pada kenyataannya tak ada satupun dari anakku yang terkena flek, namun momok ini sempat menghantuiku saat anak-anak masih kecil. Saat itu si no 3 masih batita. Badannya mulai mengurus dan batuk terus menerus. Setelah konsul dengan dokter, disarankan untuk periksa lab dan rontgen. Sekalian juga si nomer dua yang kurusan juga kuperiksakan.

Merasakan prosesi pemeriksaan, mulai dari mendaftar di BP Paru, duduk mengantri dan menyaksikan beberapa penderita yang sepertinya sudah parah, hingga menanti hasilnya adalah hal yang cukup membuat was-was. Was-was jika anakku positif, was-was jika tertular pasien lain, was-was jika harus melakukan pengobatan yang memakan waktu lama...#duuh kok jadi curhat#.

Alhamdulillah ternyata negatif, namun anakku yang nomer tiga didiagnosa menderita bronchitis. Sejak saat itu sebenarnya saya sudah mengaduk-aduk bahan kuliah masa lalu dan mencari tahu tenang TB paru, bronchitis dan asma.
Tapi sekarang kita bahas TB saja ya...biar nggak oot (out of topic).

Temukan !

“Dalam Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Kemenkes tahun 2002, penyakit TBC merupakan masalah utama kesehatan masyarakat : tahun 1995, hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga menunjukkan bahwa penyakit TBC merupakan penyebab kematian nomor tiga. Tahun 1999, WHO memperkirakan setiap tahun terjadi 583.000 kasus baru TBC, dengan kematian karena TBC sekitar 140.000. Secara kasar diperkirakan setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 130 penderita Baru TBC paru BTA positif. “

Artinya apa?
Sebenarnya (mungkin) banyak penderita TB di sekitar kita dengan fakta mengejutkan ini:
Seseorang yang terdiagnosa TB dengan status TB BTA (Basil Tahan Asam) positif dapat menularkan sekurang-kurangnya kepada 10-15 orang lain setiap tahunnya. Kenyataannya, sepertiga dari populasi dunia sudah tertular dengan TB.
Wow...gak ada yang mau ikutan tertular ‘kan?

Problem utama untuk menemukan adalah karena lemahnya pengetahuan masyarakat terhadap gejala penyakit ini. Di sinilah peran penting para blogger untuk mengedukasi. Bukankah tak akan menemukan jika cirinya saja tidak tahu.

Naah apa gejala utamanya?

Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 (tiga) minggu atau lebih
Masih ada gejala tambahan yang akan memperkuat indikasi bahwa seseorang menjadi tersangka TB #wuih kok agak seram#, ganti istilah suspek TB yang lebih halus.


Gambar dari sini.

Gejala tambahan yang sering dijumpai: dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas dan rasa nyeri dada. Ditambah lagi, badan lemah nafsu makan menurun, berat badan turun rasa kurang enak badan (malaise) berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan deman meriang lebih dari sebulan.

Eh bukan berarti jika menunjukkan gejala demikian sudah positif TB.
Belum saudara-saudara!  Karena gejala-gejala tersebut di atas dijumpai pula pada penyakit paru selain tuberkulosis. Maka diperlukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung.

Begitulah saat di Apotek saya berhadapan dengan pasien yang meminta obat batuk, saya akan bertanya sudah berapa lama batuknya, apakah berdahak atau tidak, dahaknya mengandung darah atau tidak...Jika orang tersebut memenuhi ciri-ciri diatas, maka saya akan sarankan untuk periksa ke Puskesmas atau sarana kesehatan lain.

Apalagi jika terjadi pada balita. Banyak lho orang tua yang datangnya dengan keluhan anak susah makan, berat badan gak naik-naik...eh setelah saya tanya ciri-cirinya, saya dorong untuk konsul dokter tentang kemungkinan terkena flek paru.

Emang apa sih ciri-ciri pada anak?

Yang mencolok adalah berat badan turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas dan tidak naik dalam 1 bulan meskipun sudah dengan penanganan gizi yang baik. Sudah begitu nafsu makan tidak ada (anorexia) dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak naik (failure to thrive). Si dedek juga demam lama/berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifus, malaria atau infeksi saluran nafas akut) dapat disertai keringat malam.

Naah lihat ya, apakah anak atau kemenakan anda menunjukkan ciri yang demikian...!

Kalau dokter atau tenaga medis, dapat juga mendeteksi adanya pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit,  biasanya paling sering di daerah leher ketiak dan lipatan paha (inguinal).

Gejala –gejala lain adalah dari saluran nafas misalnya batuk lama lebih dari 30 hari (setelah disingkirkan sebab lain dari batuk),  tanda cairan di dada dan nyeri dada.
Gejala-gejala dari saluran cerna misalnya diare berulang yang tidak sembuh dengan pengobatan diare, benjolan (masa) di abdomen, dan tanda-tanda cairan dalam abdomen.

O ya, TB ini bukan melulu menyerang paru lhoh, kuman nekat ini bisa mengenai organ yang lain. Adapun gejalanya, tergantung pada bagian tubuh mana yang terserang misalnya :

·        TBC Kulit/skrofuloderma

·        TBC tulang dan sendi : Tulang punggung, Tulang panggul : pincang pembengkakan di pinggul ;Tulang lutut : pincang dan / atau bengkak ;Tulang kaki dan tangan

·        TBC Otak dan Saraf: meningitis, dengan gejala iritabel kaku kuduk muntah-muntah dan kesadaran menurun
·        Gejala mata : Konjungtivitis fliktenularis

·        Tuberkel koroid (hanya terlihat dengan funduskopi )
·        Lain-lain

Gambar dari sini

Eitt jangan ciut dulu, saatnya bukan menciut tapi mari lebih peduli. Jika ada orang di sekitar kita, apakah anggota keluarga, pembantu atau karyawan, kerabat, tetangga yang kita lihat memiliki gejala atau ciri penderita TB, beri motivasi untuk memeriksakan diri.

Sembuhkan!

Mungkin anda pernah mendengar seorang bayi yang harus menjalani pengobatan flek selama 6 bulan ...bahkan setelah selesai kadang masih harus diperpanjang?
Begitulah memang pengobatan TB tidak dalam waktu singkat.

Diantara problem kegagalan adalah pengobatan yang tidak teratur, kombinasi obat yang tidak lengkap dimasa lalu atau ketidak tepatan dosis. Hal ini diduga telah menimbulkan kekebalan ganda kuman TBC terhadap obat Anti–tuberkulosis (OAT) atau Multi Drug Resistance (MDR). Waah ngeri ya kalau kumannya saja sudah kebal!

Setelah suspek dinyatakan positif oleh dokter, maka dokter akan memberikan OAT (obat anti tubercolusis). Pasien harus patuh untuk minum obat secara teratur sesuai dengan dosis terapi.

Biasanya jika pengobatan berhasil setelah pengobatan selama 2-3 bulan, gejala akan berkurang atau bahkan sembuh. Inilah diantara yang menyebabkan pasien menjadi malas mium obat. Padahal sekalipun gejala sudah tidak nampak, pengobatan belum tuntas.

Saat pasien menghentikan minum obat, maka sangat mungkin terjadi MDR itu. Di sinilah peran penting Pendamping Minum Obat (PMO) bagi penderita TB. PMO dapat merupakan keluarga atau tetangga penderita, selama setiap harinya dapat berinteraksi dengan penderita. Tugas PMO adalah mengingatkan untuk minum obat secara teratur dan selalu memberi motivasi untuk minum obat hingga tuntas.
Siap menjadi PMO? Siap dong...!

Apakah penderita TB bisa sembuh?

Tentu saja, selama mematuhi pengobatan dan melakukan kontrol secara teratur serta disertai perubahan pola hidup yang lebih sehat.

Pemerintah memberikan penghargaan kepada pasien yang berhasil sembuh serta PMO dari pasien tersebut. Seperti contoh dalam berita berikut:
 

Masa depan bangsa bertumpu pada generasi muda. Menyiapkan generasi muda yang sehat jasmani dan ruhani serta mentalnya, bermula juga dengan menciptakan lingkungan sehat yang bebas TB. Maka menemukan dan menyembuhkan penderita TB adalah kemestian bagi setiap warga negara yang peduli.

So. temukan sekarang juga 
dan dampingi untuk menyembuhkan.

21 comments:

  1. ini yang saya suka dari seorang farmasis, mereka tidak sembarang memberi obat, tapi akan menyesuaikan gejala penyakit seseorang, saran2 dari farmasis ini sangat membantu tindakan tepat utk masalah kesehatan...sukses utk lombanya mbak ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih banyak dukungan dan doanya. ikutan yuuk

      Delete
  2. Iya.. aku juga lebih suka beli obat di apotik itu krn bisa nanya2 yg mana obat yg cocok (*main ikutan aja komen di atas..hahaha)

    ReplyDelete
  3. wah emang ya kalo ahlinya tu bisa njelasin enak dan gamblang hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi ayoo ikutan maak...lewak mbak google semua jadi ahli deh

      Delete
  4. suksek buat lombanya ya mak... :) memang TB harus segera ditemukan dan disembuhkan mak

    ReplyDelete
  5. jadi ngeri juga kalau baca tentang kuman TB yang resisten.. :'(
    tetapi dengan adanya gerakan blogger peduli TB ini Indonesia bisa mengurangi penyebaran TB di Indonesia..

    sukses ya bu untuk kontesnya.. :)

    ReplyDelete
  6. mak ida, aku ikutaan juga :)

    ReplyDelete
  7. harus lebih memperhatikan keadaan sekitar juga ya teruatam keluarga mengenai ciri2 TB takutnya kena

    ReplyDelete
  8. thanks for sharing bu,,, semoga tulisan2 peserta yg ikut lomba ini bisa jd inspirasi pembaca blog yaa bu :) hehe draft saya masih setengah, masih cari2 materi lg :D sukses ngontesnya ^^

    ReplyDelete
  9. Terima kasih sharingnya ibu farmasis
    btw, suka deh dengan gambarnya :))

    ReplyDelete