Saya punya seorang teman,
profesinya perawat. Ia sangat perhatian dalam urusan kesehatan. Kebetulan
putranya yang masih bayi didiagnosa flek paru dan mendapat pengobatan selama 6
bulan.
Ia menduga, putranya tertular
dari tetangga dekat rumahnya, sebut saja mbah Wongso, seorang kakek yang
menderita TB, tapi susah diajak berobat.
Dokpri |
Pada suatu hari ia
terlupa memberikan obat untuk anaknya, saking situasinya memang sedang rumit. Kulihat
kepanikan yang amat sangat.
“Aku khawatir anakku
resisten obat.....”
Heh, resisten?
Saya jadi penasaran
dengan kata yang menjadi ‘momok’ dalam dunia pengobatan ini.Banyak orang awam
yang tidak mengetahui betapa ‘merepotkan’ saat seseorang resisten terhadap
suatu obat. Eh sebenarnya bukan orang itu, tapi kuman yang menyerangnya itu
yang mengalami resistensi.
Lho apa sih makna dari resisten obat itu apa sih?
Resistensi obat adalah
perlawanan yang terjadi ketika bakteri, virus dan parasit lainnya secara bertahap kehilangan kepekaan
terhadap obat yang sebelumnya membunuh mereka. Saat obat lebih banyak
digunakan, risiko resistensi obat meningkat karena kasus penggunaan antibiotik
yang tidak tepat atau putus obat meningkat.
Pada pengobatan yang
berkesinambungan dalam waktu lama seperti pada kasus TB, ancaman resistensi
obat sangat mungkin terjadi.
Dokpri |
Dokpri |
Berikut fakta resistensi terhadap obat TB di Indonesia:
Credit |
Resisten terhadap obat TB
dapat digolongkan menjadi 3:
1. TB
Resisten obat adalah TB yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis yang telah mengalami resisten terhadap
OAT.
2. TB-MDR
atau Multi Drugs Resistant Tubercolusis
adalah TB resisten terhadap 2 obat potensial INH dan rifampisin atau obat lini
pertama lainnya.
3. Extensively Drugs Resistant
Tuberculosis adalah TB MDR yang disertai kekebalan
pada obat lini kedua yaitu golongan fluorokuinolon dan setidaknya satu obat anti
TB lini kedua suntikan yaitu kanamisin, kapreomisin dan amikasin.
Credit |
Bagaimana Resistensi
terjadi?
Hal tersebut dapat terjadi
karena:
1. Terlambat
mendiagnosa dan isolasi penderita MDR-TB
2. Pemberian
obat yang tidak tepat yaitu pasien tidak menyelesaikan pengobatan yang
diberikan
3. Petugas
kesehatan memberikan pengobatan yang tidak tepat, baik paduan, dosis, lama
pengobatan dan kualitas obat.
Dokpri |
Dokpri |
Siapa saja yang dapat
terkena TB Resisten, MDR-TB atau XDR-TB?
Resistensi tersebut dapat
mengenai siapa saja, akan tetapi biasanya terjadi pada orang yang:
- Tidak menelan obat TB secara
teratur atau seperti yang disarankan oleh petugas kesehatan
- Sakit TB berulang serta mempunyai
riwayat mendapatkan pengobatan TB sebelumnya
- Datang dari wilayah yang mempunyai
beban TB Resistan obat yang tinggi
- Kontak erat dengan seseorang yang
sakit TB Resistan Obat.
Dalam video penyuluhan yang dibuat oleh
TB-Indonesia bekerjasama dengan USAID, diceritakan tentang Chasanah yang
menderita MDR-TB, bukan karena tidak patuh minum obat, tetapi karena tertular
kuman MDR-TB. Chasanah berobat setiap hari untuk mendapat penyembuhan di RS
Persahabatan demi menyelamatkan hidupnya.
Video dapat dilihat di sini.
Video dapat dilihat di sini.
Itulah yang saya sebut lebih merepotkan, karena butuh waktu lebih
lama dan biaya yang lebih banyak. Jika pengobatan TB biasa hanya membutuhkan
waktu 6 bulan, maka pada MDR-TB membutuhkan waktu 18-24 bulan. Obatnya juga
berbeda dan lebih mahal. Lebih mahalnya sampai 100x lipat!
Huwaa...!
Yang lebih sulit adalah menyembuhkan TB
XDR, karena kuman telah kebal terhadap obat lini kedua.
Kabar baiknya, deteksi TB-MDR dengan
metode GeneX-pert hanya membutuhkan waktu 2 jam. Dulunya pemeriksaan lab ini
membutuhkan waktu 8 minggu. Waktu bagi penyembuhan TB sangat berharga, karena
selama belum diobati sangat mungkin menularkan ke orang lain. Pemeriksaan lab
dengan Gene Expert dapat dilakukan di 17 tempat di Indonesia.
Mengingat bahayanya TB Resisten dan MDR-TB,
maka pasien, PMO dan tenaga medis harus benar-benar memahami agar tidak terjadi
kasus MDR-TB ini. Pemerintah telah menjalin kerjasama dengan USAID untuk
penanganan TB Reisten dan MDR-TB yang tepat dan juga tujuan penanganan TB yang
lebih baik di Indonesia.
Credit |
Dilakukan berbagai cara untuk
menanggulangi dan mencegah TB Resisten Obat/ MDR-TB diantaranya dengan dukungan
politis, memperbaiki fasilitas rumah sakit, mengadakan pelatihan dokter dan
paramedis di sektor negeri maupun swasta, bekerjasama dengan produsen obat yang
beredar di Indonesia agar memproduksi obat TB yang berkualitas terjaga
ketersediaannya.
Diantara kunci penyembuhan Resistensi
obat adalah cepatnya diagnosa, pengobatan yang tepat, ketersediaan obat dan
kepatuhan pasien.
Dokpri |
Terkait dengan kepatuhan minum obat,
perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1.
Motivasi yang kuat dari
penderita untuk sembuh. Hal ini membutuhkan dukungan psikososial dari orang di
sekitarnya.
2.
Pendampingan minum obat
untuk mencegah lupa, malas atau jenuh minum obat. Termasuk mengontrol
persediaan obat.
3.
Membuat cara-cara khusus
untuk teknis mengingat waktu minum obat seperti membuat tulisan jam minum obat
yang ditempelkan di pintu kamar, pintu almari, pintu kulkas atau tempat yang
mudah dilihat setiap waktu. Dapat pula membuat alarm waktu minum obat yang
berulang dengan weker atau HP.
Kembali ke kisah temanku tadi, akhirnya
ia dan suaminya membujuk anak-anak mbah Wongso untuk mau mengantarkan embahnya
menjalani pemeriksaan dan melakukan pengobatan. Alhamdulillah mbak Wongso mau berobat.
Yaah, tak mungkin ia pindah rumah karena
terlanjur tinggal di situ. Padahal ia tak ingin kejadian berulang anaknya
tertular atau tetangga lain tertular.
Bukankah memang demikian, kita harus peduli untuk menemukan pasien TB dan mendampingi, memotivasi, menfasilitasi pengobatan yang hingga tuntas. Demi Indonesia yang lebih baik dan bebas TB Resisten.
Bukankah memang demikian, kita harus peduli untuk menemukan pasien TB dan mendampingi, memotivasi, menfasilitasi pengobatan yang hingga tuntas. Demi Indonesia yang lebih baik dan bebas TB Resisten.
Dokpri |
Sumber:
maakk.. yang gambar siapa?? lucu banget... :D
ReplyDeleteanakku...emang yang terakhir bikin ngikik
Deleteha..ha...gambare petan berjama'ah. lucu maaak :)
ReplyDeletepijetan mak...
DeleteWkwkwkwk mbah wongso iku sopD
ReplyDeletekereeennnn ^^
makasih kunjungannya mak suria
ReplyDeletesukaaa banget sama ilustrasinya mak:D
ReplyDeletehihi iya...aku jga sukaa
DeleteHahaha yang terakhir bikin ketawa :))
ReplyDeleteiya mak...biar gak sereem...
Deleteilustrasinya lucunya mak :D
ReplyDeletemakasih mak...
Deletewah lucu ilustrasinya ... semoga sukses ya mbak Ida
ReplyDeleteamiin, makasih doanya mak
DeleteBagus sekali tulisan dan ilustrasinya saya akan pertimbangkan tulisan mbak untuk dinominasikan sebagai juara serial #4 lomba ini
ReplyDeletealhamdulillah....makasih ya
DeleteAkhirnya bisa juga kesini. Penasaran sama ilustrasinya. Bikin buku cerita keren lo mak :))
ReplyDeletehehe mak Lusi...produsernya lagi sibuk TA....
DeleteIbu, izin share ilustrasinya ya, terima kasih Bu :) Btw tulisannya sangat bermanfaat Bu hihi
ReplyDelete