“Bapak Ibu perhatikan bangunan ini...usianya sudah ratusan
tahun, arsiteknya sudah lama meninggal namun karyanya masih kokoh berdiri.
Mengapa? Karena ada kejujuran saat membuatnya. Arsitek dan pembangunnya membuat
bangunan ini sesuai standarnya. Lain betul dengan beberapa sekolah buatan anak
negeri, yang baru belasan tahun sudah hancur. Pembangun dan arsitek masih hidup
dan bangunannya sudah rusak. Kejujuran akan membuahkan karya monumental yang
melampaui umur manusia itu sendiri....”
Itu sambutan Kang Aher saat acara makan malam di akhir bulan
Mei 2014.
mejeng sebelum makan |
Nasib membawaku untuk menginjakkan kaki di salah satu cagar
budaya Bandung, Gedung Pakuan
Ya, kami rombongan yang diundang makan malam oleh
Gubernur Jabar Kang Aher yang menempati rumdin Gedung Pakuan.
Terkagum-kagum saya dengan bagunan megah gaya arsitektur Indische
Empire Stijl yang anggun
monumental. Pilar bulat, atap yang tinggi dan
pintu yang berukuran besaar...
Gedung Pakuan terletak di ujung utara Jalan Oto
Iskandardinata, Bandung. Secara administratif termasuk Kelurahan Pasir Kaliki
Kecamatan Cicendo, berbatasan langsung dengan wilayah Kelurahan Babakan Ciamis,
Kecamatan Coblong, dan secara resmi menjadi rumah dinas gubernur Jawa Barat.
Gedung Pakuan didirikan
sehubungan dengan perintah Gubernur Jenderal Ch.F.
Pahud karena
pemindahan ibukota Karesidenan
Priangan dari Cianjur keBandung. Tetapi pemindahan ibukota karesidenan
itu baru dapat dilaksanakan oleh Residen Van
der Moore pada tahun 1864,
setelah Gunung Gede meletus
dan menghancurkan Kota Cianjur. Mulai dibangun pada tahun 1864 sampai selesai
pembangunannya pada tahun 1867.
Selama pembangunan Gedung Pakuan (1864-1867), telah dikerahkan
sejumlah anggota Genie Militair Belanda, yang dibantu oleh R.A.
Wiranatakusumahyang dikenal dengan sebutan Dalem Bintang. R.A.
Wiranatakusumah merupakan Bupati Bandung ke-8 yang memerintah antara tahun
1846-1874. Ia mengerahkan penduduk dari kampung Babakan
Bogor (sekarang Kebon
Kawung) dan Balubur Hilir yang kini terletak di depan kediaman resmi Panglima Kodam III Siliwangi di Bandung. Atas jasa tersebut,
penduduk yang terlibat dalam pembangunan tersebut dibebaskan dari pajak.
Bersama Ibu Nety, dimana saya? |
Sejak zaman Hindia Belanda, konon gedung ini
banyak dipakai untuk menjamu para tetamu terhormat, kepala negara, politikus,
seniman dunia.
Tamu penting
internasional yang pernah berkunjung ke sini adalah:
·
Raja Siam Somdet Phra Paramendr Maha Chulalonkorn pada tahun 1901
·
Perdana Menteri
Perancis Georgeos
Clemenceau yang
berkunjung ke Bandung tahun [1921]
·
Charlie Chaplin dan Mary
Picford pada tahun 1927.
·
Andreas
Segovia, sempat memetik dawai gitarnya di depan Residen Priangan
beserta tamunya.
·
Sri Ratu
Belanda Juliana beserta Pangeran Bernhard berkunjung pada tahun 1971. Mereka
sangat terpesona menyatakan kepada tuan rumah, agar bangunan lama dengan gaya
arsitektur Da Indische Empire Stijl yang langka itu dapat dipertahankan,
dipugar dan dilestarikan.
Sejarah bandung adalah
sejarah Konferensi Asia afrika. Ketika Konferensi Asia
Afrika berlangsung tahun 1955,
sejumlah tokoh, pimpinan negara-negara Asia Afrika singgah
untuk beristirahat di Gedung Pakuan, diantaranya:
·
Jendral Carlos
P. Rumulo dari Filipina
·
Pangeran Norodom
Sihanoouk dari Kamboja
·
Perdana Menteri RRC, Zhou Enlai
Pada kunjungannya tahun
1955, PM India, Jawaharlal Nehru sempat menyatakan dalam pidatonya
bahwa Bandung adalah ibukota dari Asia Afrika.
Pada tahun 2005 yang lalu, gedung ini juga dijadikan
sebagai tempat jamuan makan siang para kepala negara, pemerintahan dan delegasi
negara-negara Asia Afrika dalam rangka acara peringatan 50 Tahun Konferensi
Asia-Afrika.
“Dulu, hanya orang-orang tertentu yang masuk ke ruang
pertemuan ini. Sekarang ruangan ini bisa diakses siapa saja. Bukan hanya
pejabat atau orang penting, semua boleh menggunakan ruangan ini...”
Begitu kata Kang Aher.
Hehe termasuk saya yang bukan siapa-siapa.....
Hihihi |
waa... saya blum pernah masuk ke gedung pakuan...
ReplyDeletehihi duluan saya mak...
DeleteSubhanalloh......seneng bgt kyk nya? Saya aja urang bandung, blom pernah mak menginjak gedung pakuan, apalagi masuk dan makan.....hehehe....:-)
ReplyDeleteberuntung dong sayah...
DeleteDalam rangka apa Mbak? datengnya rombongan gitu.
ReplyDeleteAlhamdulillah saya yg orang Bandung udah pernah mampir ke sana. :D
iya habis training....
DeleteGedung Peninggalan Belanda keren2 ya mba..
ReplyDeletebangunan bagus dan kokoh...
Deleteenak ya kumpul2,,,ajang silaturahmi mak,,tempatnya juga enak tuh,,,
ReplyDeletebener banget apalagi makan gratis
DeleteCuma sampe parkiran, aja. Waktu masih SMP kalau ga salah pas periodenya R. Nuriana. Waktu itu ayah saya pernah kerja di sana.Ceritanya, mampir karena ada sesuatu dokumen yang harus diberesin. Abis gitu, pulang. SAya mah nunggu aja di mobil. Nyesel ga ikut masuk hehehe.
ReplyDeletesekarang cari alasan apa ya mak
DeleteAsiknya bisa masuk ke tempat2 bersejarah :))
ReplyDeleteya Mak....bukan hanya mengingat, tapi dapat merenungi dan meresapi
Delete