Saya pernah menulis di fb tentang Revo dan kentut besarnya.
Saat itu saya terkesan dengan pilihan sikap Revo. Saya ulangi deh ceritanya.
Kami sedang di sebuah toko, memilih mainan untuk hadiah ultah teman Revo.
Tiba-tiba ia berkata," Sebentar Mi..."
Tentu saja saya kaget dan melihat kemana ia berlari.
Tentu saja saya kaget dan melihat kemana ia berlari.
Revo hanya keluar ke halaman toko. Berdiam sebentar di bawah terik matahari. Kemudian berlari balik ke tempat saya masih terlongong.
Ia lantas berbisik di telingaku:
"Umi, aku tadi kentut dulu..."
"Ooh anak pintar, anak sopan " sambil kuacungkan jempol.
"Umi, aku tadi kentut dulu..."
"Ooh anak pintar, anak sopan " sambil kuacungkan jempol.
Yah sebagaimana anak biasa lainnya, Revo tidak selalu sopan. Kadang ada tingkahnya yang kurang berkenan di hatiku. Dan tentu saya akan menegurnya dengan cara yang sebaik mungkin menurut situasi dan kondisi.
Dokpri |
Terkadang saya melihat ada orang tua yang kalah kuasa dari anaknya.
Seorang ibu muda pembeli di apotek, tidak berkutik ketika anaknya meminta ini itu. Mula-mula anak ini minta vitamin kunyah. Setelahnya ia minta permen yang berharga cukup mahal.
Ibunya lantas mengeluh bahwa anak ini selalu demikian. Jika tidak dituruti akan marah dan mengamuk. Kadang mogok makan.
Saat si anak menarik-narik tangan ibunya untuk pulang, sang ibu terpaksa menurutinya sekalipun urusannya belum selesai. Benar-benar kulihat ia dalam kendali anaknya.
Pada kesempatan lain saya menyarankan pada si ibu untuk ikut pengajian atau klub parenting di tempat saya. Menurut saya, apa yang terjadi pada si anak bermula dari kesalahan ibu. Hehe salah asuhan lah.
"Maaf bu saya tidak bisa. Kalau saya bawa dia, saya hanya akan sibuk bolak-balik ke warung karena ia selalu minta jajan ini itu. Apalagi jika sedang diajak pergi."
"Ibu beli jajannya saat berangkat dan sebagian dijanjikan saat pulang kalau ia berlaku manis..."
" Tidak bisa bu. Dia diajak acara PKK yang cuma sebentar saja malah rewel bikin malu karena minta ini itu apalagi pengajian yang agak lama....:
Kulihat nada putus asa pada alasannya.
Kulihat nada putus asa pada alasannya.
Di kasus lain ada orang tua yang lebih permisif lagi. Dua anak lelakinya heboh luar biasa. Mau di rumah, di sekolah atau sedang bertamu, sama saja.
Ada saja ulah mereka yang menyisakan kekacauan.
Ada saja ulah mereka yang menyisakan kekacauan.
Kulihat pangkal masalahnya adalah sikap orang tua.
"Jangan begitu to le..."
Sudah. Saat anaknya tidak patuh atau tidak mendengarkan, si ibu tidak melanjutkan.
"Maaf bu, tolong anaknya diingatkan..." kataku saat si anak sudah sangat mengganggu forum.
"Lha sudah kan bu, tapi dia enggak nurut"
Hadeuh.
"Lha sudah kan bu, tapi dia enggak nurut"
Hadeuh.
Sebenarnya bagaimana sikap orang tua dalam mengajar sopan santun pada anak? Dan mulai kapan?
Mulai kapan adalah sejak sedini mungkin. Anak meniru dan belajar dari orang tua dan sekitarnya.
Perlakukan anak dengan sopan sebagai individu. Jangan karena masih kanak-kanak maka orang tua dan lingkungan mengabaikan dan memperlakukannya seenaknya.
Perlakukan anak dengan sopan sebagai individu. Jangan karena masih kanak-kanak maka orang tua dan lingkungan mengabaikan dan memperlakukannya seenaknya.
Bagaimana sih memperlakukan seenaknya itu?
Misal nih, ada anak giginya ompong. Lalu orang dewasa menyapanya:
"Yee siapa nih namanya yang giginya ompong...?"
Kali lain si anak melihat ada orang dewasa yang giginya ompong. Lalu ia menyapa:
"Bapak siapa namanya yang giginya ompong?"
Lantas orang akan mengatai dia sebagai anak yg tidak sopan.
Kali lain si anak melihat ada orang dewasa yang giginya ompong. Lalu ia menyapa:
"Bapak siapa namanya yang giginya ompong?"
Lantas orang akan mengatai dia sebagai anak yg tidak sopan.
Atau ibu yang menegur dan membentak anaknya di depan orang banyak. Lantas anak meniru memanggil ibunya dengan suara keras, ibunya mengatakan bahwa si anak itu tidak sopan karena membentak ibunya di depan orang banyak.
Yah logikanya kalau si ibu saja tidak malu membentak anak di depan orang banyak, maka kira-kira ia mudah membentak anak di rumahnya sendiri.
Ada saja orang tua yang enggan minta maaf pada anak saat berbuat salah, tetapi selalu menuntut anak untuk minta maaf.
Intinya pertama adalah sejak dini perlakukan anak dengan sopan dan menxontohkan bersikap sopan kepada siapapun. Itulah keteladanan.
Kedua, berikan arahan. Bisa jadi anak berlaku tidak sopan karena belum tahu cara lain yang lebih sopan.
Misal ia salim jabat tangan dengan tangan kiri, lalu kita kasih contoh dengan tangan kanan.
Misal dia merebut mainan, kita ajari untuk meminjam dengan baik-baik.
Jika kita akan mengajak anak ke suatu acara penting, dari awal beritahukan dan contohkan bagaimana nantinya harus bersikap.
Jika kita akan mengajak anak ke suatu acara penting, dari awal beritahukan dan contohkan bagaimana nantinya harus bersikap.
Berikan gambaran situasinya nanti dan siapa saja yang akan hadir, bagaimana ia berlaku dsb.
Ketiga, memakai sarana cerita atau analisa kasus.
Suatu ketika kami sedang di sebuah pet shop. Anak pemiliknya seusia dengan Revo. Ia berjingkrak-jingkrak dari satu kursi ke kursi yang lain. Ia mendominasi meja karyawan hingga mereka terganggu pekerjaannya.
Saat saya berbisik:
"Po, itu ada anak kecil seperti kamu..."
"Enggak, " tolak Revo "Dia enggak sopan. Aku kan enggak lompat-lompat di kursi...."
"Oh iya benar..." kataku penuh syukur.
"Po, itu ada anak kecil seperti kamu..."
"Enggak, " tolak Revo "Dia enggak sopan. Aku kan enggak lompat-lompat di kursi...."
"Oh iya benar..." kataku penuh syukur.
Walaupun pada masa kecilnya Revo pernah lakukan hal yang serupa. Rupanya ia sudah tidak ingat masa-masa itu.
Dialog kita dengan anak saat melihat kasus itu akan membentuk kefahaman anak.
Keempat dengan reward dan punishment.
Berikan penghargaan pada anak atas setiap kesopanannya. Dan kita juga bisa mensepakati hukuman untuk ketidak sopanan. Tapi sebaiknya hukuman memang disepakati agar orang tua tidak terjebak pada hukuman yang emosional.
Berikan penghargaan pada anak atas setiap kesopanannya. Dan kita juga bisa mensepakati hukuman untuk ketidak sopanan. Tapi sebaiknya hukuman memang disepakati agar orang tua tidak terjebak pada hukuman yang emosional.
Kelima dengan doa.
Yakinlah doa orang tua itu "bekerja" dengan cara yang istimewa.
Telah banyak bukti keajaiban doa. Anak-anak bersama kita tapi jiwa mereka digenggam Sang Pemilik. Mohon kepada Allah untuk menjaga dan menuntun anak kita.
Yakinlah doa orang tua itu "bekerja" dengan cara yang istimewa.
Telah banyak bukti keajaiban doa. Anak-anak bersama kita tapi jiwa mereka digenggam Sang Pemilik. Mohon kepada Allah untuk menjaga dan menuntun anak kita.
Semoga lima hal diatas dapat mengantarkan kita mendidik anak-anak yang sopan.
Amiin.
Amiin.
makasih ya mba, atas sharingnya. Mengajarkan anak sopan santun memang sangat perlu. dan contoh yg paling nyata adalah orangtuanya
ReplyDeleteMakasih kunjungannya Santi Dewi
DeleteIya bunda, sebaiknya memang untuk pengajaran tentang akhlak dimukai sejak dini. Walaupun kita harus berulang-ulang mengingatkan.
ReplyDeleteMakasih buat sharingnya, jazaakillah khair sudah mengingatkan
Iya makasih juga sudah berkunjung
Delete