Oleh : Ida Nur Laila
Ada orang yang egosentris. Bukan egois lho. Kira-kira maksud egosentris itu, dunia seolah berpusat padanya. Semua orang ada dan terlahir untuk melayaninya...hehe. jadi jika bersama orang yang demikian, siap-siap saja untuk selalu dimintai tolong. Misal ,
“ Tolong dong kalau ambil makan sekalian ambilin air untukku.”
“Aaduh kakiku pegel, tolong dong pijitin...”
“Kalau angkat jemuran sekalian ya...”
“Tolong dong ambilin barang itu...”
“ Kalau keluar sekalian nitip beliin...”
“aku duluan dong ke tolietnya..”
“anterin aku dong, mau belanja...”
“titip barang ya, tas dan koperku penuh nih...”
“ bawain dong barangku, berat sekali nih...”
Bla..bla..
Hihi...
Kalau kebetulan sekamar dengan orang yang demikian, bersyukurlah karena terbuka ladang amal sholih yang lebih banyak.Banyak menolong orang, juga pahala shabar lebih banyak, insya Allah.
Ada sedikit cerita lucu ketika membagi kamar hotel di Madinah. Setelah pengalaman dengan teman sekamar di Syauqiyah, rupanya ada juga yang tidak cukup memiliki stok keshabaran, hingga ingin bertukar teman. Atau temannya memang kebangetan. Maka pesan sponsor atas rencana pembagian kamar pun sudah bergulir sejak masih di Syauqiyah. Minta ganti teman sekamar.
Giliran sampai di hotel Madinah al Mubarak, ternyata tidak semua usulan diacc oleh pengelola travel. Maka malam itu menjelang jam 23.00, baru sampai di madinah, terjadi sedikit kehebohan.
“ Saya kan sudah pesan agar tidak sekamar dengan dia, kenapa masih sekamar juga....”
“Kenapa saya sekamar dengan nenek-nenek semua...”
“ Itu teman sekamar saya bawa temannya yang dari kamar lain...tidak mau dipisah, jadi kamar kita penuh dong sekamar berlima, sementara sebelah jadi cuma bertiga...”
“ Kami kan sudah pesan sekamar bertiga, kami ini keluarga, jangan memecah keluarga dong...”
Hehe pengelola yang puyeng.
Memang cerita tentang teman sekamar ini sudah ada sejak di syauqiyah. Ada orang yang jorok, ngejemur pakaian dalam di sembarang tempat, dikamar mandi, di jendela bahkan di meja kamar.Ada yang membiarkan barangnya berantakan mengganggu rekan yang lalu lalang. Ada yang tidak pernah mengguyur wc. Ada yang mandinya luamaa banget. Ada yang meninggalkan pakaian kotor sembarangan. Ada yg suka menumpuk makanan hingga basi, meminjam barang tanpa ijin...wah. Ada lagi teman sekamar yang kerjanya ngajak ngerumpi, provokatif, kritikus...namanya beragam orang, tentu beragam karakter.
Mau memberi nasehat, sudah sama besar dan dewasa. Berulang memberi nasehat juga enggan, mana baru kenal belum tahu wataknya.padahal, keadaan teman sekamar kadang eh sering mempengaruhi suasana hati dan fikiran.
Jika anda berangkat berhaji, bersiaplah untuk menerima karakter teman sebaik apapun, atau seaneh apapun. Tidak perlu menuntut orang lain untuk berubah demi kita. Kitalah yang harus merubah diri kita agar bisa berteman dengan siapapun. Agar tidak terganggu oleh karakter seperti apapun. Berusahalah agar kita bisa menjadi teladan kebaikan bagi yang lain, cahaya akhlaq yang menerangi.
Jika melihat kita, orang lain hanya melihat kebaikan. Jika bicara dengan kita, orang akan menjaga diri bicara dengan sopan, jika bicara di depan kita selalu yang baik, jika ada kita mereka enggan melakukan keburukan, jika bersama kita mereka suka melakukan kebaikan.
Misal saja, aturlah barang anda dengan rapi dan enak dipandang, tempat tidur anda selalu bersih dan rapi. Jika ada orang yang berantakan, anda suka membantu merapikan. Aturlah jadwal harian anda senormal mungkin. Kalau saat teman istirahat, jangan membuat keributan di kamar. Jika saat beraktivitas, jangan justru tidur terus. Milikilah persediaan makan dan alat mandi yang berlebih, jadi bisa menawari jika ada yang membutuhkan. Jika ada janjian kumpul, jangan telat dan membuat orang lain menunggu. Jika berkomentar, yang baik saja, jika tertawa jangan terlalu keras. Jika tidur, jangan mendengkur, eh. Sediakan diri untuk membantu kerepotan teman, menawarkan bantuan tanpa diminta....yah berlatihnya sejak kita di tanah air, karena disana kita menjadi apa adanya, tak bisa bersandiwara.
Jika nasib membawa anda pada teman sekamar yang jorok dan merepotkan, katakan saja..”Allahumma...rapopo...”. Tentu dengan hati yang ikhlash.
Bersambung....
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete