“Sesungguhnya Allah
tidak melihat kepada jasad-jasad kalian dan tidak juga kepada rupa-rupa kalian
akan tetapi Allah melihat kepada hati-hati kalian (dan amalan-amalan kalian)” (Hadits Riwayat Muslim).
“ Di
tanah suci ini, ada banyak keistimewaan. Diantaranya ya ibu-ibu, memakai kucir
di jilbabnya, atau memakai bunga di atas kepalanya dan tidak malu. Coba kalau
di tanah air, mungkin tidak ada yang mau...”
“ Bapak-bapak
ini, pergi ke Mall, memakai pakaian ihram, juga biasa saja...hanya ada di tanah
suci semua pengecualian ini...”
Memang
jika kita ziyarah ke Mekkah dan Madinah, merasakan nikmatnya bebas
berpenampilan, selama menutup aurot tentu.
Tak
ada yang merepotkan penampilan kita. Apakah serasi atau tidak. Mahal atau murah....
Kebanyakan
perempuan Arab memakai baju gamis
hitam-hitam dan juga bercadar. Adapaun para peziarah, jamaah haji ataupun
umroh, banyak yang ikut-ikutan mengenakan baju hitam –hitan dan kerudung hitam.
Biasanya tanpa cadar, hanya memakai masker pada saat-saat tertentu.
Aku
juga demikian. Kubawa 7 baju, dua pakaian serba putih, empat gamis hitam dan
satu baju abu-abu. Jadi sepertinya aku tak pernah ganti baju ya...
Orang
Afrika memakai kerudung warna-warni, orang Turki, dan Timur tengah lain susah
dibedakan dengan orang Arab lantaran bajunya juga hitam. Orang-orang Eropa dan Rusia
memakai gamis, ada yang warna gelap dan ada yang cerah. Kerudung mereka kecil
dan jarang berkaus kaki.
Orang
indonesia suka baju putih-putih, kerudung putih atau juga pakai batik.
Orang
India, Pakistan, Banglades, memakai gamis atau kadang baju berlilit kain
panjang bermotif.
Sepertinya
berpakaian menjadi sesuatu yang mudah.
Saya
membayangkan di tanah air, apalagi mau kondangan, betapa repotnya orang
memikirkan penampilan.
Lalu
saat berbaris dalam shof sholat, kami berdiri dalam keragaman cara menutup aurat
dan cara sholat.
Kami
saling tersenyum dan memaklumi perbedaan
tatacara sholat. Saling merapat dan bertautan kaki.
Sungguh
nikmat memahami bahwa Allah melihat pada hati-hati kami dan bukan pada
penampilan kami. Bukan berapa mahal
harga rukuh bordir dari sutra, atau sekedar potongan kain tidak berjahit yang
dikenakan dengan dibelit-belitkan saja.. ...
Apalagi
dengan cuaca kering di sana, kita nyaris tidak berkeringat dan tidak berbau
badan walaupun jarang mandi atau jarang ganti baju. Makin sempurnalah
kenikmatan itu.
Jadi
untuk anda yang akan berangkat berhaji atau berumroh, jangan pernah risau
dengan penampilan.
Ok ?
Nice blog Ibu..tetap semangat and keep blogging
ReplyDeletemakasih kunjungannya
DeleteBener banget, Mak. Aku umroh cuma bawa baju dikiit. Cuma 7 biji; gamis hitam 2, baju putih umroh 2, gamis biasa 1. Bawa juga daster buat tidur di hotel, cuma 2. Hihihi, jadi selama di hotel ya dasternya itu-itu aja. :D Keluar pun nggak pake kerudung yang ribet-tibet. Kerudung segi empat cuma bawa satu buat berangkatnya karena pake seragam umroh. Sisanya ya cuma bergo gede-lebar, biar sekalian bisa dipake sholat. Jadi aku sholat jarang bawa abaya/mukena. Pakenya ya gamis-gamis itu. :) Simpel banget. Nggak pake dandan juga. Enak.
ReplyDeleteJadi kangen Makkah. Belom bikin tulisannya juga nih udah bbrp bulan yg lalu perginya. :)
yuuk mak bikiin...pengalaman kita mirip yaa...
DeleteSubhanallah... Melihat fotonya... benar-benar membuat saya ingin sekali berada disana. Cerita tentang keragaman pakaian ini menarik, bagaimanapun juga pakaian asalkan syar;i sudah cukup, mau menggunakan motif bunga-bunga kah, atau kupu-kupu kah, atau bunga-bunga yang ada ulatnya kah, kesemuanya merupakan kebebasan dan warna dalam berislam.. Salam kenal, dari owner mystupidtheory. :D
ReplyDeletehaha...ada ulatnya ada kepompongnya....makasih kunjungannya.
DeleteBarangkali membutuhkan,
ReplyDeletekonveksi seragam umroh, kantor dan sekolah. Harga murah dijamin kualitas memuaskan.
www.konveksimuslim.alhasanu.com
Allah pun tak perlu make up. Ini saya sadari saat saya wudhu di tanah air... Mau pun nanti pasti saat umroh. Ya Allah segerakan kami... Bismillah.
ReplyDelete