Catatan 1. Keberangkatan.
Bandara Jogja |
Daku belum pernah ke
Singapura. Hey, banyak orang yang belum pernah kesana, jadi itu info gak
penting amat. Eh iya ini info pentingnya, pagi ini daku berangkat ke Singapura.
Yaah setidaknya info ini penting bagiku dan keluargaku sendiri.
Singapura, sering kudengar
dan sepertinya menarik, oleh karenanya daku sungguh menantikan saat ini.
Perjalanan tak sengaja ini bermula dari permintaan untuk seminar di Johor.
Karena lebih dekat dengan Singapura dari pada KL, maka kami berangkat H-1 agar
dapat menginap barang semalam di Singapura.
Untuk perjalanan kali ini daku
nyaris tidak melakukan persiapan yang serius. Sepekan sebelumnya daku sempat
jatuh sakit, kecapekan. Flu berat dan tensi naik tinggi. Beberapa hari tidak
masuk kerja, namun aktivitas lain jalan terus. Alhamdulillah tadi malam
tensi sudah normal, tidak pusing lagi, namun batuk sepertinya memasuki fase
parah. Dinikmati saja. Tentu tidak lupa ada beberapa obat sebagai camilan
perjalanan. Ha ha camilan euy!
Tiket pesawat Air Asia jam
07.25. Suamiku yang sangat hati-hati menjajak berangkat jam 05.15 dari rumah.
Jadinya daku bangun jam 04.00, sholat lalu merebus air untuk membuat teh dan
mandi. Setelah membangunkan anak- anak, daku bersiap, menyampaikan beberapa
pesan dan segera melaju ke bandara.
Sebenarnya agak berat rasa
hati meninggalkan rumah lantaran semalan Revo demam. Saat menidurkan kurasakan
suhu badan Revo meningkat, maka kubujuk untuk minum obat. Celakanya ternyata
obat itu memicu muntah yang menguras isi perut Revo. Setelah muntahnya selesai
maka segera kuulangi minum obatnya. Itu pukul 21.00. Revo dapat terlelap pada
pulul 22 setelah kudongengi, mengaji dan
kubacakan cerita.
Daku lalu on line
menyelesaikan beberapa urusan, termasuk mengelola grup kelas menulis yang baru
kumulai tadi pagi dan telah mendapat warga menulis lebih dari 40 orang. Kuliah
perdana telah tayang dan masih saja ada permintaan untuk jadi warga.
Hingga jam 12 daku masih
menyelesaikan packing baju dan urusan bisnis buku agar nantinya dijalan tak
lagi disibukkan dengan pesanan. Jam 12, Revo terbangun dan
menyusulku, daku segera menggendongnya kembali ke tempat tidur, lalu segera
menidurkannya. Daku ikut terlelap setelah Revo tidur jam 00.30. Alhamdulillah
bangun pagi dalam keadaan yang lumayan baik. Dan segera berkemas seperti telah
kuceritakan di atas.
Bandara jam 6.30 sungguh
sibuk. Ramai seperti terminal saja. Rupanya bandara Jogja memang sudah terlalu
kecil, apalagi untuk sebutan Bandara Internasional. Tepatlah kiranya jika akan
dibangun bandara baru yang lebih besar dan lebih sesuai.
Setelah cetak tiket, menaruh
bagasi, kami menuju ke loket airport tag penerbangan luar negeri. Ternyata
loket buka jam 06.00. Masih ada 14 menit, kami sarapan arem-arem, teh panas
dan martabak di salah satu kafe kecil. Ada seorang ekspatriat yang duduk juga
di kafe itu. Daku membeli dua botol aqua ukuran kecil dan dua roti. Semua
dithitung 26. Ribu. Kami minum 2 teh dan 3 arem- arem dan 2 martabak, dihitung
32 ribu, aku tidak bertanya rinciaannya.
Di bandara harus dimaklumi
bahwa harga selalu berlipat minimal 2x harga di luar halaman bandara. Jadi
saat di bandara berlagak jadi orang kaya yang tidak usah reseh bertanya harga
setiap makanan yang kita makan...hehe. Kalau gak mau bayar mahal, memang bawa
saja dari luar. Ternyata daku membuat
kekeliruan soal air mineral. Tentu saja saat masuk ruang tunggu, disita oleh
petugas, untungnya daku sudah minum separuh lebih. Petugas menawariku untuk
menghabiskan minuman yang masih sebotol dan setengah kurang..haha entar kembung
pak. Sudah direlain saja ya air minumnya.
Menunggu beberapa waktu,
kami dipanggil juga untuk naik ke pesawat. Setelahnya semua berjalan
sebagaiana yang seharusnya. Duduk, antri berangkat, lalu peragaan prosedur
keselamatan, lalu take off. Jangan mengharap ada pembagian permen, apalagi wellcome drink. Bawa sendiri ya.
Air Asia melayani pesanan
makanan yang sudah dibayar sembari memesan tiket. Karena kami tidak memesan di
darat, maka ditawari memesan di udara, setelah semua makanan prabayar dibagikan
kepada pemesan masing-masing. Daku sedang batuk, jadi hanya beli air minum.mineral
sebotol merek club seharga Rp.10.000. Jadi lima atau enam kali lipat ya harga di darat.
Setelah itu juga ada
penawaran untuk membeli suvenir. Kupikir kurang kerjaan ya belanja di udara.
Tapi mungkin bagi orang yang kebanyakan uang gak masalah ya...dan dapat
sensasinya.
Ada juga acara mengisi form kedatangan memasuki negara tetangga, mengisikan data paspor dsb. setelahnya saya mengamati daratan yang makin mengecil. Gunung Merapi terlihat rekah pada puncaknya an mengeluarkan asap tipis. Secara umum cuaca cerah dan sepertinya perjalanan akan baik-baik saja.
Masih ada lagi pengumuman
untuk penggalangan donasi bagi korban topan hayan di Pilipina. Air Asia konon
akan menggandakan donasi dari para penumpang untuk membantu para korban. Merasa terpanggil, banyak
penumpang yang menyumbang. Aku juga ikutan ah...semoga ini menjadi jalan Allah
permudah perjalanan ini. Waah ngasih sumbangan kok langsung mengharapkan
balasan...huuu. Eh boleh kok, kata ust Yusuf
Mansur.
Belum tahu seperti apa nanti
Singapura, daku istirahat dulu ya, karena sudah
habis untuk sementara bahannya. Sudah capek juga jeprat-jep ret sampai yang nggak perlu sekalipun. Sekarang masih di pesawat dan penumpang melakukan
aneka aktivitas. Ibu-ibu di sebelahku malah foto- foto dengan cucunya. Mereka
pergi rombongan berlima atau berenam. Mau liburan kali ya.
Yang menarik mengamati para
bule. Saat tadi di kafe bandara, seorang bule asyik mencermati sebuah buku.
Sebatang pinsil di tangan sesekali digoreskan untuk membuat garis bawah atau
catatan kecil di samping. Sekarang bule dalam deretan
kursiku, memegang lembaran notes dan sepertinya sedang belajar. Setelah itu
gantian ia mencermati halaman flight magazine. Daku sendiri sudah puas
membolak-balik semua halaman yang kebetulan edisi natal. Suamiku sebagaimana biasa,
selalu tidur di pesawat. Yah beliau keseringan pergi naik pesawat, jadi mesti
cuma dipakai tidur, bahkan sejak pesawat belum take off.
Pamit dulu nanti dilanjutan.
Daku mau ikutan tidur saja.
Pengumuman dari co pilot
kudengar sayup-sayup: ketinggian jelajah 34.000 kaki dan kecepatan 800.km
perjam. Jarak pandang 10.000. Suhu di Changi Bandara Internasional
29 derajat. Dan perkiraan kedatangan jam 10.40.
Nama Kapten penerbangan Candra Adriano.
Zzzz...zzz...
wah seru ya mbak, sy belum pernah naik pesawat nih. jadi ada gambaran oh begitu ya kalo mau naik pesawat hehe... btw mau dong jadi warga kelas menulisnya. gimana caranya?
ReplyDeleteWah, asiknya yang jalan-jalan ke SG. Ditunggu cerita selanjutnya ya, mak. Eh, umh... dapat oleh-oleh engga, yan? *Kabur..!
ReplyDeleteAsyiknya bisa jalan-jalan sambil kerja, eh..kerja sambil jalan-jalan ya mak? :D
ReplyDeletesubhanallah
ReplyDeletehebat banget kisa yang mengharu biru, semoga perjalannya berbarokah njih bu....
mau juga di masukkan di grup menulisnya lah bu...eh kok maksa ni ye...:)
afwan
Waah udah banyak pengunjung, makasih ya mak rita dewi, saya doakan segera naik pesawat, gratis lagi...mak Mira sahid, boleh dapat oleh-oleh tapi jemput bola...walah cuma coklat dan gantungan kunci hehe.Miss fenny makasih kunjungannya. Rita dewi dan mak Titiek suswanti, silahkan kirim permintaan ke grup kelas menulis, nanti saya accept.Ditunggu ya...
ReplyDeleteasiiiiiikkk daaaah...
ReplyDeletemau dong mak oleh2nya :))
Mak sari widiarti, kan udah dapat nih oleh-oleh ceritanya...
ReplyDeleteweeee...aku juga pernah foto di depan pesawat AA. persis fotonya kaya mak ida. hehehehe..kita benar2 narsis ya mak
ReplyDeletesalam
www.liza-fathia.com
Saya belum pernah naik pesawat, hehe
ReplyDeletejadi pengen nyoba jugaa :D
Wah... pengen bisa jalan2 ke luar negeri nih, nabung dulu deh biar bisa mampir ke negeri singapura
ReplyDeletesemoga yang pengin jalan-jalan dan naik pesawat terkabul amin amin
ReplyDeleteSeru ceritanya... ditunggu lanjutannya ya mak
ReplyDeleteDuh, jadi kangen pindahan dan mudik naik pesawat. Sekarang sudah pensiun merantau, jadi ya nggak kemana2 lagi.
ReplyDeleteDitunggu kelanjutan ceritanya, Bu ^_^
WOw masih sempat nulis ya mak ... keren :)
ReplyDeletemakasih kunjungannya mak Mugniar, kan emak bloger harus menyempatkan nulis. Ayo Emak Riweuh, liburan ke Jogja saja, Ade Anita, tunggu tanggal tayangnya ya.
ReplyDeletehave fun mak...pasti srru bangettt ^^
ReplyDeletemakasih kunjungannya juga doanya mak Hana
ReplyDelete