Tulisan ini bermula saat saya melihat Revo bermain dengan Arjuna setelah acara foto bersama..
Mereka baru saja berkenalan, namun Revo
telah jatuh hati untuk mengajak berteman. Arjuna masih sangat muda, 2,5 tahun
usianya. Revo hampir 7 tahun, namun tinggi badan mereka hampir serupa.
Mungkin juga karena melihat keasyikan
Arjuna bermain di 'rumahnya' membuat Revo tertarik untuk tinggal dan bergabung. Dan lihatlah Revo berayun di ayunan
Arjuna. Lalu mereka bermain petak umpet. Saya agak telat untuk merekam
aktivitas mereka.
" Ciluk ....baaa!"
Kalau tidak khawatir ketinggalan
rombongan yang sudah melanjutkan berkelana di baby zoo Taman Safari, barangkali
kami akan menghabiskan lebih banyak waktu lagi. Begitulah Revo yang senang
berteman, bahkan dengan orang utan.
Sampai ketemu lagi Arjuna!
Saat anak memiliki kecerdasan naturalis
Salah satu aspek kecerdasan yang kadang
kurang mendapat perhatian adalah kecerdasan naturalis. Sepertinya Revo memiliki
ini. Diantara cirinya adalah anak-anak ini memiliki perhatian yang besar pada
alam semesta.
Pada berbagai binatang, tanaman, benda
langit, perubahan cuaca dsb.
Berikut saya kutipkan dari sini.
Ciri – Ciri Anak Yang Memiliki
Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan Naturalis Memiliki ciri
antara lain:
1) Suka dan akrab pada
berbagai hewan peliharaan
2) Sangat menikmati
berjalan-jalan di alam terbuka
3) Suka berkebun atau
dekat dengan taman dan memelihara binatang
4) Menghabiskan waktu
di dekat akuarium atau sistem kehidupan alam
5) Suka membawa pulang
serangga, daun, bunga atau benda alam lainnya
6) Berprestasi
dalam mata pelajaran IPA, Biologi, dan lingkungan hidup.
Untuk anak yang lebih besar biasanya suka mendaki gunung,
camping atau melakukan perjalanan ke daerah pelosok yang belum ia kenal.
Sejak kecil saya telah melihat hal ini ada
pada Revo. Ia sangat menyukai binatang. Mudah berteman dan bermain dengan
binatang apapun. Kami memanjakannya dengan memelihara
berbagai binatang yang disukai Revo. mulai dari ayam, ikan, burung, kucing,
monyet, kelinci , kelomang, bahkan ubur-ubur. Persahabatan yang paling erat
adalah antara Revo dan burung jalak Riau yang dipanggilnya bul-bul.
Setelah bul-bul tiada, cinta Revo
tercurah pada para kucing.
Karena rumah kami di pinggir sawah,
maka Revo akrab dengan berbagai binatang liar seperti tonggeret, kumbang,
belalang, kupu-kupu, kadal, cicak, katak dan kucing liar.
Sesekali kepik dan 'bapak pocung'
datang mengunjungi. Pernah juga bunglon dan iguana mampir.
Kemarin mampir juga
seekor burung hantu jenis Tito Alba yang sangat cantik. Sepertinya ia sedang
kelelahan dan tidak fit jadi menurut saja saat ditangkap. Hanya saja karena
tidak sanggup merawat, saya titipkan pada seorang sahabat pencinta burung.
Beliau berjanji untuk memulihkan si Tito sebelum melepaskannya kembali ke alam
liar.
Para binatang itu menjadi sarana
pembelajaran untuk Revo mengenal lebih banyak ciptaan Allah. Revo juga belajar
bertanggung jawab dan berakhlaq mulia pada binatang.
Ketertarikannya pada binatang membuat
Revo juga suka membaca banyak hal yang terkait dengan binatang. Suka berbagai
buku cerita dengan tokoh binatang.
Minat pada alam ini terus kami pupuk
dengan mengajaknya menjelajah alam, menikmati pantai, kebun, sawah dan gunung.
Kegembiraannya saat bergelung dalam pelukan alam seolah tak tergantikan bahkan
dengan game yang disukainya yang justru kadang membuatnya cepat marah- marah.
Menikmati alam menuntaskan
keingintahuan dan emosi positifnya. Namun game terkadang memanggil emosi
negatifnya.
Sepertinya kami harus lebih banyak
meluangkan waktu untuk menemaninya bersama alam.
Strategi mengembangkan
cerdas naturalis saya kutip dari tulisan bunda Muktia Farid di sini
·
Beri kesempatan pada anak untuk mengetahui kemampuan pada
dirinya.
·
Mengunjungi pecinta alam, ahli zoologi, pengawas hutan dll
untuk menceritakan pengalamannya.
·
Karya wisata alam, misalnya berjalan-jalan di alam terbuka,
mengamati berbagai jenis binatang di pantai, lalu didiskusikan bersama.
·
Menceritakan apa yang dilihat ketika memandang ke luar
jendela.
·
Memelihara hewan atau membawa hewan ke kelas dan anak-anak
diminta untuk mengamatinya.
·
Ekostudi, misalnya berhitung tentang spesies hewan apa saja
yang hampir punah, meramalkan yang akan terjadi jika di bumi tidak ada pohon,
dll.
·
Bermain peran sebagai tanaman atau binatang yang
diperlakukan semena-mena.
·
Menanam pohon di halaman rumah dan mencatat perkembangannya,
atau membuat kebun/taman sebagai proyek bersama.
·
Memahamkan tentang pentingnya menghemat air dan membuang
sampah pada tempatnya.
·
Membuat herbarium sederhana.
·
Menonton film dokumenter tentang bencana alam, lalu
didiskusikan bersama.
·
Simulasi sederhana tentang erosi akibat hutan yang gundul.
Bagaimana dengan anak anda?
No comments:
Post a Comment