Pages

Monday, December 19, 2011

Yang Kualami di Tanah Suci (11)

Hadiah Perpisahan (2)
Oleh : Ida Nur Laila

Tak terasa sudah sampai rukun Yamani dan kubaca lagi doa sapu dua jagad.
Putaran ke lima aku do’akan suami dan anak-anakku. Kudo’akan suamiku agar istiqomah, terjaga aqidah, ibadah  dan akhlaqnya. Diberi rizki yang luas yang mencukupi kebutuhan keluarga dan orang banyak, dari jalan yang halal dan thoyyib dan membawa keberkahan pada orang banyak, dan bisa menolong orang banyak. Agar suamiku mendapat kedudukan yang mulia di sisi Allah dan di sisi manusia, menjadi teladan dalam da’wah. Menjadi pemimpin keluarga yang baik bagi istri dan anak-anak, menjadikan keluarga sakinah mawaddah wa rahmah. Dimudahkan dalam mendidik anak. Diterima amal ibadahnya dan dijaga dari api neraka. Dimasukkan dalam syurga Allah. Itu semua adalah do’a yang beliau pesankan padaku untuk dibaca saat wukuf di arofah. Jadi aku mengulangi dan menambahkan hal lain.
Untuk anak-anakku, kubayangkan wajahnya satu persatu, kusebut namanya dan mengalir air mataku. Kurasakan selama ini belum memberikan yang terbaik untuk mereka. Seringkali waktu dan tenaga sisa. Namum kutitipkan kepada Allah pemilik jiwa raga putra putriku. Ya Allah, engkaulah yang Maha hidup, Engkau memiliki semua Taqdir. Kutitipkan anak-anakku padamu. Kuberikan waktu, tenaga dan hartaku untuk dakwah, maka aku bermohon bukakan anak-anakku untuk menerima dakwah.
Berilah kebeningan hati untuk dapat membedakan yang baik nampak baik dan mudahkan mereka untuk mengikutinya. Dan membedakan bahwa yang salah nampak salah dan mudahkan mereka untuk menjauhinya. Selamatkan aqidahnya, terimalah ibadahnya, baguskan akhlaqnya. Cerdaskan aqalnya, sehatkan badannya dan jiwanya.. gembirakan hatinya dengan hoby dan cita-cita mereka. Jadikan cita-cita mereka membawa kemanfaatan dan keberkahan dalam dakwah.jadikan mereka penerus perjuangan dakwah. 

Jadikan diantara anakku ada yang menjadi hamil qur’an. Bukan sekedar hafidz. Hamil qur’an maknanya adalah ia pembawa, yang hafal dan mengerti maknanya. Jadikan mereka anak sholih dan sholihah yang berbakti pada orang tua. Berikan ilmu yang bermanfaat dan rizki yang luas. Izinkan agar merteka dapat berhaji di waktu muda. Dimudahkan jodohnya. Dan berkesempatan mengelilingi dunia. Jauhkan mereka dari fitnah di dunia dan diakhirat. Terimalah amal ibadah mereka, jauhkan dari neraka dan masukkan mereka ke syurga.
Untuk putri-putriku, kutambahkan, agar mereka suka memakai rok dan tidak lagi memakai celana panjang dalam berbusana muslim, menutup aurot dengan sempurna.
Rasanya puas mendoakan mereka.
Putaran ke enam, kudoakan ipar-ipar dan keluarga besar. Semua dengan doa yang standar.
1.            Diberi ilmu yang bermanfaat
2.            Rizki yang luas, halal dan thoyyib yang mencukupi kebutuhannya dan jauh dari jeratan hutang.
3.            Dimudahkan menjadi hamba Allah, anak yang berbakti, dan diterima amal ibadahnya.
4.            Dimudahkan dalam mendidik anak dan mengantarkan mereka menjadi anak sholih sholihah yang berbakti pada orang tua.
5.            Dimasukkan dalam barisan dakwah bersama keturunannya.
6.            Diberi kesehatan lahir batin.
7.            Dijauhkan dari api neraka
8.            Dimasukkan ke dalam syurga.
9.            Dijauhkan dari segala conaan hidup dan dimudahkan keluar dari masalahnya
10.         Diberi kesempatan ziyaroh ke haramain dan berhaji serta berumrah diwaktu muda.
Beberapa yang memiliki pesan khusus dalam doa, kutambahkan sesuai permintaan mereka.
Lalu kusempatkan mendoakan beberapa kerabat ...hingga waktu putaranku habis.
Putaran terakhir, kudoakan teman-temanku dan ummat Islam seluruhnya.
Tak terasa aku telah selesai melakukan thowaf wada.
Maka segera aku menuju lokasi air zam-zam mengambil dalam gelas plastik warna putih dan mengisinya.  Alhamdulillah pada jam begini, mudah mengambil air tanpa antri.
Lalu berdo’a menghadap ka’bah.
“Allahumma inni as-aluka  ‘ilman nafian, wa rizqon wasi’an wa syifaan min kulli da’in wa saqomin. “
Kureguk, sejuk, dingin segar melalui kerongkonganku mengalir mengisi dada dan perutku. Terasa betul kelezatannya. Memang air zam-zam ini sangat berkhasiat. Tentu jika kita yakin berdoa dan meminumnya dengan adab. Tentang air zam-zam ini telah saya ceritakan di depan.
Setelah itu saya sholat dua rekaat di belakang Maqom Ibrahim.  Rekaat pertama menbaca al-Fatihah dan surat Al-Kafirun. Rekaat kedua membaca surat Al-Fatihah dan surat Al-Ikhlash.
Setelah sholat, saya mengambil posisi di Multazam, tempat antara rukun hajar aswad dan pintu Ka’bah. Tempat ini adalah tempat yang termasuk istimewa dalam Masjidil Haram. Aku duduk bersimpuh dan berdoa apa saja yang bisa kuingat. Untuk orang tuaku, diriku, keluargaku, anak-anakku, suamiku, teman2 dan ummat Islam. Kuulangi doa-doaku di Arafah.
Disini aku sholat malam dan terus berdoa sambil menanti waktu shubuh. Disaat terahir, aku ingin sholat di pelataran ka’bah. Namun sekitar 45 menit menjelang waktu shubuh tiba. Ada asykar yang mengatur shaft dan mengusir kaum perempuan yang sholat di pelataran ka’bah.
 Kami disuruh pindah ke masjid lantai satu. Aku sampai mundur 3 kali lantaran terus diusir. Namun dengan kegigihan, akhirnya 5 shof terakhir tetap terisi kaum perempuan. Aku berada di shoft keempat dari belakang. Terkabul sudah harapanku untuk sholat sambil menghadap kiblat umat Islam. Walau demikian terus kuisadari bahwa aku sholat menyembah Allah, bukan menyembah Ka’bah.
Kusempatkan juga mengambil gambar ka’bah dengan kamera pribadi. Sekedar sebagai pengingat nantinya bahwa aku pernah duduk bersimpuh di pelatara ka’bah. Menangis dan mengadu kepada Allah. Bertaubat dan memohon banyak hal. Serta berjanji menyerahkan seluruh hidupku untuk kebaikan orang banyak dan kejayaan Islam.  Secara berkala ingatan itu semoga membuat aku selalu istiqomah, amin insya Allah.
Selepas sholat shubuh dan berdoa, aku tergoda dengan kisah dari dua orang ibu tetangga kamarku di hotel.
Mereka berdua memiliki azam yang kuat untuk mendekati dan mencium hajar aswad. Bahkan sejak di tanah air. Jadi beberapa hari mereka selalu melakukan thowaf dan berusaha mendekati hajar aswad. Mereka bahkan memohon doa dari ustadz pembimbing dan bertanya trik-trik untuk bisa mencapai hajar aswad.
 Alhamdulillah setelah 3 kali mencoba selama tiga hari berturut-turut, akhirnya mereka dapat mencapai hajar aswad.
Aku tergoda. Pagi ini pagi terakhirku di haram, aku tergoda. Akankah keberuntungan itu datang padaku. Jadi aku bangkit dan berthowah mengikuti arus. Sendirian.  Aku berdzikir sambil terus berdoa agar dimudahkan mencapainya tanpa melakukan kledzoliman. Terus berputar mengikuti arus. Namun di luar dugaanku. Ternyata pagi itu sangat padat. Pada putaran kedua, aku terjepit  diosela-sela jamaah laki-laki. Rupanya semakin dekat dengan kakbah, tak ada lagi jamaah  perempuan yang snggup. Melihat situasi yang tidak memungkinkan ini, aku beristighfar dan memberi tanda pada sisi kananku untuk memberi jalan keluar.
Alhamdulillah dimudahkan aku keluar dari lingkaran orang-orang yang berputar. Mungkin azamku kurang kuat. Memang sejak di tanah air, aku tidak terlalu menginginkan untuk mencium dan mencapai hajar  aswad. Pengarahan dari para ustadz tidak menganjurkan perempuan melakukan itu. Terlalu berbahaya. Aku sendiri khawatir jika memaksakan diri akan mendzolimi diri sendiri dan orang lain, perbuatan yang justru dilarang dilakukan di tanah haram.
Jadi aku memang tidak berhasil mendapatkan sesuatu yang tidakk terlalu kuinginkan. Allah Maha mengetahui niatku. Aku tidak ingin menghabiskan sisa waktuku yang sangat bertharga untuk melakukan usaha itu. Jadi aku memilih mencari tempat untuk berdo’a dan menanti waktu syuruq.
Bagaimanapun kesempatan hari ini sudah merupakan hadiah yang indah dari Allah untukku. Alhamdulillah.

No comments:

Post a Comment