Kukenal kepribadiannya, lapisan demi lapisan hanya setelah
menikah. Sebelumnya ia lelaki biasa, yang bersliweran disekitar saja. Mengenal
dan hidup bersamanya adalah keajaiban bagiku. Menghabiskan hampir separuh
hidupku untuk hidup bersamanya selama 22 tahun lebih, tak ada rasa penyesalan
secuilpun. Hari yang kurajut bersamanya, manis, asam, pahit, getir adalah
pelangi rasa yang mendewasakan. Menjadikan kami tak ingin terpisahkan.
Saya ingin membaginya, meski secuil, untuk para pembaca. Bukan
dalam rangka menyombongkan diri, sekedar berbagi saja inspirasi yang kulihat
setiap hari. Catatan harian ini kuubeg-ubeg dari komputer pribadi dan alhamdulillah
kutemukan kisah-kisah masa lalu.
Selepas
maghrib beliau pergi.
Jika pergi tanpa membawa HP, aku tahu suamiku hanya ke masjid, ke warnet atau
ke lingkungan yang dekat. Ternyata beli nasi di ‘warung
peteng’. Akhir-akhir ini kami suka mencari makan malam di warung peteng (angkringan), kebetulan
persis di depan rumah ada angkringan baru.
Aku bertanya untuk memastikan ketika
beliau muncul
“Dari mana
mas ?”
“Makan di
warung peteng baru di
depan itu.”
Lalu
mengalirlah ceritanya tentang sang penjual yang kebetulan masih tetangga, beda RT RW.
Dia seorang duda beranak dua. Istrinya meninggal karena gagal
ginjal, belum lama katanya. Waktu kampanye kemarin dan rumah kita sering
dipakai yankes, katanya
juga suka hadir ke rumahku untuk periksa. Lelaki itu dulu nasrani, dia masuk Islam
karena mengikuti istrinya. Hingga kini mungkin masih banyak yang mengira dia nasrani, karena dia tak menampakkan kepada orang lain ketika
melaksanakan sholat.
Dulu ia adalah penggali sumur. Suatu ketika mushibah menimpanya
, ia kejatuhan linggis ketika sedang menggali dan kakinya patah sehingga ia
tidak bisa kerja berat lagi. Ketika istrinya masih hidup, mereka membuka warung
lesehan dirumahnya. Sepeninggal istrinya, warung itu diambil alih oleh kakak
iparnya. Dengan alasan bahwa dulu sebelum istrinya meninggal telah ada
pembicaraan untuk kakaknya melanjutkan usaha warung makan tersebut. Begitulah
akhirnya ia membuka usaha baru dengan jualan di warung peteng.
Lalu ia melanjutkan cerita, sekarang sedang butuh uang untuk
menebus listrik rumahnya yang disegel. Menurut pengakuannya ia telah membayar
listrik teratur tiap bulan . tapi yang terjadi tiba-tiba listriknya di segel
dan ia harus membayar 200 ribu jika akan dibuka lagi. Ia berencana untuk
menggadaikan televisinya agar bisa memperoleh uang tersebut.
Suamiku yang mudah terketuk, langsung mengulurkan 200 ribu .
” Ini pak pakai uang ini saja, nanti kalau saya makan di sini tinggal makan saja ya...”
Suamiku berfikir bahwa ia adalah orang baik karena menurut
cerita, ia baru berusia 30 tahun dan istrinya 37 tahun. Sementara ketika ia menikahi
istrinya dulu dalam keadaan sang istri telah dihamili oleh orang lain dan akan menggugurkan kandungannya.
Aku hanya berdoa, semoga memang betul ia orang baik dan uang
tersebut bermanfaat baginya. Sayangnya beberapa minggu kemudian warung peteng
punya bapak tadi tutup dan kami tak pernah melihat lagi orang itu, entah kemana perginya. Ya semoga ia adalah orang baik.
Kulihat suamiku, tak pernah menyesali
200 ribunya yang ikut menghilang bersama lelaki penjual warung peteng itu.
Malam itu gerimis turun, menghabiskan sisa musim
hujan.
Aku
dan suamiku mengantar cukur Amar, anakku nomer 3 yang agak sulit urusan potong rambut. Hari sebelumnya ia telah bercukur, dengan tukang cukur keliling, juga
Difa si nomer 5. Namun Amar belum puas dengan hasil
cukurannya dan menginginkan cukur lagi. Dari pada ia rewel berkepanjangan, kami memutuskan untuk
menuruti keinginannya. Amar punya foto yang menjadi gaya standar model
cukurnya. Foto saat berusia 4 tahun, berpakaian superman dan bercukur cepak.
Itulah acuan model yang ingin direvisinya dari hasil cukuran kemarin yang lupa
tidak membawa foto
.
Setelah berputar ke beberapa tempat,
kami menemukan kios cukur di jalan Kusumanegara. Tukang
cukur itu adalah laki-laki paruh baya yang berpenampilan metal, namun bersih dan rapi. Rambutnya panjang
dan dikucir ke belakang. Profesinya tukang cukur, namun sepertinya ia jarang
bercukur. Kulitnya legam dan menampakkan beberapa bekas luka. Sepanjang pekerjaan mencukurnya ia mengisahkan perjalanan
hidupnya. Saya dan
suami, telaten mendengarkan ceritanya. Bukankah tidak ada pilihan lain? Namun
ceritanya memang menarik.
"Dulu
saya ini mantan orang bubrah bu. Saya pernah melakukan kenakalan laki-laki,
yang tak perlu saya beritahukan, pastilah ibu sudah tahu. Saya pernah minum,
dsbnya. Tapi demi Allah saya tidak pernah mencuri. Sekarang saya taubat dan
menjalani hidup yang baru jadi tukang cukur…” Bla-bla...masih panjang ceritanya yang membuat saya
bersimpati.
Mendengar berbagai penuturannya, suamiku mengulurkan 20 ribu
sebagai ongkos cukur,
padahal taripnya cuma 4 ribu. Begitulah
suamiku.Tentu saja tukang cukur itu pada awalnya menolak, namun segera menerima
dengan senang hati setelah kami memaksanya. Kami sendiri puas dengan hasil kerjanya, lantaran Amar juga
gembira. Ya Rp.4.000 untuk upah cukur dan selebihnya adalah ongkos
cerita...hehe.
Sebenarnya ada tukang cukur keliling
(yang kemarin mencukur amar dan Difa), yang suka datang ke rumah menawarkan
jasa. Karena kasihan, aku suka menerima tawarannya. Tukang cukur ini sungguh jorok
dari sisi penampilan. Orangnya sudah tua, baju, tas dan peralatannya juga
sangat tua. Dan berdebu. Baik orangnya maupun peralatannya. Saya ragu-ragu
apakah ia mandi setiap harinya. Rambutnya juga jarang dicukur, agak gondrong,
lurus, kaku dan juga...berdebu.
Bapak ini sedikit bicara, ia bekerja
dengan sedikit senyuman yang sesekali menghiasi bibirnya yang berkumis tebal
dan...berdebu. Kumisnya mungkin juga jarang dicukur. Pernah kutanya nama, asal
dan sebagainya. Tentu dulu ia menjawab, namun aku juga lupa apa saja
jawabannya.
Karena tas tentengnya sungguh tua dan rusak beberapa sisinya,
suamiku memberinya tas yang lebih baik untuk menyimpan peralatan cukurnya. Kami
memang memiliki banyak tas bawaan seminar atau pelatihan. Bapak itu menerima
dengan sangat gembira. Suamiku juga memberi baju dan kaus untuk mengganti yang
dikenakan dan sudah nampak lusuh. Dan tentu juga ongkos lebih untuk jasanya.
Beberapa kali kami memakai jasa bapak
cukur itu, namun sejak hari dimana Amar kecewa dengan hasil cukurannya, kami
tak lagi memakai jasanya. Sesekali kami masih melihatnya melintas di sekitar
kawasan kami tinggal. Senang melihat bahwa ia masih saja memakai tas laptop hitam
atau baju pemberian kami. Lama kelamaan kami tak melihatnya lagi, entah
bagaimana kelanjutannya.
Dua cerita di atas hanyalah penggal kecil dari keseharian
lelaki teman hidupku. Betapa seringnya beliau melebihkan pemberian kepada
siapapun. Tukang parkir adalah orang yang sering tersenyum lebar lantaran tarip
umum Rp.2000,- namun suamiku biasa memberi Rp.5000. ternyata hasilnya jitu
juga, beberapa tukang parkir di tempat kami biasa mampir, akan memperlakukan
kami dengan istimewa, dicarikan tempat parkir terbaik dan terdekat, disertai
senyum ramah...alhamdulillah. Kami juga yakin tukang parkir akan menjaga
kendaraan kami dengan sebaik-baiknya. Memberi sedikit lebih, dan tukang parkir
acapkali membalas dengan lebih banyak. Eh padahal bukan itu lho tujuan kami.
Kutulis ini sebagai hadiah ulang tahun untuk pendamping
hidupku, Cahyadi Takariawan . Tanggal 11 Desember ini usianya telah berkurang
lagi. Beliau bukan lelaki sempurna, namun
bukankah aku juga bukan perempuan sempurna. Jika aku fokus pada kebaikannya,
maka hanya kesyukuran dan kebahagiaan yang akan memenuhi ruang hati dan rumah
kami.
Semoga Allah selalu menjaganya istiqomah di jalan dakwah. Selalu
sehat, murah rejeki dan berlimpah keberkahan. Bakti dan cintaku untuk suamiku,
guru, sahabat, kekasih dan inspirasiku. Terimakasih telah bersabar mendidikku,
menemaniku, mencintai dan memaafkan aku. Dan ribuan terimakasih telah setia menjadikan aku satu-satunya
Pertanyaan untuk pembaca: Siapa lelaki yang selalu memberi
lebih?
Silahkan jawab dan berkomentar. Komentar paling menarik berhak mendapat 1 eksp. buku Wonderful Husband plus ttd penulis. Komentar dinilai sepekan setelah postingan ini. Keputusan siapa pemenang ditentukan oleh subyektifitas pemilik blog dan tidak dapat diganggu gugat....
So sweet :'). Barakallahulakum
ReplyDeletemakasih kunjungannya mak Hanna...so sweet juga dikunjungi...
ReplyDeleteLelaki ya Mba Ida mmaksud adalah Ustadz Cahyadi Takariawan penulis, konselor pernikahan dan juru dakwah. Buku terbarunya berjudul Wonderfull Family. Beliau adalah suami Mba Ida.
ReplyDeleteMendapat pelajaran dari tulisan Mba Ida, bahwa memberi itu memuliakan karena meringankan beban orang lain meskipun tidak semua orang yang kita tolong berniat baik. pelajaran kedua, betapa penting memilih pendamping yang seiman dan sekufu demi tercapainya pernikahan yang langgeng, sakinah, mawadah dan warrohmah. Pelajaran ketiga, tak ada manusia yang sempurna,inilah saatnya saling melengkapi satu sama lain. Pelajaran keempat, penting menjadikan istri itu sebagai perempuan satu-satunya karena itulah yang diinginkan dari lubuk hati yang terdalam.. (opini keempat itu dari lubuk hati saya Mba, bukan perempuan lain, hehehe)
Met milad buat Pak Cahyadi..semoga terus bisa berkarya dan memberi manfaat
Lelaki itu adalah Bapa Cahyadi Takariawan, sosok yang selalu menjadi inspirasi bagi ibu dan anak2nya, tentu ibu pasti sangat bahagia dan bersyukur telah dianugrahi pendamping hidup seperti bapa. Selamat Ulang tahun untuk bapa semoga selalu diberikan kebahagiaan dan selalu dalam lindungan Allah....
ReplyDeleteSuami keren :).Met milad buat bapak Cahyadi, semoga sekeluarga selalu dlm lindunganNya.
ReplyDeletemakasih kunjungan dan komennya mak liknana, Titanic Azrialdi dan Ety Handayaningsih. tunggu ya sepekan lagi
ReplyDeleteSubhanallah sangat inspiratif bunda tulisannya,,,,
ReplyDeleteLelaki yang bunda Ida maksud yaitu laki2 terindah hadiah dari Allah SWT yaitu Ustadz Cahyadi Takariawan yang bisa mencintai istri dengan tulus ikhlas, yang bersyukur dengan hadiah istri yg sholehah (terutama selalu menjadikan bu Ida satu2nya), yang terus memotivasi sang istri untuk terus tumbuh dan mengembangkan segala potensinya sehingga bisa bersinergi dalam segala hal. Dengan pilihan Allah yang terbaik dan penuh syukur dalam segala hal itulah perjalanan mengarungi rumah tangga ustadz/ah bisa lebih terarah sehingga senantiasa samara dan semakin besar kontribusinya dalam dakwah,,,
Buku Wonderfull Family sangat memberikan gambaran begitu harmonisnya keluarga pak Cah dan bu Ida,,,,
Met Milad Ustadz,,,barakallah fi umrika,,,
makasih kunjungannya dan komentar panjang kali lebar bu Enny musfiroh...amin semua doanya.
ReplyDeleteLelaki yang selalu memberi lebih yang ibu maksud adalah suami ibu yang bernama Ustadz Cahyadi Takariawan yang menjadi guru, sahabat, kekasih dan inspirasi dalam keluarga. Semoga saya bisa mencontoh dan menteladani Ustadz Cahyadi Takariawan. Aamiin...
ReplyDeletegak tau mau coment apa, yang penting ngoment, wkwkwk :D
ReplyDeletemakasih sudah berkunjung ya
Deletecinta kadang terlahir dari hal-hal sederhana namun ikhlas. Pernikahan adalah upaya membangun keikhlasan dalam cinta. kecewa pasti datang, trimakasih telah memberikan sy peringatan bahwa kecewa tidak harus mendatangkan penyesalan. dengan bangga mba ida menyatakan bahwa tidak pernah menyesal sedikitpun mendampingi pak cah. namun saya? ah inilah cermin bagi saya, apakah selama ini sy sdh berbuat yg terbaik bagi suami saya serta tidak terbersit sedikitpun penyesalan? semoga nanti, ya suatu saat nanti Allah akan mengabulkan segala pinta saya utk memiliki keluarga mjd seperti yg sy idamkan. aamiin.. ya Allah kau maha tau apa yg menjadi kegundahanku, kabulkan doa2 yg kupanjatkan utk suami dan anak-anakku.
ReplyDeleteMet milad buat pak cah, barakallah. Semoga sisa usia berlimpah berkah...
ReplyDeletemakasih enozahra
DeleteMakasih kunjungannya mak enozahra, mak Rahma, Mas Parwito, SP.MP, dan eko Fernando.Amin untuk semua doa kebaikan dan doa kebaikan kembali kepada semua yang telah mendoakan.amin
ReplyDeleteSubhanalloh...laki2 itu adalah sebelah sayap untuk ibu Ida Nur Laila untuk terbang mengarungi hidup nan penuh warna. Membaca tulisan ini saya banyak bergumam ,"suami kok mirip pak Cah,sangat mudah terketuk hatinya dan sangat murah hatinya." Dan saya pun tak pernah menyesal telah hampir 10 tahun membersamainya.
ReplyDeleteBarokalloh fii umrik ustadz Cahyadi. Barokalloh ustadzah Ida.
Membaca kisah inspiratif yang Ibu Ida tulis mengenai "lelaki yang selalu memberi lebih" mengingatkan saya agar selalu fokus pada kebaikan pasangan agar syukur dan bahagia yang ada dalam diri..
ReplyDeleteSelamat ulang tahun Bapak Cahyadi.. Semoga Alloh memberikan kesehatan, rizki yang berkah, dan istiqomah di jalan dakwah..
Selamat Ibu Ida, atas lelaki yang telah berhasil membuat istri dan keluarga menyayanginya..
Lelaki yang menjadikan Ibu "satu-satunya"
Lelaki yang menginspirasi banyak pasangan agar saling menyayangi..
Saya pengunjung baru, tidak puas dengan hanya baca halaman ini, ingin terus-terus dan terus membaca tulisan Ibu..
Terima kasih atas inspirasinya..
Melihat kehidupan keluarga seseorang/teman yang berbahagia, membuat kami ikut bahagia juga. Mudah mudahan kami juga bisa meraih kebahagiaan seperti keluarga Mbak Ida
ReplyDeleteMantapks.. Ya Bu.. Semoga saya bias meneladani Pak Cahyadi..Barakallahu Fiikum Ust. Cahyadi.. Salam untuk Ustadz Cahyadi ya Bu..
ReplyDeletemakasih kunjungannya pak Kopi Radix dasyat (?), Menujumadani dan mrs amidy, juga mak Evi Nursanti. amin untuk semua doanya.
ReplyDeletelelaki yang memberi lebih adalah dia yang telah pernah diberi lebih
ReplyDeleteItulah karunia Allah yang dengannya Allah menggembirakan kita, pak Cah berbisik : aku tidak meminta kepadamu upah/balas budi atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan.
kebaikan yang telah diberikan, berbuah kebaikan lain yang lebih indah.
barakallah pak Cah dan bu Ida, selamat menyebar kebaikan, dimanapun, kapanpun dan kepada siapapun.
"Dasyat",itu kata yang bisa sy ungkapkan buat b Ida dan tentunya p Cah. Lelaki tersebut tentulah pendamping setia b Ida, siapa lagi kalau bukan Ust p Cah....
ReplyDeleteTidak semua istri bisa menangkap dengan tepat kondisi suami, baik berupa kelebihan maupun kekurangan beliau. Dan ungkapan b Ida di tulisan tersebut pasti menjadi suatu kebahagiaan dan kebanggaan bagi p Cah. Dan itu bikin ngiri.....beber.... sungguh2 ngiri.
makasih kunjungan dan komennya rumahku dan bu Kendah. semoga semua keluarga menjadi sakinah, amin.
ReplyDeleteSubhanalloh Luar biasa inspiratif,
ReplyDeleteSemoga senantiasa barokah dan Menjadi Rumah Tangga Syurga...
Dan kami bisa meneladani cahaya kebaikan bu ida dan pak cahyadi.
makasih kunjungannya asma amanina....amin untuk semua doa kebaikan.
ReplyDeleteLelaki itu adalah Pak Cah. Subhanallah, semoga barakah Allah senantiasa untuk Pak Cah sekeluarga. Sungguh membuat hati ini rindu ingin bertemu lagi dengan Ibu dan Bapak. Mungkin Ibu tidak ingat saya karena banyak yang hadir waktu itu, tapi saya in sya Allah ingat. Ibu pernah menemani Pak Cah mengisi suatu acara di Palembang, kemudian beberapa tahun berikutnya Pak Cah menjadi pembicara di "Mewujudkan Impian Pengantin Surga". Satu lagi yang tak kan pernah saya lupa, begitu terbukanya Bapak dan Ibu sekeluarga, hingga mempersilakan kami atau pun yang lain jika ke Yogyakarta untuk mampir ke rumah. Saya melihat itu sebagai upaya "Berbagi Berkah". Jika selama ini beliau selalu berupaya memberi lebih, in sya Allah balasan-Nya akan lebih berlipat ganda. Mohon maaf Bu, karena kendala jarak saya tidak bisa memenuhi undangan Ibu untuk kopdar :(
ReplyDeleteLelaki itu adalah Pak Cah. Subhanallah, semoga barakah Allah senantiasa untuk Pak Cah sekeluarga. Sungguh membuat hati ini rindu ingin bertemu lagi dengan Ibu dan Bapak. Mungkin Ibu tidak ingat saya karena banyak yang hadir waktu itu, tapi saya in sya Allah ingat. Ibu pernah menemani Pak Cah mengisi suatu acara di Palembang, kemudian beberapa tahun berikutnya Pak Cah menjadi pembicara di "Mewujudkan Impian Pengantin Surga". Satu lagi yang tak kan pernah saya lupa, begitu terbukanya Bapak dan Ibu sekeluarga, hingga mempersilakan kami atau pun yang lain jika ke Yogyakarta untuk mampir ke rumah. Saya melihat itu sebagai upaya "Berbagi Berkah". Jika selama ini beliau selalu berupaya memberi lebih, in sya Allah balasan-Nya akan lebih berlipat ganda. Mohon maaf Bu, karena kendala jarak saya tidak bisa memenuhi undangan Ibu untuk kopdar :(
ReplyDeleteTerimakasih kunjungan dan komennya mbak Indah
ReplyDeleteSubhanallah kisahnya sangat menginspirasi
ReplyDeleteterimakasih sudah mampir
DeleteKisah inspiratif...barokalloh untuk keluarga indonesia my family is wonderful layaknya hari ini saya ikuti parenting di gedung diknas gresik Tks Amin
ReplyDeletebagaimana prosedur untuk konsultasi keluarga
ReplyDeletejazakaLLohu khoiroon
ReplyDeleteMenginspirasi bu ida. Selalu berkacakaca baca tulisannya
ReplyDeleteEskişehir
ReplyDeleteDenizli
Malatya
Diyarbakır
Kocaeli
JKL
Diyarbakır
ReplyDeleteKırklareli
Kastamonu
Siirt
Diyarbakır
OİYO
görüntülüshow
ReplyDeleteücretli show
T2A
https://titandijital.com.tr/
ReplyDeletemalatya parça eşya taşıma
bilecik parça eşya taşıma
antalya parça eşya taşıma
hakkari parça eşya taşıma
VC3
istanbul evden eve nakliyat
ReplyDeletezonguldak evden eve nakliyat
adıyaman evden eve nakliyat
bilecik evden eve nakliyat
ankara evden eve nakliyat
BAİJGC
C0C1C
ReplyDeleteBitrue Güvenilir mi
Etlik Fayans Ustası
Aydın Evden Eve Nakliyat
Diyarbakır Parça Eşya Taşıma
Kocaeli Şehir İçi Nakliyat
İstanbul Evden Eve Nakliyat
Osmaniye Şehir İçi Nakliyat
Uşak Şehirler Arası Nakliyat
Çerkezköy Çelik Kapı
7C213
ReplyDeleteOmlira Coin Hangi Borsada
Tekirdağ Şehirler Arası Nakliyat
Çerkezköy Kurtarıcı
Adıyaman Şehir İçi Nakliyat
Ordu Şehir İçi Nakliyat
Çerkezköy Halı Yıkama
Çorum Şehirler Arası Nakliyat
Erzurum Şehirler Arası Nakliyat
Muğla Şehir İçi Nakliyat
4A301BE89E
ReplyDeletetelegram web cam show