Pages

Wednesday, December 11, 2013

KEGALAUAN ‘PAHLAWAN DEVISA’ (bagian2)

Jalan rizki membentang

Pembaca yang budiman, jumpa lagi dalam lanjutan kisah kegalauan. Sebelum melanjutkan, saya akan tulis ulang pertanyaan Dede Hasanah yang belum saya jawab.

“ Nama saya Dede, beberapa bulan lagi saya habis kontrak. Saya tak ingin lagi kembali ke sini, tapi membaca tentang kondisi Indonesia saat ini membuat saya takut. Jika pulang nanti, saya tak tahu apa yang harus saya lakukan.saya tidak unya ketrampilan apapun. Jika harus mulai bekerja, saya terlalu tua untuk bekerja di pabrik. Sementara itu konon Indonesia dilanda krisis, harga-harga mahal belum lagi kerusakan moral dimana-mana...”

Kulihat matanya berkaca-kaa. Ia tidak tengah mengada-ada.


“ Saya ingin tetap di jalan kebaikan seperti ini, sudah 10 tahun saya bekerja, saya lelah dan ingin kembali, namun tak tahu lagi apa yang harus saya lakukan. Saya hanya lulusan madrasah, pernah 6 bulan di Indonesia, setelah 5 tahun di KL. Namun karena tak ada yang bisa saya lakukan, maka saya kembali lagi kontrak ke Johor ni...”

Yang pertama ingin saya kabarkan, situasi di Indonesia tidaklah seburuk yang disangkakan, atau diberitakan. Semua juga baik-baik saja. Kalau dikatakan krisis, rasanya kita semua sudah kebal dan cepat menyesuaikan diri dengan krisis itu. Kabar krisis itu misalnya : daging sapi mahal. Di Malaysia hanya 15 ringgit, di Indonesia mencapai 80-100 rb rupiah perkg. Jadi dua kali lipat di Malaysia. Harga BBM, harga mobil...kalau mobil tua disini bisa dibeli dengan harga 2,5-3 juta rupiah saja atau setara dengan 700-800 ringgit, mungkin kualitasnya seperti mobil harga 20 juta di tanah air. Harga buah-buahan juga lebih murah...waah jadi itu ya diantara ukuran-ukurannya.

Kenyataannya kita yang merasakan di tanah air, biasa saja ya. Pertama karena merasa tidak harus punya mobil. Tidak harus makan daging setiap hari dan tidak juga harus makan buah mahal. Buah musiman tetap murah, buktinya salak pondoh saat panen raya begini, harga di petani hanya Rp.1800/kg. harga di pasar hanya Rp.5000/ kg. Murahkan? Rambutan, mangga juga seharga itu jika sedang musim. Tentang daging, jangan takut. Bagi lidah orang jawa, tempe tahu jauh lebih cocok untuk menu harian.

Naik atau turun?
Namun ada yang lebih mendasar dari semua itu yang ingin saya kupas: keimanan kita. Lho kok?

Keyakinan kita bahwa Allah adalah Maha Pencipta, Maha Pemberi Rizki. Allah itu Arraziiq. Allah jamin rizki setiap makhluqnya, apalagi kita manusia yang mau berusaha. Apalagi jika beriman dan beramal solih.

Menjawab kegalauan Dede, saya menyarankan 3 hal:
1.    Kokohkan keyakinan kita akan rejeki dari Allah.
2.    Luruskan pemahaman kita tentang apa yang dimaknakan sebagai rejeki.
3.    Terus berusaha tingkatkan iman, amal solih dan berusaha membuka pintu-pintunya.
Yang pertama dulu, Allah seperti persangkaan hambaNya. Jika kita yakin menyangka Allah akan beri jalan rejeki, maka Allah akan bukakan jalan itu. Allah Maha Kaya dan Maha Luas rizkiNya. Saya ceritakan kisah beberapa orang yang dalam hitungan manusiawi, tak mugkin bisa berangkat haji. Namun dengan amal solih yang mereka lakukan tanpa pamrih, Allah gerakkan hati orang-orang untuk memberangkatkan mereka ke tanah suci. Ada seorang nenek tukang pijit yang berangkat haji dengan ONH plus karena langganan pijitnya adalah suami istri orang kaya yang tetap ingin dipijit selama di tanah suci, jadi nenek ini juga sekalian diajak berhaji.

Berapa banyak orang yang di atas kertas gajinya takkan mencukupi untuk hidup, namun ternyata mereka bisa terus melanjutkan hidup dan berbahagia. Bukankah kebahagiaan itu bukan terletak pada materi, tetapi kecerdasan untuk mensyukuri dan menikmati setiap proses kehidupan.

Yang ke dua, rejeki tak selalu sama dengan materi. Rejeki bisa saja berupa kesehatan, kesempatan, kebahagiaan, kegembiraan, ilmu, anak, pekerjaan, teman yang baik, lingkungan yang baik...jika hanya menyempitkan pengertian rejeki dengan gaji yang diterima, bukankah tidak selalu penghasilan seseorang adalah rejeki bagi orang tersebut?

Saya sering contohkan, seseorang yang pada tanggal muda menerima gaji, lantas pulang dari terima gaji kecopetan atau dirampok, gajinya tak lagi menjadi rejekinya. Atau seseorang yang membeli makanan, membeli makanan dengan uangnya sendiri, makanannya halal, uangnya halal dibeli dengan cara yang baik. Saat akan dimakan, makanan itu tumpah....tak lagi menjadi rejekinya. Bisa saja makanan itu berhasil dimakannya, masuk ke perutnya, namun ia berkendara atau masuk angin dan muntah-muntah, maka makanan yang masuk ke perutnyapun belum tentu menjadi rejekinya. Masya Allah.

Menjadikan diri sensitif pada nikmat Allah, mudah mengenali dan mensyukurinya. Karena janji Allah barang siapa bersyukur maka Allah akan menambahkan nikmat tersebut. Sebaliknya jika kufur, maka adzab Allah sangat pedih.

Terus melangkah dengan keyakinan
Kemudian yang ketiga, pintu rizki. Sungguh banyak jika kita mau mengenali dan mencarinya. Kita hanya diperintahkan memurnikan ketaatan dan terus beramal. Maka Allah yang akan menyempurnakan rejeki kita. Prinsip yang diajarkan pak Mario Teguh, lakukan lebih dari apa yang dibayarkan kepada anda, maka Allah yang akan menggenapkan rejeki anda. Jika anda digaji untuk bekerja dari jam 8-16, maka datanglah lebih awal dan pulanglah lebih akhir. Lakukan lebih dari apa yang menjadi tanggungjawab anda dengan bersungguh-sungguh, selanjutnya urusan Allah.Adalah hak Allah untuk menyelesaikan ....sederhana ya. Namun berapa banyak orang lupa dan mengambil hak Allah.

Menghitung kekuasaan dan kekayaan Allah dengan keterbatasan manusia. Lalai bahwa Allah dapat saja membuat keajaiban selama kita di jalanNya.
Halah, bagaimana sih konkritnya?

Contohnya nih, saya punya saudara. Lulusan SMA, ia melamar menjadi sopir pada seorang pengusaha kaya. Sopir muda ini menunjukkan kesungguhan bekerja. Ia lakukan lebih dari pada pekerjaan sopir. Jika di rumah majikan ia bersih-bersih dan merawat setiap barang yang ada. Jika menyetir ia hati-hati dan berlaku sopan. Majikannya jatuh simpati padanya dan menawari kuliah, tentu saja ia mau, dan bekerja sambil kuliah. Setelah lulus kuliah, majikan merekomendasikan ia bekerja di perusahaan rekannya. Hingga sepuluh tahun kemudian bisa menemukan jalannya sendiri di perusahaan lain. Sudah tiga tahun ini sukses menjadi direktur sebuah perusahaan swasta. Dengan posisinya sekarang ia memiliki dua rumah, membelikan orang tuanya mobil dan menolong adik-adiknya. Ia hanya melakukan lebih dari apa yang dibayarkan untuknya dan Allah yang menggenapkan rejekinya.

Ini bukan cerita dari negeri antah berantah, karena yang mengalami adalah sepupu saya sendiri.

Saya dorong kepada Dede dan kawan-kawannya, untuk menaikkan level diri di sisi Allah. Mendekat dengan kesungguhan ibadah wajib dan meraih cinta Allah dengan ibadah sunah. Terus tingkatkan iman, taqwa dan amal solih, yakin jika Allah berkehendak, maka semua mungkin terjadi. Jangan takut pulang ke tanah air, disana akan lebih konkrit berbakti kepada orang tua, terus berdoa semoga dimudahkan diberi jodoh dan kehidupan yang baik. Amin.

Tingkatkan amal, lakukan lebih 

Ini dia bonus pintu rejeki untuk pembaca budiman: 

1. Istighfar dan Taubat
Nabi Nuh u berkata kepada kaumnya : "Maka aku katakan kepada mereka, mohon ampunlah kepada Rabb-mu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) sungai-sungai". (QS Nuh : 10-12)

2. Taqwa
Fiman Allah : "Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya". (QS. Ath-Thalaq : 2-3)

3. Bertawakkal (berserah diri) kepada Allah
Rasulullah r bersabda : "Sungguh, seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana rizki burung-burung. Mereka berangkat pagi dengan perut lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang". (HSR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnul Mubarak, Ibnu Hibban, Al Hakim, Al Qudhai dan Al Baghawi dari Umar bin Khaththab t)

4. Beribadah sepenuhnya kepada Allah semata
Rasulullah r bersabda : "Sesungguhnya Allah berfirman : "Wahai anak Adam, beribadahlah sepenuhnya kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan Aku penuhi kebutuhanmu. (Dan) jika kalian tidak melakukannya, niscaya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak Aku penuhi kebutuhanmu". (HSR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al Hakim dari Abu Hurairah t)

5. Menjalankan Haji dan Umrah
Rasulullah r bersabda : "Kerjakanlah haji dengan umrah atau sebaliknya. Karena sesungguhnya keduanya dapat menghilangkan kemiskinan dan dosa sebagaimana api dapat menghilangkan kotoran (karat) besi." (HSR Nasai. Hadits ini shahih menurut Imam Al Albani. Lihat Shahih Sunan Nasai.)

6. Silaturrahim (menyambung tali kekerabatan yang masih ada hubungan nasab)
Rasulullah r bersabda : "Barangsiapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung tali silaturrahim" (HSR. Bukhari).

7. Berinfak dijalan Allah
Allah berfirman : "Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya. Dialah sebaik-baiknya Pemberi rizki". (QS. Saba : 39).

8. Memberi nafkah kepada orang yang menuntut ilmu
Anas bin Malik t berkata : "Dulu ada dua orang bersaudara pada masa Rasulullah r. Salah seorang mendatangi (menuntut ilmu) pada Rasulullah r, sedangkan yang lainnya bekerja. Lalu saudaranya yang bekerja itu mengadu kepada Rasulullah r (lantaran ia memberi nafkah kepada saudaranya itu), maka Beliau r bersabda : "Mudah-Mudahan engkau diberi rizki dengan sebab dia". (HSR.Tirmidzi dan Al Hakim, Lihat Shahih Sunan Tirmidzi).

9. Berbuat baik kepada orang-orang lemah
Mushab bin Sad t berkata, bahwasanya Sad merasa dirinya memiliki kelebihan daripada orang lain. Maka Rasulullah r bersabda : "Bukankah kalian ditolong dan diberi rizki lantaran orang-orang lemah diantara kalian?". (HSR. Bukhari).

10. Hijrah dijalan Allah
Allah berfirman : "Barangsiapa berhijrah dijalan Allah, niscaya mereka akan mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rizki yang banyak". (QS. An Nisa : 100)

(Abu Ghailan, disarikan dari kita
b "Mafaatihur Rizq fii Dhauil Kitab was Sunnah" karya Dr. Fadhi Ilahi. (Judul edisi Indonesia "Kunci-kunci Rizki menurut Al Qur-an dan Sunnah").

Semoga ini menjawab kegalauan seorang Dede. Mengetuk hati mereka para perempuan yang jauh dari tanah air demi mengejar ringgit atau reyal, hingga terkadang mengorbankan keluarga, untuk kembali menjalani hidup bersama keluarganya. Postingan ini juga pengingatan bagi diri saya sendiri, untuk lebih yakin tentang rejeki.

Dan anda para pembaca, apakah anda telah pula memiliki keyakinan  itu?

Rejeki jalan-jalan

6 comments:

  1. Setuju sekali mak, rejeki itu Allah yang atur. Mau pergi kemanapun kalau Allah menetapkan rejeki kita ada di Indonesia, niscaya kita tak akan dapat apa-apa di negeri orang. Yang penting, rasa syukur yang harus selalu kita panjatkan. Berapapun besarnya rejeki yang Allah berikan kepada kita bila syukur itu selalu ada, niscaya kita tak akan kekurangan.
    Terima kasih mak, tulisannya meng-inspirasi.

    ReplyDelete
  2. kunjungan pertama dari jauh. makasih mak

    ReplyDelete
  3. iya bener, kalau kita berusaha, pasti ada saja jalan rezekinya ya mak.

    ReplyDelete
  4. Saya yakin,selama di bumi Alloh,selama ada keyakinan maka Alloh pasti melimpahi kita rzki. Bahkan jika kita pandai bersyukur maka Alloh akan melipatgandakan rizki u kita. Bahkan dari arah yg tdk kita sangka :)

    ReplyDelete
  5. Saya yakin,selama di bumi Alloh,selama ada keyakinan maka Alloh pasti melimpahi kita rzki. Bahkan jika kita pandai bersyukur maka Alloh akan melipatgandakan rizki u kita. Bahkan dari arah yg tdk kita sangka :)

    ReplyDelete
  6. makasih kunjungannya mak evi nursanti dan fitri anita. saya setuju banget dengan komennya.

    ReplyDelete