Jalan rizki membentang |
Pembaca yang budiman, jumpa
lagi dalam lanjutan kisah kegalauan. Sebelum melanjutkan, saya akan tulis ulang
pertanyaan Dede Hasanah yang belum saya jawab.
“ Nama saya Dede, beberapa
bulan lagi saya habis kontrak. Saya tak ingin lagi kembali ke sini, tapi membaca
tentang kondisi Indonesia saat ini membuat saya takut. Jika pulang nanti, saya
tak tahu apa yang harus saya lakukan.saya tidak unya ketrampilan apapun. Jika
harus mulai bekerja, saya terlalu tua untuk bekerja di pabrik. Sementara itu
konon Indonesia dilanda krisis, harga-harga mahal belum lagi kerusakan moral
dimana-mana...”
“ Saya ingin tetap di jalan
kebaikan seperti ini, sudah 10 tahun saya bekerja, saya lelah dan ingin
kembali, namun tak tahu lagi apa yang harus saya lakukan. Saya hanya lulusan
madrasah, pernah 6 bulan di Indonesia, setelah 5 tahun di KL. Namun karena tak
ada yang bisa saya lakukan, maka saya kembali lagi kontrak ke Johor ni...”
Yang pertama ingin saya
kabarkan, situasi di Indonesia tidaklah seburuk yang disangkakan, atau
diberitakan. Semua juga baik-baik saja. Kalau dikatakan krisis, rasanya kita
semua sudah kebal dan cepat menyesuaikan diri dengan krisis itu. Kabar krisis
itu misalnya : daging sapi mahal. Di Malaysia hanya 15 ringgit, di Indonesia
mencapai 80-100 rb rupiah perkg. Jadi dua kali lipat di Malaysia. Harga BBM,
harga mobil...kalau mobil tua disini bisa dibeli dengan harga 2,5-3 juta rupiah
saja atau setara dengan 700-800 ringgit, mungkin kualitasnya seperti mobil
harga 20 juta di tanah air. Harga buah-buahan juga lebih murah...waah jadi itu
ya diantara ukuran-ukurannya.
Kenyataannya kita yang merasakan di
tanah air, biasa saja ya. Pertama karena merasa tidak harus punya mobil. Tidak
harus makan daging setiap hari dan tidak juga harus makan buah mahal. Buah musiman
tetap murah, buktinya salak pondoh saat panen raya begini, harga di petani
hanya Rp.1800/kg. harga di pasar hanya Rp.5000/ kg. Murahkan? Rambutan, mangga
juga seharga itu jika sedang musim. Tentang daging, jangan takut. Bagi lidah
orang jawa, tempe tahu jauh lebih cocok untuk menu harian.
Naik atau turun? |
Namun ada yang lebih
mendasar dari semua itu yang ingin saya kupas: keimanan kita. Lho kok?
Keyakinan kita bahwa Allah
adalah Maha Pencipta, Maha Pemberi Rizki. Allah itu Arraziiq. Allah jamin rizki
setiap makhluqnya, apalagi kita manusia yang mau berusaha. Apalagi jika beriman
dan beramal solih.
Menjawab kegalauan Dede,
saya menyarankan 3 hal:
1.
Kokohkan keyakinan kita akan rejeki dari
Allah.
2.
Luruskan pemahaman kita tentang apa yang
dimaknakan sebagai rejeki.
3.
Terus berusaha tingkatkan iman, amal solih
dan berusaha membuka pintu-pintunya.
Yang pertama dulu, Allah
seperti persangkaan hambaNya. Jika kita yakin menyangka Allah akan beri jalan
rejeki, maka Allah akan bukakan jalan itu. Allah Maha Kaya dan Maha Luas rizkiNya.
Saya ceritakan kisah beberapa orang yang dalam hitungan manusiawi, tak mugkin
bisa berangkat haji. Namun dengan amal solih yang mereka lakukan tanpa pamrih,
Allah gerakkan hati orang-orang untuk memberangkatkan mereka ke tanah suci. Ada
seorang nenek tukang pijit yang berangkat haji dengan ONH plus karena langganan
pijitnya adalah suami istri orang kaya yang tetap ingin dipijit selama di tanah
suci, jadi nenek ini juga sekalian diajak berhaji.
Berapa banyak orang yang di
atas kertas gajinya takkan mencukupi untuk hidup, namun ternyata mereka bisa
terus melanjutkan hidup dan berbahagia. Bukankah kebahagiaan itu bukan terletak
pada materi, tetapi kecerdasan untuk mensyukuri dan menikmati setiap proses
kehidupan.
Yang ke dua, rejeki tak
selalu sama dengan materi. Rejeki bisa saja berupa kesehatan, kesempatan,
kebahagiaan, kegembiraan, ilmu, anak, pekerjaan, teman yang baik, lingkungan
yang baik...jika hanya menyempitkan pengertian rejeki dengan gaji yang
diterima, bukankah tidak selalu penghasilan seseorang adalah rejeki bagi orang
tersebut?
Saya sering contohkan,
seseorang yang pada tanggal muda menerima gaji, lantas pulang dari terima gaji
kecopetan atau dirampok, gajinya tak lagi menjadi rejekinya. Atau seseorang
yang membeli makanan, membeli makanan dengan uangnya sendiri, makanannya halal,
uangnya halal dibeli dengan cara yang baik. Saat akan dimakan, makanan itu
tumpah....tak lagi menjadi rejekinya. Bisa saja makanan itu berhasil
dimakannya, masuk ke perutnya, namun ia berkendara atau masuk angin dan
muntah-muntah, maka makanan yang masuk ke perutnyapun belum tentu menjadi
rejekinya. Masya Allah.
Menjadikan diri sensitif
pada nikmat Allah, mudah mengenali dan mensyukurinya. Karena janji Allah barang
siapa bersyukur maka Allah akan menambahkan nikmat tersebut. Sebaliknya jika
kufur, maka adzab Allah sangat pedih.
Terus melangkah dengan keyakinan |
Kemudian yang ketiga, pintu
rizki. Sungguh banyak jika kita mau mengenali dan mencarinya. Kita hanya
diperintahkan memurnikan ketaatan dan terus beramal. Maka Allah yang akan
menyempurnakan rejeki kita. Prinsip yang diajarkan pak Mario Teguh, lakukan
lebih dari apa yang dibayarkan kepada anda, maka Allah yang akan menggenapkan
rejeki anda. Jika anda digaji untuk bekerja dari jam 8-16, maka datanglah lebih
awal dan pulanglah lebih akhir. Lakukan lebih dari apa yang menjadi
tanggungjawab anda dengan bersungguh-sungguh, selanjutnya urusan Allah.Adalah
hak Allah untuk menyelesaikan ....sederhana ya. Namun berapa banyak orang lupa
dan mengambil hak Allah.
Menghitung kekuasaan dan
kekayaan Allah dengan keterbatasan manusia. Lalai bahwa Allah dapat saja
membuat keajaiban selama kita di jalanNya.
Halah, bagaimana sih
konkritnya?
Contohnya nih, saya punya
saudara. Lulusan SMA, ia melamar menjadi sopir pada seorang pengusaha kaya.
Sopir muda ini menunjukkan kesungguhan bekerja. Ia lakukan lebih dari pada
pekerjaan sopir. Jika di rumah majikan ia bersih-bersih dan merawat setiap
barang yang ada. Jika menyetir ia hati-hati dan berlaku sopan. Majikannya jatuh
simpati padanya dan menawari kuliah, tentu saja ia mau, dan bekerja sambil
kuliah. Setelah lulus kuliah, majikan merekomendasikan ia bekerja di perusahaan
rekannya. Hingga sepuluh tahun kemudian bisa menemukan jalannya sendiri di
perusahaan lain. Sudah tiga tahun ini sukses menjadi direktur sebuah perusahaan
swasta. Dengan posisinya sekarang ia memiliki dua rumah, membelikan orang
tuanya mobil dan menolong adik-adiknya. Ia hanya melakukan lebih
dari apa yang dibayarkan untuknya dan Allah yang menggenapkan rejekinya.
Ini bukan cerita dari negeri
antah berantah, karena yang mengalami adalah sepupu saya sendiri.
Saya dorong kepada Dede dan
kawan-kawannya, untuk menaikkan level diri di sisi Allah. Mendekat dengan
kesungguhan ibadah wajib dan meraih cinta Allah dengan ibadah sunah. Terus
tingkatkan iman, taqwa dan amal solih, yakin jika Allah berkehendak, maka semua
mungkin terjadi. Jangan takut pulang ke tanah
air, disana akan lebih konkrit berbakti kepada orang tua, terus berdoa semoga
dimudahkan diberi jodoh dan kehidupan yang baik. Amin.
Tingkatkan amal, lakukan lebih |
Ini dia bonus pintu rejeki
untuk pembaca budiman:
1. Istighfar dan Taubat
Nabi Nuh u berkata kepada kaumnya : "Maka aku katakan kepada mereka, mohon ampunlah kepada Rabb-mu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) sungai-sungai". (QS Nuh : 10-12)
1. Istighfar dan Taubat
Nabi Nuh u berkata kepada kaumnya : "Maka aku katakan kepada mereka, mohon ampunlah kepada Rabb-mu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) sungai-sungai". (QS Nuh : 10-12)
2. Taqwa
Fiman Allah : "Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya". (QS. Ath-Thalaq : 2-3)
3. Bertawakkal (berserah diri) kepada Allah
Rasulullah r bersabda : "Sungguh, seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana rizki burung-burung. Mereka berangkat pagi dengan perut lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang". (HSR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnul Mubarak, Ibnu Hibban, Al Hakim, Al Qudhai dan Al Baghawi dari Umar bin Khaththab t)
4. Beribadah sepenuhnya kepada Allah semata
Rasulullah r bersabda : "Sesungguhnya Allah berfirman : "Wahai anak Adam, beribadahlah sepenuhnya kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan Aku penuhi kebutuhanmu. (Dan) jika kalian tidak melakukannya, niscaya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak Aku penuhi kebutuhanmu". (HSR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al Hakim dari Abu Hurairah t)
5. Menjalankan Haji dan Umrah
Rasulullah r bersabda : "Kerjakanlah haji dengan umrah atau sebaliknya. Karena sesungguhnya keduanya dapat menghilangkan kemiskinan dan dosa sebagaimana api dapat menghilangkan kotoran (karat) besi." (HSR Nasai. Hadits ini shahih menurut Imam Al Albani. Lihat Shahih Sunan Nasai.)
6. Silaturrahim (menyambung tali kekerabatan yang masih ada hubungan nasab)
Rasulullah r bersabda : "Barangsiapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung tali silaturrahim" (HSR. Bukhari).
7. Berinfak dijalan Allah
Allah berfirman : "Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya. Dialah sebaik-baiknya Pemberi rizki". (QS. Saba : 39).
8. Memberi nafkah kepada orang yang menuntut ilmu
Anas bin Malik t berkata : "Dulu ada dua orang bersaudara pada masa Rasulullah r. Salah seorang mendatangi (menuntut ilmu) pada Rasulullah r, sedangkan yang lainnya bekerja. Lalu saudaranya yang bekerja itu mengadu kepada Rasulullah r (lantaran ia memberi nafkah kepada saudaranya itu), maka Beliau r bersabda : "Mudah-Mudahan engkau diberi rizki dengan sebab dia". (HSR.Tirmidzi dan Al Hakim, Lihat Shahih Sunan Tirmidzi).
9. Berbuat baik kepada orang-orang lemah
Mushab bin Sad t berkata, bahwasanya Sad merasa dirinya memiliki kelebihan daripada orang lain. Maka Rasulullah r bersabda : "Bukankah kalian ditolong dan diberi rizki lantaran orang-orang lemah diantara kalian?". (HSR. Bukhari).
10. Hijrah dijalan Allah
Allah berfirman : "Barangsiapa berhijrah dijalan Allah, niscaya mereka akan mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rizki yang banyak". (QS. An Nisa : 100)
(Abu Ghailan, disarikan dari kitab "Mafaatihur Rizq fii Dhauil Kitab was Sunnah" karya Dr. Fadhi Ilahi. (Judul edisi Indonesia "Kunci-kunci Rizki menurut Al Qur-an dan Sunnah").
Semoga ini menjawab kegalauan seorang Dede. Mengetuk hati mereka para
perempuan yang jauh dari tanah air demi mengejar ringgit atau reyal, hingga
terkadang mengorbankan keluarga, untuk kembali menjalani hidup bersama
keluarganya. Postingan ini juga pengingatan bagi diri saya sendiri, untuk lebih yakin
tentang rejeki.
Dan anda para pembaca, apakah anda telah pula memiliki keyakinan itu?
Rejeki jalan-jalan |
Setuju sekali mak, rejeki itu Allah yang atur. Mau pergi kemanapun kalau Allah menetapkan rejeki kita ada di Indonesia, niscaya kita tak akan dapat apa-apa di negeri orang. Yang penting, rasa syukur yang harus selalu kita panjatkan. Berapapun besarnya rejeki yang Allah berikan kepada kita bila syukur itu selalu ada, niscaya kita tak akan kekurangan.
ReplyDeleteTerima kasih mak, tulisannya meng-inspirasi.
kunjungan pertama dari jauh. makasih mak
ReplyDeleteiya bener, kalau kita berusaha, pasti ada saja jalan rezekinya ya mak.
ReplyDeleteSaya yakin,selama di bumi Alloh,selama ada keyakinan maka Alloh pasti melimpahi kita rzki. Bahkan jika kita pandai bersyukur maka Alloh akan melipatgandakan rizki u kita. Bahkan dari arah yg tdk kita sangka :)
ReplyDeleteSaya yakin,selama di bumi Alloh,selama ada keyakinan maka Alloh pasti melimpahi kita rzki. Bahkan jika kita pandai bersyukur maka Alloh akan melipatgandakan rizki u kita. Bahkan dari arah yg tdk kita sangka :)
ReplyDeletemakasih kunjungannya mak evi nursanti dan fitri anita. saya setuju banget dengan komennya.
ReplyDelete