Bagiku adalah sebuah tempat yang
mengenangnya saja memuat aku menangis.
Lho kok malah nangis?
Iya aku selalu rindu dan ingin balik ke
sana, bahkan doaku bisa balik ke sana setiap tahun.
Di manakah itu?
Masjid Nabawi. Rumah Allah yang memasukinya membuat air mata haruku terburai-burai. Air mata bahagia dan rindu. Rindu pada kekasih Allah, Rasulullah tercinta yang pernah menjejaki lantai masjid ini berabad yang lalu.
Rumah yang kala aku sujud di dalamnya
telah memanggil buliran hangat dari hatiku sejak mengucap takbir pertama. Rumah
yang meninggalkannya membuat air mataku tumpah ruah oleh kesedihan berpisah
dengan indahnya ibadah.
Di rumah ini pula aku bertemu dengan
seorang yang kukagumi, Ablah Tsurayya. Guru yang yang tak kan kulupa, yang
ilmunya seluas samudra dan selalui mencurahi jamaah ziyaroh dengan nasehat
mencerahkan. Aku bertemu dengannya beberapa kali. Berbincang langsung hanya dua
kali namun takkan pernah hilang ingatan dan semua yang penah dipesankannya.
Di tempat ini aku pernah duduk dalam
majelis Al-Qur’an ustadzah Khadijah. Perempuan cantik berkulit hitam yang hafal
Al-qur’an. Ia mirip pemain cat women Halle Berry, bahkan jauh lebih cantik
tersimpan wajah bening di balik cadarnya. Kuingat saat aku duduk melingkar menyetorkan
bersama beberapa perempuan dari berbagai-bagai bangsa.
Karena Masjid nabawi adalah masjid Rasulullah. Mengunjunginya bukan saja menjadi tamu Allah, tapi juga tamu Rasulullah. Masjid Nabawi sungguh indah dan
nyaman untuk dinikmati. Begitu kita melihat bangunannya, kagum dengan
keindahannya. Lebih
indah dari foto-foto yang pernah kulihat. Lampu-lampu bersinar di menara yang
menjulang. Ornamen jendela , pintu, dinding, semua nampak indah bagiku. Terlebih ornamen interior yang memanjakan mata. Sayangnya
kita tak boleh memotretnya.
gambar dari sini |
Pilar-pilar kokohnya nampak cantik
dengan ukiran emas. Kubahnya bertabur Asmaul Husna 99 nama Allah yang mulia.
Dapat bergeser lembut anggun tanpa suara, di waktu pagi dan petang. Membuka panorama
langit berbintang yang nyaris tak pernah berawan. Mengundang burung masuk
berkunjung melintas anggun di atas kepala para jama’ah.
Hiasan lampu dan ukiran dari emas
murni. Rak-rak tempat Alquran berwarna keemasan berderet sungguh rapi.
Karpet merahnya sungguh tebal dan
lembut. Membentang menanti sentuhan dahi para jamaah yang bertitik air wudhu.
Sekat berukir menjadi ornamen indah pembatas area laki-laki perempuan. Inilah
yang membuat nyaman. Kita bisa merasakan ketenangan, kesendirian dalam
keramaian.
Sesenggrukan sendiri dalam munajat
suci, mengembunkan air sambil dzikir dan tilawah. Atau sekedar berselonjor
mendengarkan ceramah. Di sore hari, bertebar taman syurga memanggil untuk
bergabung, dalam berbagai-bagai bahasa. Dan tiga waktu dalam sehari, berduyun
wajah-wajah penuh harap, mengantri untuk ziyarah ke raudhoh.
Roudhoh, dimanakah itu?
Sepenggal bagian syurga yang menjadi
berkah di bumi. Area dalam masjid yang merupakan bagian dari masjid awal pada
masa nabi. Antara mimbar hingga kediaman Rasulullah. Karpetnya yang berwarna
hijau muda dan berukir indah, tak pernah lelah disesaki jamaah.
Berebut kami untuk bisa bersujud,
sholat dan dzikir di dalamnya. Tiang-tiang roudhoh berukir emas sebagai
penanda. Dan tengoklah ke arah kiri, makam Nabi yang Mulia, tertutup dalam
bilik khusus untuk mencegah dari perbuatan syirik yang menyesatkan.
“Assalamu’alaikum ya Rasulullah....
Assalamu’alaikum ya Abu Bakar....
Assalamu’alaikum ya Umar ibnul
Khatthab....
Melambai tangan dan terucap shalawat
untuk Rasul dan sahabat mulia. Mengalirkan kerinduan membuncah di dada.
Berharap kelak mendapatkan kemuliaan di syurga bersanding dengan Baginda
Rasulullah dan para sahabat.
Hmm menuliskan inipun aku sudah berurai
air mata.
Atas kuasa Allah, saya dapat bersujud
dengan puas dan melakukan sholat berkali-kali. Memanjatkan doa-doa terbaik
untuk diri dan orang-orang tercinta. Untuk umat Islam dan dakwah ini.
Memohon agar kelak bisa datang kembali,
berziyarah ke tiga tanah suci sesuai tuntunan nabi. Dari Abu Said Al-Khudri ra, ia berkata, “ Rasulullah saw
bersabda: ‘Janganlah melakukan ziarah kecuali ke tiga masjid: Masjidil Haram,
Masjidil Aqsa, dan masjidku ini (yakni Masjid Nabawi).” (HR Bukhari dan Muslim)
Ringan kaki melangkah setelah
menuntaskan dahaga kerinduan munajat di roudhah. Seakan telah diangkat sebagian
beban ini untuk bisa lebih banyak tersenyum dan berbuat yang terbaik bagi siapapun.
Gambar dari sini |
Di luar masjid, terbentang juga karpet
merah untuk para jamaah. Keluarga-keluarga muda, ibu dan para anak-anak, duduk
bergerombol, bercengkerama menanti waktu sholat.
Payung-payung cantik
terkembang serupa belalang, tanpa suara. Aku selalu merindukan saat payung
terkembang dan menangkup. Sambil menyaksikan nuansa langit yang menyempurnakan
keindahan. Di fajar ataupun di lembayung senja.
Bahkan bisikan anginpun terasa lirih
merdu mendayu, seakan tak ingin mengusik kekhusukan jamaah.
Masjid Nabawi, tempat ternyaman bagiku yang selalu memanggil kembali. Masjid yang menjadi saksi sejarah nan indah. Di bumi ini Rasulullah diterima dengan penuh cinta setelah terusir di tanah kelahirannya. Di sinilah Rasul mendapat para pelindung dan pembela setia. Dan disini pula beliau wafat dan di makamkan.
Masjid Nabawi, aura ruhiyahnya pernah
kuhirup dalam-dalam membasuh ruhani. Seakan luruh semua penat jiwa dalam
siraman cahaya Ilahi. Keutamaannya telah disabdakan oleh Rasulullah:
"Satu
kali sholat di masjidku ini, lebih besar pahalanya dari seribu kali salat
di masjid yang lain, kecuali di Masjidil Haram. Dan satu kali salat di Masjidil
Haram lebih utama dari seratus ribu kali salat di masjid
lainnya" (Riwayat Ahmad, dengan sanad yang sah).
Aku selalu berdoa dan berharap, kelak
dapat menghabiskan masa tua, di ketenangan masjid nabawi. Tenggelam dalam
hafalan Al-Qur;an dan munajat suci. Semoga, amin.
subhanallah... suatu saat aku mau bawa bapak dan ibuku ke sana, aamiin
ReplyDeleteSemoga segera terwujud Suma Atika, amiin
DeleteSebuah tempat yang pasti akan tersimpan indah di sanubari ya mak...moga niat dan ikhtiarku bareng suami ziarah ke tanah suci bisa terwujud tahun ini, aamiin :)
ReplyDeleteYa Allah lapangkan jalan untuk Hidayah Sulistyowati dan suami berhaji dan ziyarah di tanah suci, amiin
DeleteAku pengin pake banget kesan sekeluarga. Aamiin semoga dipermudah
ReplyDeleteSemoga mak Ade Anita dan keluarga dapat berziyaroh sekeluarga...amiin
DeleteHiks...mbacanya aja ikut mbrebes mili mbak...rindu bertumpuk tumpuk ingin bertemu Rasullah di Baitullah....semoga aku bisa segera sampai sana,spt drimu...amiiinn ;)
ReplyDeleteSaya doakan mak travelernya sampai ke sana....amiin.
DeleteAlhamdulillah Mak Ida sudah pernah berkunjung ke Masjid Nabawi dan beroleh kesan mendalam. jadi kepingin ke sana juga. :) Ingin merasakan kebesaran dan kedekatan dengan Zat Pencipta dan meresapi sejarah hidup baginda Nabi Muhammad.
ReplyDeleteSemoga menang GA-nya, Mak. :)
Amin makasih doanya. Mak Rohyati semoga biasa balik ziyarah tiap tahun, amiin
DeleteSubhanAllah :'(
ReplyDeleteundang daku di rumahMu Ya Rabb...
Semoga ya Allah Pudja Kusumah bisa ziyaroh ke baitullah dan masjid nabawi
DeleteHiks..mau juga dong mak kesana..
ReplyDeleteKudoakan Kania Ningsih dan keluarga bisa ziyarah di waktu muda, amiin
DeleteSubhanAllah...., mendengar kisah perjalanan seseorang menuju Baitullah senantiasa membuat takjub.
ReplyDeleteMak Ida Nur Laela, doakan sy segera bisa berkunjung ke sana juga.
Semoga GA-nya menang, karena "It's really a place to remember"
Kholifah Hariyani, kudoakan dirimu dan keluarga bisa segera berhaji dan berumrah di waktu muda, amiin
Deletebenar-benar kisah yang luarbiasa..subhanallah, semoga doa dan harapannya untuk menghabiskan masa tua di masjid nabawi bisa terijabah...aamiinnn,..
ReplyDeleteselamat berlomba,,,keep happy blogging always,,,salam dari Makassar :-)
makasih bang Hariyanto, semoga juga bisa ziyarah ke sana bersama keluarga amiin
DeleteSemoga bisa berkunjung ke sana bersama suami dan ibu bapak, aamin :)
ReplyDeletesaya doakan semoga Heni Puspita bersama suami dan ibu bapak bisa berhaji dan berumrah segera, amiin
Deletetempat yang ngangenin banget ya, mak. buat shalat, rasanya adem
ReplyDeleteadeem banget ila Rizky. moga bisa balik sana lagii, amin
DeleteMasyaAllah,beneran pingin kesna,semoga kau ijinkan ya Allah,aamiin.bersama suami Dan ibuku.aamiin
ReplyDeleteYa Allah, semoga Dian Farida dan keluarga dapat segera berhaji dan ziyarah ke masjid nabawi,mamiin
DeleteIndahnya Masjid Nabawi. Masjid yang selama ini hanya bisa saya baca dan saya lihat di media dan cerita teman-teman. Semoga Allah memberiku kesempatan untuk mengunjunginya. Terima kasih sudah sharing, Mak Ida. :')
ReplyDeleteYa Mak Nia, menyaksikan sendiri lebih menakjubkan, terutama aura ruhiyahnya yang menurut saya lebih dari masjidil haram. Semoga mak Nia bisa segera berhaji, amiin
Deletebaca ini aja saya udah mbrebes mili,pingin kesana,pingin sujud,shalat dan banyak do'a...semoga kesampaian ke sana aminn
ReplyDeleteAmiin semoga mak Hana segera dapat berhaji amiin
DeleteHatiku bergetar maak... Huhuuu kpingin kesanaa
ReplyDeleteMakasih udah ikutan yaaa.. :*
horee...jadi menang nih bisa bikin bergetar si empunya gawe...hihi
DeleteBergetar sukamu ini membaca tulisan Mak Ida. Terbayang pengalaman spiritual yang terjadi dalam diri Mak Ida. Semoga apa yang dicita-citakan bagi diri dan keluarga, terkabul ya Mak. Sukses juga buat GA-nya. Belum ikut Hik...hik
ReplyDeletemakasik mak Icha yuuk ikutan ngramein anak kost punya gawe nih...hihi jadi ingat uyel-uyel di kalibata
Deletemenetes air mata saya Mak membaca postingan ini, seakan saya turut berada di dalamnya, saya ingin sekali kesana, bismillah semoga Allah mengabulkannya.. amiiin... T_T
ReplyDeleteMak Riski, saya menulis dengan air mata kerinduan...jadi makasih banget dengan GA mak Nurul Noe yang mengingatkan keinduan yang dalam ini. Semoga mak Riski segera bisa berhaji dan berumrah, amiin
DeleteAmiiiin ya Robbal'alamiin.. :) Terimakasih Mak Ida... :)
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletekapan saya bisa kesana ya mba? semoga Allah mengizinkan saya utk bisa masuk ke Tanah Suci tsb. Aamiin
ReplyDeleteSemoga Santi dewi bisa segera berhaji dan berumrah, amiin
DeleteKubahnya bisa mbuka nutup Mak Ida? Bagus banget yaaa..
ReplyDeleteSemoga aku sekeluarga diberi kesempatan juga untuk merasakan ibadah dan berziarah ke sana seperti dirimu ya Mak. Aamiin.
Terima kasih sudah meramaikan GA ini. Good luck.
iya mak...bisa burgeser tanpa suara....jadi kita sholat beratap langit...serasa lebih syahdu
Deleteselamat ya mbak sudah menang, sukses teruss :)
ReplyDeletemakasih mak...
Delete