Pages

Friday, April 25, 2014

A Place to Remember : Masjid Nabawi di Madinah Al-Munawaroh


Bagiku adalah sebuah tempat yang mengenangnya saja memuat aku menangis.
Lho kok malah nangis?
Iya aku selalu rindu dan ingin balik ke sana, bahkan doaku bisa balik ke sana setiap tahun.
Di manakah itu?

Bersama ibuku di bawah naungan payung


Masjid Nabawi. Rumah Allah yang memasukinya membuat air mata haruku terburai-burai. Air mata bahagia dan rindu. Rindu pada kekasih Allah, Rasulullah tercinta yang pernah menjejaki lantai masjid ini berabad yang lalu.

Rumah yang kala aku sujud di dalamnya telah memanggil buliran hangat dari hatiku sejak mengucap takbir pertama. Rumah yang meninggalkannya membuat air mataku tumpah ruah oleh kesedihan berpisah dengan indahnya ibadah.

Di rumah ini pula aku bertemu dengan seorang yang kukagumi, Ablah Tsurayya. Guru yang yang tak kan kulupa, yang ilmunya seluas samudra dan selalui mencurahi jamaah ziyaroh dengan nasehat mencerahkan. Aku bertemu dengannya beberapa kali. Berbincang langsung hanya dua kali namun takkan pernah hilang ingatan dan semua yang penah dipesankannya.

Bersama Seorang Nenek dari Pakistan
di halaman masjid
Di tempat ini aku pernah duduk dalam majelis Al-Qur’an ustadzah Khadijah. Perempuan cantik berkulit hitam yang hafal Al-qur’an. Ia mirip pemain cat women Halle Berry, bahkan jauh lebih cantik tersimpan wajah bening di balik cadarnya. Kuingat saat aku duduk melingkar menyetorkan bersama beberapa perempuan dari berbagai-bagai bangsa.

Masjid Nabawi mengapa begitu memikat hati?

Karena Masjid nabawi adalah masjid Rasulullah. Mengunjunginya bukan saja menjadi tamu Allah, tapi juga tamu Rasulullah. Masjid Nabawi sungguh indah dan nyaman untuk dinikmati. Begitu kita melihat bangunannya, kagum dengan keindahannya. Lebih indah dari foto-foto yang pernah kulihat. Lampu-lampu bersinar di menara yang menjulang. Ornamen jendela , pintu, dinding, semua nampak indah bagiku. Terlebih ornamen interior yang memanjakan mata. Sayangnya kita tak boleh memotretnya.

gambar dari sini 
Pilar-pilar kokohnya nampak cantik dengan ukiran emas. Kubahnya bertabur Asmaul Husna 99 nama Allah yang mulia. Dapat bergeser lembut anggun tanpa suara, di waktu pagi dan petang. Membuka panorama langit berbintang yang nyaris tak pernah berawan. Mengundang burung masuk berkunjung melintas anggun di atas kepala para jama’ah.
Hiasan lampu dan ukiran dari emas murni. Rak-rak tempat Alquran berwarna keemasan berderet sungguh rapi.

Karpet merahnya sungguh tebal dan lembut. Membentang menanti sentuhan dahi para jamaah yang bertitik air wudhu. Sekat berukir menjadi ornamen indah pembatas area laki-laki perempuan. Inilah yang membuat nyaman. Kita bisa merasakan ketenangan, kesendirian dalam keramaian.

Sesenggrukan sendiri dalam munajat suci, mengembunkan air sambil dzikir dan tilawah. Atau sekedar berselonjor mendengarkan ceramah. Di sore hari, bertebar taman syurga memanggil untuk bergabung, dalam berbagai-bagai bahasa. Dan tiga waktu dalam sehari, berduyun wajah-wajah penuh harap, mengantri untuk ziyarah ke raudhoh.

Roudhoh di bawah kubah Hijau
foto koleksi pribadi
Roudhoh, dimanakah itu?
Sepenggal bagian syurga yang menjadi berkah di bumi. Area dalam masjid yang merupakan bagian dari masjid awal pada masa nabi. Antara mimbar hingga kediaman Rasulullah. Karpetnya yang berwarna hijau muda dan berukir indah, tak pernah lelah disesaki jamaah.

Berebut kami untuk bisa bersujud, sholat dan dzikir di dalamnya. Tiang-tiang roudhoh berukir emas sebagai penanda. Dan tengoklah ke arah kiri, makam Nabi yang Mulia, tertutup dalam bilik khusus untuk mencegah dari perbuatan syirik yang menyesatkan.

“Assalamu’alaikum ya Rasulullah....
Assalamu’alaikum ya Abu Bakar....
Assalamu’alaikum ya Umar ibnul Khatthab....

Melambai tangan dan terucap shalawat untuk Rasul dan sahabat mulia. Mengalirkan kerinduan membuncah di dada. Berharap kelak mendapatkan kemuliaan di syurga bersanding dengan Baginda Rasulullah dan para sahabat.
Hmm menuliskan inipun aku sudah berurai air mata.

Atas kuasa Allah, saya dapat bersujud dengan puas dan melakukan sholat berkali-kali. Memanjatkan doa-doa terbaik untuk diri dan orang-orang tercinta. Untuk umat Islam dan dakwah ini.

Memohon agar kelak bisa datang kembali, berziyarah ke tiga tanah suci sesuai tuntunan nabi. Dari Abu Said Al-Khudri ra, ia berkata, “ Rasulullah saw bersabda: ‘Janganlah melakukan ziarah kecuali ke tiga masjid: Masjidil Haram, Masjidil Aqsa, dan masjidku ini (yakni Masjid Nabawi).” (HR Bukhari dan Muslim)

Ringan kaki melangkah setelah menuntaskan dahaga kerinduan munajat di roudhah. Seakan telah diangkat sebagian beban ini untuk bisa lebih banyak tersenyum dan berbuat yang terbaik bagi siapapun.

Gambar dari sini
Di luar masjid, terbentang juga karpet merah untuk para jamaah. Keluarga-keluarga muda, ibu dan para anak-anak, duduk bergerombol, bercengkerama menanti waktu sholat. 

Payung-payung cantik terkembang serupa belalang, tanpa suara. Aku selalu merindukan saat payung terkembang dan menangkup. Sambil menyaksikan nuansa langit yang menyempurnakan keindahan. Di fajar ataupun di lembayung senja.
Bahkan bisikan anginpun terasa lirih merdu mendayu, seakan tak ingin mengusik kekhusukan jamaah.

Foto koleksi pribadi

Masjid Nabawi, tempat ternyaman bagiku yang selalu memanggil kembali. Masjid yang menjadi saksi sejarah nan indah. Di bumi ini Rasulullah diterima dengan penuh cinta setelah terusir di tanah kelahirannya. Di sinilah Rasul mendapat para pelindung dan pembela setia. Dan disini pula beliau wafat dan di makamkan.

Masjid Nabawi, aura ruhiyahnya pernah kuhirup dalam-dalam membasuh ruhani. Seakan luruh semua penat jiwa dalam siraman cahaya Ilahi. Keutamaannya telah disabdakan oleh Rasulullah:

"Satu kali sholat  di masjidku ini, lebih besar pahalanya dari seribu kali salat di masjid yang lain, kecuali di Masjidil Haram. Dan satu kali salat di Masjidil Haram lebih utama dari seratus ribu kali salat di masjid lainnya" (Riwayat Ahmad, dengan sanad yang sah).

Aku selalu berdoa dan berharap, kelak dapat menghabiskan masa tua, di ketenangan masjid nabawi. Tenggelam dalam hafalan Al-Qur;an dan munajat suci. Semoga, amin.


 Artikel ini diikutsertakan dalam :


42 comments:

  1. subhanallah... suatu saat aku mau bawa bapak dan ibuku ke sana, aamiin

    ReplyDelete
  2. Sebuah tempat yang pasti akan tersimpan indah di sanubari ya mak...moga niat dan ikhtiarku bareng suami ziarah ke tanah suci bisa terwujud tahun ini, aamiin :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya Allah lapangkan jalan untuk Hidayah Sulistyowati dan suami berhaji dan ziyarah di tanah suci, amiin

      Delete
  3. Aku pengin pake banget kesan sekeluarga. Aamiin semoga dipermudah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga mak Ade Anita dan keluarga dapat berziyaroh sekeluarga...amiin

      Delete
  4. Hiks...mbacanya aja ikut mbrebes mili mbak...rindu bertumpuk tumpuk ingin bertemu Rasullah di Baitullah....semoga aku bisa segera sampai sana,spt drimu...amiiinn ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya doakan mak travelernya sampai ke sana....amiin.

      Delete
  5. Alhamdulillah Mak Ida sudah pernah berkunjung ke Masjid Nabawi dan beroleh kesan mendalam. jadi kepingin ke sana juga. :) Ingin merasakan kebesaran dan kedekatan dengan Zat Pencipta dan meresapi sejarah hidup baginda Nabi Muhammad.
    Semoga menang GA-nya, Mak. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin makasih doanya. Mak Rohyati semoga biasa balik ziyarah tiap tahun, amiin

      Delete
  6. SubhanAllah :'(
    undang daku di rumahMu Ya Rabb...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga ya Allah Pudja Kusumah bisa ziyaroh ke baitullah dan masjid nabawi

      Delete
  7. Replies
    1. Kudoakan Kania Ningsih dan keluarga bisa ziyarah di waktu muda, amiin

      Delete
  8. SubhanAllah...., mendengar kisah perjalanan seseorang menuju Baitullah senantiasa membuat takjub.
    Mak Ida Nur Laela, doakan sy segera bisa berkunjung ke sana juga.
    Semoga GA-nya menang, karena "It's really a place to remember"

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kholifah Hariyani, kudoakan dirimu dan keluarga bisa segera berhaji dan berumrah di waktu muda, amiin

      Delete
  9. benar-benar kisah yang luarbiasa..subhanallah, semoga doa dan harapannya untuk menghabiskan masa tua di masjid nabawi bisa terijabah...aamiinnn,..
    selamat berlomba,,,keep happy blogging always,,,salam dari Makassar :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih bang Hariyanto, semoga juga bisa ziyarah ke sana bersama keluarga amiin

      Delete
  10. Semoga bisa berkunjung ke sana bersama suami dan ibu bapak, aamin :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya doakan semoga Heni Puspita bersama suami dan ibu bapak bisa berhaji dan berumrah segera, amiin

      Delete
  11. tempat yang ngangenin banget ya, mak. buat shalat, rasanya adem

    ReplyDelete
    Replies
    1. adeem banget ila Rizky. moga bisa balik sana lagii, amin

      Delete
  12. MasyaAllah,beneran pingin kesna,semoga kau ijinkan ya Allah,aamiin.bersama suami Dan ibuku.aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya Allah, semoga Dian Farida dan keluarga dapat segera berhaji dan ziyarah ke masjid nabawi,mamiin

      Delete
  13. Indahnya Masjid Nabawi. Masjid yang selama ini hanya bisa saya baca dan saya lihat di media dan cerita teman-teman. Semoga Allah memberiku kesempatan untuk mengunjunginya. Terima kasih sudah sharing, Mak Ida. :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya Mak Nia, menyaksikan sendiri lebih menakjubkan, terutama aura ruhiyahnya yang menurut saya lebih dari masjidil haram. Semoga mak Nia bisa segera berhaji, amiin

      Delete
  14. baca ini aja saya udah mbrebes mili,pingin kesana,pingin sujud,shalat dan banyak do'a...semoga kesampaian ke sana aminn

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiin semoga mak Hana segera dapat berhaji amiin

      Delete
  15. Hatiku bergetar maak... Huhuuu kpingin kesanaa
    Makasih udah ikutan yaaa.. :*

    ReplyDelete
    Replies
    1. horee...jadi menang nih bisa bikin bergetar si empunya gawe...hihi

      Delete
  16. Bergetar sukamu ini membaca tulisan Mak Ida. Terbayang pengalaman spiritual yang terjadi dalam diri Mak Ida. Semoga apa yang dicita-citakan bagi diri dan keluarga, terkabul ya Mak. Sukses juga buat GA-nya. Belum ikut Hik...hik

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasik mak Icha yuuk ikutan ngramein anak kost punya gawe nih...hihi jadi ingat uyel-uyel di kalibata

      Delete
  17. menetes air mata saya Mak membaca postingan ini, seakan saya turut berada di dalamnya, saya ingin sekali kesana, bismillah semoga Allah mengabulkannya.. amiiin... T_T

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mak Riski, saya menulis dengan air mata kerinduan...jadi makasih banget dengan GA mak Nurul Noe yang mengingatkan keinduan yang dalam ini. Semoga mak Riski segera bisa berhaji dan berumrah, amiin

      Delete
    2. Amiiiin ya Robbal'alamiin.. :) Terimakasih Mak Ida... :)

      Delete
  18. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  19. kapan saya bisa kesana ya mba? semoga Allah mengizinkan saya utk bisa masuk ke Tanah Suci tsb. Aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga Santi dewi bisa segera berhaji dan berumrah, amiin

      Delete
  20. Kubahnya bisa mbuka nutup Mak Ida? Bagus banget yaaa..

    Semoga aku sekeluarga diberi kesempatan juga untuk merasakan ibadah dan berziarah ke sana seperti dirimu ya Mak. Aamiin.

    Terima kasih sudah meramaikan GA ini. Good luck.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mak...bisa burgeser tanpa suara....jadi kita sholat beratap langit...serasa lebih syahdu

      Delete
  21. selamat ya mbak sudah menang, sukses teruss :)

    ReplyDelete