Aku
memandang perempuan itu. Wajahnya kemerahan tertunduk malu. Kedua orang tuanya duduk
di sisinya. Sebelah menyebelah.
Di atas
karpet merah berbunga, suamiku memberi isyarat padaku untuk menyampaikan maksud
kedatangan kami.
Aku
mengambil nafas dan bicara dengan terbata-bata.
“Bapak ibu
yang kami hormati, kedatangan kami di sini sebagaimana sudah diketahui,
bermaksud untuk melamar putri bapak ibu, untuk menjadi istri dari suami saya....”
Kutatap
wajah kemerahan yang tertunduk dalam itu. Aneh, aku tak merasakan cemburu. Sedikitpun.
Aku membuat
penilaianku sendiri. Perempuan atau gadis itu masih muda. Mungkin belum ada tigapuluh.
Ia juga tidak terlalu cantik.
Aku yakin pada usia mudaku dulu aku lebih cantik dari dia. Heran, mengapa suamiku memilihnya. Dan mengapa pula ia mau menerima suamiku.
Setelah
basa-basi resmi itu, kami sibuk dengan mempersiapkan jamuan makan. Perempuan
itu menunjukkan daftar menu kue untuk hantaran dan sebagainya dan meminta pertimbangan
padaku. Aku menyerahkan sepenuhnya pada pilihannya. Bukankah ia yang sedang
menjadi ratu?
Suamiku membongkar
bawaan dan mulai membakar sate. Seperti yang biasa dilakukannya di rumah saat
kami bersantai bersama anak-anak di halaman belakang.
Aku minta
ijin mandi. Dan mulailah kuguyur pikiranku. Kuguyur sekujur tubuh. Aku mempertanyakan perasaanku
sendiri. Seperti inikah yang dialami para perempuan yang melakukan poligami
dengan kesadaran mereka. Tak ada rasa cemburu menyelip, walaupun cintaku pada
suamiku tak kuragukan. Aneh.
Kuingat
episode ini. Semua berawal dari saat suamiku mengajakku berkendara. Kami pergi
berdua saja tanpa anak-anak. Menyusuri jalan desa yang tak kukenali. Hingga mendaki
ke pegunungan.
Sepanjang jalan
kami mengobrol apa saja, kecuali tujuan perjalanan kami. Anehnya seolah aku
mengerti saja hendak ke mana. Seolah aku sudah pernah melewati jalanan itu.
Mobil
berhenti di sebuah rumah tingkat dua lantai yang dikelilingi tanah pertanian. Rumah
yang berbeda dan menonjol dibanding dengan rumah-rumah sederhana di sekitarnya.
Rumah itu bercat kuning gading dan coklat muda.
Kulihat penghuninya
sedang bersiap-siap menyambut kedatangan kami. Beberapa tetangga juga terlibat
kesibukan yang tidak mencolok. Mereka
mempersilahkan kami masuk, dan terjadilah akad lamaran itu.
“Byur...”
aku tersadar dari lamunanku. Dan kudapati ternyata aku mandi dalam keadaan
masih berpakaian lengkap. Basah kuyup bajuku hingga ujung kaki.
Aku meminjam
baju daster batik panjang pada perempuan itu.
Ternyata
hari itu juga akad nikah dan renik-renik pesta. Aku berada di sana dan seolah
tak terlihat. Tak ada yang menanyaiku dan tak ada yang mengerti posisiku.
Kulihat
suamiku yang tersenyum bahagia. Dan beberapa kali melirikku, seolah
menghawatirkan perasaanku.
Tapi aku
tetap saja tawar. Tak ada rasa benci atau cemburu.
Bahkan aku
sendiri menghawatirkan warna hatiku. Apakah aku memang berhati malaikat, atau
aku telah kehilangan kewarasanku?
Ternyata
memang benar, ada kondisi demikian. Perempuan yang melamarkan istri untuk
suaminya dengan penuh kerelaan dan tanpa paksaan. Dan aku salah satunya.
Hmm apakah
aku harus bersyukur atau sedih. Aku tak tahu.
Aku jatuh
tertidur dalam kegamanganku.
Tidur yang
nyenyak dan dalam.
“Kriiing...kriiiing...”
Ada suara
alarm keras menjerit. Aku terjaga dan suamiku meloncat dari tempat tidur,
menuju ke arah HP-nya dan mematikan alarm.
Aku melirik
jam di dinding, 03.30. Sudah pagi rupanya.
Kulihat
suamiku berjalan mengambil air wudhu.
Aku bangkit
dari cover bed pink merah marun yang lembut, dalam keadaan sedikit bingung dan
mencerna.
Suara air
berdebur dari kamar mandi. Suamiku tentu menggosok gigi dan berwudhu. Ini
kamarku, dengan korden warna hijau kombinasi kuning yang rapi.
Ini tempat
tidurku, berseprei bunga-bunga hijau yang cerah. Kuambil remot Ac dan
mematikannya, saat kurasakan hawa dingin menyapa kulitku. Aku betul-betul telah
terjaga di kamarku sendiri.
Jadi...jadi...semua
itu hanya mimpi?
Aku bergegas
bangkit dan berwudhu, membentangkan sajadah di belakang suamiku. Melihat
silhuet tubuhnya yang telah berisi dan rambutnya yang cepak dengan sedikit uban.
Saat ia menoleh mengucap salam, aku mencium tangannya dan meminta maaf dalam
hati.
Mengapa
masih saja ada mimpi yang demikian dalam tidurku. Apakah itu cerminan alam
bawah sadar? Apakah belum cukup komitmen dan kesetiaannya dengan menulis buku
ini?
Dan aku tak
menceritakan mimpi yang sedemikian nyata ini, pada suamiku.
Jogjakarta,
1 Mei 2014
Buat yang terhibur dan deg-degan dengan postingan ini, bantu artikel ini klik.Bersyukur jika mau sedekah komen dalam postingan tersebut.
untung cuma mimpi ya mak...alhamdulillah..nahan nafas bacanya hehe
ReplyDeleteiya mak...tapi seperti nyata bangets...hihi
Deletekirain betulan bu.. hehe
ReplyDeletesaya saja mengira betulan Senyum Syukur...
DeleteDeg degan bacanya iiih. kirain beneran >.<
ReplyDeleteMak kandi...saya yang mengalaminya juga deg-degan...jadi kutulis biar tambah banyak yang deg-degan....
Deletesubhaanallaah. mimpi yg bikin degdegan ya, Mak. btw... mau pesan bukunya juga ya Mak :) atau sudah ada di gramedia ya?
ReplyDeleteDi Garmed harusnya ada mak, jika tidak bisa pesan saya japri yang inbox.
Deleteiih mak Ida bikin dag dig dug bacanya ;)
ReplyDeleteya mak, saya juga dag dig dug
DeleteDeg-degan bacanyaaaa... kirain beneran maak. Ternyata mimpi. he..he..syukurlah:)
ReplyDeletehmm ternyata banyak yang ikutan bersyukur...horeee banyak temanku
Deletesempet kaget juga sih bu', walaupun saya laki2 dan saya juga belum ngerasain menikah. tapi saya bisa ngambarin dengan pacaran. tapi nice blogging bu..
ReplyDeleteoh iaa bu, mampir juga yh bu' diblog kecilan saya di http://belitungsharing*blogspot*com/ biar kita bisa saling tukar pikiran. ^_^
okee meluncurr makasih sudah mampir ya
Deletesudah berkunjung...waah keren banget jamban blogger.
Deletehadewww... bacanya nyeri-nyeri hati, mbak. Semoga gak kejadian beneran ya...hehehehe...
ReplyDeleteduuh maaf sampai nyeri-nyeri di hatii
Deletemak idaaaaaaaaaaaa....... mak ida bikin aku mbrebes mili......tulisannya buagus sangattttttttt.. sangaaattt bagusss
ReplyDeletemakasih Icha...semoga suamimu kelak menjadikan dirimu satu-satunya amiin
Deletewew....aku pikir beneran mak ida......aih...bikin kaget saja...
ReplyDeleteampuun mak Enci...aku sembunyi deh
Deletehiks...kalau bukan mimpi?
ReplyDeletekayaknya para buruh demonya pindah sini deh....
DeleteWaaahh terhanyut sayaa...tolongin doong maak....
ReplyDeleteMak Rianaa...kulempar pelampung nih...makasih udah berkunjung
DeleteDuhhh...
ReplyDeleteSaya sesak napas bacanya. Kekhawatiran memang biasa terbawa ke dalam mimpi ya Bu.
Semoga itu hanya tetap di dalam mimpi...
amiin semoga semua yang membaca ini hanya mimpi saja situasi itu....
Deleteketipu,keaduk..aduk emosi.ceritanya keren
ReplyDeleteaduuh maaf ya Harie.....makasih udah berkunjung.
Deleteaduh, mata udah berkaca-kaca dan hati berdebar gak karuan aja, mak. saya jadi bayangin wajah, suara dan senyum mak ida.. untunglah hanya mimpi....
ReplyDeletemak Sary...aku padamu...sesama emak dari keluarga besar...makasih sudah berempati untukku. tapi beneran itu mimpi semalam.
DeleteDuuh, sepnjang baca udah ngira2 yg gak2, Pak Cah kan terkenal sbg "konsultan" sekaligus penulis2 buku2 ttg munakahat ya, ko , ko..
ReplyDeleteAhaha, berhasil dibawa emosinya sama Mak Ida nih, alhamdulillah cuma mimpi :)
Salam kenal Mak, kita kemarin pernah ketemu pas acara Srikandi KEB, lupa ga minta foto bareng, hihi
salam kenal ika...iya semoga kita ketemu lagi ya....
DeleteWaaaahhh... saya kira Mak Ida sedang ikut MFFnya Mak Cara.. eh tapi ini kan kamis ya.. hehe
ReplyDeleteaku belum pd mau ikutan MFF mak cara....eh ini bukan fiktif lho, beneran mimpiku
DeleteAku pikir ini kisah nyata mak *_* , alhamdulillah hny mimpi...
ReplyDeleteMak Irma yang bening...hihi alhamdulillah
Deletekirim ke femina maak, bagus banget buat cerpen :)
ReplyDeletekayaknya Femina gak mau ada warna poligami mak...
DeleteBengong2 gajelas gitu baca critanya. Aiiiih sukurlah cuma mimpi xD
ReplyDeletehaha gak jelas ya...namanya mimpi, pastinya membingungkan. sebenarnya mimpinya panjang lebar, tapi saya ringkas saja mak, sebagian fakta mimpi saya hilangkan
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteDuduh, pikiranku kosong mbak, pas di bagian mbak melamar.
ReplyDeleteKalo mbak begitu nanti aku bisa2 dituntut agar begitu dong...:( Syukurlah cuma mimpi. :')
Jangan khawatir Anna...semua aman terkendali
Deletekaget mba... saya kira beneran, gak taunya mimpi hehehe...
ReplyDeleteAlhamdulillah ya Santi dewi
DeleteIkutan bengong...syukurlah cumi...gak kebayang ah kalau saya di posisi melamar buat suami..gak kuku..
ReplyDeleteMungkin memang ada ma Ety...para perempuan berhati malaikat itu
DeleteBune......mimpi yg pernah aku alami juga
ReplyDeleteAyoo mak Tuliiis
Deletesigh..., akhirnya, cuma mimpi :). tapi di dunia nyata, apa Mak pernah berpikiran untuk itu? beberapa kasus yg aku tahu, justru saat suami tidak berkeinginan poligami sama sekali, malah istrinya yang menganjurkan. hehehe, cuma ingin tahu
ReplyDeleteEnggak haha....cuma kadang mewawancarai istri yg berbuat demikian
Deletewadauh bu ida... kirain beneran... dag dig dug
ReplyDeleteIyaa maaf ya jika bikin jantungan
Deletesaya percaya, ada wanita-wanita seperti itu, mungkin nampaknya aneh bagi sebagian kita, tapi dunia kan penuh warna?
ReplyDeleteMemang ada, dan saya berjumpa dengan tiga orang wanita berhati malaikat itu
Deleteaduh mak, jujur saya dag dig dug bacanya, selalu takjub para perempuan yang mau dan siap dipoligami. Ibu saya sempat di poligami, meski kemudian Bapak (alm) menceraikan kembali isteri mudanya tidak lama stlh memiliki anak. Saya memiliki satu saudara tiri yang tak pernah saya pahami sebagai saudara tiri karena sejak kecil Ibu saya yang mengurus. Mantan madu Ibu, sudah bermah tangga dan memiliki keluarga sendiri. Saat Ibu di madu saya belum ada. Tapi menurut kakak sulung saya (perempuan), Ibu saya yang penurut, lugu dan polos itu pulang ke rumah nenek saya untuk waktu yang lama. Sepengetahuan saya mengenal Bapak saya, Cintanya hanya untuk Ibu saya dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Saya sendiri selalu khawatir dengan perasaan saya sendiri, apa makna dari rela di madu tanpa cemburu?apa artinya tidak ada lagi cinta di sana?
ReplyDeleteeh kok jadi malah curhat yaa...
Tapi saya suka sekali dg judul Bukunya: Bahagiakan diri dengan satu isteri...buat saya lelaki sejati adalah mereka yang mampu membahagiakan diri dengan satu isteri. salut :)
Makasih pengkayaannya mak Ophie....tentu ibuda pernah mengalami masa yang berat
DeleteHaduh... smg yang ini mimpi yg tak akan pernah jd kenyataan ya buu...nice story...
ReplyDeleteAmiiin mbak Tarti. allah sesuai persangkaan hambanya
DeleteAlhamdulillaaahhh.. happy ending ternyata mbaaakk.. senangnya itu hanya mimpi.. *nyeri yg tak melukai.. ^_^
ReplyDeleteWaah sempat nyeri ya....aduh maaf
DeleteMembaca paragraf2 awal serasa ikutan hambar. Hampir nangis :( Cukup 1 insyaallah ya Mb... Aamiin...
ReplyDeleteMimpi yang seperti nyata. Dan saya mempertanyakan perasaan saya dalam mimpi...aneh ya
DeleteMasya Allah.. alhamdulillah hanya mimpi. Berdebar membacanya. Jangan-jangan mimpi itu sebuah pertanda mak?
ReplyDeleteAh.
Ngomong apa aku ini.
Lupakan mak Ida. *sungkem.
Maak Ade...doakan kami menjadi keluarga sakinah, mawaddah warahmah
DeleteAduhh mbak, kok aku yg jd pingin marah n belain ya, walopun makin lama baca, makin ikutan rela dan pasrah, hee... SubhanAllah, betapa besar karunia Allah utk Mbak ya, seorang suami yg begitu tulus mencintai dan menghormati. Semoga makin langgeng sampe aki-nini :)
ReplyDeleteAmiiin , makasih doanya. Semoga demikian pula untukmu mak putu
DeleteSyukurlah mak Ida, cuma mimpi ternyata...
ReplyDeleteiya mak Lianny...bersyukur banget
Deletebacanya deg-dgean mbak, ALlhandulillah mimpi aja ya
ReplyDeleteIya maK Lidya...aku juga heran sendiri
DeleteMak ida temenku ada lho yg beneran ngelamarin istri buat suaminya. Secara suaminya ini dokter obsgyn terkernal yg kemudian jatuh cinta sm pasiennya. Temenku ini sbg istri bukannya minta cerai tp malah ngelamarin dan nyiapin semua acara pesta plus kamar pengantin buat suaminya. Stlh si suami resmi nikah dgn istri kedua mrk ga punya anak lalu si istri kedua ini ngadopsi anak.stlh adopsi trnyt si anak ini malah kurang di urus. Berhubungan tmnku ini merasa kasihan sm si anak adopsi akhirnya tmnku jg yg ngurus anak itu...yg aku kagum kok ya temenku ini bisa jalanin semuanya itu pdhal dia jg dokter dan anak2nya jg udah pd jd dokter n secara finansial dia jg bs mandiri.tp dia malah milih jalan di madu dan hebatnya lagi bs ikhlas sprti itu.
ReplyDeletememang ada perempuan berhati malaikat ya mak Arifah...saluut. makasih telah berbagi
DeleteHwaaa.. ternyata mimpi, Mak.. hihihi :')
ReplyDeleteHuwaa iya Ria...alhamduillah
Deletesetelah baca tulisan bu ida...apa komentar pak cah bu....
ReplyDeletehaha belum tak tanya mak
DeleteTiba-tiba pas baca ini jadi teringat kisah ust Anis Matta :D gak bsa bayangin yah klo beneran terjadi mak ehhee :D
ReplyDeletehihi setiap orang menerima sesuai kesanggupannya.
DeleteWaaaah speechless Mak
ReplyDeletehihi iya mak...makasih udah mampir
Deleteastaga aku pikir ada istri semacam itu...
ReplyDelete:P
emang ada kok, saya bertemu dengan 3 perempuan berhati malaikat itu
Deletewalah mimpi ta,,tak pikir beneran :)
ReplyDeleteiya maak sepertinya nyata banget
DeleteSerius kereeen, Ibuuu. Bacanya pelan, sambil menebak2. Masa iya, masa iya. . .
ReplyDeleteTrnyata mimpi saudara2. :D
haiya...Idah ketipu saudara-saudara...
Deletehyaaa, mimpinya serem banget, mak. taut kalo jadi nyata :') untung cuma mimpi
ReplyDeleteeeh nggak serem kok, pas mimpi aku nggak takut haha
DeleteAmpuun mak, sempet tahan nafas lama bgt. Hehe . Bagus tulisannya. Salam kenal :)
ReplyDeletesalam kenal Suci Wulandari
Deleteaduuuh. deg2an bacanya.. tapi ternyata.oh ternyata
ReplyDeleteternyata oh ternyata...makasih ya mak
Deleteblog ini masuk 10 finalis..?? semoga masuk 3 besar ya Bu
ReplyDeletesudah selesai evennya mas Zaenal...dan tidak masuk alhamdulillah
DeleteSalam kenal Mb :)
ReplyDeleteSaya juga deg deg kan bacanya Mb, ada memang yang seperti mimpi Mb, tapi sepertinya saya lebih siap seperti yang Pak Cah tulis: Bahagiakan diri dengan satu istri.
Saya pernah hadir di acara "Wanderful Family" bersama ust. Yuswar di Palembang.
Senang baca blog ini.
oh alhamdulillah...senang mendengar kita pernah kopdar. makasih kunjungannya mak
DeleteSalam kenal mbak Ida, ternyata...hanya mimpi he he he
ReplyDeleteiyaa...alhamdulillah
DeleteAlhamdulillah, bersyukur di akhir cerita, ternyata hanya mimpi. Kaget juga di awal2 baca, beneran nie, teringat Pak Cah nulis buku ttg satu istri...syukur2nya ternyata Bu Ida cuma mimpi...salam kenal bu,mohon doanya, smoga Allah karuniakan suami yang bahagia dengan 1 istri.
ReplyDeleteYa Allah karuniakan untuk saudariku ini suami yang sholih dan setia dengan satu istri, amiin
DeletePak Cah sudah tahu berarti Bu, paling juga sdh baca tulisan ini :)
ReplyDeleteSalam kenal Bu Ida, saya adik kelasnya di fakultas. **terpaut banyak tahun.
hehe sudah baca cuma senyum-senyum saja. salam kenal. makasih sudah mampir///silahkan BW ke rumah maya saya.
DeleteKeikhlasan yang tulus, berani ?
ReplyDeleteperempuan menjadi berani karena kondisi, menjadi hebat karena ikhlas
DeleteMenarik..pembahasan yang tak akan pernah selesai ya bu..qodarulloh..Alhamdulillah saya memiliki buku tersebut..sayang tidak semua bisa berpikir seperti yang di tuliskan di buku tersebut..hehe..saya malah di cap masuk neraka dan kafir oleh salah seorang pak guru pendamba poligami..wkwkwk
ReplyDeletewah...
DeleteMenarik..pembahasan yang tak akan pernah selesai ya bu..qodarulloh..Alhamdulillah saya memiliki buku tersebut..sayang tidak semua bisa berpikir seperti yang di tuliskan di buku tersebut..hehe..saya malah di cap masuk neraka dan kafir oleh salah seorang pak guru pendamba poligami..wkwkwk
ReplyDeleteCara penyampaian dan promo bukunya apik banget, Mak Ida! Sukaaaaa deh! Tadinya sempat deg-degan, eh ternyata... Hehe. Semoga menjadi sebuah kisah yang menarik penuh manfaat dan mampu mengajarkan para suami untuk bisa bahagia dengan satu istri , ya, Mak Ida.
ReplyDeletemakasih kunjungannya mak Al...taqobalallahu minna wa minkum
DeleteSalam kenal mak Ida, klo mau beli bukunya dimana ya? Apa ada di toko buku atau bisa beli online?
ReplyDeletebuku ini sudah habis di pasaran. dan tidak cetak ulang. sekarang yang lagi naik daum seri wonderful
Delete