Pernahkah anda mengikuti seminar?
Pernahkah anda memperhatikan berapa lama durasinya para pemberi sambutan?
Versi panitia menyusun acara memang beragam. Kadang mengherankan juga.
Pernah suatu ketika, kami hadir ke sebuah kota kabupaten. Bersiap mengisi seminar yang diadakah oleh sebuah lembaga. Undangannya jam 8-12. Kami dijadwalkan mulai mengisi jam 9, setelah ceremonial pembukaan.
Hingga jam 9.30 acara belum dimulai. Konon karena menanti bapak Bupati yang belum hadir. Protokoler mengharuskan acara dimulai setelah bapak Bupati hadir.
Dulu, saya kadang negosiasi dengan panitia, meminta agar acara dimulai saja dan nanti dibreak ketika bupati hadir. Saya khawatir target materi yang saya bawakan tidak terpenuhi.
Namun kini saya kurang bersemangat untuk mengajukan usulan semacam itu. Jadi saya duduk manis mengobrol dengan pembicara lain atau tamu undangan lain. Kadang juga mengetik. Alhamdulillah interaksi informal itu seringkali sangat bermanfaat untuk saya menggali lebih banyak informasi tentang suatu daerah, suatu topik atau belajar dari pribadi seseorang.
Adapun tadi, akhirnya bapak Bupati hadir jam 10.15. Lalu beliau memberikan sambutan panjang kali lebar hingga seremonial selesai jam 11. Nah jatahku dan seorang pembicara lain, hanya 2 jam bagi berdua masih ditambah tanya jawab.
Pernahkah anda memperhatikan berapa lama durasinya para pemberi sambutan?
Versi panitia menyusun acara memang beragam. Kadang mengherankan juga.
Pernah suatu ketika, kami hadir ke sebuah kota kabupaten. Bersiap mengisi seminar yang diadakah oleh sebuah lembaga. Undangannya jam 8-12. Kami dijadwalkan mulai mengisi jam 9, setelah ceremonial pembukaan.
Hingga jam 9.30 acara belum dimulai. Konon karena menanti bapak Bupati yang belum hadir. Protokoler mengharuskan acara dimulai setelah bapak Bupati hadir.
Dulu, saya kadang negosiasi dengan panitia, meminta agar acara dimulai saja dan nanti dibreak ketika bupati hadir. Saya khawatir target materi yang saya bawakan tidak terpenuhi.
Namun kini saya kurang bersemangat untuk mengajukan usulan semacam itu. Jadi saya duduk manis mengobrol dengan pembicara lain atau tamu undangan lain. Kadang juga mengetik. Alhamdulillah interaksi informal itu seringkali sangat bermanfaat untuk saya menggali lebih banyak informasi tentang suatu daerah, suatu topik atau belajar dari pribadi seseorang.
Adapun tadi, akhirnya bapak Bupati hadir jam 10.15. Lalu beliau memberikan sambutan panjang kali lebar hingga seremonial selesai jam 11. Nah jatahku dan seorang pembicara lain, hanya 2 jam bagi berdua masih ditambah tanya jawab.
Hmm anda bisa bayangkan, siapa yang merugi.
Saya sedih walaupun honor saya tetap dibayar penuh, sekalipun waktu bicara diskon hingga 50%. Namun saya merassa tak cukup membekali atau mencerahkan peserta. Setelah jauh-jauh menyeberang pulau.
Benar-benar molor yang tidak memuaskan.
Sepertinya molor sudah menjadi budaya ya Mbak? Susah menepati waktu saat acara digelar...
ReplyDeleteiyaa...repotnya kalau yang molor pejabat....semua kena
DeleteKirain molor = tidur... hehehe
ReplyDeletemoloor kareet
DeleteBudaya Indonesia banget ;) jam karet hiksss
ReplyDeleteiya maks...menyia-nyiakan waktu
Deleteitulah kebiasaan yang terkadang dianggap sudah menjadi budaya...sungguh sikap yang tidak patut ditiru,..tidak menghargai waktu,,,apalagi bagi seorang bupati..terlebih lagi panitia...sebenarnya ini acaranya bupati atau acaranya panitia....
ReplyDeletekeep happy blogging always,,,salam :-)
iya bener, makasih yaa
Deletekadang kalau harus mendiskon materi itu adalah hal yg sulit ya, mak:)
ReplyDeletebetul bangets...
DeletePas baca judulnya, kirain molor tidue, Mak hehe. Kalau molor ngaret itu memang bikin sebal, jadi gak produktif
ReplyDeletehihi mak sary ikut sebel horee
Deleteitulah maka penting sekali kita untuk membuat makalah, supaya materi yg tdk tersampaikan secara lisan bisa dipahami sendiri di rumah. sayangnya banyak pembicara yg bukan penulis, bu ida pengecualiannya... :)
ReplyDeletesaya suruh akses blog saja....makasih ya happy blogging
Deletehuaaaa.... males banget ikut acara yang molor sampai berjam-jam gini.
ReplyDeletebaru tahu niih, pandangan dari sisi pengisi acara.
naah kadang bisa jadi satu artikel...
Deletejadi inget ada yg bilang begini sama saya: jadi orang Indonesia jangan berani2 datang tepat waktu. bisa2 kita molor (ketiduran) beneran di tempat acara karena nunggu yang lain gak datang2 hehehe........
ReplyDeletewkwkwk...ketiduran
Deletepaling bete dan menyebalkan ya mbak
ReplyDeletesekarang sudah tahu caranya agar tidak bete mak...nikmati dengan mengobrol dan nulis artikel. makin molor makin banyak karya
Deletekebiasaan jam karet maish membudaya aja. Sangat disayangkan ya, Mbak
ReplyDeleteiyaa sayang banget, banyak kesempatan terbuang masal mak
DeleteKayaknya seremonial di beberapa acara itu mesti dipangkas yah Bu?
ReplyDeleteiya deh, atau jangan panjang-panjang ceramahnya...nanti jadi banyak pembicara
DeleteMbk Ida, pertama saya ucapkan $elamat telah memang pada GA Hape pertama :)
ReplyDeleteKedua, walau molor tetapi honor saya tetap dibayar penuh ... tetapi mbk kan sudah penuh jamnya duduk di tempat seminar itu ... itulah jam karetnya pemerintah, :P
eh saya menang ya...yuhuu sampai ketinggalan info. makasih telah berkunjung
DeleteRalat mbak Ida : ..... $elamat telah MENANG pada GA Hape ..... :)
ReplyDelete