Pages

Wednesday, August 6, 2014

Rahasia Umur Panjang



Di sebelah rumah mertuaku tinggallah kerabat jauh yang kami panggil pakdhe Nendar. Kunjungan kami ke rumahnya telah saya ceritakan di edisi wedang melk. Pakdhe ini memiliki jabatan sebagai Kaum di kampung. Artinya petugas agama tingkat desa. Biasanya yang memimpin prosesi kematian, tahlil dan urusan lain yang terkait kelahiran dan kematian.

Bagi keluarga kami, mereka seperti keluarga inti saja. Pakdhe mengerjakan banyak hal urusan keluarga eyang putri (mertuaku) sejak dulu kala. Dari menyembelih ayam, mengurus KTP, surat nikah, dan tetek bengek administrasi desa, hingga urusan panenan di sawah.  Adapun budhe, dengan senang hati selalu menyapu halaman depan rumah mertuaku. Kadang digantikan anak gadisnya dulu sebelum menikah. Ada kerepotan apapun di rumah mertuaku, budhe yang nomer satu membantu. Jika mertuaku opname di RS, budhe mesti ambil shift jaga paling banyak.

Tak heran Eyang kakung sebelum meninggal mewariskan satu lemari kayu jati untuk pakdhe. Dan Ramadhan kemarin budhe mendapat hadiah cincin emas dari eyang putri. Jadi pakdhe dan budhe is the best lah. Kami anak menantu dan cucu eyang menghormati mereka seperti orang tua sendiri.

Dua kali usiaku

Tapi yang ingin kuceritakan adalah Embah Ibu, itu sebutan untuk ibunda pakdhe Nendar. Embah Ibu ini usianya lebih dari 90 tahun, namun
masih sehat, telinganya masih berfungsi normal, penglihatannya lumayan jelas dan komunikasinya juga lancar. Bahkan juga bisa bercanda dengan kami. Sungguh mengagumkan untuk usia di atas 90 tahun dan hanya sedikit mengalami keluhan kesehatan. Konon ibu beliau juga meninggal pada usia 100-an tahun . Wow....! Eh subhanallah.


Kira-kira apa sih rahasia umur panjangnya?
Saya tidak melihat masa muda beliau, hanya melihat aktivitas masa tuanya,  Setiap hari beliau melakukan pekerjaan harian, menyapu, mencuci piring, merawat kebun depan rumah, lalu kalau sudah selesai duduk di teras sembali mengupas melinjo atau membuat sapu lidi. Nyaris tak pernah berhenti, tetapi itulah caranya beristirahat sambil memandang  halaman yang sejuk dan tenang.

Saya melihat keluarga pakdhe ini penuh dengan aktivitas sosial. Sekitar awal tahun 1990, saat saya masih menjadi anggota baru, sebagai menantu baru...#halah, rumah budhe dipakai untuk tempat tinggal bidan desa. Bu Bidan yang sedang menjalani tugas ini masih muda dan baru lulus kinyis-kinyis.

Budhe tiba-tiba naik pangkat menjadi asisten bidan. Jika ada orang melahirkan, budhe menolong menyiapkan satu dan lain hal, lalu ikut menangani si jabang bayi. Jadi rumahnya menjadi pondok bersalin desa. Melayani pasien dari sisi makan bahkan laundry paska persalinan. Budhe mendapat banyak ilmu tentang persalinan dan perawatan bayi.

Itu berlangsung selama beberapa tahun, hingga bu Bidan menikah dan membutuhkan rumah sendiri. Bu Bidan membeli sebidang tanah tak jauh dari rumah budhe. Kini bu Bidan sudah kaya raya dengan membangun  klinik bersalin besar yang cukup ramai, Dan kehidupan budhe telah kembali seperti semula.

Sejak itu rumahnya tak pernah berhenti dipakai untuk posko KKN, untuk kost orang-orang yang PKL di pabrik jamu tak jauh dari rumah. Pokoknya tiap ada pendatang yang butuh penampungan, maka rumah budhe siap sedia. Kini bahkan telah ada 7 kamar yang siap disewakan dengan harga damai.
O ya ada kejadian unik beberapa tahun yang lalu.

Budhe Nendar

Suatu ketika datanglah perempuan hamil yang mencari tempat kost. Budhe menampungnya. Ternyata ia mengaku sebagai perempuan teraniaya yang hamil di luar nikah dan dimusuhi keluarganya. Budhe yang baik tetap menerimanya, hingga perempuan itu melahirkan seorang anak.

Ajaibnya anaknya berkulit hitam. Ternyata ia mengaku telah berhubungan dengan lelaki Afrika saat menjadi TKW. Perempuan itu tinggal di rumah budhe hingga sekitar satu tahun. Ia bekerja sebagai buruh pabrik. Makan ikut budhe dan anaknya dirawat oleh budhe.Sesekali ia memberi uang untuk beli susu anaknya. Budhe tak bisa berbuat apa-apa.  Perempuan itu tak pernah mengaku siapa keluarganya.

Banyak orang kampung mencibir atas apa yang dilakukan budhe. Seolah membenarkan cibiran itu, tiba-tiba perempuan itu menghilang. Menghilang begitu saja meninggalkan anak lelaki berusia setahun yang berambut keriting dan berkulit legam. Dengan besar hati, pakdhe mengangkatnya sebagai anak, dan memasukkannya ke kartu keluarga mereka.

Pakdhe Nendar 

Jika kami berkunjung, pakdhe akan mengenalkan anak itu sebagai anak angkatnya. Saya juga merasa iba dengan anak itu, anak-anakku meminta untuk saya mengambilnya sebagai anak angkat.Tapi pakdhe tidak mengijinkan.

Lima tahun berlalu sejak peristiwa itu, tiba-tiba saja perempuan itu muncul lagi. Memohon-mohon untuk mengambil anaknya. Ia telah menikah dan punya suami dan telah siap mengasuh anaknyanya sendiri. Pakdhe budhe tak bisa berbuat apapun selalin merelakan si anak kembali kepada orang tuanya. Budhe dan pakdhe tidak meminta serupiahpun biaya yang telah dikeluarkan saat merawat si anak angkat selama 5 tahun. Hmm seperti sinetron ya...


Setiap kali berkunjung, saya senang memetik satu dua buah tomat, terong atau labu siam dari halaman rumah bude, untuk saya masak sayur asem. Kebetulan eyang juga punya tanaman belimbing wuluh, jadi satu resep sudah beres.

Mengetahui bahwa saya suka sayur asem, maka tak jarang saya dikirimi buah labu...tak tanggung-tanggung jumlahnya bisa satu kresek besar atau satu tenggok. Lengkap dengan tomat juga. Waah budhe baiik banget. Ini jadi rejeki tetanggaku di Jogjakarta.

Jika ada orang yang punya kerja, mantu dan lain-lain, budhe termasuk orang nomer satu yang menjadi tumpuan utama. Pakdhe juga, akan membantu menyiapkan tratag dan meja kursi.

So, apa hubungannya dengan rahasia umur panjang orang tuanya?

Kulihat kehidupan yang berkah, itulah yang mungkin menjadi rahasia panjang usia. Keberadaan yang selalu menyenangkan orang banyak, memberi kemanfaatkan lebih dan tak pernah mengeluh.

Nilai-nilai tersebut diwariskan dari nenek dan ibunya. Sehingga kami semua meramal bahwa usia Mbah ibu kelak akan mencapai 100 tahun, demikian pula usia pakdhe dan budhe Nendar. Eh tapi kan enggak boleh meramal...jadi kami menganggap itulah doa-doa kami melihat orang baik yang hidupnya penuh berkah.

Pengin berumur panjang dan tetap sehat...?

Jadilah seperti keluarga padhe Nendar.

14 comments:

  1. Betul tuh mbak, Saya juga pernah baca Hadist Rasulullah yang mengatakan bahwa jika mau diberikan umur panjang maka perbanyak silaturahim, mungkin hal seperti ini yang terjadi pada keluargapadhe Nendar soalnya selalu berinteraksi dengan sekelilingnya

    ReplyDelete
  2. iya makasih kunjungannya mas Fadly

    ReplyDelete
  3. Kemarin waktu lebaran juga dapat cerita dari bude, soal eyangnya yg berumur 115tahun. (Skrg sudah almarhum)

    Mungkin mmg supaya terus sehat itu harus mau terus diajak kerja dan berinteraksi dgn sekelilingnya ya. Jadi hatinya bahagia terus, makanya sehat dan panjang umur.

    ReplyDelete
    Replies
    1. waah luar biasa ya mbak Linda....jika sempat bertemu dengan orang yang berusia panjang. makasih udah mampir

      Delete
  4. jadi, benar kalau silaturahim itu bisa memperpanjang usian, ya, Mbak :)

    ReplyDelete
  5. Rasulullah SAW dalam sebuah hadistnya menceritakan akan salah satu dari sekian banyak keutamaan silaturahmi bagi seorang mukmin dan muslim yaitu :"Dari Abu Hurairah ra beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang senang diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi" (HR Bukhari Muslim).

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih ya haditsnya...melengkapi pentingnya silaturahmi. makasih juga silaturahminya melalui dumay

      Delete
  6. subhanallah..keluarga yang heubat dan panjang umur serta sehat ya mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak Fitri. smoga kita juga dikarunia umur panjang yang berkah.

      Delete
  7. iya mak,,silaturahmi itu tiada duanya emang,,,salah satunya mendatangkan rezeki,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul banget. banyak silaturahmi lebaran dan selalu ada rejeki berputar.

      Delete
  8. Silaturahim dan berpikir positif bisa juga memperpanjang umur ya, mbak Ida Nur.
    Semoga bisa jadi orang baik seperti Pakde/Budhe Nandar.

    ReplyDelete