Di sebelah
rumah mertuaku tinggallah kerabat jauh yang kami panggil pakdhe Nendar.
Kunjungan kami ke rumahnya telah saya ceritakan di edisi wedang melk. Pakdhe ini memiliki jabatan sebagai Kaum di kampung. Artinya petugas agama
tingkat desa. Biasanya yang memimpin prosesi kematian, tahlil dan urusan lain
yang terkait kelahiran dan kematian.
Bagi keluarga
kami, mereka seperti keluarga inti saja. Pakdhe mengerjakan banyak hal urusan
keluarga eyang putri (mertuaku) sejak dulu kala. Dari menyembelih ayam,
mengurus KTP, surat nikah, dan tetek bengek administrasi desa, hingga urusan
panenan di sawah. Adapun budhe, dengan
senang hati selalu menyapu halaman depan rumah mertuaku. Kadang digantikan anak
gadisnya dulu sebelum menikah. Ada kerepotan apapun di rumah mertuaku, budhe
yang nomer satu membantu. Jika mertuaku opname di RS, budhe mesti ambil shift
jaga paling banyak.
Tak heran
Eyang kakung sebelum meninggal mewariskan satu lemari kayu jati untuk pakdhe. Dan
Ramadhan kemarin budhe mendapat hadiah cincin emas dari eyang putri. Jadi
pakdhe dan budhe is the best lah. Kami anak menantu dan cucu eyang menghormati
mereka seperti orang tua sendiri.
Dua kali usiaku |
Tapi yang
ingin kuceritakan adalah Embah Ibu,
itu sebutan untuk ibunda pakdhe Nendar. Embah
Ibu ini usianya lebih dari 90 tahun, namun
masih
sehat, telinganya masih berfungsi normal, penglihatannya lumayan jelas dan
komunikasinya juga lancar. Bahkan juga bisa bercanda dengan kami. Sungguh
mengagumkan untuk usia di atas 90 tahun dan hanya sedikit mengalami keluhan
kesehatan. Konon ibu beliau juga meninggal pada usia 100-an tahun . Wow....! Eh
subhanallah.
Kira-kira
apa sih rahasia umur panjangnya?
Saya tidak
melihat masa muda beliau, hanya melihat aktivitas masa tuanya, Setiap hari beliau melakukan pekerjaan harian,
menyapu, mencuci piring, merawat kebun depan rumah, lalu kalau sudah selesai
duduk di teras sembali mengupas melinjo atau membuat sapu lidi. Nyaris tak
pernah berhenti, tetapi itulah caranya beristirahat sambil memandang halaman yang sejuk dan tenang.
Saya melihat
keluarga pakdhe ini penuh dengan aktivitas sosial. Sekitar awal tahun 1990,
saat saya masih menjadi anggota baru, sebagai menantu baru...#halah, rumah
budhe dipakai untuk tempat tinggal bidan desa. Bu Bidan yang sedang menjalani
tugas ini masih muda dan baru lulus kinyis-kinyis.
Budhe tiba-tiba
naik pangkat menjadi asisten bidan. Jika ada orang melahirkan, budhe menolong
menyiapkan satu dan lain hal, lalu ikut menangani si jabang bayi. Jadi rumahnya
menjadi pondok bersalin desa. Melayani pasien dari sisi makan bahkan laundry paska persalinan. Budhe mendapat banyak ilmu tentang persalinan dan perawatan
bayi.
Itu
berlangsung selama beberapa tahun, hingga bu Bidan menikah dan membutuhkan
rumah sendiri. Bu Bidan membeli sebidang tanah tak jauh dari rumah budhe. Kini bu
Bidan sudah kaya raya dengan membangun
klinik bersalin besar yang cukup ramai, Dan kehidupan budhe telah
kembali seperti semula.
Sejak itu
rumahnya tak pernah berhenti dipakai untuk posko KKN, untuk kost orang-orang
yang PKL di pabrik jamu tak jauh dari rumah. Pokoknya tiap ada pendatang yang
butuh penampungan, maka rumah budhe siap sedia. Kini bahkan telah ada 7 kamar
yang siap disewakan dengan harga damai.
O ya ada
kejadian unik beberapa tahun yang lalu.
Budhe Nendar |
Suatu ketika
datanglah perempuan hamil yang mencari tempat kost. Budhe menampungnya.
Ternyata ia mengaku sebagai perempuan teraniaya yang hamil di luar nikah dan
dimusuhi keluarganya. Budhe yang baik tetap menerimanya, hingga perempuan itu
melahirkan seorang anak.
Ajaibnya anaknya
berkulit hitam. Ternyata ia mengaku telah berhubungan dengan lelaki Afrika saat
menjadi TKW. Perempuan itu tinggal di rumah budhe hingga sekitar satu tahun. Ia
bekerja sebagai buruh pabrik. Makan ikut budhe dan anaknya dirawat oleh budhe.Sesekali
ia memberi uang untuk beli susu anaknya. Budhe tak bisa berbuat apa-apa. Perempuan itu tak pernah mengaku siapa
keluarganya.
Banyak orang
kampung mencibir atas apa yang dilakukan budhe. Seolah membenarkan cibiran itu,
tiba-tiba perempuan itu menghilang. Menghilang begitu saja meninggalkan anak
lelaki berusia setahun yang berambut keriting dan berkulit legam. Dengan besar
hati, pakdhe mengangkatnya sebagai anak, dan memasukkannya ke kartu keluarga
mereka.
Pakdhe Nendar |
Jika kami
berkunjung, pakdhe akan mengenalkan anak itu sebagai anak angkatnya. Saya juga
merasa iba dengan anak itu, anak-anakku meminta untuk saya mengambilnya sebagai
anak angkat.Tapi pakdhe tidak mengijinkan.
Lima tahun
berlalu sejak peristiwa itu, tiba-tiba saja perempuan itu muncul lagi.
Memohon-mohon untuk mengambil anaknya. Ia telah menikah dan punya suami dan
telah siap mengasuh anaknyanya sendiri. Pakdhe budhe tak bisa berbuat apapun
selalin merelakan si anak kembali kepada orang tuanya. Budhe dan pakdhe tidak
meminta serupiahpun biaya yang telah dikeluarkan saat merawat si anak angkat
selama 5 tahun. Hmm seperti sinetron ya...
Setiap kali
berkunjung, saya senang memetik satu dua buah tomat, terong atau labu siam dari
halaman rumah bude, untuk saya masak sayur asem. Kebetulan eyang juga punya
tanaman belimbing wuluh, jadi satu resep sudah beres.
Mengetahui
bahwa saya suka sayur asem, maka tak jarang saya dikirimi buah labu...tak
tanggung-tanggung jumlahnya bisa satu kresek besar atau satu tenggok. Lengkap dengan
tomat juga. Waah budhe baiik banget. Ini jadi rejeki tetanggaku di Jogjakarta.
Jika ada
orang yang punya kerja, mantu dan lain-lain, budhe termasuk orang nomer satu
yang menjadi tumpuan utama. Pakdhe juga, akan membantu menyiapkan tratag dan
meja kursi.
So, apa
hubungannya dengan rahasia umur panjang orang tuanya?
Kulihat kehidupan
yang berkah, itulah yang mungkin menjadi rahasia panjang usia. Keberadaan yang
selalu menyenangkan orang banyak, memberi kemanfaatkan lebih dan tak pernah
mengeluh.
Nilai-nilai tersebut diwariskan dari nenek dan ibunya. Sehingga kami semua meramal bahwa usia Mbah ibu kelak akan mencapai 100 tahun,
demikian pula usia pakdhe dan budhe Nendar. Eh tapi kan enggak boleh
meramal...jadi kami menganggap itulah doa-doa kami melihat orang baik yang hidupnya
penuh berkah.
Pengin
berumur panjang dan tetap sehat...?
Jadilah
seperti keluarga padhe Nendar.
Betul tuh mbak, Saya juga pernah baca Hadist Rasulullah yang mengatakan bahwa jika mau diberikan umur panjang maka perbanyak silaturahim, mungkin hal seperti ini yang terjadi pada keluargapadhe Nendar soalnya selalu berinteraksi dengan sekelilingnya
ReplyDeleteiya makasih kunjungannya mas Fadly
ReplyDeleteKemarin waktu lebaran juga dapat cerita dari bude, soal eyangnya yg berumur 115tahun. (Skrg sudah almarhum)
ReplyDeleteMungkin mmg supaya terus sehat itu harus mau terus diajak kerja dan berinteraksi dgn sekelilingnya ya. Jadi hatinya bahagia terus, makanya sehat dan panjang umur.
waah luar biasa ya mbak Linda....jika sempat bertemu dengan orang yang berusia panjang. makasih udah mampir
Deletejadi, benar kalau silaturahim itu bisa memperpanjang usian, ya, Mbak :)
ReplyDeletetermasuk melalui dumay ya mak Myra
DeleteRasulullah SAW dalam sebuah hadistnya menceritakan akan salah satu dari sekian banyak keutamaan silaturahmi bagi seorang mukmin dan muslim yaitu :"Dari Abu Hurairah ra beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang senang diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi" (HR Bukhari Muslim).
ReplyDeleteMakasih ya haditsnya...melengkapi pentingnya silaturahmi. makasih juga silaturahminya melalui dumay
Deletesubhanallah..keluarga yang heubat dan panjang umur serta sehat ya mba
ReplyDeleteIya mbak Fitri. smoga kita juga dikarunia umur panjang yang berkah.
Deleteiya mak,,silaturahmi itu tiada duanya emang,,,salah satunya mendatangkan rezeki,,
ReplyDeletebetul banget. banyak silaturahmi lebaran dan selalu ada rejeki berputar.
DeleteSilaturahim dan berpikir positif bisa juga memperpanjang umur ya, mbak Ida Nur.
ReplyDeleteSemoga bisa jadi orang baik seperti Pakde/Budhe Nandar.
iya mak Injul...makasih kunjungannya
Delete