Pages

Thursday, August 7, 2014

Rumah Tanpa Pagar dan Winnie Mandela



Tentang halaman belakang rumah, pernah saya tulis di sini.
Sekarang giliran halaman depan.

Sejak semula kami menginginkan rumah yang terbuka, dimana tak ada sesuatu yang menghalangi para tetangga yang ingin berkunjung. Memang ketika kami menempati rumah baru, ada juga kasus kehilangan gara-gara halaman yang terlalu terbuka. Namun kemudian tak pernah terjadi lagi, hingga kini.

Seru-seruan dengan emak Blogger

Saat kehilangan, walaupun hanya sepasang sepatu baru milik anakku, terasa jengkel juga. Kami membicarakannya dan membawaku pada kesimpulan untuk membuat pagar.
“Kita buat pagar saja mas...” kataku sambil menunjukkan aneka model pagar di majalah.
Saat itu ada momen yang tepat karena pagar samping rumah roboh akibat gempa, jadi sekalian saja bikin pagar depan. Apa kata suamiku?

“Tetangga saja gak punya rumah kok kita malah bikin pagar...”
Iya benar juga. Kampung kami dan Jogja secara umum sedang dapat musibah gempa yang meratakan separuh desa kami.

Sesuai juga dengan pesan almarhum bapakku, pagar mangkok lebih kuat daripada pagar tembok. Artinya kalau kita menjaga hubungan baik dengan tetangga maka akan dijagalah rumah kita.

Maka kami bersepakat tak akan membuat pagar. Kenyataannya beberapa rumah sebelah menyebelah juga tak memiliki pagar.

Mengundang anak-anak bermain

Kuingat biografi Winnie Mandela, mantan istri Nelson Mandela, saat berada di pengasingan. Pada awalnya Winnie tidak punya kamar mandi dan harus mencuci baju serta mengambil air ke sungai atau sumber air. Akibatnya ia memiliki pengaruh yang kuat karena interaksinya dengan masyarakat.

Pemerintah yang mengasingkannya lantas membuatkan saluran air dan kamar mandi sehingga Winnie tak harus keluar dari rumahnya untuk keperluan mck. Dan itu membawa ide lain.

Winnie rajin menyiram dan merawat halaman rumahnya. Ia juga memesan beberapa teman untuk mengiriminya bibit buah dan sayur. Jadilah halaman rumahnya satu-satunya halaman berumput hijau dan penuh tanaman sayur dan buah. Tentu saja itu menarik banyak masyarakat sekitar yang tergolong miskin dan tak pernah memikirkan halaman rumahnya.

Setiap hari ada saja anak dan perempuan yang berkeliaran di sekitar rumahnya. Maka Winnie membuka aneka kursus dan pelatihan hingga mereka belajar banyak. Para wanita diajari cara membuat roti untuk makan sehari-hari agar mereka tak harus membeli ke toko. Diajari juga cara menjahit dan bertanam sayur...

Walaupun kelanjutannya kurang enak, karena pemerintah lantas menutup rumahnya dengan pagar berduri, agar masyarakat tak lagi mengunjunginya, namun Winnie selalu punya cara untuk menyelundupkan orang.

Tanpa pagar

Kembali ke halaman rumahku sendiri. Kisah Winnie itu yang menginspirasi untuk membuat halaman rumah yang mengundang. Tetanggaku jarang yang memikirkan halaman rumahnya. Mungkin mereka memang tidak sempat. Kami rawat aneka tanaman dan kami taruh beberapa mainan sehingga selalu saja ada anak-anak atau tetangga yang datang bertandang sekedar duduk di taman atau bermain ayunan.


Kalau ada istilah “rumput tetangga lebih hijau” memang benarlah itu kata tetanggaku, karena mereka tak ada yang menanam rumput.

Mungkin hanya kebahagiaan kecil yang kami berikan dengan memberikan keteduhan yang memandangnya, atau hawa sejuk untuk rehat di kala panas menyengat. Namun kami bahagia bisa berbagi halaman depan rumah, dengan siapa saja yang menginginkannya.

Mari yang mau bertandang. Halaman rumah kami sungguh mengundang. Oya yang berkunjung dan komen saya doakan punya rumah lapang, nyaman dan berkah amiin.


Kesejukan di siang hari



Mungkin anda meminati lanjutan tulisan
Kedua: http://ida-nurlaila.blogspot.com/2014/08/menjadi-kontraktor-selama-15-tahun.html
Ketiga: http://ida-nurlaila.blogspot.com/2014/08/inspirasi-keyakinan-dan-doa-untuk-rumah.html
Keempat: http://ida-nurlaila.blogspot.com/2014/08/rumah-hadiah.html

85 comments:

  1. asyik ini...saya ingin pula punya rumah tak berpagar...tapi apa daya, bahkan hingga kini, rumahnya pun blm termiliki... :)

    ReplyDelete
  2. Mak, seger banget lihat halaman rumahnya.. lengkap dengan mainannya. Anak2 saya pasti kerasan main2 di situ :-)

    ReplyDelete
  3. lebih baik rumah tidak di pagar agar lebih terbuka untuk semua orang , perhatikan juga halaman rumah agar terlihat nyaman saat di pandang dan asik untuk bermain.

    ReplyDelete
  4. saya juga maunya gak berpagar mak... apa daya rumah tepat berada di pinggir jalan besar yang seringkali dilalui mobil dan motor tak jarang bis dan truk yang melaju kencang... sementara saya punya anak balita yang belum bisa dilarang lari kesana kemari :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. dulu kami juga memilih rumah berpagar saat tinggal di kota dan anak masih kecil-kecil. semua ada masanya mak. sesuai situasi dan kondisi

      Delete
    2. cita-cita saya masih rumah tanpa pagar mak... dengan kebun, sawah, dan pemandangan yang asri, jauh dari bisingnya mobil dan motor... mudah-mudahan kesampaian, do'ain ya mak :D

      Delete
  5. Kagum sama pemikiran Mak Ida :) saya pribadi lebih suka rumah berpagar karena berpikir rumah berpagar lebih aman dan lebih nyaman karena ada privasi, tp kalau ada yang berpikir seperti Mak Ida saya salut..

    ReplyDelete
    Replies
    1. sesuai lingkungannya mak arifah. kalau memang butuh keamanan tinggi malah wajib berpagar.

      Delete
  6. sama banget Mak, saya suka rumah yang tak berpagar biar tetangga juga bisa main kesini

    ReplyDelete
  7. patut dicontoh mak, aku kapan ya punya rumah sendiri? :(

    doain ya mak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya doaakan mak Noorma segera punya rumah. kami membangun rumah dari menulis...yuuk keep writing

      Delete
  8. Maak rumahmu asik banget. Kalo pas ke Jogja pengen main ah, boleh kan hehe. Rumahku juga tanpa pagar mak, soalnya halamannya sempit kalo dipager tambah keliatan sempit :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya maak silahkan menginap gratis...kujemput deh ke stasiun

      Delete
  9. Rumahnya kereeen mak, suka deh liatnya. doain yak mak punya rumah lapang,alhamdulilah baru punya rumah mungil :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya doakan mak dapat memiliki rumah nyaman, lapang dan berkah amiin

      Delete
  10. rumah saya juga tanpa pagar, Mak. Walopun cuma seuprit rumahnya hehe. Tapi, mungkin disesuaikan dengan kondisi juga kali, ya. Kalau lingkungannya gak aman,, sebaiknya memang dipagar :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul banget mak...saya hidup di desa yang temang dan damai mak...

      Delete
  11. adem bget rumahnya mak ida,,pengen bertamu juga suatu saat nanti,,,

    ReplyDelete
  12. sblmnya perkenalkan, sy wiwid, istrinya pak kasino. sy dulu pernah maen ke rumah bu ida, tp halaman depannya belum secantik di foto. subhannallah... jd pengen...

    ReplyDelete
    Replies
    1. salam kenal mbak Wiwid...ayo main lagi, menginap juga boleh...

      Delete
  13. Mak, asyik banget halaman rumahmu, bisa menulis berlembar2 nih kalo duduk di ayunan itu. :)
    Kisah Winnie Mandela sungguh menginspirasi, ya, Mak? Salut dgnya, juga dengan Mak Ida yang punya konsep rumah tak berpagar ini. Keren ih!

    ReplyDelete
    Replies
    1. mak Al kapan ke jogja harus mampir lho...aku ajak puter-puter deh

      Delete
  14. Impian ku punya rumah lapang, luas dan berhalaman sprti rmh mak ida. Asri banget mak 😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mak Irma...makasih udah mampir...kalau mau rumah luas bikinyya di desa mak....

      Delete
    2. Suka banget rumah Mak Ida..
      Mirip rumah impian saya kelak.aamiin
      namun kayaknya harus berpagar krn faktor keamanan didaerah sy.
      doakan ya Mak..semoga suatu saat terwujud

      Delete
  15. enak banget rumahnya mak Ida..
    ternyata ada filosofinya ya sehingga merasa ga perlu pake pagar!

    Rumah saya juga ga ada pagarnya - tapi bentuknya karena rumah saya "di bawah" jalan raya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. jadi penasaran sama rumah mak Tanti...semoga bisa silaturahmi...

      Delete
    2. Silakan mak Ida,,, di Tangerang - tapiiii... di kampung heheheee

      Delete
    3. kalau ke tangerang moga dapat rejeki kesempatan mampir...

      Delete
  16. Rumahnya damai dan nyaman bgt Mba...mdh2an bs py rumah luas kayak mba Ida, amin

    ReplyDelete
  17. aamiin...gimana caranya bikin rumah yg mngundang mak?..meski halamanny tak seluas dan luasnya tak seluas punya emaknya Revo...

    ReplyDelete
    Replies
    1. bu Anita...ada banyak cara...kapan-kapan saya posting ya...

      Delete
  18. Selain indah dan nyaman tyr rumah mak Ida ini py filosofi ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihi mengalir akan menemukan filosofi yang tumbuh. silahkan berkunjung mak

      Delete
  19. Halamannya luas ya, bisa buat mainan...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya alhamdulillah...semoga juga demikian rumah pak Adi

      Delete
  20. pagar mangkok lebih kuat daripada pagar tembok ---> ah, suka banget, Mak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mak, itu berlaku di lingkungan yang baik mak...

      Delete
  21. Uwaaa seger bgttt..suka bgtt sm rumahnya mak hehe....guwede magrong2 tp seru aja aplgi kl byk ank kecil,jd rame :)

    ReplyDelete
  22. punyaku juga gak berpagar mak, soalnya tinggal di perkampungan, bukan perumahan,, jadi meskipun gak punya taman & mainan anak, tetep aja anak2 hampir tiap hari main & nongkrong di halaman, tetangga juga kadang duduk2 di teras rumah

    ReplyDelete
    Replies
    1. itulah seninya tinggal di kampung. tapi biasanya mereka berlaku demikian hanya di rumah orang yang wellcome.

      Delete
  23. rumah tanpa pagar di desa itu bs jadi jujugan buat ngiyup saat hujan tiba2 turun. "Buuu...ndherek ngiyup nggiiih..."
    btw, bu, doakan saya n keluarga bisa punya rumah yg berkah, bersih dan lapang serta migunani tumraping liyan ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. monggo silahkan ngiyup...alhamdulillah semoga terwujud semua harapan kebaikan mak damarojat

      Delete
  24. Rumahnya asri, mak. Jadi pengen punya rumah seperti itu juga. Nyaman dan bikin betah penghuni juga tetangga ya.

    ReplyDelete
  25. Rumahnya adem mbak...di Jogjanya mana, semoga suatu saat bisa berkunjung. Doain ya mbak bisa punya rumah selapang hati mbak Ida

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di daerah banguntapan mak Wiwit. monggo mampir. Amiin saya doakan bisa terwujud harapannya mak.

      Delete
  26. salah satu mimpi saya bu, punya rumah dengan halaman luas tanpa pagar, semoga suatu saat terwujud...aamiin

    ReplyDelete
  27. Baarakallahu Fikum

    ReplyDelete
    Replies
    1. amiin semoga demikian juga anda.makasih sudah berkunjung.

      Delete
  28. saya terinspirasi sekali,, semoga kelak ketika memiliki rumah saya tidak jadi tertutup dan sombong kepada org2 disekitar saya amiiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. yup semoga manfaat mak Retno dan semoga segera terwujud harapannya.

      Delete
  29. Pengen cepet bgt punya rumah, doakan yah bu, sy sm istri utk secepatnya memiliki..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiin semoga pak Rsliansyah segera memiliki rumah impian yang berkah amiin

      Delete
  30. Subhanalloh..semoga Allah melapangkan rezekinya ya mbak...smga keluarga kami jga bisa memiliki rumah yg bisa melapangkan orang banyak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. amiin semoga segera terwujud mak lusi. insya allah mak Lusi akan dimudahkan amiin

      Delete
  31. subhanalloh ...ruarrbiasa.. doakan kami bs menirunya... ustadz n ustadzah...

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya doakan semoga segera bisa punya rumah yang berkah amiin.

      Delete
  32. subhanallah.. cerita yang sangat menginspirasi.. semoga saya juga bisa memiliki rumah yang luas dan berkah yang memberikan manfaat dan kebaikan sehingga bertambah berkah... alhamdulillah saya juga baru membeli sebidang tanah mak.. walaupun masih dicicil.. doakan semoga saya bisa mewujudkan impian saya.. Allah Maha Kaya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiin allah maha kaya Insya allah semua harapan kebaikan dimudahkan

      Delete
  33. Pingin sebenarnya punya rumah tanpa pagar tapi belum memungkinkan karena punya anak balita...

    ReplyDelete
  34. Subhanallah. New concept, bagiku. Karena pagar selama ini adalah icon keamanan dan perlindungan. Bismillah.. Semoga kelak bisa punya rumah yang halamannya luas, rindang, nyaman, dan tanpa pagar. Amin :)

    ReplyDelete
  35. Subhanallah.........
    jujur sy harus mengambil jedah kurang lebih 15 menit untuk menulis komen, karena sy ndak ingin Bunda (boleh ya saya panggil Bunda,,??) berpikir sy melok2 idenya. Tapi memang rumah ndak berpagar adalah salah satu impian saya bersama istri, meskipun sampai saat ini kami masih ikut serumah dengan ortu. Sempat juga istri bertanya, 'kalo nggak dipagar besi terus gimana?' Saya jawab sekenanya saja, 'pageri wae nganggo piring.'


    Aduh... saya dak tau lagi harus nulis apa..... tapi yg jelas jadi ada tambah ide buat rumah kami nanti, selain tanpa pagar.

    Semoga Bunda dan keluarga selalu dalam keberkahan....

    ReplyDelete
    Replies
    1. alhamdulillah semoga segera terwujud ya...amiin. makasih sudah mampir. silahkan jalan-jalan di blog

      Delete
  36. Subhaanallah, Luar Biasa, Allaahu Akbar

    Tulisan yang sangat menginspirasi. Mohon doa semoga kami mendapat kemudahan untuk memiliki rumah yang berkah dan bermanfaat bagi sesama. Aamiin.

    ReplyDelete
  37. Semoga aku bisa punya rumah yg bermanfaat seperti ini.. amiiin allahuma amiiin..

    ReplyDelete
  38. Aamiin... Smoga sy cpt punya rmh dan halam yg luas jugaa...

    ReplyDelete
  39. entah kenapa sya malah terharu baca tulisannya.
    mgkn krn ud ngebet pgen punya rumh :)

    smoga segera menular ke saya ya mbaa..
    aamiin

    ReplyDelete
  40. Ha du du du rumah tanpa pagar, impian suami saya bangets Bu, nyamannya💕

    ReplyDelete