Tentang halaman belakang rumah,
pernah saya tulis di sini.
Sekarang giliran halaman depan.
Sejak semula kami menginginkan
rumah yang terbuka, dimana tak ada sesuatu yang menghalangi para tetangga yang
ingin berkunjung. Memang ketika kami menempati rumah baru, ada juga kasus
kehilangan gara-gara halaman yang terlalu terbuka. Namun kemudian tak pernah
terjadi lagi, hingga kini.
Seru-seruan dengan emak Blogger |
Saat kehilangan, walaupun hanya
sepasang sepatu baru milik anakku, terasa jengkel juga. Kami membicarakannya
dan membawaku pada kesimpulan untuk membuat pagar.
“Kita buat pagar saja mas...”
kataku sambil menunjukkan aneka model pagar di majalah.
Saat itu ada momen yang tepat
karena pagar samping rumah roboh akibat gempa, jadi sekalian saja bikin pagar
depan. Apa kata suamiku?
“Tetangga saja gak punya rumah kok
kita malah bikin pagar...”
Iya benar juga. Kampung kami dan
Jogja secara umum sedang dapat musibah gempa yang meratakan separuh desa kami.
Sesuai juga dengan pesan almarhum bapakku,
pagar mangkok lebih kuat daripada pagar tembok. Artinya kalau kita
menjaga hubungan baik dengan tetangga maka akan dijagalah rumah kita.
Maka kami bersepakat tak akan
membuat pagar. Kenyataannya beberapa rumah sebelah menyebelah juga tak memiliki
pagar.
Mengundang anak-anak bermain |
Kuingat biografi Winnie Mandela,
mantan istri Nelson Mandela, saat berada di pengasingan. Pada awalnya Winnie
tidak punya kamar mandi dan harus mencuci baju serta mengambil air ke sungai
atau sumber air. Akibatnya ia memiliki pengaruh yang kuat karena interaksinya
dengan masyarakat.
Pemerintah yang mengasingkannya
lantas membuatkan saluran air dan kamar mandi sehingga Winnie tak harus keluar
dari rumahnya untuk keperluan mck. Dan itu membawa ide lain.
Winnie rajin menyiram dan merawat
halaman rumahnya. Ia juga memesan beberapa teman untuk mengiriminya bibit buah
dan sayur. Jadilah halaman rumahnya satu-satunya halaman berumput hijau dan
penuh tanaman sayur dan buah. Tentu saja itu menarik banyak masyarakat sekitar
yang tergolong miskin dan tak pernah memikirkan halaman rumahnya.
Setiap hari ada saja anak dan
perempuan yang berkeliaran di sekitar rumahnya. Maka Winnie membuka aneka
kursus dan pelatihan hingga mereka belajar banyak. Para wanita diajari cara
membuat roti untuk makan sehari-hari agar mereka tak harus membeli ke toko.
Diajari juga cara menjahit dan bertanam sayur...
Walaupun kelanjutannya kurang
enak, karena pemerintah lantas menutup rumahnya dengan pagar berduri, agar
masyarakat tak lagi mengunjunginya, namun Winnie selalu punya cara untuk
menyelundupkan orang.
Tanpa pagar |
Kembali ke halaman rumahku
sendiri. Kisah Winnie itu yang menginspirasi untuk membuat halaman rumah yang
mengundang. Tetanggaku jarang yang memikirkan halaman rumahnya. Mungkin mereka
memang tidak sempat. Kami rawat aneka tanaman dan kami taruh beberapa mainan
sehingga selalu saja ada anak-anak atau tetangga yang datang bertandang sekedar
duduk di taman atau bermain ayunan.
Kalau ada istilah “rumput tetangga
lebih hijau” memang benarlah itu kata tetanggaku, karena mereka tak ada yang
menanam rumput.
Mungkin hanya kebahagiaan kecil
yang kami berikan dengan memberikan keteduhan yang memandangnya, atau hawa
sejuk untuk rehat di kala panas menyengat. Namun kami bahagia bisa berbagi
halaman depan rumah, dengan siapa saja yang menginginkannya.
Mari yang mau bertandang. Halaman rumah kami sungguh mengundang. Oya yang berkunjung dan komen saya doakan punya rumah lapang, nyaman dan berkah amiin.
Kesejukan di siang hari |
asyik ini...saya ingin pula punya rumah tak berpagar...tapi apa daya, bahkan hingga kini, rumahnya pun blm termiliki... :)
ReplyDeletesaya doakan segera punya rumah mak, yang nyaman dan berkah amiin
Deleteamiin..
DeleteMak, seger banget lihat halaman rumahnya.. lengkap dengan mainannya. Anak2 saya pasti kerasan main2 di situ :-)
ReplyDeletehayuk main ke sini mak...boleh menginap gratis
Deletelebih baik rumah tidak di pagar agar lebih terbuka untuk semua orang , perhatikan juga halaman rumah agar terlihat nyaman saat di pandang dan asik untuk bermain.
ReplyDeletemakasih saran dan kunjungannya bang...
Deletesaya juga maunya gak berpagar mak... apa daya rumah tepat berada di pinggir jalan besar yang seringkali dilalui mobil dan motor tak jarang bis dan truk yang melaju kencang... sementara saya punya anak balita yang belum bisa dilarang lari kesana kemari :(
ReplyDeletedulu kami juga memilih rumah berpagar saat tinggal di kota dan anak masih kecil-kecil. semua ada masanya mak. sesuai situasi dan kondisi
Deletecita-cita saya masih rumah tanpa pagar mak... dengan kebun, sawah, dan pemandangan yang asri, jauh dari bisingnya mobil dan motor... mudah-mudahan kesampaian, do'ain ya mak :D
DeleteKagum sama pemikiran Mak Ida :) saya pribadi lebih suka rumah berpagar karena berpikir rumah berpagar lebih aman dan lebih nyaman karena ada privasi, tp kalau ada yang berpikir seperti Mak Ida saya salut..
ReplyDeletesesuai lingkungannya mak arifah. kalau memang butuh keamanan tinggi malah wajib berpagar.
Deletesama banget Mak, saya suka rumah yang tak berpagar biar tetangga juga bisa main kesini
ReplyDeletetoss ya mak
Deletepatut dicontoh mak, aku kapan ya punya rumah sendiri? :(
ReplyDeletedoain ya mak :)
saya doaakan mak Noorma segera punya rumah. kami membangun rumah dari menulis...yuuk keep writing
DeleteMaak rumahmu asik banget. Kalo pas ke Jogja pengen main ah, boleh kan hehe. Rumahku juga tanpa pagar mak, soalnya halamannya sempit kalo dipager tambah keliatan sempit :D
ReplyDeleteiya maak silahkan menginap gratis...kujemput deh ke stasiun
DeleteRumahnya kereeen mak, suka deh liatnya. doain yak mak punya rumah lapang,alhamdulilah baru punya rumah mungil :)
ReplyDeletesaya doakan mak dapat memiliki rumah nyaman, lapang dan berkah amiin
Deleterumah saya juga tanpa pagar, Mak. Walopun cuma seuprit rumahnya hehe. Tapi, mungkin disesuaikan dengan kondisi juga kali, ya. Kalau lingkungannya gak aman,, sebaiknya memang dipagar :)
ReplyDeletebetul banget mak...saya hidup di desa yang temang dan damai mak...
Deleteadem bget rumahnya mak ida,,pengen bertamu juga suatu saat nanti,,,
ReplyDeleteayooo mak ditunggu...
Deletesblmnya perkenalkan, sy wiwid, istrinya pak kasino. sy dulu pernah maen ke rumah bu ida, tp halaman depannya belum secantik di foto. subhannallah... jd pengen...
ReplyDeletesalam kenal mbak Wiwid...ayo main lagi, menginap juga boleh...
DeleteMak, asyik banget halaman rumahmu, bisa menulis berlembar2 nih kalo duduk di ayunan itu. :)
ReplyDeleteKisah Winnie Mandela sungguh menginspirasi, ya, Mak? Salut dgnya, juga dengan Mak Ida yang punya konsep rumah tak berpagar ini. Keren ih!
mak Al kapan ke jogja harus mampir lho...aku ajak puter-puter deh
DeleteImpian ku punya rumah lapang, luas dan berhalaman sprti rmh mak ida. Asri banget mak 😊
ReplyDeleteMak Irma...makasih udah mampir...kalau mau rumah luas bikinyya di desa mak....
DeleteSuka banget rumah Mak Ida..
DeleteMirip rumah impian saya kelak.aamiin
namun kayaknya harus berpagar krn faktor keamanan didaerah sy.
doakan ya Mak..semoga suatu saat terwujud
amiin semoga segera terwujud...
Deleteenak banget rumahnya mak Ida..
ReplyDeleteternyata ada filosofinya ya sehingga merasa ga perlu pake pagar!
Rumah saya juga ga ada pagarnya - tapi bentuknya karena rumah saya "di bawah" jalan raya..
jadi penasaran sama rumah mak Tanti...semoga bisa silaturahmi...
DeleteSilakan mak Ida,,, di Tangerang - tapiiii... di kampung heheheee
Deletekalau ke tangerang moga dapat rejeki kesempatan mampir...
DeleteRumahnya damai dan nyaman bgt Mba...mdh2an bs py rumah luas kayak mba Ida, amin
ReplyDeleteamiin moga-moga segera terwujud mbak fitri.
Deleteaamiin...gimana caranya bikin rumah yg mngundang mak?..meski halamanny tak seluas dan luasnya tak seluas punya emaknya Revo...
ReplyDeletebu Anita...ada banyak cara...kapan-kapan saya posting ya...
DeleteSelain indah dan nyaman tyr rumah mak Ida ini py filosofi ya.
ReplyDeletehihi mengalir akan menemukan filosofi yang tumbuh. silahkan berkunjung mak
DeleteHalamannya luas ya, bisa buat mainan...
ReplyDeleteiya alhamdulillah...semoga juga demikian rumah pak Adi
Deletepagar mangkok lebih kuat daripada pagar tembok ---> ah, suka banget, Mak :)
ReplyDeleteiya mak, itu berlaku di lingkungan yang baik mak...
DeleteUwaaa seger bgttt..suka bgtt sm rumahnya mak hehe....guwede magrong2 tp seru aja aplgi kl byk ank kecil,jd rame :)
ReplyDeleteberuntungnya bukan pejabat publik mak...
Deletepunyaku juga gak berpagar mak, soalnya tinggal di perkampungan, bukan perumahan,, jadi meskipun gak punya taman & mainan anak, tetep aja anak2 hampir tiap hari main & nongkrong di halaman, tetangga juga kadang duduk2 di teras rumah
ReplyDeleteitulah seninya tinggal di kampung. tapi biasanya mereka berlaku demikian hanya di rumah orang yang wellcome.
Deleterumah tanpa pagar di desa itu bs jadi jujugan buat ngiyup saat hujan tiba2 turun. "Buuu...ndherek ngiyup nggiiih..."
ReplyDeletebtw, bu, doakan saya n keluarga bisa punya rumah yg berkah, bersih dan lapang serta migunani tumraping liyan ya.
monggo silahkan ngiyup...alhamdulillah semoga terwujud semua harapan kebaikan mak damarojat
DeleteRumahnya asri, mak. Jadi pengen punya rumah seperti itu juga. Nyaman dan bikin betah penghuni juga tetangga ya.
ReplyDeleteAmiin moga terwujud mak
DeleteRumahnya adem mbak...di Jogjanya mana, semoga suatu saat bisa berkunjung. Doain ya mbak bisa punya rumah selapang hati mbak Ida
ReplyDeleteDi daerah banguntapan mak Wiwit. monggo mampir. Amiin saya doakan bisa terwujud harapannya mak.
Deletesalah satu mimpi saya bu, punya rumah dengan halaman luas tanpa pagar, semoga suatu saat terwujud...aamiin
ReplyDeleteSemoga segera terwujud mak Heni...amiin
Deleteeh salah sebut, maksud saya Bunda kanaya
DeleteBaarakallahu Fikum
ReplyDeleteamiin semoga demikian juga anda.makasih sudah berkunjung.
Deletesaya terinspirasi sekali,, semoga kelak ketika memiliki rumah saya tidak jadi tertutup dan sombong kepada org2 disekitar saya amiiin
ReplyDeleteyup semoga manfaat mak Retno dan semoga segera terwujud harapannya.
DeletePengen cepet bgt punya rumah, doakan yah bu, sy sm istri utk secepatnya memiliki..
ReplyDeleteAmiin semoga pak Rsliansyah segera memiliki rumah impian yang berkah amiin
DeleteSubhanalloh..semoga Allah melapangkan rezekinya ya mbak...smga keluarga kami jga bisa memiliki rumah yg bisa melapangkan orang banyak...
ReplyDeleteamiin semoga segera terwujud mak lusi. insya allah mak Lusi akan dimudahkan amiin
Deletesubhanalloh ...ruarrbiasa.. doakan kami bs menirunya... ustadz n ustadzah...
ReplyDeletesaya doakan semoga segera bisa punya rumah yang berkah amiin.
Deletesubhanallah.. cerita yang sangat menginspirasi.. semoga saya juga bisa memiliki rumah yang luas dan berkah yang memberikan manfaat dan kebaikan sehingga bertambah berkah... alhamdulillah saya juga baru membeli sebidang tanah mak.. walaupun masih dicicil.. doakan semoga saya bisa mewujudkan impian saya.. Allah Maha Kaya...
ReplyDeleteAmiin allah maha kaya Insya allah semua harapan kebaikan dimudahkan
DeletePingin sebenarnya punya rumah tanpa pagar tapi belum memungkinkan karena punya anak balita...
ReplyDeleteiya mak, sesuai sikon saja,,,
DeleteSubhanallah. New concept, bagiku. Karena pagar selama ini adalah icon keamanan dan perlindungan. Bismillah.. Semoga kelak bisa punya rumah yang halamannya luas, rindang, nyaman, dan tanpa pagar. Amin :)
ReplyDeleteamiin,,,semoga terwujud semua impian kebaikan.
DeleteSubhanallah.........
ReplyDeletejujur sy harus mengambil jedah kurang lebih 15 menit untuk menulis komen, karena sy ndak ingin Bunda (boleh ya saya panggil Bunda,,??) berpikir sy melok2 idenya. Tapi memang rumah ndak berpagar adalah salah satu impian saya bersama istri, meskipun sampai saat ini kami masih ikut serumah dengan ortu. Sempat juga istri bertanya, 'kalo nggak dipagar besi terus gimana?' Saya jawab sekenanya saja, 'pageri wae nganggo piring.'
Aduh... saya dak tau lagi harus nulis apa..... tapi yg jelas jadi ada tambah ide buat rumah kami nanti, selain tanpa pagar.
Semoga Bunda dan keluarga selalu dalam keberkahan....
alhamdulillah semoga segera terwujud ya...amiin. makasih sudah mampir. silahkan jalan-jalan di blog
DeleteSubhaanallah, Luar Biasa, Allaahu Akbar
ReplyDeleteTulisan yang sangat menginspirasi. Mohon doa semoga kami mendapat kemudahan untuk memiliki rumah yang berkah dan bermanfaat bagi sesama. Aamiin.
amiin semoga segera terwujud abu fawwas.
DeleteSemoga aku bisa punya rumah yg bermanfaat seperti ini.. amiiin allahuma amiiin..
ReplyDeleteallahumma amiiin.silahkan berkunjung ma
DeleteAamiin... Smoga sy cpt punya rmh dan halam yg luas jugaa...
ReplyDeleteamiin. makasih mbak atas kunjungannya
Deleteentah kenapa sya malah terharu baca tulisannya.
ReplyDeletemgkn krn ud ngebet pgen punya rumh :)
smoga segera menular ke saya ya mbaa..
aamiin
Ha du du du rumah tanpa pagar, impian suami saya bangets Bu, nyamannya💕
ReplyDelete