Yang ini
seri 3.
Taqdir
apakah yang menunggu kami?
Sejak semula
kami ceritakan bahwa alasan utama waktu pernikahan yang mendesak adalah rencana
kepergian kami. Yah sejak beberapa bulan yang lalu kami telah menerima
permintaan untuk roadshow ke beberapa kota di Amerika dan Canada. Suamiku yang
belum lama kehilangan paspor telah mengurus visa Amerika. Visa Amerika milikku
masih berlaku. Kami dalam proses pengurusan visa Canada. Visa Amerika berlaku
untuk 5 tahun, adapun visa Canada hanya 3 bulan.
Pada
pertengahan Agustus, karena satu dan lain hal, suamiku ternyata kesulitan
mendapat ijin keluar negeri dengan durasi 1,5 hingga 2 bulan.
Jreng...jreng...jreng...
Saya
berkomunikasi dengan panitia di Amrik tentang problem ini dan menyampaikan bahwa
saya siap pergi sendirian.
Siap siap galau...hhmmm pergi jauh sendirian...
Siap siap galau...hhmmm pergi jauh sendirian...
Tiga tahun
yang lalu saya sudah gagal berangkat gegara terlambat keluar visa Amrik seperti
pernah kuceritakan di sini.
Panitia
menyampaikan bahwa mereka akan rapat dulu dengan berita mendadak ini. Beberapa
hari saya menunggu keputusan mereka. Visa Canada hanya bisa diurus jika ada
tiket pp.
Akhirnya
keputusan datang. Panitia mencancel
kegiatan untuk kami dan menunda untuk lain waktu dimana kami bisa berangkat
berdua. Untuk kali ini mereka akan mencari ganti pembicara.
Jadi
sajalah. Surat menyurat telah diproses. Kirim dokumen sana-sini akhirnya pada
tanggal 20 Agustus kami terima berkas dari Bukittinggi. Proses pindah penduduk harus
mencari jalan kilat khusus agar waktu pernikahan bisa ditentukan segera.
Sebenarnya
dengan gagalnya kami pergi ke Amrik, waktunya menjadi lebih fleksibel. Tidak harus
mengejar sebelum September.
Namun ada
kendala lain.
Calon besan
akan ke Jogja pada tgl 30 Agustus lantaran mengantarkan salah satu anaknya yang
diterima sebagai mahasiswa baru dan akan menjalani ospek tanggal 1 September.
Mereka hanya
bisa berada di Jogja hingga tanggal 5 September. Naah...
Bagaikan bermain
puzzle. Kami harus merangkai tanggal dengan sangat ketat. Bolak-balik ke Kelurahan dsb untuk mengawal proses sebaik mungkin.
Tanggal
berapa yang kami pilih?
“Asal jangan
tanggal 11 September...” kataku. Itu hari rekayasa penghancuran WTC. Enggak
enak banget.
Suamiku
searching mencari tanggal bagus. Bukan perkara primbon, tetapi tanggal monumental yang mendunia. Ketemulah Hijab Day tanggal 4 September.
Mantap kami
memilihnya. Selain makna mendalam dari peringatan hari hijab sedunia, juga dekat kan antara hijab dan ijab hihihi....yang belum tahu hijab day boleh tengok di sini.
Tapi bisakah surat menyurat siap pada tanggal tersebut?
Tapi bisakah surat menyurat siap pada tanggal tersebut?
Kami harus
telepon sana-sini untuk memastikan proses administrasi terus bergulir. Alhamdulillah
tanggal 26 semua persyaratan beres dan siap diajukan ke KUA. Karena kurang dari
10 hari, maka masih harus meminta pengantar ke kantor Kecamatan. Yang penting
sudah punya tanggal.
Mendaftar di KUA |
O ya saat
pertengahan bulan kami berada di HSS, kami sudah menelepon Eyang Putri dan
keluarga besar tentang rencana ini. Adapun tanggal belum kami pastikan. Sekarang
kami segera bisa sampaikan kepada yang berkepentingan tentang siapa calon menantu dan kapan
tanggalnya.
Hanya sepekan
sebelum hari H, kami membentuk kepanitiaan, mencari baju pengantin, mengurus
dekorasi, katering, menyiapkan rumah....
Tanggal 30 Agustus saat kami berangkat ke Kalimantan Utara untuk acara Seminar, semua prosedur sudah siap. Bahkan putri
kami telah mencari rumah kontrakan.
Jika Allah
berkehendak, maka segala sesuatu mungkin saja terjadi. Tak mungkin kami
merancang acara besar dengan persiapan yang pendek, maka hanya akad nikah
sederhana di halaman belakang yang dihadiri sekitar 100 orang pada tanggal 4
September 2014. Kegembiraan akad di halaman belakang bisa dilihat di sini.
Pengajian tasyakuran
kami laksanakan pada tanggal 7 September dengan mengundang tetangga sekitar
rumah. Sekitar 500 orang. Pengajian yang menarik bertema keluarga sakinah dengan
pembicara ust Prof. Dr Yunahar Ilyas Lc, kami ringkaskan di sini.
O ya, untuk
khotbah nikah ini sengaja kami memohon waktu ustadz Yunahar yang sangat padat
ini. Mengapa memilih beliau, karena beliau adalah guru kami sejak kami masih
mahasiswa. Beliau juga yang memberi nama pada putri pertama kami, sebuah nama
yang indah: Azka Amalina yang bermakna cita-cita
kami yang paling suci. Beliau juga berasal dari Bukittinggi, tempat asal
calon menantu kami. Pas banget.
Teman-teman
belum kami undang. Kami belum bisa menyiapkan untuk ribuan teman yang tersebar
di berbagai tempat. Biarlah suatu ketika, jika putriku telah lulus dan Allah
mengijinkan kami akan laksanakan walimatul 'Ursy.
Beberapa
teman yang ‘marah’ lantaran tidak
kami undang, kami persilahkan hadir pada pengajian tasyakuran.
Beberapa yang
tak dapat menahan diri untuk turut bergembira, nekat datang saja
berombong-rombong.
Alhamdulillah
‘ala kulli hal. Sekalipun gagal ke Amrik, kami tidak kecewa. Kami justru
berkesempatan mantu dengan proses
yang kilat khusus.
Beberapa
insiden sempat terjadi yang membaut sport
jantung seperti jas calon pengantin laki-laki yang raib dari persewaan. Sudah kami
sewa, eh pada H-1 saat akan diambil, ternyata telah diambil orang lain. Kami harus
hunting hingga malam hari untuk mendapat jas yang tepat baik warna maupun
ukurannya.
Rapat panitia |
Mantu adalah
pengalaman pertama yang luar biasa bagi kami. Renik-renik prosesnya cukup
rumit. Namun jika dijalani dengan lapang dada, insya Allah semua akan
dimudahkan. O ya kami juga melakukan dua kali kuliah pranikah untuk dua calon
mempelai.
Bagaimanapun
kami adalah penggiat keluarga samara. Betapa ironi jika putri kami sendiri
tidak kami siapkan dengan sebaik-baiknya. Selama ini kami sudah sering
mengajaknya mengikuti seminar dan ceramah kami, namun arahan yang lebih khusus tetap
saja dibutuhkan.
Bahkan kami
masih menjadwal kuliah samara pasca nikah selama beberapa kali pertemuan. Kami juga
membuat komitmen agar mereka terus mengaji dan membina diri dengan berbagai
sarana untuk menjadi keluarga samara.
Bukankah
kita tak bisa menduga, apa yang sebenarnya akan terjadi. Kita hanya bisa
menyiapkan diri, untuk menerima kejadian apa saja dengan lapang dada.
Saat kami
menyiapkan diri menjadi kakek dan nenek, putri kami menukas:
“Aku belum
mau punya anak, sampai lulus kuliah dulu...!”
Waah....
Tentang suasana akad di taman belakang baca di sini.
memori indah :)
ReplyDeleteMampir juga ya ke: http://www.bennyrhamdani.com/2014/09/yamaha-r15-dan-yamaha-r25-motor-sport.html
okee siap. makasih juga sudah mampir mas.
DeleteIndahnya... Sudah lega ya Mak sekarang semua sudah beres. Alhamdulillah. Ikut bahagia dan mendoakan semoga samara ya, Mak Ida untuk putri dan menantunya. AMiinnn :)
ReplyDeleteamiin makasih mak ges...moga mak ges sekeluarga juga bahagia. peluuk buat ubii
Deleteuwa,seru......kayak lihat film mak hehehe...lanjuttt
ReplyDeletemakasih pengunjung setia...lanjutt
Deletehihiii barakalloh ya Mak Ida, semoga bisa mengawal keluarga baru putri tercinta
ReplyDeleteamiin....makasih mak Fenny
DeleteSeruuuu ya Mak mantu dadakan ...... Saya juga lagi siap2 nich ........ Hihihi
ReplyDeletemak ferdi siap-siap apa nih...Ivo masih kecil hehe masih suka mogok sekolah...seperti Revo.
Deletesubhanallah ..keren banget mak... kereennn!!! semoga jadi keluarga samara yah ..amiinn :)
ReplyDeleteamiin...makasih mak muna
DeleteSetiap cerit amak ida, selalu memberi makna dan pelajaran. Ahh, nggak bosen2 dengan rangkaian cerita yang saya harus menunggu kelanjutannya. Berasa seperti yang menjalani,,hahaha (lebay bingits). Harus sabar nih untuk segera menimang cucu ^_^ ...
ReplyDeleteiya makasih ya...sudah berkunjung mak. kapan-kapan bisa kopdaran nih di jogja.
Deletepengeeennnn banget mak, katanya 3 bulan lagi ada. Semoga saya tidak melewatkan, dan kangen bertemu langsung ama blogger jogja ^_^
Deleteiya...nanti saling colek ya mak
DeleteSuper kilat ya Mak, Alhamdulillah semua lancar :)
ReplyDeleteamiin mohon doanya saja ya.
Deletegak bisa comment, yg jelas terharuu. DImana orang2 banyak yg heboh dan butuh waktu lama utk memantapkan menikah, tapi proses pernikahan Kakak Azka memberikan sebuah tauladan bahwa urusan menikah sebenarnya tidak rumit.
ReplyDeletesetuju mak, menikah itu tidak rumait.
DeleteWah tenyata cerita dari mertua juga seru ya bu ida hehe, gak hanya para calon dan anak-anaknya yg ikutan seru ternyata orang tuanya juga hehe mantap nih ceritanya emngalir saya sampe ending ngikutinnnya ikutan mau bilang waaaahhh hehe smga segera lulus kuliahnya hehe biar segera momong cucu bu ida ^-^
ReplyDeleteamiin makasih ya
Deleteaaahh... mengikuti perjalanannya, walaupun super kilat, tapi indah pada akhirnya ya mba..
ReplyDeleteiya alhamdulillah
DeleteMenikahkan anak pertama kali biasanya mmng heboh ya Mak. Dulu ortu jg gt pas nikahan kakak. Pas giliran sy yg nikah, udh lebih nyantai.
ReplyDeleteSelamat menempuh hidup baru untuk putrinya ya Mak Ida, semoga samara. Aamiin.
makasih doanya mak Riana
Deletenah endingnya jadi penasaran, jadi belum bakal punya cucu dong? xixiix...barokallah ya Mak, keren abiz deh
ReplyDeleteiya nih...gagal jadi neli...nanak lincah
Deleteberarti belum segera jadi nenek mak.....
ReplyDeletepenginnya punya cucu
DeleteAlhamdulillah ikutan seneng campur haru mak. Sama seperti kisah saya. Nikah ekspress. Dua-duanya mempelai ada di Kaltim. Saya di Samarinda, suami di Balikpapan. Yg mempersiapkan pernikahan kami di jogja hanya papa dan adik2 saja. Smoga mjd kelg sakinah, mawadah dan warahmah. Dikumpulkan baik dinuia dan di taman surga-Nya kelak. Aamiin*
ReplyDeleteamiin...barakallahu lakum juga, semoga samara selamanya. amiiin
DeleteNyimak mak..buat bekal anak2 ku nanti..:)
ReplyDeletesemoga manfaat mak kania
DeleteSubhanalloh,moment pribadi pun bs dijadikan cerita semenarik ini..
ReplyDeleteSemoga saya pun di segerakan untuk menikah..
Kunjungi juga ya http://ketikapandacerita.blogspot.com/2014/09/white-love.html?showComment=1410411299756&m=1
Hrs bnyk belajar baru2 aktif di blog
^^.
okee kubal deh. selamat menikmati
Deletewah apa rasanya mak punya mantu...:)
ReplyDeletenano=nano mak...terutama lega...dan bersyukur
DeleteSeru banget ikutin alur cerita bunda.
ReplyDeletewww.aloha-bebe.com
makasih beliani...
Deleteseru ya mak dpt mantu pertama,klo saya msh lamaaaa bgt dpt mantu'y,heeee....
ReplyDeletemengalir saja mak Aira sampai tiba masanya
Deleteseru nyimak dari awal ceritanya
ReplyDelete