Ini bukan judul lagi, tapi sepenggal episode yang kami petik dari setiap sesi konsultasi.
“Ibu,
terimakasih pencerahannya yang luar biasa.
Jam sembilan malam nanti, sebenarnya adalah batas akhir tenggat dari suami, untuk saya mengambil keputusan."
Jam sembilan malam nanti, sebenarnya adalah batas akhir tenggat dari suami, untuk saya mengambil keputusan."
Kata seorang peserta yang
memaksa menemuiku saat istirahat makan siang, dalam acara pelatihan keluarga
nun jauh di seberang pulau. Saya sedang makan di ruang transit hanya berdua
dengan seorang panitia.
Saya hanya tersenyum sambil
mengangguk-angguk, mencoba memahami penggalan ceritanya.
"Prosesnya sudah lama,
tapi dua pekan yang lalu suami saya meminta keputusan saya, apakah mau terus
atau bercerai. Dan nanti malam adalah batas akhirnya..."
Saya sekarang terpana, nyaris
tersedak. Saya hentikan acara makan.
Betapa tidak, perempuan
cantik di hadapanku adalah peserta yang kuminta maju untuk mengungkapkan
kebaikan pasangannya dalam sesi interaktif. Mereka adalah pasangan dengan skor
tertinggi dalam mengenali kebaikan pasangannya. Luar biasa menurutku. Pasangan
yang saling menghargai dalam banyak sisi, namun berfikir juga untuk bercerai.
Perempuan cantik itu
melanjutkan beberapa cerita dan aku berusaha merangkaikan puzle seperti orang
buta meraba-raba.
".... alhamdulillah
ibu, saya bersyukur mengikuti pelatihan ini bersama suami, insya Allah segala
sesuatunya menjadi lebih jelas...mungkin ini adalah jawaban atas munajat saya
mohon petunjuk selama ini..."
Kulihat senyuman cerah
disela tetesan bening di sudut matanya.
“Saya sudah mantap untuk
menjawab apa nanti malam...,” katanya diiringi senyuman yang makin lebar.
"Saya
akan berusaha merubah diri dan tetap bersama suami...insya Allah...!" Ia
berkata dengan mantap.
Aku mengenggam tangannya
yang halus, yang juga menggenggam tanganku dengan kencang.
"Ibu, jika ibu telah
memutuskan kebaikan, jangan tunda. Jangan tunda hingga nanti malam. Saat ini
juga, beritahu suami, secara langsung atau lewat sms. Sampaikan kabar baik ini.
Jangan tunda. Setan ada di mana-mana dan membolak-balikkan hati manusia. Jadi,
jika ibu sudah putuskan, sampaikan sekarang juga...ok ?!"
Ia
mengangguk masih dalam senyum dan linangan air mata.
Kami berpelukan dalam keharuan.
Kami berpelukan dalam keharuan.
"Semoga
menjadi keluarga sakinah selamanya...," bisikku.
Alhamdulillah ya Allah...desisku saat sosok itu berlalu dan aku masih termangu. Bertambah hikmah dari perjalanan dakwah.
Alhamdulillah ya Allah...desisku saat sosok itu berlalu dan aku masih termangu. Bertambah hikmah dari perjalanan dakwah.
Hikmah apa yang kudapat dari peristiwa ini?
“Jangan pernah berhenti
mencari hidayah. Suami istri tadi, sekalipun diujung perceraian, mereka masih
mengikuti pelatihan keluarga. Itu adalah bukti keyakinan keimanan mereka, bahwa
Allah Maha segala-galanya. Allah yang Maha mempersatukan hati dan memberi
hidayah”
Sering saya sampaikan
penghargaan kepada setiap yang datang berkonsultasi, seberat apapun masalah
mereka. Pasangan yang bimbang dan bertanya apakah sebaiknya mereka terus atau
bercerai saja. Saat kutanyakan berapa perimbangan prosentase antara mau rujuk
atau bercerai. Ada yang menjawab 50-50. Ada juga yang sudah 30-70, lebih
condong untuk berpisah.
“Ibu/bapak datang kepada
kami, artinya ibu/bapak masih ingin mempertahankan pernikahan. Jika tidak pasti
jurusannya Pengadilan Agama, bukan datang pada kami...”
Ini adalah kalimat sugesti,
doa dan harapan. Sejauh ini alhamdulillah mempan untuk mengajak mereka bersedia
naik ke atas melampaui awan badai. Ya
awan badai.
Perumpamaan ini pernah saya
sampaikan dalam kesempatan yang lain. Jika anda pernah naik pesawat, terkadang
pesawat harus menempuh resiko melewati awan badai kumulonimbus yang bisa saja
menyebabkan turbulensi. Di bawah awan hujan angin dan petir. Di dalam awan
gelap abu-abu tanpa cahaya dan berguncang-guncang, namun saat berhasil menembus
ke atas, matahari cerah bersinar dan pesawat berada di atas hamparan awan putih
padat yang luas.
Saat berada dalam persoalan,
seolah betul berada dalam gua gelap gulita tanpa pintu keluar. Namun ingatlah suatu masa,
mungkin anda pernah mengalaminya, saat-saat di ujung putus asa, kemudian anda
tidak menyerah dan berhasil melewatinya. Hanya butuh waktu, kesabaran dan keikhlasan
semata.
Seorang teman pernah membeli
mobil setelah menabung sekian lama. Ia belajar menyetir selama beberapa pekan,
namun berakhir pada kesimpulan bahwa ia merasa tak berbakat menyetir. Setelah
beberapa bulan memiliki mobil itu, ia bahkan ingin menjual mobilnya karena
merasa tak ada gunanya. Entah bagaimana prosesnya kesadarannya, tiba-tiba
semangatnya bangkit lagi, ia belajar dan memaksa diri.
Alhamdulillah sekarang telah
mahir. Mungkin ia akan tertawa saat mengenang betapa stressnya dulu saat
menyetir. Dan sekarang ia menyetir santai sambil menyuap anaknya, mendengarkan
lagu atau berdendang sendiri. Pengalaman itu kadang ia ceritakan untuk memotivasi orang yang hampir putus asa dalam belajar menyetir, seperti pernah ia ceritakan padaku.
Nasehat dari kisah diatas adalah: Galilah pengalaman berat
saat berada dalam persoalan, pengalaman anda sendiri atau pengalaman orang
lain. Di sana anda akan melihat cercah cahaya. Harapan itu selalu ada
untuk mereka yang menginginkan kebaikan. Dan ingatlah bahwa doa adalah
senjata orang mukmin yang bisa diluncurkan kapan saja tanpa ada
habisnya. Hanya butuh kemauan dan keyakinan.
Kita juga bisa belajar dari
cuaca. Hari mendung dan hujan lebat,
tidak selamanya. Cepat atau lambat esok matahari akan bersinar cerah menyapa
gembira alam yang membeku. Allah mempergilirkan malam siang untuk kita mengambil
pelajaran. Setelah gelap, pasti ada terang.
Hidup senyatanya hanya
bergerak dari satu persoalan kepada persoalan yang lain. Karena itulah hakikat
kehidupan. Berumah tangga, ada yang bilang sulit, namun apakah pilihan menjadi
janda akan lebih mudah? Tidak juga. Sulit atau mudah, tergantung kemampuan kita
memiliki supremasi atas setiap masalah. Kemampuan yang kita mohonkan dari Sang
pemberi kekuatan dan cinta.
Jangan menyerah ya.
(Untuk seorang sahabat, yang
semoga nyambung dengan artikel ini)
O,ya, anda boleh membagi pengalaman saat berjuang keluar dari permasalahan. Semoga menginspirasi pembaca lain.
Kisah lain ada di http://ida-nurlaila.blogspot.com/2013/12/suka-duka-jadi-konselor.html
Yang pada ke sini jangan lupa ikutan GA-ku ya. Pesyaratannya mudah kok. Lihat saja di: http://ida-nurlaila.blogspot.com/2013/12/give-away-resensi-buku-wonderful-husband.html
Kisah lain ada di http://ida-nurlaila.blogspot.com/2013/12/suka-duka-jadi-konselor.html
Yang pada ke sini jangan lupa ikutan GA-ku ya. Pesyaratannya mudah kok. Lihat saja di: http://ida-nurlaila.blogspot.com/2013/12/give-away-resensi-buku-wonderful-husband.html
Dalam pernikahan sangat dibutuhkan saling menguatkan ya mak...16th sy menikah yg namanya cobaan silih berganti ( ada diblog sy )...pd saat itu ada seorang kerabat berkata "klo aku jd kamu aku sdh minta cerai, gak kuat hidup spt itu"...Dlm hati sy cuma berpikir apakah klo sy cerai semua mslh akan selesai, bgm anak sy bl membutuhkan bpknya, bgm tanggung jwb sy kpd kluarga atas pilihan sy...sy kuatkan hati ini u bersma2 mengatasi mslh bkn lari dr masalah...alhamdulillah sp skrg rumah tangga kami baik2 sj dan suamipun tak prnh tau bahwa ada kerabat kami menyarankan spt itu..
ReplyDeleteAlhamdulillah bunda Irowati, semoga lulus ujian dunia akhirat. senang telah dikunjungi dan berbagi.Semoga keluarga yang yang dapat mengambil pelajaran, amin
ReplyDeleteAlhamdulillah pernikahan kami tahun Ini memasuki tahun ke 10.. usia yang cukup untuk saling mengenal satu sama lain.. indah rasanya bila kebahagiaan menyapa.. namun sebaliknya kala badai menerpa tak jarang menguras air mata.. alhamdulilahnya badainya jarang menyapa sih he he he..
ReplyDeleteMembaca tulisan di atas semakin menguatkan hati kalo memang kitalah yg lebih berperan dalam membentuk keluarga yg kita idamkan.. kebaikan harus cepat dilakukan..jangan biarkan setan yg menang..
Makasih ya Mba Ida atas pencerahannya... ;)
bagus banget mbak ida, buat yg lagi suntuk atau nyaris give up
ReplyDeleteKapan ke solo Mbak..pengin ikut pelatihannya
ReplyDeletepostingan yang menyejukkan, bunda.. terimakasih udah berbagi :-)
ReplyDeleteAlhamdulillah kunjungannya. Terimakasih yang sudah meninggalkan jejak, ofi tusiana, Muktia farid, Ety Handayaningsing, Ghina fahra. lihat jadwal kami di postingan sebelumnya ya....
ReplyDeleteSelalu menyenangkan bisa membaca tulisan2 yang positif. Trims
ReplyDeletemakasih kunjungan dan komentrnya Kiran Yatmorejo
ReplyDelete