Pages

Tuesday, May 20, 2014

Horee Aku Lulus SMA...!



Hari ini pengumuman kelulusan untuk siswa SMA secara nasional. Di sekolah anakku, sekaligus dilakukan acara wisuda. Kupikir inilah wisuda yang paling awal, sekolah lain belum mengadakan.

Mungkin diantara alasan mengadakan bersamaan dengan pengumuman kelulusan adalah untuk mengantisipasi agar tidak terjadi euphoria negatif dalam merayakan kelulusan. Seperti apa sih yang negatif itu?

Gadis-gadis ini bersiap konvoi


Jawabannya mudah ditemukan di jalan raya hari ini. Anak-anak berseragam putih abu-abu dengan seragam putih penuh semprotan cat warna-warni dan tanda tangan atau coretan spidol. Mereka berkonvoi tak peduli laki-laki atau perempuan. Bahkan ada yang mengusung bendera.

Layaknya kampanye berkeliling kota mengabarkan bahwa mereka telah lulus Unas...
Prihatin ya?

Tidak jarang terjadi tawuran jika kelompok sekolah yang berseteru bertemu dan terjadi gesekan ketersinggungan. Tahulah kelanjutannya.

Berkendara berkelompok
Kembali ke acara wisuda anakku. Alhamdulillah acara berlangsung lancar walau menjelang akhir acara, ada mati listrik. Panitia sudah siap mengantisipasi dengan genset walaupun sempat jeda untuk proses menghidupkan genset.

Yang menarik bagiku adalah sambutan ketua Yayasan Abu Bakar, Bapak Ery Masrury SH MHum. Beliau menyebutkan bahwa hari ini sekolah tidak saja mewisuda anak-anak yang lulus SMA. Namun sesungguhnya sekolah telah menyiapkan para calon pemimpin bangsa.

“Enam tahun ke depan, kalian akan menjadi profesional yang siap melakukan perubahan yang lebih baik  untuk bangsa dan negara ini. Siapa yang siap untuk menjadi pemimpin negeri ini?”

Suasana Wisuda

Pertanyaan yang dijawab dengan gegap gempita oleh para siswa.
Sebelumnya beliau menyampaikan dua keprihatinan. Pertama yang menampar dunia pendidikan dengan adanya prilaku bejat kejahatan seksual di sekolah dan masyarakat. Kedua keprihatinan dengan perhelatan pilpres yang kesulitan mencari calon presiden ideal untuk negeri ini.

Anak-anak diajak berfikir bahwa sesungguhnya jalan mereka masih terbentang untuk berbuat yang lebih banyak lagi untuk kejayaan Indonesia. Sekolah sebagai salah satu elemen pergerakan dan pengkaderan kepemimpinan bukan saja sekedar tangga kesuksesan pribadi.

Kami sungguh tersentuh karena suasana dalam gedung ini, berbeda sekali dengan pemaknaan kelulusan siswa sekolah lain di jalan raya tadi. 

Anak-anak kelas XII juga membuat video tentang kenangan indah mereka selama bersekolah, ucapan terimakasih untuk semua saja dan lelucon tentang investigasi dugaan kenakalan siswa.

Video pendek itu mempertanyakan apakah ada anak yang terlibat pacaran, tawuran dan merokok?

Ternyata hasil investigasi menunjukkan bahwa semua itu tidak terjadi di SMA anakku. Sms tentang mencari pasangan yang ditayangkan di awal ternyata mencari pasangan sandalnya yang tertukar dipakai oleh jamaah sholat.

Situasi kekerasan yang digambarkan ternyata adalah aktivitas santri penghuni asrama saat memukuli kasur mengusir debu. Dan dugaan merokok menemui jalan buntu karena penggerebekan hanya menemukan anak yang sedang memasak berasap-asap sambil menghisap permen lolypop.

Yang membuat kami terpingkal-pingkal adalah endingnya bahwa hasil investigasi menyatakan angkatan 2014 dinyatakan sholih dan bebas dari dugaan kenalan remaja tersebut.

Sebuah terminal pendakian bernama Lulus SMA
Kami orang tua bangga menyaksikan anak-anak yang tumbuh menjadi remaja yang berfikir dewasa. Berfikir jauh ke depan dan tak tergiur oleh penyimpangan moral dan prilaku.

Apalagi ketika anak-anak menyanyikan lagu terimakasih untuk guruku dan membuat kejutan dengan membagikan bunga untuk para ustadzah dan ustadzahnya. Banyak yang tak dapat menahan air mata. Para guru dan siswa berpelukan mencucurkan air mata. Orang tua yang menyaksikan juga tak kuasa menahan haru.

Rasa syukur dan terimaksih disempurnakan dengan hasil Unas dimana seluruh siswa lulus dan mendapat nilai yang cukup baik. Anakku juga mendapat penghargaan karena nilai bahasa Inggrisnya tertinggi di sekolah, dengan nilai 9,6.

Penghargaan Nilai Mapel tertinggi

Begitulah kami memaknai kelulusan. Kami berharap anak-anak memaknainya dengan benar.


...dan bagaimana anda memaknai kelulusan?

Tentang Museum baca di sini.
Tentang batita baca di sini.
Tentang TB baca di sini.

20 comments:

  1. Dulu waktu lulus SMA, kami ga dibolehin corat-coret seragam. Kata guruku, seragamnya buat lungsuran anak-anak ga mampu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mak Haya, ada beberapa sekolah yang sekarang meminta seragam anak-anak sebelum hari pengumuman lulus...agar selamat dari corat-coret

      Delete
  2. Jadi inget saat-saat kelulusan SMA dulu mak, duhh....itu khidmat banget ya acara wisuda SMAnya mak. Selamat buat putra tercintanya mak Ida :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih mak Irma...kapan nih ananda sampai jenjang SMA?

      Delete
  3. kl saya dulu g ada coret2 baju mak..diwarisin ke keponakn yg 1 ma'had juga ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. siipp memang emak blogger pada baik-baik ya....

      Delete
  4. mak ida..maukah terima liebster award dariku ? http://supertayo.blogspot.com/2014/05/liebster-award-dariku-untukmu.html

    ReplyDelete
  5. aku gak pernah corat coret sekalipun waktu lulus loh mbak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. alhamdulillah mak...corat-coretnya di blog saja ya

      Delete
  6. Aku ga coret2an pas SMA, ngga punya pilox #eh

    ReplyDelete
  7. waktu di SMA , gak mungkinlah coret2, aku dulu sekolah di sekolah katolik yg ketat banget peraturannya. Jadi malah kita disuruh berbagi ke panti untuk ucapan syukur atas kelulusan kita. jadi deh bikin panitia kecil2an untuk acara kunjungan ke panti

    ReplyDelete
    Replies
    1. sipp mak...bagusnya ditularkan ke anak-anak sekarang ya

      Delete
  8. masa sekolah, masa yang indah.. selamat untuk putranya bu Ida. menuju jejang kampus yang lebih majemuk. tantangan yang lebih untuk menjadi pemimpin.

    ReplyDelete
  9. Saya lulus pake corat coret mak..hiks.. tau sendirilah bagaimana Namche jogja..hehehe..
    Btw, selamat buat putranya ya mak, barakallahu:)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihi...jangan diturunkan ke anaknya ya mak....

      Delete
  10. bunda, video pendeknya mgkn bs anak2 unggah di yutub.. pengen liatt..
    (by : Kak Tedi)

    ReplyDelete
    Replies
    1. waah saya juga nggak punya...ntar saya usulin mereka yang unggah saja ya

      Delete