“Kami membangun
rumah ini modalnya sejuta dik...”kata mbak Lilik.
“Hah...yang
betul mbak?!” kataku penasaran. Senggol mak irits Rahmi Aziza.
“Iya betul.
Mulanya uang sejuta saya titip ke toko besi yang saya percaya. Pak ini uang
sejuta kalau beli semen dapat berapa sak? Tahun itu bisa dapat 40 sak. Jadi
dicatatlah kami membeli semen. Saya minta diantar besok jika saya sudah siap
membangun rumah...”
Begitulah
tiap punya rejeki, mereka menitipkan uang yang dicatat sebagai pembelian semen,
besi, kayu, kusen, paku dsb.
Beberapa tahun
kemudian saat mereka punya tanah dan siap membangun, mereka tinggal minta
dianterin bahan yang telah dibeli bertahun-tahun yang lalu....
Sekalipun
sebenarnya harga barang saat diantar sudah jauh melambung dari saat akad, tapi
pemilik telah sepakat untuk memberikan sesuai perjanjian jual beli di depan.
“....jadi
dik, jangan takut untuk mulai membangun rumah. Mulai saja...nanti rejeki akan
datang sendiri....Pokoknya harus yakin Allah Maha Kaya”
Cerita yang
sungguh menginspirasi. Tinggal cari toko bahan bangunan yang bisa dipercaya
untuk model pembelian seperti itu ya...
Anda yang
ingin meniru, semoga menemukan toko yang tepat, yang pemiliknya baik dan
amanah.
Bazar murah yang meriah di garasi rumah |
Tapi kami
tidak sepenuhnya meniru modus kakak senior itu.
Setelah
menimbang-nimbang, kami memutuskan memindahkan tanah warisan jatah suami dengan
membeli tanah di Jogja. Itu tahun 2003. Tentu sepersetujuan ibu mertua. Memang
bapak mertua almarhum pernah berpesan bahwa anak-anak boleh memindahkan jatah
tanahnya ke lokasi yang diinginkan.
Uang yang
ada jika membeli di kawasan kota, hanya akan mendapat lahan yang sempit. Kami memilih
di desa, dekat sawah, dekat masjid, tak jauh dari sekolah anak-anak, tak jauh
dari Bandara dan terminal. Masih bonus view gunung Merapi. Alasan lain jika di
desa masih terus bisa diperluas.
Itulah tanah
cikal bakal rumah kami. Suamiku minta tolong temannya seorang pemborong yang
sungguh baik hati untuk mengelola pembangunan rumah. Modalnya tabungan yang
tidak begitu banyak dan hasil penjualan tanah yang pernah kami beli di lokasi
yang kurang strategis sepuluh tahun sebelumnya..
Subhanallah
ternyata butuh waktu dua tahun hingga rumah utama selesai dan bisa kami
tempati. Kadang kami kehabisan uang dan suamiku bilang ke temannya untuk menghentikan
sementara. Tapi temannya menolak.
“Biar kupinjami
dulu bahan-bahannya, yang penting tolong carikan uang untuk bayaran tukang
setiap hari Sabtu...”
Memang
pemborong ini punya toko bahan bangunan juga. Subhanallah itu namanya
pertolongan Allah yang datang dari tempat yang tidak disangka-sangka.
“Bagi saya
kehormatan untuk membuatkan rumah pak Cah dan keluarga...” begitu kata sang
pemborong.
Tahun 2004
kami mulai membangun rumah induk dan tahun 2006 telah kami tempati.
Sejak itu
kami tidak berhenti membangun. Ada saja rejeki untuk ditempelkan jadi sesuatu.
Tanah juga diperluas dari waktu ke waktu hingga menjadi 3 sertifikat. Gak perlu
diceritakan bahwa kami juga harus menyekolahkan
sertifikat untuk terus menyempurnakan fungsi-fungsi rumah.
Pertolongan
dari Allah adalah terus berdatangan order pelatihan dari perusahaan-perusahaan
besar atau kecil, bahkan yang gratisan...alhamdulillah.
Sepuluh
tahun sudah sejak kami meletakkan batu pertama, ternyata terus saja tak bisa
dihentikan. Hari ini kami membangun 3 kamar mandi lagi, bersiap menghadapi
rombongan yang akan menginap akhir bulan ini.
Di Garasi mereka mengantri menyetorkan hafalan Qur'an |
Maka jika
mengenalkan bagian rumah kepada tetamu untuk memotivasi agar mereka mau berkarya
dengan menulis, suamiku bilang:
“Ini garasi
Amerika...karena dibangun sepulang saya diundang sebulan ke Amerika....ini
paviliun Jepang, karena saya dapat sepulang dari tiga minggu di Jepang...Ini
area Korea, Ustrali.....dst...”
Ada seorang
tukang yang bahkan terus bersama dengan kami membangun rumah itu, yang pernah
kuceritakan di sini.
Kalau
sekarang orang yang baru mengenal kami dan tidak tahu cerita dibalik house of
the rising sun...semoga sekarang lebih bisa melihat runtutannya. Itu pula yang
membuat kami memilih rumah tak berpagar dengan halaman yang mengundang.
Merasa bahwa
ini bukan milik kami sepenuhnya, ini adalah rumah
hadiah dari Allah, maka kami selalu menawarkan kepada siapapun yang
membutuhkan tempat transit, tempat menginap atau tempat beraktivitas.
Silahkan
menggunakan fasilitas yang disediakan Allah. Kami masih ingin terus meluaskan,
membaguskan dan membuat nyaman untuk bisa memberikan keberkahan kepada lebih
banyak orang.
Komunitas Toekangphoto pernah manjadi tamuku |
Sejak
berdiri tak henti kami menerima tamu, hanya sekedar beraktivitas atau numpang
menginap. Seperti komunitas toekang photo dalam cerita ini.
Bulan Ramadhan
garasi menjadi tempat tarawih remaja dan anak, serta aktvitas tahfidz dan
pengajian. Saat lebaran digelar open house menjamu para tetangga yang
berkunjung.
Open house |
Awal Agustus
ini juga ada odojer dari Jadebotabek
yang transit tiga hari dalam perjalanan wisata religi mereka. Akhir bulan nanti
juga ada rombongan yang akan transit menginap beberapa hari dari Bekasi.
Kepada semua
yang yang menginginkan rumah besar dan berkah, pertama yakinlah bahwa Allah
Maha Kaya. Jangan hanya bertumpu pada hitungan manusiawi kita. Terus bekerja,
terus berusaha, beramal dan berdoa. Allah akan mudahkan kita mewujudkan impian.
Yang namanya menabung, bukanlah semata menabung uang, tetapi memperluas
silatrurahmi, menabur amal kebaikan juga bagian dari tabungan.
Jika kita mempermudah urusan orang lain, semoga Allah mempermudah urusan kita dunia akhirat.
Yang paling
penting...niatkan sebanyak mungkin kebaikan dalam memfungsikan rumah impian...biar jadi amal dunia akhirat.
Bismillah
...semangaat!
Kuceritakan semua ini apa adanya
untuk menjadi inspirasi bagi siapa saja yang menginginkan rumah impian. Ya
Allah jauhkan kami dari sifat sombong dan riya', dan jadikan kami hamba yang
pandai mensyukuri nikmatmu, amiin.
Tunggu
tulisan selanjutnya tentang menabung amal
berbuah fasilitas kehidupan.
Pengobatan gratis juga di Garasi |
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeletehikss subhanallah mak, perjuangannya ternyata ya...
ReplyDeletesaya dan suami sebetulnya sudah punya rumah dan alhamdulillah sudah lunas cicilannya setelah thr lebaran ini. Tapi selalu punya cita-cita punya rumah gede seperti ini. rumah gede seperti milik orang tua saya yang selalu bisa menampung seluruh keluarga dan membuat nyaman orang di dalamnya.
model dikembalikan dan banyak kegiatan ini yang membuat saya lebih salut kepada mak ida, barakallah ya mak. Makin memantapkan hati suatu saat bisa punya seperti rumah mak ida in sya Allah. Aminn
mak shinta saya doakan segera terwujud cita-citanya...mak Shinta punya potensi untuk terus berbagi dan menebar amal sholih...
ReplyDeleteMbak idaa, liza juga kepingin mendirikan rumah kayak punya mbak. Sekarang tanah di perkotaan di banda aceh sangat mahal harganya jadi saya dan suami berinisiatif jika punya rezeki nanti juga akan tinggal di desa yang tidak jauh dari tempat suami mengajar dan saya juga bisa buka praktek dengan leluasa di rumah. Doakan ya mbak. Lain kali boleh kan saya konsul dengan mbak ida? Heheheh maklum masih pengantin baru :) dan sekarang masih menjadi kontraktor
ReplyDeletemakasih sudah mampir mak Liza...saya doakan bisa membangun peradaban dengan rumah impian. ditunggu sharingnya kapanpun bisa via media apa saja.
Deletemenginspirasi tulisannya, Mak. Suka saya :)
ReplyDeleteSeringkali kita melihat keberhasilan seseorang dari kulit luar, ya. Padahal sebetulnya ada banyak cerita perjuangan di dalamnya kenapa akhirnya bisa seperti itu.
makasih supportnya mak Myra. Begitulah cerita kehidupan semoga bermanfaat untuk yang lainnya.
DeleteSubhanallah ya, Mak. Kalo udah ada niat insya Allah ada jalan untuk dapet rezeki membangun rumah. Jadi inget rumah ibuku yang juga modal nekat belinya.
ReplyDeleteAllah Maha Kaya dan tidak pernah Tidur . Antara doa dan usaha semoga Ila
DeleteSeandainya semua kader PKS dari pusat sampai daerah seperti ini...... Amin !
ReplyDeleteAik...makasih sudah mampir dan makasih doanya. Aik adalah salah satu yang menjadi partner dalam semangat.
DeleteSaya salut dengan Ustadz Cah dan juga Ustadz Hidayat Nur Wakhid. Mereka SEDERHANA..
Deletematur nuwun suppornya pak Tri. Anda termasuk yang tidak salah faham terhadap kami. Semua fasilitas itu bukan untuk pribadi, tapi untuk para tetamu yang selalu kami nantikan.
Deletedi kampung sini masih ada toko bangunan yang bisa begitu mak... seperti ide senior mak ida... walaupun sebenarnya gak tega juga kalau ternyata semen yang kami pesan sekarang baru kepake 3 tahun yang akan datang atau malah lebih... harganya jadi berapa ya??
ReplyDeletemudah-mudahan diberi jalan untuk memiliki rumah impian :D
Iya mak Orin, banyak orang baik, tinggal bagaimana kita akan menemukannya. itu kan seperti incestasi saja. selama perjanjiannya saling ridlo tidak masalah.
DeleteSubhanalloh Maak, apapun yang diniatkan untuk kebaikan pasti terkabul ya Maak. Saluuut
ReplyDeleteiya mak Rahmi...ada yang cepat, ada yang lambat,,,tapi kebaikan pasti berbalas kebaikan.
Deletealhamdulillah ya mak...semoga kami bisa meniru langkah indahmu...rumah kami belum lunas, masih dicicil :)..imut tapi dekat ke kantor, pertimbangan para kuli negara ini :)...pengen buat yang agak luas di Lampung, semoga rezelinya sampai..cheers..
ReplyDeleteseamdainya kualitas para kuli negara ini seperti mak indah...wow...kita bisa menjadi nomer satu di dunia...yuuk mak kalau pulang harus bawa banyak pencerahan...
Deletemerinding mak bacanya,bener2 menginspirasi saya...terima kasih buat sharing2nya yang selalu membuka mata saya..semoga suatu saat bisa langsung bertamu di rumah mak ida aamiin.... :)
ReplyDeleteditunggu mak...waah jadi ikut merinding. sebagian saya tulis dengan berurai air mata
DeleteSaya mengucapkan minal aidin walfaidin mohon maaf lahir dan batin, salam
ReplyDeletesalam kembali makasih kunjungannya mohon maaf lahir batin Putri
Deleteberkunjung, minal aidin walfaidin mohon maaf lahir batin, jangan lupa kunbalnya ya ^_^
ReplyDeleteselamat berkunjung silahkan dinikmati camilan ceritanya. mohon maaf lahir dan batin ya
Deletedatang berkunjung sambil menyimak, o iya minal aidin walfaidin ya, ditunggu kunbalnya
ReplyDeleteoke siap kunbal...makasih sudah mampir
DeleteMantab mba Ida....penuh perjuangan sekali untuk rumahnya .....Rumah hadiah dari Allah...
ReplyDeleteya mak...banyak cerita kehidupan yang saling menginspirasi. sayang jika disimpan sendiri
Deletesemoga aku nantinya bisa punya rumah yg luas yg bisa menampung semua keluargaku,,seperti rumah mak ida,,,yg terbuka utk siapa saja,,,
ReplyDeleteamiin kudoakan segera terwujud mak...semua niat baik semoga dimudahkan amiin
Deletesuper salut.....menginspirasi sekali....semoga suatu saat dapat berkunjung kerumah mak ida....
ReplyDeleteAmiin. Ditunggu mak enci kehadirannya
DeleteDan saya senang sudah pernah dijamu di garasi dalam foto itu.. Smoga silaturahmi kita terus berlanjut dan membawa berkah ya mak..amiin. Saya harus banyak belajar dari mak:))
ReplyDeleteya mak, makasih juga sudah mampir. ditunggu terus kedatangan selanjutnya...
DeleteSubhanallah ..sungguh menginspirasi mbak . Impianku memiliki rumah besar semoga bisa terwujud, punya perpustakaan dan bisa open house, bermanfaat untuk orang banyak.
ReplyDeleteamiin, semua niat baik semoga dimudahkan mbak wiwit. makasih sudah mampir
DeleteSubhanallah....saya sudah pny rmh mak, beli cash saat suami menikahi saya. Tp mungil saja... dan berpagar tinggi sampe tetangga saja sulit untuk sekedar melihat penghuninya dan sungkan untuk mengetuk katanya. Huhuhuuu... cerita mak ida membuka kesadaran baru, benar kt suami saya saat saya minta ganti pagar yg lbh tertutup. Itu sesuai dgn kepribadian pemilik yg tertutup... begitu katanya. Tp rmh terbuka bkn hny menunjukan pribadi pemilik yg terbuka tp juga membuat siapapun tdk sungkan untuk bertandang ya mak...dan berkah masuk lwt tamu2 yg dtg. Tp rumah luas seperti mak ida....itu jg impian saya
ReplyDeletemak irma...semoga dimudahkan punya rumah besar yang nyaman. makasih sudah mampir.
Deletesaya jg punya rumah hadiah dari ortu berupa warisan, walau hanya 6m kali 6m tp ada kelebihan tanah kedepan 10m kesamping 3m itu th 1999, aq dan suami hidup pas"an tp th demi th dg semangat suamiku yg besar th 2009 kami membangun yg depan walau cuma nambah 6m kali 6m karena kebutuhan yg mendesak anakku yg besar dah smp jd butuh kamar sendiri, semua dg bahan bangunan yg minim, bekas penuh keprihatinan, setelah jd rumah ku kontrakkan 3th, dg harapan dpt uang kujadikan modal usaha, tempat usaha dah ada warisan ortu punya adik, aku diajak gabung, aku usaha di bidang yg berhub dg kayu buat kusen, pintu, mebel,menyediakan kayu utk bangunan rumah dll , dpt pinjaman bank dgn jaminan sertifikat bank dari pinjaman 25jt sampai sekarang 100jt, selama ini alhamdulillah gak pernah telat cicilannya, semoga usahaku lancar n barokah n Allah memberikan kelancaran pada usahaku Amin y rob...
ReplyDeleteSubahanallah makasih sharingnya mabk prapti...semoga dimudahkan usanya lancar dan berkah amiin
DeleteSungguh meninspirasi bu,
ReplyDeleteTerima kasih sudah menerima kami
iya pak...makasih juga sudah mampir. Silahkan silaturahmi lagi monggo kapan saja
Deleteya Allah, pas banget ini bu tulisannya, saya sedang merenovasi rumah dan termasuk yang nekad juga karena modalnya pas pas an, saya dan suami yakin pasti Allah akan membantu kami mewujudkan rumah impian, supaya rumah lebih nyaman saat ada acara2 silaturahim, itu niat saya dan suami.
ReplyDeleteAmiin semoga segera terwujud bunda kanaya...makasih sudah mampir
DeleteWah seneng bacanya. Barakallahu fiikum.
ReplyDeleteiya alhamdulillah makasih doanya dan kunjungannya.
DeleteBarokallah ya umm.. doakan sy biar rmh sy jg memberi manfaat..minimal bg tetangga2 sekitar. Inshaa allah mo bikin rumah baca utk awalannya. Allaahumma yassir walaa tu'assir
ReplyDeletesemoga dimudahkan Ummu nada untuk mewujudkan semua harapan kebaikan
DeleteSubhanalloh....
ReplyDeletealhamdulillah
DeleteMaasyaAllah berkah mbak ida...doakan saya jg mbak...saya ingin ortu saya punya rumah dan keluarga saya Aamiiiin
ReplyDeleteYour article is amazing,just love it.you can visit my website :download metal slug
ReplyDeleteMasyaaAllah, haruu bacanya, barakallah Bu Ida sekeluarga, jadi dreamslist saya pengen punya rumah luas yang membawa banyak manfaat...aamiin
ReplyDelete