Pages

Sunday, August 10, 2014

Rumah Hadiah



Ini adalah tulisan ke empat. Yang pertama di sini, kedua di sini, ketiga di sini


“Kami membangun rumah ini modalnya sejuta dik...”kata mbak Lilik.
“Hah...yang betul mbak?!” kataku penasaran. Senggol mak irits Rahmi Aziza.

“Iya betul. Mulanya uang sejuta saya titip ke toko besi yang saya percaya. Pak ini uang sejuta kalau beli semen dapat berapa sak? Tahun itu bisa dapat 40 sak. Jadi dicatatlah kami membeli semen. Saya minta diantar besok jika saya sudah siap membangun rumah...”
Begitulah tiap punya rejeki, mereka menitipkan uang yang dicatat sebagai pembelian semen, besi, kayu, kusen, paku dsb.

Beberapa tahun kemudian saat mereka punya tanah dan siap membangun, mereka tinggal minta dianterin bahan yang telah dibeli bertahun-tahun yang lalu....
Sekalipun sebenarnya harga barang saat diantar sudah jauh melambung dari saat akad, tapi pemilik telah sepakat untuk memberikan sesuai perjanjian jual beli di depan.
“....jadi dik, jangan takut untuk mulai membangun rumah. Mulai saja...nanti rejeki akan datang sendiri....Pokoknya harus yakin Allah Maha Kaya”


Cerita yang sungguh menginspirasi. Tinggal cari toko bahan bangunan yang bisa dipercaya untuk model pembelian seperti itu ya...
Anda yang ingin meniru, semoga menemukan toko yang tepat, yang pemiliknya baik dan amanah.

Bazar murah yang meriah di garasi rumah

Tapi kami tidak sepenuhnya meniru modus kakak senior itu.
Setelah menimbang-nimbang, kami memutuskan memindahkan tanah warisan jatah suami dengan membeli tanah di Jogja. Itu tahun 2003. Tentu sepersetujuan ibu mertua. Memang bapak mertua almarhum pernah berpesan bahwa anak-anak boleh memindahkan jatah tanahnya ke lokasi yang diinginkan.

Uang yang ada jika membeli di kawasan kota, hanya akan mendapat lahan yang sempit. Kami memilih di desa, dekat sawah, dekat masjid, tak jauh dari sekolah anak-anak, tak jauh dari Bandara dan terminal. Masih bonus view gunung Merapi. Alasan lain jika di desa masih terus bisa diperluas.

Itulah tanah cikal bakal rumah kami. Suamiku minta tolong temannya seorang pemborong yang sungguh baik hati untuk mengelola pembangunan rumah. Modalnya tabungan yang tidak begitu banyak dan hasil penjualan tanah yang pernah kami beli di lokasi yang kurang strategis sepuluh tahun sebelumnya..

Subhanallah ternyata butuh waktu dua tahun hingga rumah utama selesai dan bisa kami tempati. Kadang kami kehabisan uang dan suamiku bilang ke temannya untuk menghentikan sementara. Tapi temannya menolak.

“Biar kupinjami dulu bahan-bahannya, yang penting tolong carikan uang untuk bayaran tukang setiap hari Sabtu...”
Memang pemborong ini punya toko bahan bangunan juga. Subhanallah itu namanya pertolongan Allah yang datang dari tempat yang tidak disangka-sangka.
“Bagi saya kehormatan untuk membuatkan rumah pak Cah dan keluarga...” begitu kata sang pemborong.

Tahun 2004 kami mulai membangun rumah induk dan tahun 2006 telah kami tempati.
Sejak itu kami tidak berhenti membangun. Ada saja rejeki untuk ditempelkan jadi sesuatu. Tanah juga diperluas dari waktu ke waktu hingga menjadi 3 sertifikat. Gak perlu diceritakan bahwa kami juga harus menyekolahkan sertifikat untuk terus menyempurnakan fungsi-fungsi rumah.

Pertolongan dari Allah adalah terus berdatangan order pelatihan dari perusahaan-perusahaan besar atau kecil, bahkan yang gratisan...alhamdulillah.

Sepuluh tahun sudah sejak kami meletakkan batu pertama, ternyata terus saja tak bisa dihentikan. Hari ini kami membangun 3 kamar mandi lagi, bersiap menghadapi rombongan yang akan menginap akhir bulan ini.

Di Garasi mereka mengantri menyetorkan hafalan Qur'an

Maka jika mengenalkan bagian rumah kepada tetamu untuk memotivasi agar mereka mau berkarya dengan menulis, suamiku bilang:
“Ini garasi Amerika...karena dibangun sepulang saya diundang sebulan ke Amerika....ini paviliun Jepang, karena saya dapat sepulang dari tiga minggu di Jepang...Ini area Korea, Ustrali.....dst...”

Ada seorang tukang yang bahkan terus bersama dengan kami membangun rumah itu, yang pernah kuceritakan di sini. 

Kalau sekarang orang yang baru mengenal kami dan tidak tahu cerita dibalik house of the rising sun...semoga sekarang lebih bisa melihat runtutannya. Itu pula yang membuat kami memilih rumah tak berpagar dengan halaman yang mengundang.

Merasa bahwa ini bukan milik kami sepenuhnya, ini adalah rumah hadiah dari Allah, maka kami selalu menawarkan kepada siapapun yang membutuhkan tempat transit, tempat menginap atau tempat beraktivitas

Silahkan menggunakan fasilitas yang disediakan Allah. Kami masih ingin terus meluaskan, membaguskan dan membuat nyaman untuk bisa memberikan keberkahan kepada lebih banyak orang.

Komunitas Toekangphoto pernah manjadi tamuku

Sejak berdiri tak henti kami menerima tamu, hanya sekedar beraktivitas atau numpang menginap. Seperti komunitas toekang photo dalam cerita ini

Bulan Ramadhan garasi menjadi tempat tarawih remaja dan anak, serta aktvitas tahfidz dan pengajian. Saat lebaran digelar open house menjamu para tetangga yang berkunjung.

Open house

Awal Agustus ini juga ada odojer dari Jadebotabek yang transit tiga hari dalam perjalanan wisata religi mereka. Akhir bulan nanti juga ada rombongan yang akan transit menginap beberapa hari dari Bekasi.

Kepada semua yang yang menginginkan rumah besar dan berkah, pertama yakinlah bahwa Allah Maha Kaya. Jangan hanya bertumpu pada hitungan manusiawi kita. Terus bekerja, terus berusaha, beramal dan berdoa. Allah akan mudahkan kita mewujudkan impian. Yang namanya menabung, bukanlah semata menabung uang, tetapi memperluas silatrurahmi, menabur amal kebaikan juga bagian dari tabungan.

Jika kita mempermudah urusan orang lain, semoga Allah mempermudah urusan kita dunia akhirat.

Yang paling penting...niatkan sebanyak mungkin kebaikan dalam memfungsikan rumah impian...biar jadi amal dunia akhirat.
Bismillah ...semangaat!

Kuceritakan semua ini apa adanya untuk menjadi inspirasi bagi siapa saja yang menginginkan rumah impian. Ya Allah jauhkan kami dari sifat sombong dan riya', dan jadikan kami hamba yang pandai mensyukuri nikmatmu, amiin.

Tunggu tulisan selanjutnya tentang menabung amal berbuah fasilitas kehidupan.

Pengobatan gratis juga di Garasi

54 comments:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  2. hikss subhanallah mak, perjuangannya ternyata ya...
    saya dan suami sebetulnya sudah punya rumah dan alhamdulillah sudah lunas cicilannya setelah thr lebaran ini. Tapi selalu punya cita-cita punya rumah gede seperti ini. rumah gede seperti milik orang tua saya yang selalu bisa menampung seluruh keluarga dan membuat nyaman orang di dalamnya.

    model dikembalikan dan banyak kegiatan ini yang membuat saya lebih salut kepada mak ida, barakallah ya mak. Makin memantapkan hati suatu saat bisa punya seperti rumah mak ida in sya Allah. Aminn

    ReplyDelete
  3. mak shinta saya doakan segera terwujud cita-citanya...mak Shinta punya potensi untuk terus berbagi dan menebar amal sholih...

    ReplyDelete
  4. Mbak idaa, liza juga kepingin mendirikan rumah kayak punya mbak. Sekarang tanah di perkotaan di banda aceh sangat mahal harganya jadi saya dan suami berinisiatif jika punya rezeki nanti juga akan tinggal di desa yang tidak jauh dari tempat suami mengajar dan saya juga bisa buka praktek dengan leluasa di rumah. Doakan ya mbak. Lain kali boleh kan saya konsul dengan mbak ida? Heheheh maklum masih pengantin baru :) dan sekarang masih menjadi kontraktor

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih sudah mampir mak Liza...saya doakan bisa membangun peradaban dengan rumah impian. ditunggu sharingnya kapanpun bisa via media apa saja.

      Delete
  5. menginspirasi tulisannya, Mak. Suka saya :)

    Seringkali kita melihat keberhasilan seseorang dari kulit luar, ya. Padahal sebetulnya ada banyak cerita perjuangan di dalamnya kenapa akhirnya bisa seperti itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih supportnya mak Myra. Begitulah cerita kehidupan semoga bermanfaat untuk yang lainnya.

      Delete
  6. Subhanallah ya, Mak. Kalo udah ada niat insya Allah ada jalan untuk dapet rezeki membangun rumah. Jadi inget rumah ibuku yang juga modal nekat belinya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Allah Maha Kaya dan tidak pernah Tidur . Antara doa dan usaha semoga Ila

      Delete
  7. Seandainya semua kader PKS dari pusat sampai daerah seperti ini...... Amin !

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aik...makasih sudah mampir dan makasih doanya. Aik adalah salah satu yang menjadi partner dalam semangat.

      Delete
    2. Saya salut dengan Ustadz Cah dan juga Ustadz Hidayat Nur Wakhid. Mereka SEDERHANA..

      Delete
    3. matur nuwun suppornya pak Tri. Anda termasuk yang tidak salah faham terhadap kami. Semua fasilitas itu bukan untuk pribadi, tapi untuk para tetamu yang selalu kami nantikan.

      Delete
  8. di kampung sini masih ada toko bangunan yang bisa begitu mak... seperti ide senior mak ida... walaupun sebenarnya gak tega juga kalau ternyata semen yang kami pesan sekarang baru kepake 3 tahun yang akan datang atau malah lebih... harganya jadi berapa ya??

    mudah-mudahan diberi jalan untuk memiliki rumah impian :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mak Orin, banyak orang baik, tinggal bagaimana kita akan menemukannya. itu kan seperti incestasi saja. selama perjanjiannya saling ridlo tidak masalah.

      Delete
  9. Subhanalloh Maak, apapun yang diniatkan untuk kebaikan pasti terkabul ya Maak. Saluuut

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mak Rahmi...ada yang cepat, ada yang lambat,,,tapi kebaikan pasti berbalas kebaikan.

      Delete
  10. alhamdulillah ya mak...semoga kami bisa meniru langkah indahmu...rumah kami belum lunas, masih dicicil :)..imut tapi dekat ke kantor, pertimbangan para kuli negara ini :)...pengen buat yang agak luas di Lampung, semoga rezelinya sampai..cheers..

    ReplyDelete
    Replies
    1. seamdainya kualitas para kuli negara ini seperti mak indah...wow...kita bisa menjadi nomer satu di dunia...yuuk mak kalau pulang harus bawa banyak pencerahan...

      Delete
  11. merinding mak bacanya,bener2 menginspirasi saya...terima kasih buat sharing2nya yang selalu membuka mata saya..semoga suatu saat bisa langsung bertamu di rumah mak ida aamiin.... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. ditunggu mak...waah jadi ikut merinding. sebagian saya tulis dengan berurai air mata

      Delete
  12. Saya mengucapkan minal aidin walfaidin mohon maaf lahir dan batin, salam

    ReplyDelete
    Replies
    1. salam kembali makasih kunjungannya mohon maaf lahir batin Putri

      Delete
  13. berkunjung, minal aidin walfaidin mohon maaf lahir batin, jangan lupa kunbalnya ya ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. selamat berkunjung silahkan dinikmati camilan ceritanya. mohon maaf lahir dan batin ya

      Delete
  14. datang berkunjung sambil menyimak, o iya minal aidin walfaidin ya, ditunggu kunbalnya

    ReplyDelete
  15. Mantab mba Ida....penuh perjuangan sekali untuk rumahnya .....Rumah hadiah dari Allah...

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya mak...banyak cerita kehidupan yang saling menginspirasi. sayang jika disimpan sendiri

      Delete
  16. semoga aku nantinya bisa punya rumah yg luas yg bisa menampung semua keluargaku,,seperti rumah mak ida,,,yg terbuka utk siapa saja,,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. amiin kudoakan segera terwujud mak...semua niat baik semoga dimudahkan amiin

      Delete
  17. super salut.....menginspirasi sekali....semoga suatu saat dapat berkunjung kerumah mak ida....

    ReplyDelete
  18. Dan saya senang sudah pernah dijamu di garasi dalam foto itu.. Smoga silaturahmi kita terus berlanjut dan membawa berkah ya mak..amiin. Saya harus banyak belajar dari mak:))

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya mak, makasih juga sudah mampir. ditunggu terus kedatangan selanjutnya...

      Delete
  19. Subhanallah ..sungguh menginspirasi mbak . Impianku memiliki rumah besar semoga bisa terwujud, punya perpustakaan dan bisa open house, bermanfaat untuk orang banyak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. amiin, semua niat baik semoga dimudahkan mbak wiwit. makasih sudah mampir

      Delete
  20. Subhanallah....saya sudah pny rmh mak, beli cash saat suami menikahi saya. Tp mungil saja... dan berpagar tinggi sampe tetangga saja sulit untuk sekedar melihat penghuninya dan sungkan untuk mengetuk katanya. Huhuhuuu... cerita mak ida membuka kesadaran baru, benar kt suami saya saat saya minta ganti pagar yg lbh tertutup. Itu sesuai dgn kepribadian pemilik yg tertutup... begitu katanya. Tp rmh terbuka bkn hny menunjukan pribadi pemilik yg terbuka tp juga membuat siapapun tdk sungkan untuk bertandang ya mak...dan berkah masuk lwt tamu2 yg dtg. Tp rumah luas seperti mak ida....itu jg impian saya

    ReplyDelete
    Replies
    1. mak irma...semoga dimudahkan punya rumah besar yang nyaman. makasih sudah mampir.

      Delete
  21. saya jg punya rumah hadiah dari ortu berupa warisan, walau hanya 6m kali 6m tp ada kelebihan tanah kedepan 10m kesamping 3m itu th 1999, aq dan suami hidup pas"an tp th demi th dg semangat suamiku yg besar th 2009 kami membangun yg depan walau cuma nambah 6m kali 6m karena kebutuhan yg mendesak anakku yg besar dah smp jd butuh kamar sendiri, semua dg bahan bangunan yg minim, bekas penuh keprihatinan, setelah jd rumah ku kontrakkan 3th, dg harapan dpt uang kujadikan modal usaha, tempat usaha dah ada warisan ortu punya adik, aku diajak gabung, aku usaha di bidang yg berhub dg kayu buat kusen, pintu, mebel,menyediakan kayu utk bangunan rumah dll , dpt pinjaman bank dgn jaminan sertifikat bank dari pinjaman 25jt sampai sekarang 100jt, selama ini alhamdulillah gak pernah telat cicilannya, semoga usahaku lancar n barokah n Allah memberikan kelancaran pada usahaku Amin y rob...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Subahanallah makasih sharingnya mabk prapti...semoga dimudahkan usanya lancar dan berkah amiin

      Delete
  22. Sungguh meninspirasi bu,
    Terima kasih sudah menerima kami

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya pak...makasih juga sudah mampir. Silahkan silaturahmi lagi monggo kapan saja

      Delete
  23. ya Allah, pas banget ini bu tulisannya, saya sedang merenovasi rumah dan termasuk yang nekad juga karena modalnya pas pas an, saya dan suami yakin pasti Allah akan membantu kami mewujudkan rumah impian, supaya rumah lebih nyaman saat ada acara2 silaturahim, itu niat saya dan suami.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiin semoga segera terwujud bunda kanaya...makasih sudah mampir

      Delete
  24. Wah seneng bacanya. Barakallahu fiikum.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya alhamdulillah makasih doanya dan kunjungannya.

      Delete
  25. Barokallah ya umm.. doakan sy biar rmh sy jg memberi manfaat..minimal bg tetangga2 sekitar. Inshaa allah mo bikin rumah baca utk awalannya. Allaahumma yassir walaa tu'assir

    ReplyDelete
    Replies
    1. semoga dimudahkan Ummu nada untuk mewujudkan semua harapan kebaikan

      Delete
  26. MaasyaAllah berkah mbak ida...doakan saya jg mbak...saya ingin ortu saya punya rumah dan keluarga saya Aamiiiin

    ReplyDelete
  27. Your article is amazing,just love it.you can visit my website :download metal slug

    ReplyDelete
  28. MasyaaAllah, haruu bacanya, barakallah Bu Ida sekeluarga, jadi dreamslist saya pengen punya rumah luas yang membawa banyak manfaat...aamiin

    ReplyDelete