HARGA PEMBELAJARAN
" Umi aku mau
minum...hauss..." kata Revo, 6 tahun, sambil main game di depan komputer. Hari sabtu
ini ia punya sedikit waktu luang sebelum pergi ke acara POMG di rumah salah
seorang temannya nanti jam 08.30.
Aku yang sedang jadi emak
blogger, menoleh ke arahnya.
" Ayo umi temani bikin minum
ke dapur...."
Revo bangkit dengan enggan
setelah mem-pause game nya.
Menuju rak piring ia mengambil gelas
terbesar yang kami miliki. Volumenya mungkin sekitar 500 cc.
" Gelasnya pakai yang
ini..." serunya gembira. Aku yang mengekor dibelakangnya, mengiyakan dan
mengembalikan gelas biasa yang telah kuambil.
" Gelasnya taruh dimeja,
sekarang ambil airnya di kulkas...." kataku sambil menyiapkan nutrisari
rasa jeruk kesukaannya. Revo berusaha menuangkan air dingin ke dalam gelas. Beberapa
genangan kecil berceceran di meja makan. Seperti merasa bersalah, ia menyentuh
genangan air itu dengan ujung telunjukknya lalu..
" Eitt....jangan dijilat,
nanti ambil lap untuk mengelap..." Aku sigap memegang jarinya yang nyaris
masuk muluk. Revo meringis malu.
" Ini nutrisarinya dituang sendiri..." aku mengangsurkan sachet kekuningan.
" Ini nutrisarinya dituang sendiri..." aku mengangsurkan sachet kekuningan.
" Tapi ini butuh dua biar
enak..." tawarnya.
" Okee..." kutambah
lagi satu sachet.
" Revo bisa, ayo belajar
kekuatan tangan. Ini juga ada gunting....kan Revo sudah tahu caranya."
Tangan mungilnya ternyata sungguh
kuat, tanpa gunting ia menyobek...dan blarr. Sachet terbuka dengan cukup lebar hingga
sebagian isinya bertebaran ke lantai.
" Ini yang bisa diselamatkan
..." kataku sambil menuang bagian yang tersisa ke dalam gelas.
" Yang satunya pakai gunting
saja..."
Sukses membuka dan menuangkan, ia
mengaduk-aduk hingga rata. Aku mengambil kain lap dan membereskan kekacauan
yang ditimbulkan dari proses membuat minum itu.
" Sekarang umi yang
bersihkan, besok kalau ada yang berceceran lagi, Revo sendiri yang membereskan
ya..."
Ia mengangguk dan mulai
menyeruput minumnya. Sambil senyum-senyum melek-merem , ia menggunakan sendok
berulang-ulang. Sepertinya sangat menikmati.
" Enaak....?"
" He-eh "
" Revo pinter bikin minum
sendiri ya..."
" He-eh"
" Besok kalau haus gak usah
minta dibikinan sama eyang, Revo insya Allah bisa bikin sendiri..."
Itulah episodeku pagi tadi.
Setiap hari adalah pembelajaran
bagi kami. Bagiku belajar untuk menjadi orang tua yang seharusnya telaten
melatih anak mandiri. Dan tentu juga bagi Revo.
Godaan menjadi orang tua yang
mengaku sibuk sepertiku, kadang inginnya cepat. Padahal anak butuh waktu untuk
proses belajar. Mungkin aku memang bisa membuatkan minum dalam hitungan detik,
tanpa harus mengelap lantai dan meja. Namun untuk proses pembelajaran, mungkin
5- 10 menit harus kuluangkan menemani setiap langkahnya, mengomentari dan
memaknainya.
Itu masih terus berlanjut dalam
proses menemani mandi yang bersih dan benar, berpakaian, menghabiskan
sarapan....
Kesabaran dan waktu adalah harga dari
sebuah proses pembelajaran, dengan bumbu sedikit repot.
Tidak apa-apa ya, untuk masa
depan anak kita.
serunya jadi seorang ibu :')
ReplyDeletepasti menyenangkan melihat perkembangan anak.
Betul Meonk, sayangnya kadang ibu-ibu gak nyadar saking sibuknya dikejar waktu...salam kenal ya
Deletehehe.. "Pembelajaran itu butuh pengorbanan, sebagaimana belajar itu butuh perjuangan" Saya selalu suka pesan itu. :)
ReplyDeleteSalam dari warga Bandung, Mbak.
Salam kembali Adit Purana, satu anakku juga kuliah di Bandung, jadi kadang saya tengok-tengok Bandung.
Delete