Ketika Revo sakit, banyak waktu kuhabiskan bersamanya.
Berbaring di atas kasur sambil membaca buku, main robot, atau
mendongeng cerita karangan spontanitasku sendiri.
Revo suka buku ensiklopedi.
Ketika membaca tentang ikan lumba-lumba, aku bercerita bahwa
ikan lumba-lumba adalah ikan yang baik. Suka membantu manusia dan dapat
membantu anak yang sakit, agar segera sembuh.
Kebetulan, di Jogja, di halaman sebuah pusat perbelanjaan, ada
pentas lumba-lumba.
Kukatakan pada Revo bahwa esok jika ayahnya pulang, akan
kuajak Revo untuk menonton pentas lumba-lumba bersama ayahnya.
“Revo mau dicium lumba-lumba?”
“ Mau...agar aku cepat sembuh, Umi...?”
Aku tersenyum mendengar pertanyaan lugunya.
“ Untuk sembuh, Revo harus mau makan, mau minum obat dan mau
banyak bobok. Lalu berdoa pada Allah mohon kesembuhan. ....baru dicium
lumba-lumba...semoga makin cepat sembuhnya...”
“ Horee..” kata Revo senang. Dua hari kemudian, ayahnya
pulang.
Maka disinilah kami, menonton pentas lumba-lumba.
Revo sangat menikmati pertunjukannya. Ketika lumba-lumba
berhitung menjawab soal penjumlahan, Revo ikut menghitung dengan jari tangan
dan kakinya hingga angka 19. Sama dengan jawaban si lumba-lumba. Revo juga
sabar menanti, saat giliran antri foto
dan dicium lumba-lumba.
Prosesnya dicium lumba-lumba hanya sebentar, tapi pengalaman
ini tentu luar biasa bagi Revo. Aku, ibunya, setua ini, belum pernah dicium lumba-lumba.
“ Lumba-lumbanya...dingiiin...!” kata Revo senang. Ia senang
dengan foto ciuman lumba-lumba, membawanya ke sana-kemari.
Alhamdulillah, Revo segera sembuh lantaran kegembiraanya makin
memulihkan kondisinya.
Episode Maret, 2012.
No comments:
Post a Comment