Revo dan Abdan dua sahabat menikmati kegembiraan |
Sabtu, 18 Februari 2012
adalah hari yang sudah beberapa pekan ini kami nantikan. Terutama aku dan Revo
bungsuku. Kami akan pergi piknik ke taman Kyai Langgeng dan Museum Akmil. Ini
adalah piknik pertama Revo bersama teman-teman sekolah, tentu saja ia sangat
bersemangat, apalagi bu guru sudah memberikan prolog sejak beberapa minggu
sebelumnya.
Berhubung Revo sempat
sakit selama 5 hari, aku terlupa untuk mendaftarkan keberangkatan kami, maka
pada h-4 aku baru ingat untuk mendaftar. Bu guru sepertinya agak ragu untuk
menerima lantaran kami sudah peserta paling akhir yang mendaftar. Pasalnya apakah ada kursi buat
kami atau tidak. Kupikir jika tidak ada kursi, maka aku akan pergi menyetir
sendiri hingga Magelang mengikuti rombongan, agar Revo tetap bisa mengikuti acara
ini.
Alhamdulillah pada
keesokan harinya kami mendapat kepastian yakni mendapat posisi kursi paling
belakang. Sungguh adil bu guru membuat urutan kursi sesuai nomer pendaftaran,
jadi begitulah kami tetap terangkut, walau di kursi paling belakang.
Duduk di kursi paling
belakang- ah sebenarnya tidak paling belakang, lantaran masih ada barisan bu
guru yang duduk betul-betul di bangku paling belakang- ternyata menyenangkan.
Pertama karena kursi
kami bisa diatur posisi kemiringannya. Hanya kursi deretan kami yang bisa diatur,
kursi lain begitu adanya, duduk tegak tidak bisa diatur sedikit rebah. Layaknya
di bus eksekutif atau di pesawat, aku bisa mengatur kemiringan sandaran, bahkan
tanpa menunggu take off.
Ke dua, dekat dengan
toilet, jadi kalau ada panggilan alam, tolet persis ada di belakang kami, tak
perlu jauh berjalan.
Ketiga, depan toilet
juga ada tempat sampah, jadi aku bisa menjaga untuk selalu membuang sampah pada
tempatnya.
Keempat, dekat dengan
para ibu guru yang berkumpul di bangku paling belakang. Jika butuh sesuatu
gampang untuk meminta informasi atau meminta tolong.
Kelima, otomatis juga
dekat dengan perbekalan, sehingga pembagian snack dan nasi dos, mendapat jatah
pertama. Dekat pula dengan air minum baik air mineral maupun teh panas.
Keenam, banyak ladang
amal sholih. Ada saja anak yang pergi ke toilet’ kadang orang tua masih
mengurusi sesuatu di dalam toilet dan
anak butuh bantuan dipegangi. Nah, saya bisa bantu memegangi anaknya...yeee !
Sedikit saja
kekurangan, adalah saat bu Yani yang di depan memimpin acara, kadang suara
kurang jelas hingga sampai ke belakang. Hal ini tidak terlalu mengganggu. Toh
kalau mau tanya bu guru yang lain dekat saja.
Singkatnya, semua
kusyukuri dan kunikmati saja, alhamdulillah.
Perjalanan ke Magelang
ini, dari awal kuniatkan untuk bersenang-senang bersama Revo, membayar semua
waktu libur yang pernah kulewati tanpa dia. Aku berusaha melakukan yang terbaik
dalam kebersamaan kami.
kado silang yang akhirnya diambil lagi oleh Revo sendiri... |
Malam hari aku
mengajaknya packing perbekalan yang akan dibawa. Kami menyiapkan kado silang
bersama, aturannya adalah makanan senilai Rp.5000. Aku mencari-cari stok
makanan yang kami miliki, alhamdulillah kami punya agar-agar buah senilai Rp.
3000. Roti bakery seharga Rp.3.500. dan kutambahi beberapa jelly kecil kira2 senilai
Rp.2000. Kukira sudah layaklah kado silang Revo besok. Kami membungkus dengan
kardus snack dan kertas koran.
Revo senang melakukan
persiapan ini, entah apakah ia faham apa makna kado silang. Setelah packing,
Revo tidur cepat penuh harapan untuk bisa segera bangun pagi esok hari. bu guru
sudah berpesan agar tidak terlambat, berkumpul di sekolah jam 06.30.
Namun malam itu, Revo
terbangun jam 21.00.
“ Umii...” serunya
memelas. Aku yang sedang asyik mengetik di depan komputer terkejut.
Sekujur tubuh revo
penuh dengan muntahan. Nasi dan mie menu makan malam, dilengkapi dengan
minuman, mengguyur seluruh tubuhnya. Kasihan.
Malam itu juga ia harus
mandi. Kulumuri badannya dengan minyak telon sambil mendoakan kesehatannya.
Kuminumi obat anti anti muntah dan batuk pilek. Revo melewati semua itu tanpa
rewel. Sungguh mengharukan.
“ Ya Allah sembuhkanlah
anakku. Izinkanlah besok kami dapat mengikuti piknik sekolah, amin...”
Atas permintaannya, kubacakan
buku ensiklopedia, cerita tentang keajaiban onta dan binatang lain, hingga ia
tertidur.
Alhamdulillah, selasa
pagi jam 05.45, Revo terbangun dan langsung minta mandi. Aku tidak tega
memandikannya mengingat semalam ia telah muntah. Kusibin saja dengan handuk
hangat dan memakai seragam oranye untuk
rihlah.
Akhirnya, di sinilah,
di bangku paling belakang, kami duduk dan bergembira. Makan pagi kusuapi
beberapa sendok saja di atas bus. Nasi lauk mie dan nugget ayam. Meskipun
sebelum berangkat ia sudah kuberi obat anti muntah, aku tetap tidak berani
memberinya makan pagi terlalu banyak, khawatir muntah lagi.
Menyaksikan aneka
tingkah polah anak dan orang tua, sungguh menarik. Bus Sargede yang disewa
sekolah, kira-kira kelas AC-ekonomi . Entah
dulu waktu masih baru mungkin dianggap kelas bisnis. Kursinya baris 2 di kiri
dan baris 3 di kanan. Dari formasi kursi inilah diantara problem yang muncul.
Kebanyakan anak dan orang tua yang mengikuti piknik hanya membeli dua kursi. Masing-masing
kursi senilai Rp.50.000. Ada juga beberapa keluarga yang membeli 3 kursi. Anak
yang berbahagia tentunya, berangkat piknik ditemani oleh ayah ibunya, andai ia
telah menyadarinya.
Berhubung kebanyakan
hanya ibu dan anak atau ayah dan anak, maka saat pembagian kursi, ada orang tua
yang terpisah duduk nya dengan anaknya. Seorang ibu nampaknya tidak rela dengan
pembagian ini.
“ Aduh gimana bu
guru...kan rencananya piknik bersama anak, kok malah duduknya terpisah...kalau
anak SD saja tidak apa-apa...ini kan anak play group..”
Bu guru nampak sangat
menyesal dengan hal ini.
“ Maaf ibu, ini
terpaksa sekali karena memang kursinya bertiga...jadi terpaksa ada yang duduk
terpisah...” kulihat ekspresi bu guru yang berempati.
“ Atau coba kami
komunikasikan dengan bus lain yang bu...” janji bu guru.
“ Iya bu Guru, tolong
ya...”
Bu guru bergegas mencatat
nama dan nomer duduk ibu yang komplain, dan bermusyawarah dengan beberapa guru
lain.
“ Alhamdulillah ibu,
jika ibu berkenan, ada dua kursi kosong di bus lain...bagaimana ibu”
“Iya tidak apa-apa bu
guru, yang penting bisa jejer dengan anak...” jawab orang tua siswi tadi dengan
gembira. Ia mencari dukungan kegembiraannya pada kami semua tetangga duduknya.
“ Sukses perjuangannya
ibu...” kataku pada ibu tadi ketika ia berpamitan pindah bus.
Namun terakhir, naiklah
seorang ibu dengan putri mungilnya. Ia melihat kursi jatahnya telah ditempati
orang. Bu guru mengecek . Ternyata beberapa nomer kursi telah saling salah
menempati. Itu juga bagian dari kenyatan barisan kursi 3 tadi.
Melihat ekspresi bu
guru yang kebingungan, tidak enak untuk menyuruh pindah beberapa orang untuk
saling bertukar tempat duduk, ibu yang datang belakangan ini sungguh bijaksana.
“ Sudahlah bu, kami duduk
di belakang saja, tidak apa-apa...memang salah kami juga terlambat karena ban
motor kami tadi bocor...”
Kami semua menghargai
kebijaksanaannya. Bahkan ketika betul ada kursi kosong di depan, anaknya sudah
tidak mau pindah ke depan. Sudah nyaman di belakang. Padahal ia harus duduk di
pangkuan ibunya.
Namun akibat lain, ibu
guru jadi tergusur dan tidak mendapat kursi. Entah mengapa walaupun di depan
ada beberapa kursi kosong, hitungannya
jadi ada 4 kursi terpisah yang kosong, tidak ada ibu guru yang pindah duduk
untuk menempati posisi itu. Sepertinya para ibu guru ini nyaman duduk
berdesakan sambil bersenda gurau disela-sela melakukan tugasnya. Ada yang duduk
di tangga dekat pintu...hehe seperti kenek ya.
Bus kami adalah bus ke
3 dari 4 bus rombongan piknik sekolah. Karena semua penumpang telah lengkap,
kami segera berangkat , tepat pada pukul 7.15. Setelah menanti selama 45 menit
untuk saling menunggu dan mengatur posisi. Bu Guru segera memimpin doa perjalanan
dan beberapa hafalan surat pendek . Kami juga bernyanyi-nyanyi dengan lagu
anak-anak kami.
Ketika bus mulai
berjalan, ternyata banyak anak-anak yang
akhirnya pindah tempat duduk mendekati teman-temannya. Mereka bergerombol dan
bermain bersama sambil berbagai bekal makanan. Beberapa orang tua juga
berpindah duduk dan mengobrol dengan teman yang diinginkan.
Jadi urusan rempong tempat
duduk ternyata hanya di awal...kwek !
Bus kami adalah bus
pertama yang berangkat, beberapa bus lain menyusul di belakang lantaran menunggu
penumpangnya lengkap. Namun ternyata memang ada beberapa orang tua dan anak
yang batal berangkat. Aku sendiri tidak tahu alasannya, karena mereka berada pada bus lain.
Beberapa orang yang
busnya agak terlambat bersungut-sungut . Hal yang wajar sebenarnya dalam setiap
acara pergi berombongan.
Aku sendiri sudah berniat
untuk bersenang-senang, jadi tak ada yang akan merusak kegembiraanku. Rugilah
aku sudah meliburkan semua aktivitasku demi acara piknik ini, jika aku kesal
hati lantaran perbuatan orang lain.
Jika pergi bersama,
semestinya kita memang berusaha untuk berdisiplin diri dengan aturan yang telah
dibuat. Disisi lain, membuka ruang toleransi untuk keadaan yang tidak terduga
yang mungkin terjadi, termasuk urusan keterlambatan. Mestinya tidak mungkin ada
orang yang berniat terlambat. Hanya saja, tidak ada yang sepenuhnya bisa
memegang kendali atas setiap waktu dan peristiwa. Misal dalam perjalanan
berangkat, ban kendaraannya bocor. Pastilah harus mencari tukang tambal ban
atau bengkel. Sepagi itu belum tentu bengkel terdekat telah buka. Jika menambal
paling tidak butuh waktu 30 menit, itupun peralatan harus sudah siap. Jika
belum tentu lebih lama lagi. Jika harus ganti ban, belum tentu bengkel memiliki
ban yang sesuai dengan ukuran roda kendaraan kita. Jika motor dititipkan,
pastilah butuh waktu untuk memanggil taksi, atau mencari becak, atau menunggu
bus kota...
Jadi, kita tidak bisa
mengendalikan semua situasi. Maka membuka ruang toleransi atas keterlambatan
dan semua hal yang tidak disuga, akan terasa lapang di dada, insya Allah.
Hanya sekitar 1 jam
perjalanan, sampailah kami di Museum Akmil. Di sinilah dulu presiden SBY semasa
muda menempuh pendidikan. Foto beliau ketika lulus, sekarang dipasang pada
posisi yang istimewa. Hal ini lantaran SBY adalah alumnus Akmil yang mencapai
posisi presiden. Semua foto alumnus yang mencapai bintang juga dipasang dalam
deretan khusus.
Diantara yang menarik
dari museum itu adalah simbol harimau yang dipajang dibeberapa ruang. Harimau
besar dan gagah yang diawetkan dengan kulit aslinya, dipagang dalam kotak kaca,
nampak gagah dan garang. Mungkin itu bagian dari simbol penting yang memiliki
filosofi khusus di sana. Tentu saja pajangan ini menjadi hal yang menarik
perhatian pengunjung bukan saja anak-anak, tapi juga orang dewasa.
Kami disambut dalam
sebuah ruangan presentasi yang diseting untuk menampilkan film dokumenter
tentang AKMIL dan sejarahnya.
Sayang seribu sayang,
tak lama setelah kami memasuki ruangan, bahkan acara belum dimulai...lampu
mati, eh mati listrik...
Jadinya, bu guru dan
bapak petugas Museum berceramah memakai pengeras suara...mmm suara menjadi
cemprang tidak menarik. Anak-anak gelisah karena materi sejarah akmil dan
rupa-rupa tentang museum tidak mampu menarik konsentrasi mereka. Ruangan yang
diseting ber-Ac, betapa gerahnya tanpa listrik...menambah gerah dan gelisah.
Maka begitu sesi ini berakhir...lega rasanya bisa segera mengelilingi museum.
Namun sebelum
berkeliling, saya bagi sedikit penjelasan sejarah tentang Museum ini.
Museum Taruna Abdul Jalil
merupakan salah satu fasilitas pendidikan Akademi Militer yang secara visual
menyediakan beragam koleksi yang mempunyai peranan cukup penting dalam proses
pendidikan perwira dan taruna.
Revo kagum dengan aneka persenjataan |
Museum ini memiliki luas
980 m2, berjarak sekitar satu kilometer ke arah Selatan dari
pusat Kota Magelang. Museum ini memiliki keunikan khas koleksi senjata,
peralatan pendidikan militer sejak AMN. Museum ini diresmikan pertama pada
tanggal 04 Oktober 1964 oleh Brigadir Jenderal TNI Soerono Reksodimejo,
kemudian dengan perkembangan jumlah koleksi yang bertambah banyak maka
memerlukan ruangan yang lebih luas sehingga diresmikan gedung baru dengan nama
"Museum Taruna" oleh Gubernur AMN Mayor Jenderal TNI Achmad Tahir
pada tanggal 05 Oktober 1968. Kemudian pada tanggal 10 November 1975 diresmikan
lagi oleh Mayor Jenderal Wijogo Atmodarminto dengan nama "Museum Taruna
Abdul Jalil". Abdul Jalil merupakan seorang taruna Akademi Militer
Yogyakarta yang gugur pada tanggal 22 Februari 1949 demi mempertahankan
kemerdekaan RI di pelataran Sambiloto, Kalasan, Yogyakarta. (penjelasan ini
saya ambil dari http://www.magelangkota.go.id/info-kota/pariwisata/wisata-pendidikan/museum-taruna-abdul-jalil
soalnya penjelasan dari bapak guide tidak terdengar dengan jelas lantaran
ketiadaan sound yang memadai...kan listriknya masih mati.)
Museum Abdul Jalil
memiliki tujuh ruangan, yaitu :
Ruang Auditorium
Ruang pra-AMN (Akademi
Militer Nasional)
Ruang AMN
Ruang Akabri
Ruang Akmil
Ruang koleksi senjata
Ruang Bhakti Taruna
Diantara semua ruangan,
Revo paling suka dengan ruangan senjata. Di ruangan ini kita tidak boleh
membuat dokumentasi berupa foto atau video. Di ruangan yang lain diijinkan
untuk berfoto. Terdapat aneka contoh senjata yang pernah digunakan, dari pestol
barretta yang mungil sampai meriam anti tank atau anti pesawat. Revo anakku sibuk
menikmati almari pajangan yang berisi
aneka senjata menarik ini.
Setelah puas
berkeliling kami berkumpul di halaman. Ada beberapa tank dan helikopter yang
dipajang. Para pengunjung senang berfoto dengan aneka properti museum yang
tidak akan ditemui di sembarang tempat ini.
Kami juga sempat
membeli souvenir berupa baju bermotif angkatan Darat. Ada kaus berlogo batalyon
infanteri, pemburu, sniper, koppasus dan sebagainya. Revo kubelikan kaus
setelah seharga Rp.40.000. Kausnya tipis bak saringan tahu, namun warnanya
menarik dan cukup nyaman dipakai. Beberapa siswa kemudian mengganti seragam oranye dengan baju angkatan darat ini.
Di halaman ada pohon
yang menarik perhatianku. Pohon buah kepel yang tengah berbuah lebat. Luar
biasa buah kepel ini, karena pernah menjadi buah kegemaran para putri raja.
Sekarang dijadikan flora identitas DIY...lho.Pasti deh banyak yang belum
tahu...kwek kwek !
Ini sedikit info
tentang buah kepel versi mbah google. Kepel adalah nama pohon dan buah yang mempunyai nama ilmiah
Stelechocarpus burahol. Tumbuhan penghasil buah yang menjadi kegemaran para
putri keraton Jawa sejak jaman dulu ini kini termasuk salah satu tanaman langka
di Indonesia. Pohon Kepel yang dipercaya mempunyai nilai filosofi adhiluhung
ini merupakan flora identitas provinsi Daerah Istimewa Jogyakarta.
Buahnya yang matang dimakan dalam keadaan segar. Disebutkan bahwa
dagingnya yang berwarna jingga dan mengandung sari buah itu memberikan aroma
seperti bunga mawar bercampur buah sawo pada ekskresi tubuh (seperti air seni, keringat,
dan napas). Dalam pengobatan, daging buahnya berfungsi sebagai peluruh
kencing, mencegah radang ginjal dan menyebabkan kemandulan (sementara) pada
wanita. Jadi, kepel ini oleh para wanita bangsawan digunakan sebagai parfum dan alat KB; di Jawa,
penggunaannya secara tradisional terbatas di Kesultanan
Yogyakarta.
"Ini buah kepel..." kata bu Nuzul |
Kepel merupakan tanaman hias pohon yang indah, daunnya yang muncul
secara serentak berubah dari merah muda pucat menjadi merah keunguan sebelum
berubah lagi menjadi hijau cemerlang. Perawakan pohonnya berbentuk silindris
atau piramid dengan banyak cabang lateral yang tersusun secara sistematik, dan
sifatnya yang kauliflor (cauliflory) menambah keindahannya.
Buah kepel dianggap matang bila digores kulitnya terlihat bagian
bawahnya berwarna kuning atau coklat muda (jika berwarna hijau, buah masih
belum matang). Untuk menjaga kualitas, buah kepel dibungkus 1-2 bulan sebelum
dipanen, menggunakan anyaman bambu atau daun kelapa atau kantung plastik. Buah
dikemas dalam keranjang atau karung dan hendaknya diperlakukan dengan
hati-hati, buah kepel dapat bertahan disimpan 2-3 minggu pada suhu ruang.
Filosofi dan
Manfaat Kepel : Buah Kepel (Stelechocarpus burahol)
yang buahnya seukuran kepalan tangan orang dewasa mempunyai filosofi sebagai
perlambang kesatuan dan keutuhan mental dan fisik karena seperti tangan yang
terkepal.
Klasifikasi
ilmiah: Kerajaan: Plantae. Filum: Magnoliophyta. Kelas:
Magnoliopsida. Ordo: Fabales. Famili: Annonaceae. Genus: Stelechocarpus. Spesies: Stelechocarpus
burahol.
Mmm, sudah cukup ya
penjelasan ilmiah mbah Google tentang buah kepel. Saya berfoto dengan tanaman
langka ini dan meminta 2 butir buah kepada penjaga museum.
“Masih mentah
bu...belum enak dimakan” komentarnya.
“Tidak apa pak, untuk
kenang-kenangan “ kataku senang karena diijinkan memetik.
Beberapa guru yang lain
juga meminta dan memetik sedikit.Memetiknya sedikit saja. Kami khawatir jika
kebanyakan akan mengurangi keindahan pohon yang berbuah lebat ini.
Sekarang menuju Taman
Kyai Langgeng.....
Sangat singkat perjalanan
menuju Taman ini, kami segera bersiap turun.
Sudah cukup lama aku
tidak mengunjungi Taman Kyai Langgeng. Mungkin ada sekitar 10 tahun...jadi aku
sudah lupa seperti apa keadaannya kini. Atau mungkin juga sudah banyak hal yang
berubah.
Kami turun di terminal
bus Wisata lalu berjalan kaki menuju taman. Melalui pintu gerbang utama,
rombongan dihitung jumlahnya, lalu resmilah kami memasuki area taman. Ibu-ibu
guru mengajak kami menempati lokasi di sebuah pendapa yang sebenarnya cukup
luas. Namun lantaran jumlah kami banyak, maka pendapa itu jadi terasa sempit.
Kami istirahat sejenak dan makan bekal nasi dos yang dibagikan oleh para ibu
guru sejak kami masih dalam bus.
Setelah itu ada acara
seremonial sambutan komite, sambutan Kepala
Sekolah dan penampilan anak-anak.
Istirahat sejenak lalu game ortu dan game anak terpisah.
Revo sangat berminat bercanda dengan burung-burung |
Luar biasa ternyata
para ibu guru bukan saja pintar memikat hati anak, tapi juga kami para orang
tua yang tadinya enggan untuk berpartisipasi. Akupun yang tadinya hanya ingin
melihat-lihat, terbawa suasana permainan, persaingan dan kegembiraan.
Canda tawa dan wajah berlumuran bedak semakin
seru dengan sorakan hukuman dan hadiah. Hukumannya sederhana, namun membuat
kami tertawa karena bagi yang kalah akan mendapatkan bedak bayi dipipinya.
Tak terasa kami menjadi
anak-anak lagi yang larut dalam kegembiraan alami tanpa kepura-puraan. Terimakasih
ibu Nuzul dan semua ibu guru.
Acara bebas kami isi dengan makan sholat dan
berjalan berkeliling melihat seisi taman, menjajal aneka mainan dan mencicip
makanan.
O ya saya cerita sedikit seluk beluk
taman ini. Kyai Langgeng adalah sebuah nama yang diambil dari nama salah
seorang pejuang di bawah pimpinan Pangeran Diponegoro, satu di antara
pahlawan-pahlawan Indonesia yang berjuang dengan gagah berani merebut
kemerdekaan melawan penjajah Belanda selama perang Diponegoro (1825 - 1830).
Dasar dijadikannya sebuah Taman dengan menggunakan nama Kyai Langgeng karena
almarhum dimakamkan di kawasan ini. Makam tersebut masih ada dan terawat hingga
saat ini.
Taman Kyai Langgeng dengan luas 27,5
hektare memiliki ratusan koleksi tanaman langka yang bisa dimanfaatkan sebagai
obyek penelitian antara lain ada Cempaka Ganda (Mycelia campaca), Dewa Daru
(Eugenia Sp), Apel Beludru (Diospiros Rabbola), Nagasari (Mesua Ferrea), Matoa
(Pometia Pinata Ireigfost), Ruser (Arthocarpus Sp), Lobi-Lobi (Flacouritia
Inermis Roxb) dan masih banyak lagi.
Foto bareng Upin Ipin |
Taman satwa pun tersaji, ada buaya,
owa, itik, burung, berbagai jenis ikan dan sebagainya. Rencananya, pada tahun
2012 ini akan dibangun taman reptil yang menampilkan sekitar 70 koleksi reptil
eksotis kepada pengunjung Taman Kyai Langgeng.
Fasilitas-fasiltias penunjang yang
dimiliki Taman Kyai Langgeng adalah sebuah kolam renang yang dipisah menjadi
dua dengan pembatas terapung. Masing-masing untuk anak-anak dengan kedalaman 1
meter dan untuk orang dewasa sedalam 2 meter. Kolam renang ini dilengkapi
dengan menara peluncur bergelombang dan tentunya tempat bilas serta ganti.
Di samping itu, pesona lain yang tesedia adalah koleksi patung-patung dinosaurus, gelanggang pemancingan, taman lalu lintas, rumah aquarium, rumah apung, panggung terbuka, arena untuk bermain gokart, sungai untuk arung jeram, bianglala, becak mini, kereta air, jet coaster, kereta mini, komidi putar, anjungan dirgantara, flying fox dll.
Di samping itu, pesona lain yang tesedia adalah koleksi patung-patung dinosaurus, gelanggang pemancingan, taman lalu lintas, rumah aquarium, rumah apung, panggung terbuka, arena untuk bermain gokart, sungai untuk arung jeram, bianglala, becak mini, kereta air, jet coaster, kereta mini, komidi putar, anjungan dirgantara, flying fox dll.
Yang ingin berkunjung catat ya alamat Taman Kyai
Langgeng
Jl. Cempaka No. 6, Kota Magelang.
Telp. (0293) 364142
Jl. Cempaka No. 6, Kota Magelang.
Telp. (0293) 364142
Informasi seluk beluk di atas saya nukil dari http://www.magelangkota.go.id/info-kota/pariwisata/taman-kyai-langgeng
Kembali ke urusan acara
senang-senang bebas.....
Hujan gerimis
mengiringi acara ini, tapi tidak terlalu mengganggu.
Revo mengajak naik
bianglala sangkar burung, melihat taman dari ketinggian. Setelah itu kami naik
jetcoaster. Ini adalah pertama kali seumur hidupku. Hanya beberapa menit yang
memacu adreanalin...luar biasa.
Puas dan lelah bermain,
kami beranjak menuju tempat binatang.
Ada beberapa burung dan monyet. Kami berfoto dan menonton ulah simpanse yang
jenaka. Kami berjalan berkeliling dan mengambil gambar di beberapa tempat. Ada
tanaman yang penuh ulat bulu. Ada burung merpati dengan bentuk rumahnya yang
menarik , yang meninggalkan banyak kotoran. Revo juga suka mengejar-ngejar
burung yang bermain di rerumputan.
Langit mendung dan
gerimis menjelang, kami segera bergegas menuju bus.
Melewati deretan kios
cinderamata, yang menjual aneka makanan dan souvenir produk local.
Main boneka burung |
Sepanjang jalan pulang
Revo bergembira dengan mainannya. Luar biasa ya, bahkan kegembiraan pun hanya
bernilai Rp. 5000, pikirku.
Bu guru menawarkan teh
panas untuk menghangatkan badan setelah lelah seharian. Hhmmm nikmat rasanya...
sruputt.
Kami sempat mampir di
toko oleh-oleh. Mungkin ini toko langganannya Bus Sargede. Kebanyakan penumpang
turun dan membeli oleh-oleh. Akupun ikut turun bermaksud membeli tape ketan
untuk suamiku. Sayangnya tidak ada tape yang pas matangnya. Yang ada semua
sudah terlalu matang. Akhirnya aku hanya membeli jenang, gethuk dan intip
goreng. Untuk suamiku, aku membeli manggis di kios sebelahnya. Maggisnya
ranum-ranum, sepertinya bagus.
Selanjutnya revo tertidur pulas dalam perjalanan pulang.....Akhirnya sampai juga
kami di Jogja. Alhamdulillah, sungguh perjalanan yang menyenangkan dan penuh
makna. Revo sehat dan baik-baik saja. Bahkan bergembira menikmati setiap
prosesnya. Suamiku telah menanti kedatangan kami ditempat bus bongkar
penumpang. Lengkap sudah kesempurnaan perjalanan ini.
Lebih-lebih lagi
ternyata akhirnya ada CD dokumentasi yang dibagikan.
Terimaksih Salman al Farisi,
terimakasih bu guru, terimakasih pak supir dan semuanya, atas kegembiraan kecil
ini. Kenangan tak terlupakan yang tak mungkin pula terulang lagi.
No comments:
Post a Comment