Sushi Suka Mengomel |
Rahasia...?
Ah jangan terkecoh dengan judul yang saya pilih. Saya tidak
hendak bicara tentang aib atau hal-hal yang memalukan. Tetapi tentang seni
nasehat yang efektif, agar kata-kata tidak hanya menjadi angin lalu. Maaf ya,
kalau saya ambil judul: trik dam tips
agar nasehat didengarkan, hmmm mungkin anda tidak sedang terjebak mampir di
blog ini.
Tapi saya janji, anda tidak akan kecewa deh.
Mulai serius ya, bismillah.
Pernahkan anda menyampaikan suatu pendapat tapi tidak
didengarkan?
Saya pernah sih. Hehe jujur ngaku saja. Bukankah sepertinya mustahil
ya menjadi orang yang selalu didengarkan. Tapi ekstrimnya ada lho istri yang
mengeluh tak pernah didengarkan oleh suaminya. Terkadang bukan hanya tak
didengarkan dalam arti sesungguhnya, misal saat istri bicara, dipotong atau
dibantah. Mungkin ada suami yang (pura-pura) mendengarkan, tapi tidak
melaksanakan.
Orang jawa bilang: ”Nggih...nggih ora kepanggih”. Artinya: iya...iyaa
tapi tidak dilaksanakan.
Bukan hanya suami, mungkin jika jadi ibu, nasehatnya tidak
didengarkan atau tidak dilakukan oleh anaknya. Kalau anak yang masih kecil,
relatif nurut deh, biasanya mulai ABG, mulai deh...pintar berdalih.
Pengin nggak sih, jika kata-kata seorang istri atau ibu
didengarkan, di-iyakan, dituruti dan dilaksanakan? Hmm penginlah lha yaw!
Okee ini nih rahasianya:
1.
Jadilah
perempuan yang kata-katanya berbobot. Istilah kerennya qoulan tsaqilan. Maksudnya,
setiap kata yang diucapkan selalu sayang untuk dilewatkan oleh orang lain.
Janji Allah nih, orang yang rajin sholat
malam, akan diberi qoulan tsaqilan ini. Jadi, mari rajin sholat malam agar
kata-kata berbobot.
2.
Pilihlah
kata-kata terbaik yang tersari dari kitab suci dan ucapan nabi. Karena itulah
qoulan tsaqila dari Allah dan RasulNya. Tentu kata-kata kita sendiri
boleh-boleh saja, selama pilih kata-kata
yang baik. Jadi perempuan itu, perkaya diri kita dengan kata hikmah, kata
mutiara, kata orang bijak...jika kita belum menemukan kata-kata kita sendiri.
3. Hematlah dalam nasehat. Nasehat yang
efektif itu yang seperlunya. Nasehat yang panjang lebar, seringkali tujuannya
untuk memuaskan pribadi yang menyampaikan, namun tidak mencapai sasaran. Sebenarnya targetnya memuntahkan semua atau
prosen penerimaan?
4. Pilihkan waktu yang tepat, suasana
yang tepat, momen yang tepat dan tempat yang tepat. Orang yang sedang marah,
biasanya tidak bisa mendengarkan. Mereka sedang butuh didengarkan. Anak yang
marah lebih cepat reda jika dipeluk atau disentuh, dari pada diomeli.
Menasehati di depan orang banyak, di depan orang yang disegani oleh orang yang
dinasehati, biasanya kurang mengena dan menimbulkan ketersinggungan. Menasehati secara rahasia, lebih menghargai
dan mengena.
5. Mengenali cara yang tepat dan oleh
seseorang yang tepat. Ada yang suka diingatkan dengan nasehat, ada yang lebih
suka dengan arahan, dengan contoh, dengan surat atau dengan cerita. Tiap orang unik, kita hanya harus bisa
menemukan kunci kombinasi untuk membuka brankas hatinya yang mengeras.
6.
Bersabar,
dan jangan putus asa. Punya usul tidak diterima, mungkin kurang mengenakkan
hati. Memberi nasehat dan mendapat respon negatif, bisa jadi menyakitkan hati.
Jangan patah arang. Besok berusaha lagi. Bukankah hidup adalah permasalahan
yang berulang. Dengan berulang memberi nasehat juga pahalanya tambah banyak
hehe...
7.
Ikhlas
dan terus mendoakan. Janganlah keinginan membaguskan akhlak orang lain, tetapi
justru memburukkan diri kita sendiri. Eh gimana sih maksudnya. Begini, memberi
usul atau nasehat itukan dalam rangka agar orang lain menjadi baik. Kalau dengan
respon negatif penerima, kita menjadi marah, tidak ikhlas dan sakit hati...nah
kan jadinya kita yang buruk dan butuh dinasehati..hehehe.
Begitulah kata kuncinya. Yakin bahwa
amal kita berupa usulan dan nasehat yang kita sampaikan dengan ikhlas, adalah
urusan kita dengan Allah. Sudah dicatat tuh pahalanya. Jangan dirusak dengan
kemarahan, penyesalan dan caci maki lantaran nasehat kita ditolak.
Hati manusia dalam genggaman Allah. Maka kita bermohon agar Allah beri petunjuk pada kita dan
orang yang ingin kita nasehati. Kita ini hanya penyampai, hidayah milik Allah
okee? Rasulullah saja, ada nasehatnya yang ditolak oleh pamannya, lelaki
pembela yang sangat dicintainya dan juga mencintai beliau. Apalah lagi kita.
Tapi yakinlah, doa bisa mengubah
taqdirNya.
Sushi Jadi Capek |
Intinya itu saja kok. Bismillah mari tahun baru ini kita
rubah gaya bicara kita. Gaya menasehati, gaya menyampaikan usulan, gaya menyanggah...dan
gaya marah. Gaya marah? Eh iya, lain kali saya bahas deh gaya marah yang
cantik.
Tak mungkin mengubah dunia, mengubah orang lain tanpa memulai
dari mengubah diri kita. Jadi ibdak binafsika, mulailah dari dirimu sendiri.
Jangan lupa, aspek teladan adalah ‘nasehat’ yang lebih
mengena dari pada sekedar ‘omdo’ alian omong doang.
Yuuk, siap menjadi perempuan yang didengarkan?
Matur nuwun nasihatnya, bu. Nasihatnya kena di hati. :)
ReplyDeletesama-sama bu. saya menasehati diri sendiri
DeleteBu,saya sedang berbagi ebook Ibu dan Cinta di blog saya. Jika berkenan mohon kritik dan saran untuk isinya :)
ReplyDeletenasehat yg bagus mbak, saya simpan yah :D
ReplyDeleteAlhamdulillah jika bermanfaat. Terimakasih kunjungannya Ummi nadliroh, senyum syukur dan cumacoretmenyoret.Nanti saya mampir ke blog anda Senyum Syukur
ReplyDeletemakasih bunda,
ReplyDeletesemuanya 'ngena' dan 'gue banget' :p
hehe baru jawab. iya emang guwe bangets juga....
Deleteadem abis baca ini,..serasa dapat curahan cahaya.. hehe..
ReplyDeleteboleh ijin share di blog saya, mba ?
salam kenal ya :)
Silahkan mkstories4life jika akan share. makasih telah berkunjung Tanti Amelia
ReplyDeleteMenyejukkan hati bunda... Maturnuwun sanget....:))
ReplyDeleteiya sama-sama bunda...
Deleteterima kasih, nasehat yang bagus. diterapkam untuk para suami juga sangat pas.
ReplyDeletenasehat yang super sekali bu.
ReplyDeletesalut