Hari ini
sebenarnya aku memutuskan bedrest atas hasil diagnosa dan pengobatan sendiri. Haha.
Pasalnya
dengan padatnya kesibukan dan tak lagi mengatur menu makan dan minum obat,
temanku hypertensi datang mengunjungiku. Dia datang dengan pertumbuhan yang
tidak main-main, bahkan naik egrang. Ahad sore kurasakan pusing yang amat
sangat, silau dan ‘lungkrah’.
“Nduk,
tolong umi ditensi” kataku pada si nomer 4 yang duduk di bangku klas 3 SMP. Dia
adalah dokter kecilku.
“!70/130”
katanya pelan. Aku yang justru njondhil
tidak percaya.
“Coba Umi
yang ndengerin”. Dia membantuku untuk menensi diriku sendiri dan hasilnya sama.
Aku bergegas minum obat dan berbaring. Hihi takut hantu stroke datang. Tak lupa
menangis diam-diam.
Pagi tadi
sudah turun setelah dua kali minum obat dan baring-baring terus. Nah saat
buka-buka ipad, lihat ada mak Mugniar posting ikut GAnya Pakdhe Cholik. Walah
orang sakit ini tergoda, dan lihat-lihat peluang untuk ngetik. Jadilah postingan
ini yang dibuat sambil nyengir-nyengir.
Statusku
pertama yang kubuat tentang kematian seorang pemuda tetangga desaku. Namanya
Elin Nugraha. Pemuda yang bahkan aku tak mengenalnya secara pribadi. Berita
kematiannya kuterima pagi hari, ia meninggal pada malam hari, kecelakaan
sepulang dari mengaji di sebuah Masjid besar yang terkenal di Jogjakarta.
Sejak
mendengar kabar kematiannya, aku berniat untuk melayat. Kalau dipikir lucu ya.
Dia hanya teman dari temanku, bu Alfi dan Agus. Dia tak pernah bertemu denganku
semasa hidupnya, tak pernah satu organisasi, satu aktivitas. Namun kabar
kematiannya cukup memanggilku untuk datang melayat. Bahkan aku harus susah payah mencari lokasi rumah duka.
Dan ini
statusku.
Beberapa orang
berkomentar dan kuambilkan satu komentar :
Betul Deh.
Siapa yang tahu batas usia? Banyak orang mengira yang tua akan dipanggil duluan.
Tidak juga. Kematian tak mengenal usia. Kita hanya harus beramal menambah bekal
sambil mengantri batas waktu.
Aku mendapat banyak pelajaran dari acara melayat kali ini. Saat seseorang dikaruniai anak hanya semata wayang, itu betul-betul anugrah yang harus dijaga. Heh emangnya kalau setengah lusin seperti anakku tidak harus dijaga?
Ah bukan
demikian. Tapi bayangkan saja, mas Elin ini anak semata wayang, punya penyakit
jantung bawaan. Kuliah dan tinggal menunggu
wisuda pada hari Sabtu tanggal 22 Maret kemarin. Ia tak diijinkan naik motor
hingga kemana-mana selalu diantar jemput. Namun si anak baik ini tetap memiliki
garis usia. Mendahului orang tuanya.
Hiks. Saat melayat
aku justru berurai airmata menyaksikan ketabahan ibundanya menerima ucapan
belasungkawa dari orang yang dikenalnya maupun yang tak dikenalnya seperti aku.
Ibundanya juga tengah sakit dan memakai kruk kemana-mana.
***
Status kedua
lebih kepada lelucon dan doa. Ah baca sendiri ya:
Aku
menertawai diriku sendiri yang saking banyak urusannya sampai lupa bahwa saat
anakku lapor ia diterima di salah satu sekolah swasta, artinya kami harus
segera daftar ulang. Naah baru ngeh ketika teman-teman membicarakan bagaimana
mencari uang sebesar 12 juta dalam waktu sepekan haha.
Kami harus membayar
70% dari total biaya.
Anehnya
statusku tersebut justru mendapat banyak tanggapan termasuk yang lalu inbox,
tapi Oot. Mereka menanyakan lokasi tanah dan rumah punya teman yang akan
dijual. Jadinya malah aku terjun ke dunia makelar haha (lagi). Sayangnya
ternyata kedua properti itu sudah laku. Jadi judulnya makelar ketinggalan
kereta.
Komentar
lain adalah usulan untuk mengubah jadwal pemilu tidak berdekatan dengan penerimaan
siswa baru...waah ini musti diterusin kepada Anggota Dewan yang terhormat atau
KPU sebagai pembuat jadwal. Sstt pasalnya suamiku sedang maju sebagai calon DPD
RI dari dapil Jateng. Halah malah kampanye. Gak papa ya kan bukan kampanye
parpol. DPD kan relatif netral. Tahu sendirilah sekalipun kami bermain bersih
tanpa money politik, tetap saja
menyedot banyak dana.
Namun ada
yang menggembirakan, ternyata status juga merupakan doa. Hanya selang beberapa
hari, suamiku pulang dari mengisi pelatihan di salah satu Pemda di Kaltim. Kami
membongkar barang bawaan dan ia mengulurkan sepuluh bendel lembaran merah.
“Nih sebagian
honor untuk daftar ulang SMA!”
Alhamdulillah...Hurreyyy!
Naah status juga doa kan. Jadi baiknya jangan pernah ada yang memaki-maki di
status ya. Doakan saja banyak orang jadi baik. Banyak orang dermawan, membeli
barang dagangan kita atau mengulurkan uang untuk keperluan kita.
Tul nggak
pakdhe?! Semoga juga Pakdhe memilih artikelku ini sebagai pemenang. Amin.
Terima kasih atas partisipasi sahabat
ReplyDeleteSegera didaftar
Keep blogging
Salam hangat dari Surabaya
Waah respon cepat pakdhe, maturnuwun.
DeleteKasihan sekali ibu dari anak semata wayang yang meninggal itu...
ReplyDeleteTugasnya sebagai orang tua sudah tuntas. Insya Allah anaknya husnul khotimah.
DeleteDua status yang dalam sebenarnya... menyiratkan tentang betapa b3sar cinta ibu pada anak. :)
ReplyDeleteSemoga sukses bu.. peluuk dari serang
amiin makasih mak Nurul...peluuk juga dari jogja
Deletebunda yg satu ini statusnya bener2 top, smuanya mengena dan bermanfaat :)
ReplyDeletehihi alhamdulillah...sama deh sama yang komentar
Deleteusia memang misteri ya, mbak Ida.
ReplyDeletebtw di Jakarta SMA bayar mahal, ya. Semoga sukses GA nya, mbak
hehe saya tinggal di jogja mak. makasih udah berkunjung
Deletesaya sering mbak melayat seseorang yang tidak saya kenal, kebetulan memang satu komplek tapi beda RT
ReplyDeleteemang mama CalVin suka silaturahmi nih...termasuk ke blogku...paling rajiiin
DeleteBenerrr. . Mama calvit suka silaturahmi (*main samber aja dakuw)
Deleteiya nih, kita yang jadi malu...hihi
Deletestatusnya panjang2 bener ya mak....
ReplyDeleteapalagi dulu waktu belum rajin ngeblog...statusku ayaknya blog haha. makasih ya kunjungannya.
DeleteInnalillahi. turu berduka. Semoga amal ibadah mas Elin diterima disisi Allah SWT dan keluarga, terutama ibundanya diberikan ketabahan, Amin Ya Allah.
ReplyDeletemas Elin gak lama lagi mau wisuda yah, Bun. aduuuh, jadi teringat cerita sepupu saya. kalau temannya juga mengalami kecelakan sebelum wisudanya berlangsung (H-2), kejadiannya terjadi setelah dia pulang dari gladi bersih untuk acara wisudanya, Bun. dan permintaan orangnya menginginkan anaknya tetap disebut saat proses wisudanya. Gusti, terbayang betapa sedihnya kedua orang tua mereka.
aku malah merinding membaca komen Richolu. saat-saat berat bagi orang tua. semoga semua yang diuji mendapat ketabahan amin.
DeleteInsya allah jadi salah satu pemenangnya Bu...Sukses Ganya Bu..
ReplyDeletehehe jurynya nih amin
Deleteiya mba, kadang status adalah doa
ReplyDeleteya mak, semua ucapan dan tulisan kita bisa menjadi doa
DeleteIya, status Mak Ida bagus-bagus. Kalau di wall ku mah gak karuan Mak postingan statusnya hehehee...
ReplyDeleteSuka banget dg pendapat Mak Ida, bahwa semua ucapan kita meskipun via tulisan itu adalah doa.
horeee dikunjungi mak uniek...hihi
DeleteWuaaaa... ini give away yang bikin geregetan.. aku pas wara wiri di luar rumah dah berencana mo ikutan.. eh.. pas sampe rumah dah ditutup give awaynya ama pakdhe.. sebel deh.. gemes
ReplyDeletemasih ada kereta yang akan lewat Mak ade, kan pakdhe rajin adakan GA....
Deletewaa... baca postingan ini tersenyum sendiri sambil manggut-manggut..
ReplyDeletestatus kan curahan hati dan harapan jadi kalau terkabul pastinya bahagiaa... ;)
yuuk banyakin doa melalui status...makasih sudah berkunjung.
Delete