Wisuda lagi.
Memang demikian adanya bagiku yang beranak setengah lusin. Tahun ini si no 3,
4,5 masing-masing menamatkan jenjang studinya. Cerita wisuda si nomer 3 pernah
saya tulis di sini. Hari ini giliran si no 5 yang duduk di bangku SD menjalani
prosesi wisuda.
Kelulusan
dan wisuda, menjadi sangat berarti bagi siswa dan orang tua lantaran jungkir
balik proses yang dilaluinya. Selama setahun terakhir, siswa klas 6 dipersiapkan
untuk mengikuti Uasda dengan pelajaran tambahan setiap hari Sabtu. Ujian kali ini benar-benar ujian lantaran ini
adalah angkatan kelulusan yang pertama. Sekolah belum pernah menyelenggarakan
ujian.
Kurikulum
sekolah Internasional ini sungguh berbeda dengan kurikulum Dikbud, karena
pelajaran sangat disederhanakan. Bisa dibayangkan bagaimana kerjakerasnya menghadapi
ujian sekolah dan Uasda yang memakai standar kurikulum Dikbud. Banyak orang tua
yang harap-harap cemas dengan hasilnya. Khawatir jeblok.
Menjelang
pelaksanaan, sekolah mengadakan doa bersama yang berakhir dengan isak tangis
orang-tua anak saat anak-anak meminta maaf dan mohon doa restu pada orang
tuanya.
Alhamdulillah
hasilnya cukup memuaskan karena menduduki peringkat ke 2 dari 36 sekolah peserta
ujian. Selisih dengan peringkat satu hanya 0,02.
Wisuda yang
digelar berjalan khidmad dan lagi-lagi diselingi mata yang berkaca-kaca,
pelukan dan cipika-cipiki orang tua dan anak saat anak-anak mencari orang
tuanya untuk mengungkapkan rasa terimakasih dengan sekuntum bunga.
Saya melihat betapa ujian kelulusan ini sesuatu yang justru merekatkan cinta orang tua dan anak. Orang tua menikmati dan membersamai anak yang bersiap menghadapi ujian. Sementara anak diingatkan untuk menghargai jasa orang tua dan guru dalam membesarkan dan mengantar mereka pada ilmu pengetahuan.
Mungkin ini
sisi lain dari prosesi kelulusan. Tidak semua sekolah melihat dan memanfaatkan
momen ujian dan kelulusan sebagai sarana merekatkan dan penyadaran orang tua
anak. Ada mungkin anak-anak yang justru tertekan dan stress dengan tuntutan
orang tuanya yang berlebihan.
Satu lagi
yang berbeda, saat pengumuman siswa terpilih, sekolah tidak memberi penghargaan
berdasarkan rangking nilai Uasda atau nilai akhir sekolah, tetapi penghargaan
untuk 7 siswa yang telah mengaplikasikan
7 aspek kecerdasan dengan baik.
Dan si no 5, anakku adalah salah satunya. Nilai Uasda tidaklah tertinggi, hafalannya juga bukan yang terbanyak, namun ia dipandang telah mengaplikasikan kecerdasan sosial. Memang si kakak ini anak yang sopan santun dan peduli pada teman-teman dan lingkungan. Itu pula yang saya lihat di rumah.
Semoga Ia
dapat semakin mengembangkan semua sisi kecerdasannya dan menjadi manusia yang
berguna bagi dirinya sendiri, keluarga, agama bangsa dan negara, amiin.
Amiien...salut buat abang,,,semoga berguna bagi sekitarnya ya :)
ReplyDeleteamiin makasih doanya bundaa
Deleteosmaniye
ReplyDeleterize
sakarya
samsun
sivas
4F1VL4