Badannya yang padat berisi tak menghalangi lelaki
kecil itu bergerak lincah mengikuti ambisiku mengabadikan suasana malam Masjid
Agung Palangkaraya.
Habibie, anak kelas
lima SD itu seolah menjadi guideku selama di Palangkaraya. Dengan fasih ia
menceritakan masjid besar mana saja yang bacaan imamnya bagus di Palangkaraya.
Menceritakan bahwa renovasi masjid Agung ini ditargetkan selesai 2015. Bahwa
seperti apa nantinya fasilitas dan kelengkapannya.
Bukan hanya tentang
masjid, Habibie menguasai beberapa cerita sejarah dan tempat bersejarah di
Palangkaraya. Saya sungguh terpikat dengan minatnya pada berbagai-bagai hal.
Dengan sukarela ia membahas beberapa tema layaknya orang dewasa. Kosa kata yang
sungguh berwarna menandakan berapa banyak ragam bacaannya.
"Do you want to
have a flying carpet? And why?"
Itu
pertanyaan ustadzahnya. Dan jawaban Habibie sugguh mencengangkan. Ia menceritakan
dengan fasih saat kami menikmati makan siang di sebuah rumah makan. Karena
tertarik dengan caranya bercerita, saya lalu memintanya untuk menuliskan.
Berikut saya memuatnya di sini untuk anda.
Flying Carpet
I don't want to have a flying
carpet, because I want to make a portable
rocket by myself. I want to go travel using backpaker way around the word. And
maybe-if I have a wife- I will go with her using my invention for the
honeymoon.
Especially for me, I want to go to
the New York City. I will in there for about
ten years. And I will go
travelling to the biggest library in the
world, to read an old history book. And maybe some comic too!
And
I else went to go to Japan Capital City, Tokyo. I want learn from them about they tecnology
for my country. I will be there for doing a discusion with them.
Itu adalah mimpi yang
dituangnya dalam sebuah lembaran buku tulis yang disobeknya untukku. Sekalipun
ada beberapa ketidak sempurnaan dalam penulisan, namun tidak mengurangi maksud
Habibie yang sebenarnya. Bukankah anda juga bisa menangkap maksudnya?
Ia telah melewati tiga kali pindah kota dan pindah sekolah sejak kelas 1 SD. Barangkali itu pula yang menjadi kekayaan pengalaman sehingga ia mudah bergaul, percaya diri dan berwawasan luas.
Bundanya bercerita,
bahwa Habibie lah yang menjadi motivator utama dirinya untuk menghafal Alquran.
Ketika Habibie kelas 1, naik ke kelas 2 SD, ia telah hafal 2 juz. Saat diminta
maju membaca surat Al Mulk, Habibie dengan fasih melantunkannya. Bundanya
terketuk hati dan mengambil program tahfidz. Selama setahun sang bunda bisa
menyelesaikan 8,5 juz.
Sayang, tugas sang
ayah telah memaksa keluarga kecil ini pindah ke daerah. Habibie kehilangan
kecepatan menghafal ketika harus memulai dengan standar bacaan yang berbeda dan
lebih ketat. Kini Ia tengah menghafal juz 28.
Ada cerita menarik saat kepindahan pertama mereka.
Habibie masih kelas 3 SD. Sebagai anak baru, terkadang ia mendapat perlakuan
tidak menyenangkan yang entah apakah sudah masuk kategori bullying. Pada salah
satu kesempatan upacara, ia diminta murajaah salah satu surat dari juz 29.
Dengan fasih ia membaca, bacaannya lumayan bagus, lancar dan tanpa salah. Sejak
itu siswa lain, termasuk kakak kelas menghormatinya. Hafalan qur’annya telah
menolongnya di dunia, semoga kelak menolongnya di akhirat. Memang Habibie
bercita-cita menjadi hafidz Qur’an.
Sejak peristiwa itu, ia juga diijinkan untuk berdiri
di shaff terdepan dalam sholat berjamaah di sekolah. Biasanya hanya siswa kelas
5 dan 6 yang boleh berdiri di shaf terdepan. Begitulah kemuliaan alQur’an,
telah membawa kemuliaan pada yang menghafalnya. Habibie telah membuktikannya.
Keluarga habibie -dokpri |
Kini di sekolahnya yang baru, ia nampak sangat
menikmati. Sebenarnya saya bertanya alasannya lebih mencintai sekolah yang
sekarang. Sayangnya saya lupa jawaban persisnya, eh. Diantaranya karena ia merasa
lebih bisa bebas mengeksplorasi minatnya tanpa banyak tuntutan kurikulum.
“Tiap anak kan memiliki keunggulannya masing-masing.
Mungkin ia unggul di satu hal dan lemah dalam hal yang lain. Di sekolah ini, setiap
anak dihargai dengan keunggulan mereka.” Itu adalah statemen biasa saja tentang
multiple intelengent.
Namun mencengangkan bahwa kalimat itu adalah simpulan
seorang anak berusia belum genap 11 tahun.
"Kenapa aku
diberi nama Habibie?"
Pertanyaan kritis itu dilontarkan olehnya kepada orang tuanya.
Bundanya tersenyum arif.
"Kamu adalah kecintaan kami semua. Diantara cucu nenek belum ada cucu laki-laki. Jadi ketika kamu terlahir, menjadi kecintaan kita semua." Begitu jawaban sang bunda.
Pertanyaan kritis itu dilontarkan olehnya kepada orang tuanya.
Bundanya tersenyum arif.
"Kamu adalah kecintaan kami semua. Diantara cucu nenek belum ada cucu laki-laki. Jadi ketika kamu terlahir, menjadi kecintaan kita semua." Begitu jawaban sang bunda.
“Selain itu, Habibie adalah nama seorang tokoh jenius
yang baik keislamannya. “
Habibie jadi tertarik untuk mengenal BJ. Habibie,
Presiden RI ke 3 yang luar biasa.
Semakin mengenal tokoh ini, Habibie kecil semakin mengidolakannya.
Ia semakin rajin belajar dan membaca hingga layak dijuluki si kutu buku.
Terbuktilah julukan itu saat hari ahad pagi kami
bersama berolahraga di bundaran besar. Setelah lelah mengelilingi bundaran,
kami berpencar mencari kuliner sarapan kesukaan masing-masing. Habibie telah
menghilang dan saya menemukannya di dekat mobil perpustakaan keliling. Habibie
tenggelam dalam lorong waktu Sejarah Cina.
Mojok bersama buku-dokpri |
Saya berharap ada lebih banyak lagi Habibie kecil terlahir di berbagai pulau di tanah air. Lebih banyak lagi orang tua yang mampu mengantarkan anak-anak seperti orang tua Habibie. Dan lebih banyak lagi sekolah yang menumbuhkan anak-anak seperti sekolah Habibie.
Betapa cemerlangnya masa depan bangsa ini jika pada
setiap masa, tumbuh generasi bernas yang bangga menjadi orang Indonesia,
mencintai kekayaan sejarahnya, mengenali setiap jengkal bumi tempatnya
berpijak. Di sisi lain, kuat dalam memegangi agamanya, dan bersemangat melahap
semua rahasia peradaban emas berbagai bangsa melalui sejarah.
Indonesia merindui anak-anak yang mengarungi samudra
ilmu dengan penuh kegembiraan. Belajar bukan karena terpaksa sebagai beban
kurikulum dan target pencapaian nilai. Antusiasme karena dahaga pengembaraan
akal yang akan melahirkan jiwa pembelajar sejati. Jiwa pembelajar yang berbuah
karya yang berkah untuk bangsa.
Mimpi-mimpi Habibie, memang masih akan terus tumbuh
dan menyempurna. Mimpinya sekarang adalah mimpi anak kelas 5 SD. Ia ingin menghafal al-Qur'an, belajar sain dan mencipta rocket portabel. Ia ingin belajar di banyak tempat dan menjadi sarjana dari beberapa disiplin ilmu. Namun seiring
dengan kematangannya kelak, ia akan mengukir taqdir terbaiknya. Bukan hanya untuk dirinya, namun juga untuk bangsa dan agamanya. Bahkan untuk dunia. Semoga.
Dan semoga demikian pula dengan mimpi anak-anak anda.
Idola habibie- BJ habibie. dokpri |
Assalamu alaikm ...salam kenal bu, suka banget artikel ini
ReplyDeleteSalam kebal juga. Makasih sudah mampir
DeleteHabibie kecil :)
ReplyDeleteIya nih. Semoga ia menjadi anak yg beguna
DeleteSubhanallah Habibie
ReplyDeleteIya memang habibie mengagumbak dan menginspirasi
Deletesubhanallah
ReplyDeleteiya subhanallah. makasih sudah mampir
DeleteMasya Allah ...Habibie semoga impianmu tercapai,Nak!. Terimakasih mbak Ida tulisannya bagus banget, hiks-hiks bikin merinding,Bu >>>> Begitulah kemuliaan alQur’an, telah membawa kemuliaan pada yang menghafalnya. Habibie telah membuktikannya.
ReplyDeleteSaya juga merinding mak. sama-sama ya
DeleteHabibi bersekolah dimana ya?
ReplyDelete