Dalam forum
seminar, pembicara bertanya tentang prilaku marah.
Pertanyaannya sederhana, adakah para bapak yang belum pernah
dimarahi oleh istrinya?
Adakah para
istri yang belum pernah dimarahi suaminya?
Atau adakah
orang tua yang belum pernah memarahi anaknya?
Dari sekian banyak forum seminar hanya satu kali ada seorang
peserta yang mengangkat telunjuknya. Pasangan muda ini menikah 2,5 tahun.
Istrinya mengatakan bahwa suaminya terlalu baik, jadi tak ada alasan baginya
untuk marah pada suaminya.
Luar biasa
ya...semoga bisa bertahan baiknya.
Anda para pembaca, apakah ada yang belum pernah marah?
Sepertinya marah itu melekat pada diri manusia dengan sangat
setia. Tiba-tiba saja manusia terampil melakukan perilaku ini.
"Memarahi suami atau anak biar apa bu?" pertanyaan
selanjutnya yang disambut dengan gelak tawa.
Ternyata jawaban beragam.
Ternyata jawaban beragam.
"Biar kapok!"
Nah itu suara
yang paling banyak.
Nyatanya enggak kapok juga. Mengapa enggak kapok?
Sesungguhnya marah memang bukan bagian bagi metode
pendidikan. Juga bukan dari metode dakwah. Bukan pula bagian dari nasehat.
Sekiranya
dimarahi akan membuat orang menjadi baik, maka pastilah banyak orang baik. Bukankah
setiap dari kita pernah dimarahi. ...
Nyatanya
pertengkaran dan kemarahan selalu berulang pada sebagian suami istri. Atau pada
sebagian orang tua-anak. Sekalipun ada pula yang tidak.
Jika anda
masih suka marah, bolehlah saya bagi sedikit untuk membantu berhenti marah.
Eh mau enggak
sih?
Mau sajalah.
Ini saya
copas saja dampaknya bagi kesehatan. Copasnya dari sini nih.
6 DAMPAK MARAH BAGI KESEHATAN
------------------------------------------
------------------------------------------
Rasa amarah,
meski di satu sisi dinilai bagus bagi kesehatan karena mengurangi efek negatif
stres, di sisi lain juga dapat membahayakan kesehatan. Rasa marah memang
merupakan emosi alamiah pada setiap manusia. Memang baik untuk meluapkan emosi,
tapi ada baiknya pula bila kita berusaha untuk mengontrolnya terlebih dahulu.
Psikolog Alima
Phillip menerangkan beberapa dampak buruk akibat rasa amarah yang tak
dikontrol. Tak hanya memengaruhi kejiwaaan, rasa marah juga dapat membahayakan
kesehatan tubuh.
1. Efek langsung
ke tubuh
Ketika kehilangan kontrol, tubuh kitalah yang menerima dampak langsungnya. Seketika tekanan darah meningkat dan irama napas menjadi cepat, secepat seperti tengah bersiap untuk berkelahi. Pada beberapa kasus, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan sakit kepala mendadak. Dalam jangka panjang, dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Saat marah, suhu badan kita pun naik sehingga tubuh mudah berkeringat.
Ketika kehilangan kontrol, tubuh kitalah yang menerima dampak langsungnya. Seketika tekanan darah meningkat dan irama napas menjadi cepat, secepat seperti tengah bersiap untuk berkelahi. Pada beberapa kasus, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan sakit kepala mendadak. Dalam jangka panjang, dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Saat marah, suhu badan kita pun naik sehingga tubuh mudah berkeringat.
2. Letih
Ekspresi kemarahan tentu membutuhkan energi. Alhasil, setelah marah kita pun akan merasa letih. Dalam proses itu, hormon stres akan meningkat seakan-akan membuat perasaan bergejolak. Ketika marah, kita mungkin merasa memegang kendali sementara, tapi tanpa disadari hal itu justru menguras habis energi kita. Akibatnya, produktivitas dalam bekerja pun berkurang karena merasa letih.
Ekspresi kemarahan tentu membutuhkan energi. Alhasil, setelah marah kita pun akan merasa letih. Dalam proses itu, hormon stres akan meningkat seakan-akan membuat perasaan bergejolak. Ketika marah, kita mungkin merasa memegang kendali sementara, tapi tanpa disadari hal itu justru menguras habis energi kita. Akibatnya, produktivitas dalam bekerja pun berkurang karena merasa letih.
3. Sulit tidur
Dengan begitu banyaknya pikiran negatif di kepala dan kegelisahan yang kita rasakan, rasanya sulit untuk terlelap tidur. Apabila kita tertidur dalam kondisi kelelahan akibat marah pun, tidur tentunya tidak akan berkualitas. Ketika kita tidur dengan rasa marah, tidur pun tak akan nyenyak. Adapun kekurangan tidur akan menyebabkan pikiran negatif yang akan memicu emosi. Lebih lanjut, insomnia dan masalah tidur lainnya pun akan berdatangan seiring dengan perasaan emosi Anda yang berkelanjutan.
Dengan begitu banyaknya pikiran negatif di kepala dan kegelisahan yang kita rasakan, rasanya sulit untuk terlelap tidur. Apabila kita tertidur dalam kondisi kelelahan akibat marah pun, tidur tentunya tidak akan berkualitas. Ketika kita tidur dengan rasa marah, tidur pun tak akan nyenyak. Adapun kekurangan tidur akan menyebabkan pikiran negatif yang akan memicu emosi. Lebih lanjut, insomnia dan masalah tidur lainnya pun akan berdatangan seiring dengan perasaan emosi Anda yang berkelanjutan.
4. Depresi
Terus-menerus menyimpan rasa marah dapat berujung pada depresi. Hal itu akan memicu serangkaian perilaku yang membahayakan kesehatan seperti merokok dan minum minuman keras. Terkadang, orang menggunakan amarah untuk meluapkan perasaan depresi dan ketidakberdayaan. Amarah bukanlah rasa alamiah yang menyehatkan. Maka itu, bila terus dirasakan, kesehatan kita pun akan terancam.
Terus-menerus menyimpan rasa marah dapat berujung pada depresi. Hal itu akan memicu serangkaian perilaku yang membahayakan kesehatan seperti merokok dan minum minuman keras. Terkadang, orang menggunakan amarah untuk meluapkan perasaan depresi dan ketidakberdayaan. Amarah bukanlah rasa alamiah yang menyehatkan. Maka itu, bila terus dirasakan, kesehatan kita pun akan terancam.
5. Terasing
Kita memang terkadang dapat kehilangan kontrol diri, tapi bila terlalu serimg tentu akan berdampak pada aspek sosial kita dalam keseharian. Kita pun akan lebih nyaman berada sendirian ketimbang bergaul dengan orang lain. Dalam lingkungan kantor, bila tidak bersosialisasi, bawahan kita akan kurang menghormati dan atasan kita akan melihat kita sebagai orang yang tak dapat mengontrol emosi.
Kita memang terkadang dapat kehilangan kontrol diri, tapi bila terlalu serimg tentu akan berdampak pada aspek sosial kita dalam keseharian. Kita pun akan lebih nyaman berada sendirian ketimbang bergaul dengan orang lain. Dalam lingkungan kantor, bila tidak bersosialisasi, bawahan kita akan kurang menghormati dan atasan kita akan melihat kita sebagai orang yang tak dapat mengontrol emosi.
6. Mengambil keputusan
yang salah
Amarah dapat membuat kita tidak rasional. Kita pun terjebak dan kehilangan fokus dalam menghadapi suatu masalah. Nyatanya, saat seharusnya memutuskan hal terbaik dalam suatu maslah, dalam keadaan marah kita mungkin malah akan melakukan hal yang sebaliknya. Kita pun tak mampu melihat masalah dari perspektif yang berbeda dan berujung dengan mengambil keputusan yang salah.
Amarah dapat membuat kita tidak rasional. Kita pun terjebak dan kehilangan fokus dalam menghadapi suatu masalah. Nyatanya, saat seharusnya memutuskan hal terbaik dalam suatu maslah, dalam keadaan marah kita mungkin malah akan melakukan hal yang sebaliknya. Kita pun tak mampu melihat masalah dari perspektif yang berbeda dan berujung dengan mengambil keputusan yang salah.
Nah kan...enggak mau...enggak mau !
Apalagi jika mencermati efek jangka
panjangnya nih: stres, penyakit jantung, akhirnya
rentan terserang stoke. Gangguan tidur, bahkan dapat membuat anda jadi gila. Tekanan darah tinggi,
masalah pernapasan, sakit kepala, hingga serangan jantung.
Naudzubillah in dzalik.
Apalagi jika tahu bahwa marah itu bukan jurusan menuju
syurga.
Ingat hadis Rasul: “Jangan suka marah, bagimu surga”
Bukankah hanya ada dua jurusan kesudahan manusia: surga atau
neraka.
Jadi marah jurusannya apa?
Di dunia dapat penyakit, di akhirat dapat...?
So sebelum marah dan mengekspresikan kemaran, berhentilah
satu detik saja.
Lantas bertanya pada diri sendiri:
Mau sehat enggak?
Mau surga enggak?
Dan lakukan upaya yang tepat untuk
mengelola emosi.
Ah saya juga selalu berjuang, karena
saya masih manusia yang terkadang marah.
Yuuk berjuang bersama.
Mauuuu..
ReplyDeleteMau sehat juga mau surga...
Makasih sudh mengingatkan daku y bu ida :)
Alhamdulillah sama dong
Deletedulu pernah ngerasain marah sampai pusing,pas sakit pula,jadi berasa bangettt...
ReplyDeletemau bangettt sehat dan masuk surga ^^
waah sampai segitunya ya...
DeleteSaya juga harus banyak berjuang menahan marah. Makasih sharingnya bu ^_^
ReplyDeleteyup berjuang bareng yuuk
Deleteharus banyak istigfar kayaknya.. makasih mak :)
ReplyDeleteeh sama-sama yuuk istoighfar barengan
Delete*merenung :)
ReplyDeletehmmm
Deleteudah baca artikel ini jadi mikir-mikir lagi klo mau marah. tpi klo marah di pendam ntar malah darah tinggi lgi :D
ReplyDeletehehe jangan dipendem kali...
DeleteCara yang terbaik agar tidak mudah marah, melakukan aktivitas yang positiv dan hindari pertengkaran
ReplyDeleteyuuuu mari kita berjuang bersama :)
ReplyDeletesaya orang yang susah marah.
ReplyDeletetetapi bila sekali marah susah di redain.
tetep woles aja deh bu hehe
ReplyDeletesalam ofida yang kemaren naek travel hihi