foto minjam dari : http://setiawantara.wordpress.com/2011/10/19/foto-dan-video-royal-wedding-keraton-yogyakarta/ |
Halo rekan bloger dan para pembaca
sekalian. Ini nih yang up to date....!
Keraton Yogyakarta menggelar pernikahan putri keempat Sri Sultan
Hamengku Buwono X.
Putri keempat Sri Sultan Hamengku Buwono X yang menikah adalah GKR Hayu dengan KPH Notonegoro. Prosesi pernikahan akan digelar selama 3 hari, mulai 21-23 Oktober 2013.
Prosesi telah dimulai pada hari Senin 21 Oktober 2013 dengan siraman dan nyantri bagi calon pengantin putra, KPH Notonegoro. Sementara calon pengantin putri GKR Hayu akan sungkeman di Kraton Kilen dan upacara siraman. Pada Senin malam Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X melakukan tantingan atau menanyakan sekali lagi sebelum proses akad nikah kepada calon pengantin putri.
Hari kedua prosesi yaitu hari ini, dilanjutkan dengan ijab dan panggih di keraton. Resepsi dan pamitan yang dihadiri Presiden SBY dan tamu VIP lain, digelar di hari terakhir atau Rabu tanggal 23 Oktober 2013. Sultan telah memobilisasi semua kepada daerah tingkat II di DIY, Camat serta Kepala desa. Byuh...byuh...
Resepsi Royal Wedding Keraton Yogyakarta akan digelar di Kepatihan pada Rabu (23/10) esok pukul 10.00 WIB. Sebelum Royal Wedding akan ada kirab pengantin menggunakan kereta dari Keraton menuju Kepatihan. Inilah yang paling menarik karena bisa dinikmati khalayak.
Sebanyak 360 prajurit, 12 kereta dan 68 kuda telah disiapkan untuk parade ini. Kereta-kereta kuda ini akan digunakan saat kirab dari Keraton Yogyakarta menuju tempat acara resepsi di Kepatihan, di kompleks Kantor Gubernur DIY di Jl Malioboro. Masyarakat bisa melihat arak-arakannya di sepanjang rute kirab.
Kereta pengantin akan berangkat dari Keben Kraton diikuti kereta yang akan dinaiki utusan dalem. Dari Keben, rombongan kereta pengantin melewati Jl Rotowijayan, depan Masjid Besar Kauman, Museum Sonobudoyo, baru ke arah utara melewati Jl Trikora menuju Jl Malioboro. Saat rombongan pengantin sampai di depan Museum Sonobudoyo, Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama GKR Hemas berangkat dari Pagelaran Kraton.
Rombongan Sultan yang akan berangkat dari Pagelaran akan dikawal 240 prajuri dari empat bregada yakni Wirobrojo, Daeng, Ketanggung dan Mantrijero. Sultan akan menuju Pagelaran melewati Siti Hinggil setelah rombongan pengantin berangkat dari Keben.
Putri keempat Sri Sultan Hamengku Buwono X yang menikah adalah GKR Hayu dengan KPH Notonegoro. Prosesi pernikahan akan digelar selama 3 hari, mulai 21-23 Oktober 2013.
Prosesi telah dimulai pada hari Senin 21 Oktober 2013 dengan siraman dan nyantri bagi calon pengantin putra, KPH Notonegoro. Sementara calon pengantin putri GKR Hayu akan sungkeman di Kraton Kilen dan upacara siraman. Pada Senin malam Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X melakukan tantingan atau menanyakan sekali lagi sebelum proses akad nikah kepada calon pengantin putri.
Hari kedua prosesi yaitu hari ini, dilanjutkan dengan ijab dan panggih di keraton. Resepsi dan pamitan yang dihadiri Presiden SBY dan tamu VIP lain, digelar di hari terakhir atau Rabu tanggal 23 Oktober 2013. Sultan telah memobilisasi semua kepada daerah tingkat II di DIY, Camat serta Kepala desa. Byuh...byuh...
Resepsi Royal Wedding Keraton Yogyakarta akan digelar di Kepatihan pada Rabu (23/10) esok pukul 10.00 WIB. Sebelum Royal Wedding akan ada kirab pengantin menggunakan kereta dari Keraton menuju Kepatihan. Inilah yang paling menarik karena bisa dinikmati khalayak.
Sebanyak 360 prajurit, 12 kereta dan 68 kuda telah disiapkan untuk parade ini. Kereta-kereta kuda ini akan digunakan saat kirab dari Keraton Yogyakarta menuju tempat acara resepsi di Kepatihan, di kompleks Kantor Gubernur DIY di Jl Malioboro. Masyarakat bisa melihat arak-arakannya di sepanjang rute kirab.
Kereta pengantin akan berangkat dari Keben Kraton diikuti kereta yang akan dinaiki utusan dalem. Dari Keben, rombongan kereta pengantin melewati Jl Rotowijayan, depan Masjid Besar Kauman, Museum Sonobudoyo, baru ke arah utara melewati Jl Trikora menuju Jl Malioboro. Saat rombongan pengantin sampai di depan Museum Sonobudoyo, Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama GKR Hemas berangkat dari Pagelaran Kraton.
Rombongan Sultan yang akan berangkat dari Pagelaran akan dikawal 240 prajuri dari empat bregada yakni Wirobrojo, Daeng, Ketanggung dan Mantrijero. Sultan akan menuju Pagelaran melewati Siti Hinggil setelah rombongan pengantin berangkat dari Keben.
foto minjam dari : http://setiawantara.wordpress.com/2011/10/19/foto-dan-video-royal-wedding-keraton-yogyakarta/ |
Begitulah
sekilas berita sodara-sodara...
Melihat dan
mendengar kemegahan resepsi yang konon juga akan dihadiri oleh Presiden dan
utusan berbagai negara, tentu juga utusan dari kerajaan yang ada di nusantara,
aku jadi berfikir tentang hakekat penikahan.
Beberapa
waktu yang lalu telah berkunjung ke rumahku, seorang mahasiswa yang akan
menyusun skripsi tentang pernikahan. Dia seperti mahasiswi lainnya, biasa saja,
namun pemikirannya yang menurutku luar biasa untuk uasianya yang masih belia,
22 tahun. Dalam penuturannya, skripsi tersebut dilatarbelakangi keprihatinannya
atas fenomena perceraian dewasa ini. Juga fenomena banyaknya problem rumah
tangga di masyarakat sekitar. Ia sampai pada kesimpulan bahwa semua itu terjadi
karena kurangnya bekal ilmu, konsep, visi dalam berkeluarga. Seringkali orang yang
akan menikah lebih memperhatikan persiapan finansial dan berbekal cinta .
Kurang memperhatikan bekal mental, spiritual dan konsep.
Lalu
melayanglah ingatan pada resepsi pertunangan agung ...eh heboh seorang artis
ndangdut yang dua hari kemudian telah bubar lantaran sang calon pria Vicky
Prasetyo dicokok aparat. Ah kalau artis mungkin gak biasa ya dibuat
ukuran....berapa banyak yang menggelar pesta heboh dan satu atau dua tahun
kemudian sudah bercerai.
Eh fenomena
ini tidak hanya di kalangan artis lho. Tetanggaku punya cerita, dua puluh tahun
yang lalu ia dipaksa nikah oleh orang tuanya di Surabaya. Padahal dia telah punya
kekasih. Sebagai anak perempuan pertama, resepsi pernikahannya digelar dengan
meriah. Namun pada tengah malam, setelah resepsi usai, ia pergi melarikan diri
diantar oleh suaminya ke terminal bus. Malam itu juga ia berkendara ke jogja
menemui kekasihnya dan mereka menikah tanpa sepengetahuan orang tuanya.
Herannya, suami resminya itu kok ya mau, sampai mengantarkan mempelainya untuk
melarikan diri. Ternyata bukan hanya di sinetron ya....!
Kembali ke
topik, pertanyaannya, apa yang akan membuat keluarga bertahan hingga aki nini ?
Seorang
peserta seminar pra nikah yang digelar mahasiswa UGM hari ahad tanggal 20
oktober kemarin melontarkan pertanyaan :
“ Ibu,
apakah benar ungkapan berikut : Jika semua orang siap atau mempersiapkan
pernikahan dengan baik, maka tidak akan ada perceraian....Betulkah bu ?”
Kebetulan
nih, penulis sedang jadi nara sumber, jadi boleh dong menjawab.
Apa
jawabannya, tunggu ya di seri berikutnya...biar penasaran sekarang mau ngantor
dulu...
Maaf...bersambung bag (2)
kalo boleh jujur, sekarang ini sy sedikit menyesal kenapa dulu pas nikah hrs menghabiskan banyak uang, karena di kondisi yg sekarang ini, kalo dpikir2 uang segitu bs sy buat modal usaha xixi.... cm dulu ya ga kepikiran sampe kesitu. mungkin ini termasuk bentuk proses pendewasaan jg ya.
ReplyDeletehehe penyesalan yang membawa hikmah pendewasaan ya mak rita dewi. makasih sudah berkunjung.
ReplyDeleteFotografernya bejibun pake pakaian adat, keren!!
ReplyDeleteKan jogja istemewa mak Inno Vasion...ada kewajiban memakai pakaian adat untuk fotografer yang mendaftar resmi. makasih sudah berkunjung.
ReplyDelete