“ Kapan terakhir kali anda mengganti sprei tempat tidur? “
Ah hanya pertanyaan yang sepele. Eh tidak sepele juga sih.
Mengganti sprei sangat terkait lho dengan pola hidup bersih dan sehat #wah
kayak slogan saja.
Itu juga kalau kasurnya berseprei!
Pertanyaan ini sering saya lontarkan pada ibu-ibu rumah tangga.
Terkadang saya terkaget-kaget saat bertamu dan kebetulan memasuki
kamar tidur karena numpang sholat atau ganti baju, atau numpang ke toilet, lalu
mendapati bau apek mengerikan dari bantal dan sprei....yang bisa tercium tanpa
harus berbaring di atasnya. Hmmmp....( tutup hidung).
Kami di rumah membiasakan untuk mengganti sprei pada hari Jumat.
Jika tidak ada kasus khusus, seperti kena ompol dan noda lain, maka mengganti
sprei dilakukan sepekan sekali. Tak peduli apakah tempat tidur dipakai atau
tidak.
Sering saya menyarankan untuk rajin mengganti sprei pada pasien yang
datang ke apotek membeli obat jamur, obat kutu, sakit belekan, batuk pilek,
atau sakit cacar air. Penyakit menular itu bisa ditularkan lewat alas tidur dan
alat mandi.
Percayalah bahwa setiap hari ada saja debu yang mengendap di sprei
anda. Kulit mati dari tubuh kita juga terlepas disertai keringat dan sekret
lain. Ada juga kan yang suka menggambar pulau dengan air liur Juga pestisida
jika suka memakai obat nyamuk. Bagi penderita asma, harus lebih sering
lagi mengganti sprei.
Apakah ada landasan ilmiah berapa hari sekali sebaiknya mengganti
alas tidur ?
Saya coba googling, nih saya kutipkan :
“Sebaiknya
selalu ganti sprei dan sarung di tempat tidur setidaknya satu kali seminggu.
Kenapa? Karena jika lebih dari satu minggu pasti akan banyak debu yang menempel
pada sprei dan sarung. Tidak hanya itu, di dalam debu terdapat sebuah makhluk
yang berukuran sangat kecil bernama tungau yang bisa menembus pori-pori sprei
dan sarung bantal. Kotoran tungau ini adalah salah satu pencetus alergi
yang bisa membuat orang menjadi sesak napas, kulit kemerahan, bersin-bersin,
ataupun gatal-gatal. Dan ini bisa terjadi pada semua orang sekalipun mereka
tidak memiliki bakat keturunan alergi,” DR. dr. Iris Rengganis, SpPD, KAI,
menjelaskan disini.
Apakah yang mungkin berbiak di tempat tidur kita jika jarang
mencuci sprei atau menjemur kasur ? Ada lho, misalnya tungau.
Apakah
anda pernah mendengar tentang tungau ?
Tungau
adalah hewan kecil sangat kecil sehingga kadang kesulitan untuk kita melihatnya.
Tungau ini pencetus alergi. Tungau debu banyak hidup di daerah tropis dan
lembab. Mereka makan dari debu kulit dan keringat yang menempel di sprei atau
kasur.
Jamur:
Jamur itu tergolong tumbuhan sederhana, bukan binatang. Jamur berkembang biak
dengan spora. Dalam keadaan normal, sedikit sekali spesies jamur yang
dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Secara umum jamur adalah organisme yang hidup bebas di mana-mana dan
apabila terjadi infeksi oleh jamur pada seseorang yang sehat, biasanya berasal
dari lingkungannya dan masuk ke dalam tubuh lewat pernapasan, tertelan, ataupun
secara langsung kontak dengan kulit. Dari sekitar 50.000-200.000 spesies jamur
yang telah diketahui, hanya kurang dari 200 jenis jamur saja yang tercatat
dapat menimbulkan penyakit pada manusia. Pada beberapa kondisi dimana kekebalan
tubuh menurun, jamur yang normalnya hidup dalam tubuh pertumbuhannya menjadi
berlebihan dan menyebabkan infeksi 1). Jamur yang suka tinggal di
tubuh manusia seperti panu, ketombe, atau jamur yang suka tinggal di genitalia
seperti candida albicans. Jamur berbiak dengan spora. Spora nih tahan beberapa
waktu dalam suhu kamar untuk nanti mendapat tempat melekat dan bertumbuh.
Waah
jangan sampai kita jadi media pembiakan jamur ya...
Ada lagi
nih yang menjijikan, cacing! Pengulangan daur kehidupan cacing, khususnya
cacing kremi, bisa terjadi melalui alas tidur. Cacing kremi bertelur di malam
hari. Saat bertelur para emak cacing ini pergi ke daerah anus dan menimbulkan
rasa gatal gak ketulungan #pengalaman pribadi, huek. Anak yang menggaruk
duburnya yang gatal, bisa saja membawa telur cacing di tangannya. Lalu
berpindah ke alas tidur. Suatu ketika bisa tertelan lagi karena anak menghisap
jari atau mulut menempel di alas tidur yang ternoda telur cacing. Ngeriii...
Kepinding
juga suka menyelinap di lipatan tempat tidur. Duuh apakah jaman modern ini
masih ada kepinding atau tinggi...heheh. tapi memang masih ada ya
kasusnya. Jadi sering-sering saja memeriksa tempat tdur anda agar tidak menjadi
tempat berbiak kepinding.
Waah yang
ini kasus yang masih terus bergulir, kutu! Sepertinya kutu tidak akan punah dan
selalu berjaya. Dagangan saya obat racun kutu laku keras. Apalagi bagi yang
tinggal di asrama. Nah diantara media penularan melalui handuk dan alat tidur.
Jadi jika mendapati anggota keluarga berkutu, segera diobati dan ganti alas
tidur sesering mungkin.
Binatang
lain seperti kelabang, semut...dan sebagainya, tambahkan saja yang kecil-kecil.
Heheh kebun binatang mini bisa pindah ke atas tempat tidur.
Ada kasus
yang pernah saya baca tentang seorang gadis yang suka makan di tempat
tidur...ih jorok ya...!Nah di telinga si gadis itu ditemukan banyak semut
hiyy...
Nih kisah selengkapnya : Seorang gadis berusia 16 tahun
mengakui telah kemasukan semut sebanyak 25 ekor semut. Gadis ini memiliki
kebiasaan buruk memakan kue di atas tempat tidur. Dia mengaku terkadang
menyentuh telinganya ketika sedang makan cemilan lalu tertidur tanpa
membersihkan sisa-sisa remahannya. Remahan ini yang mengakibatkan banyak semut
berdatangan ke atas tempat tidur, dan sebagian memutuskan menetap di telinga
sang gadis karena disana terdapat banyak makanan yang cukup untuk hidup mereka.
Setelah beberapa bulan, kemudian dia memeriksakan telinganya ke dokter ahli telinga yaitu dokter Hung Yaun-tsung, dokter itu mengakatakan Telinga yang sakit karena kemasukan serangga adalah hal yang lumrah menurut Hyung, Ia sehari-hari memang sering menerima pasien dengan telinga yang kemasukan serangga seperti kecoa, nyamuk dan semut. "Tapi ini pertama kali saya menemukan begitu banyak semut di dalam kedua telinga," tambahnya.2)
Setelah beberapa bulan, kemudian dia memeriksakan telinganya ke dokter ahli telinga yaitu dokter Hung Yaun-tsung, dokter itu mengakatakan Telinga yang sakit karena kemasukan serangga adalah hal yang lumrah menurut Hyung, Ia sehari-hari memang sering menerima pasien dengan telinga yang kemasukan serangga seperti kecoa, nyamuk dan semut. "Tapi ini pertama kali saya menemukan begitu banyak semut di dalam kedua telinga," tambahnya.2)
Waah kok ngeri-ngeri...
Makanya buatlah jadwal mengganti sprei yang rutin dan fleksibel.
Misalnya tadi sepekan sekali untuk pemakaian normal. Jika anak banyak main di
atas kasur, atau setelah dipakai tamu, atau kena noda makanan dan lain-lain,
maka langsung diganti begitu terasa, terlihat dan terbau kotor.
Tempat tidur seharusnya menjadi tempat sehat dan ternyaman untuk
istirah kita. Jangan sampai menjadi sumber pembiakan penyakit.
Bukan mulutmu saja yang harimaumu. Bahkan sprei bisa menjadi
harimaumu.
Ayo ganti spreimu !
sumber kutipan :
geliii kalau inget2 binatang kecil itu maak. Tapi memang ya, suka banyak kutu apalagi waktu anak2 ketularan kutu rambut widiih. selain ganti seprei juga langsung disteam tuh kasur...
ReplyDeleteAku pikir ceritanya yang hoax ttg ants masuk ke brain itu. Beda ya.
waah gak tahu mak, tapi aku pernah lihat liputannya di TV tentang gadis bersemut di telinga itu, makanya tadi aku googling ngutip.
ReplyDeletesalam kenal mak..
ReplyDeletehaduh mak mengingatkanku untuk mengganti sprei esok hari jadwalnya sabtu atau minggu kalo aku...pas libur nggak nyangkul disawah..
sip sip thank for sharing mak..:)
salam kenal mak
ReplyDeletesya biasa mengganti sprei seminggu sekali,kecuali spt mak jg lakukan klu kena noda, muntah ato hal yg bikin kotoran nampak jelas sya langsung ganti..
pernah masuk kamar org yg baunya apek..ga nyaman bangeet...jadi deh ga mau niru hal jorok spt itu..
Merinding saya baca tentang hewan-hewan itu mak :D
ReplyDeleteUntuk melihat seseorang itu bersih atau tidak kata ibuku lihatlah kamar tidur dan kamar mandinya... ^^ Kayaknya ada benarnya ya ibuku itu mak.
ReplyDeleteBetul mak Haya nufus, ibuku juga bilang begitu, makasih sudah berkunjung. Ri-Uz Athamir, saya juga ngerii, Mak Ruziana dan Mama kinan, berarti kita sehati ya...dalam acara ganti sprei. Semoga keluarga selalu sehat dan jauh dari infeksi berulang.
ReplyDeleteSama bu, saya juga kalo ganti sprei dipaskan hari jumat, begitu juga rukuh, handuk mandi, dan sajadah..
ReplyDeleteYa diantaranya karena alasan sayanya snsitif bau tidak sedap mungkin ^_^, kena bau keringat sedikit bawaannya eneg banget ^_^
makasih kunjungannya mak Ika...
ReplyDeletedapat ilmu baru..sy termasuk yg tersindir membaca ini. malesa.com :(
ReplyDeleteJazakillah bu Ida :)
aku ganti seprei sebulan sekali. kena ompol asal ga pesing juga masih suka kubiarin..*tutup muka..
ReplyDeleteaku ganti seprei sebulan sekali. kena ompol asal ga pesing juga masih suka kubiarin..*tutup muka..
ReplyDeleteEdibaFREE...ketahuaaann...
ReplyDeleteKalau saya seminggu 2 kali mak ganti seprei,,, trus kalau kasur yang tidak pernah dipakai sama sekali biasanya seminggu sekali...
ReplyDeleteSaya perhatian banget mak sama yang namanya ganti seprei soalnya saya orang yang mudah jerawatan... hehehe jadi kalau g mau jerawatan ya kudu rajin2 ganti seprei hehehe...
dapat resep baru nih...yang suka jerawatan harus sering ganti sprei...
ReplyDeleteIya nih, tadi juga baru baca-baa topik yang sama.. ternyata serem juga yee klo jarang ganti sprei.. info juga dah nih buat bini di rumah :D
ReplyDelete