Kemarin saya sedang di Apotek ketika
ada SMS masuk.
“Umi, monyetnya lepas...”
ini dari anak kos yang tinggal di halaman belakang. Belum sempat kujawab. Tak
lama kemudian hp berdering dari nomer rumah.
“Umi, Wili lepas...dia
jalan-jalan nggak pakai tali...” laporan dari si nomer 5.
“Telpon pak Darojat...”
kataku, karena belum selesai nih kerjaan di Apotek. Darojat itu driverku yang
tinggal di depan rumah.
“Sudah, tapi dia juga takut
karena Wili malah jadi marah...”
“ Ya udah, Umi pulang...”
Hmm, jadi ibu rumah tangga
adakalanya harus bisa jadi pawang monyet. Saya jadi ingat para monyet di
Jakarta yang ditangkepin sama satpol PP.
Wili adalah nama monyet ekor panjang hibah dari ayahanda seorang temanku. Konon kisah Wili bermula 15 tahun yang lalu. Saat itu ayahanda temanku mengunjungi saudaranya di Palembang. Saudaranya tinggal di pelosok desa. Saat itu kebetulan menemukan seekor bayi kera yang diduga induknya sudah meninggal. Didorong oleh rasa kasihan, mereka mengambilnya. Ayah temanku memutuskan untuk membawanya pulang ke Jawa. Kebetulan beliau ini pecinta binatang. Ada banyak binatang di rumah mereka yang tak begitu besar di kota Magelang. Beliau membawanya dengan menggendongnya saja dalam selimut layaknya bayi manusia, lantaran Wili masih sangat kecil.
Bersama ‘ayah’ angkat ini
Wili hidup selama 14 tahun. Ikatan diantara mereka sungguh unik. Sang ayah ini
sangat menyayangi Wili, apapun yang di makannya, akan diberikan juga ke Wili. Setiap
hari ditengok, diajak mengobrol dan diberi makan.
Pada hari tuanya, sang ayah
berniat pindah ke Jakarta, maka semua binatang yang tak mungkin ikut hijrah
itu dibagi-bagikan. Saya kebagian mengadopsi Wili. Pemilik yang telah
membesarkan Wili ini juga menyempatkan diri menengok Wili saat sudah tinggal di
halaman belakang rumahku.
“Di sini sejuk dan enak,
kamu yang kerasan ya Wili...” pesannya pada ‘anak’ asuhnya.
Wili lumayan baik, kami
membuatkannya kandang di sudut halaman belakang rumah. Ia bertetangga dengan Bili si
Beo. Dulu juga bertetangga dengan BulBul, tapi sudah kabur, seperti yang saya
ceritakan di episode BulBul di sini. Wili juga bisa memandang Sushi dan Max dua
kucing yang memiliki kamar sendiri.
Siang itu, singkat cerita
saya segera meluncur pulang ke TKP.
Baru saja memasuki rumah,
beruntun semua melaporkan kekacauan yang ditimbulkan Wili.
“Dia berjalan-jalan
kemana-mana...”
“Wili mengacakacak rak
piring...”
“Dikasih makan apa-apa tidak
mau”
“Kalau ada yang mendekat dia
mengeram...!”
Hmmm saatnya bertindak.
Saya memberanikan diri mencari Wili, dengan berbekal sepotong makanan. Menginjak halaman belakang, kupanggil namanya, sekalipun tidak yakin dia akan menjawab
“Wili...Wili...kamu dimana?”
Halaman belakang yang penuh
tanaman kelihatan sunyi. Kucari di setiap sudut dan melihat bekas kekacauan
eksplorasi Wili. Tak juga kelihatan batang hidungnya yang pesek.
“Nguk..,nguk...” Oalah, Wili
ternyata duduk manis dikandangnya.
Kuteliti ternyata bagian
bawah kandangnya ada yang berlubang, tentu hasil kreativitas tangan Wili.
Biasanya ia juga diikat, namun ikatannya ternyata lepas.
Aku membuka kandang dan
memasukkan kayu untuk menutup bagian lubangnya. Berdoa semoga ia tidak membuka
papan yang hanya kutaruh saja.
Kandangnya ternyata kotor sekali.
“Maafkan aku ya Wili, lama
aku tidak membersihkan kandangmu...”kataku pada Wili. Ia hanya memandangku
seolah mengatakan.
“Ia deh kumaafkan,tapi tolong bersihkan dong...”
“Ia deh kumaafkan,tapi tolong bersihkan dong...”
“Okee, tapi kamu jangan
melarikan diri lagi ya...” kataku.
Wili seolah mengangguk
mengiyakan.
Cukup lama aku membersihkan
kandang, padahal nih masih berpakai lengkap baju batik hahaha...
Begitulah sore itu berakhir
baik, Wili duduk manis di kandangnya. Kandangnya bersih dan kuberi makan.
Namun Minggu pagi ini ada keributan lagi.
“Umi, Wili lepas lagi...!”
Halah. Pasalnya saya sudah
berdandan mau tampil nih acara seminar di sebuah kampus swasta. Masak sudah pakai
kostum, harus jadi pawang monyet. Berhubung memang tak ada yang berani menemui
Wili, yah...harus turun tangan nih.
Kulihat Wili mulai mengacak
tempat cuci piring.
“Wili, ayo kembali ke
kandang...”
Tentu saja Wili tidak
peduli, ia memanjat jendela dapur dan melongok-longok ke dalam. ARTku menjerit.
Saya menuju kandang Wili dan membuka pintunya lebar-lebar. Barangkali dengan
sukarela Wili akan masuk seperti kemarin. Ternyata tidak juga.
Saya meminta tali, untuk
mengikat Wili. Di perut Wili ada semacam ikat pinggang yang memiliki lubang
untuk mengikat tali. Kurayu Wili, kuelus-elus hingga ia tenang dan bermain
beberapa botol plastik. Diam-diam kupasang tali ke pinggangnya. Setelah
beberapa kali ia mengelak lantaran mungkin menolak diikat, akhirnya berhasil
juga. Tali kutarik-tarik kuajak dia untuk kembali ke kandang. Wili masih
menolak.
“Umi...ada tamu, katanya mau jemput umiii...” teriak anakku dari dalam rumah. Waah saatnya pergi dan Wili belum masuk kandang. Terpaksa kuikat dengan mainan panjat-panjatan, untuk sementara. Biar Wili mainan di situ sampai siang nanti saat aku datang.
Begitulah kutinggalkan Wili
dengan makanan dan minuman. Saya beraksi dulu di Seminar Hari Ibu.
Alhamdulillah acara sukses dan jam 13.30 saya telah sampai di rumah untuk
mengunjungi Wili. Wili agak terjebak dengan talinya lantaran ia terlalu banyak
bergerak dan talinya membelit mainan besi panjatan.
Alhamdulillah tukang yang
kupanggil telah selesai memperbaiki kandang Wili.
Kubujuk Wili untuk masuk
kandang, berhasil tanpa kesulitan yang berarti. Mungkin Wili juga sudah kangen
dengan selimut hitam kesayangannya.
Sekarang Wili sudah duduk
manis di kandangnya yang sudah dirapikan. Kandangnya juga sudah bersih. Mungkin
acara melarikan diri ini adalah caranya menegurku untuk lebih memperhatikan
kebersihan kandangnya.
“Baik-baik ya Wili...” pesanku
padanya. Ia hanya memandangku. Entah mengerti entah tidak. Tapi yang kusuka,
Wili selalu menurut padaku. Ya walaupun hanya padaku.
kuis: Berapa tahun Wili tinggal bersama kami?
kuis: Berapa tahun Wili tinggal bersama kami?
Wah mak Ida, pelihara monyet jadi ingat dulu jaman saya masih kecil juga sempat pelihara monyeett,, si monyet yang saya pelihara suka makan apa saja, termasuk kripik singkong pedas hehehe...
ReplyDeleteBtw jawaban Kuis, (1) tahun... hheheheh
hadiah kuisnya apa mbak?
ReplyDelete15thn - 14thn= 1 thn..
salam kenal.. :)
makasih kunjungannya Tinanic dan ummusakiafra...emang kalau kuis harus ada hadiahnya ya...?hehe
ReplyDeletentar diundi dulu kalau udah banyak yang jawab...
Kirain becanda itu jadi pawang monyet. Ih kereen aku sih sama kucing aja takuuttt
ReplyDeletebu ida keren ih, berani sama monyet.. saya sama kecoa aja ngeri.. hihi..
ReplyDeletejawaban kuis : satu tahun
Pritha Khalida...ayo ke rumah, ada 2 kucing yang bikin gemes, bunda3R, makasih kunjungannya ya.
ReplyDelete