“ Bersediakah
Ibu dan bapak mengisi seminar di Manokwari?’
Pertanyaan
itu disampaikan tiga bulan yang lalu. Tentu saja saya langsung mengiyakan. Diantara
cita-citaku adalah berbagi kebaikan dengan mengunjungi semua propinsi dan kabupaten
di Indonesia. Papua barat adalah salah satu propinsi yang belum pernah kukunjungi.
Papua sudah tahun 2012 saat kami road
show ke Timika, Jayapura dan Biak.
Dan saat bersejarah
itu tiba kemarin, tanggal 14 November 2014 saat pesawat Sriwijaya yang kami
tumpangi mendarat di Bandara Rendani, Manokwari.
Perjalanan
panjang sejak kemarin sore, berangkat dari rumah jam 18.00, transit di Surabaya
dan Makassar, 12 jam yang melelahkan terbayar sudah dengan kelegaan.
Wajah-wajah cerah teman-teman yang baru berjumpa di darat telah menyongsong
kami.
Manokwari I am Coming. |
Merasa
tersanjung melihat mereka membuat video dokumentasi kehadiran kami sejak keluar
dari Ruang Kedatangan. Yah bagi teman-teman di daerah, adalah hal yang langka
mendapat tamu jauh seperti ini. Sekalipun ‘cuma’ kami dari Jogja.
Sedikit
miskom terjadi lantaran ternyata kamar untuk kami belum siap. Jadi kami mengisi
waktu dengan sarapan cotto Makassar yang enak di RM Nusantara.
Setelahnya
kami beristirahat di Hotel, bersiap untuk acara siang nanti.
Suamiku ada
jadwal khotbah Jumat di masjid, dan saya membayar hutang mengantuk dengan
terlelap di pulau kapuk.
Siang ini
kami berangkat ke wilayah trans di daerah SP. Saya terjadwal mengisi kumpulan
majelis taklim dari berbagai SP. Saya menyampaikan tentang Pendidikan Seksualitas
sejak dini untuk para ibu-ibu dari beragam profesi. Mereka nampak antusias dan
interaktif.
Setelah
sessi berakhir, seorang bunda meminta waktu untuk konsultasi tentang anak
lelakinya berusia 6 tahun yang ditengarai olehnya telah melakukan onani dan
beberapa kali dilaporkan oleh pihak sekolah, si anak memamerkan kemaluannya di
depan teman-teman. Kami berdialog dan sayangnya belum tuntas terburu jemputan
datang. Saya berjanji untuk melanjutkan dialog ini via dumay.
Catatan saya
adalah: di ujung Indonesia, juga terjadi kasus pelecehan dan penyimpangan
seksual, bahkan pada anak kecil. Hmm PR kita banyak yah...
Kami sampai
di hotel sudah cukup malam karena perjalanan ke SP memakan waktu dua jam. Seorang
mahasiswi Unpa yang mengantar kami, mbak Ira, sampai muntah 3 kali dalam perjalanan
ini...kasihaan ya.
Esoknya kami
berkesempatan bertemu dengan mahasiswa dari UNPA (Universitas Papua) dalam forum
Seminar Pranikah. Acara berlangsung di sebuah masjid besar di seberang kampus. Animo
mahasiswi lumayan besar, sayangnya mahasiswanya hanya segelintir....
Sore hari
saya mengisi taklim ibu-ibu di sebuah kompleks perumahan. Kompleks ini dihuni
kebanyakan oleh orang Jawa Timur dan orang Sulawesi. Nyambung banget karena
saya juga berasal dari Jawa Timur dan kebetulan beberapa kali mengunjungi Sulawesi...#halah.
Ibu-Ibu pengajian Baitul Makmur |
Kami bahkan
dijamu makan malam bersama ibu-ibu anggota pengajian Baitul Makmur ini. Eh
ternyata ada juga yang dari Klaten. Saya menawarkan untuk berkunjung dan
menginap bagi ibu-ibu yang memiliki urusan di Jogja. Ini bukan basa-basi lho. Kami
banyak menerima tamu dari Sabang sampai Merauke, dari kenalan sepanjang
perjalanan kami.
Hari ahad
adalah acara puncak dan acara utama. Pelatihan keluarga yang diselenggarakan
oleh Rumah Keluarga Indonesia cabang Manokwari ini dihadiri oleh 200 peserta. Ruangan
penuh alhamdulillah. Bahkan ada juga satu dua orang asli Papua baik yang mualaf
maupun yang beragama Nasrani.
Acara
mengalir seru, serius, santai, gelak tawa dan juga air mata keharuan tumpah
bergantian. Tak terasa sudah jam 17.00. seharian bersama seluruh peserta
berlalu dengan penuh makna.
Eh masih
terasa kurang juga dan kami membuka silaturahmi melalui dunia maya.
Di akhir
acara saya mengajak merenung tentang betapa berharganya sebuah keluarga. Betapa
pasangan hidup dan anak-anak itu tak ternilai. Maka jangan menunggu kabar buruk
untuk mensyukuri kehadirannya sekarang juga.
Terkadang
tak lagi diperlukan testimoni, apakah seminar ini memberi makna bagi kami dan
para peserta. Cukuplah melihat mereka tersedu dalam kesadaran, atau terpana
mendengar pemaparan dan bertanya di dalam maupun di luar acara...sebagai tanda
bahwa acara ini tidak sia-sia.
Bahkan satu
pertanyaan yang saya ulas di sini, semoga bagian dari tanda-tanda bahwa ada
juga yang tersadarkan.
Malam ini
terasa begitu melelahkan, apalagi setelah kabar tentang mushibah yang menimpa
rumah kami di Jogja. Rasa lelah dan
lemas yang kami pupus dengan melihat wajah-wajah puas para peserta. Ah tentang
mushibah apa, saya ceritakan lain kali saja.
Di Pasar Sanggeng |
Esoknya,
kami sempat mengunjungi pasar Sanggeng dan membeli beberapa buah lokal. Penjualnya orang asli Papua. Cara berdagangnya
tidak memakai timbangan, dagangan hanya ditaruh berkelompok dalam jumlah
tertentu dan mereka hargai dengan cara mereka. Tak ada tawar menawar haha...
Kami membeli
buah markisa yang manis, durian yang lezat dan langsep yang kecuut. Lengkap
kan.
Inilah acara jalan-jalan kami selama di
Manokwari.
Mak Nyus |
Sebelum ke bandara,
kami menyempatkan makan sop sodara tak jauh dari bandara.
Pesawat Garuda
telah menanti, dan kami nyaris menjadi penumpang terakhir yang memasuki pesawat.
Alhamdulillah belum ketinggalan.
Saat burung
besi mulai mengudara, kupandangi bentangan pulau-pulau nan indah di bawah sana dan
berucap lirih:
“ Selamat
tinggal Manokwari, kelak kami akan kembali ke Papua Barat...terutama karena
belum sempat mengunjungi Raja Ampat!”
Generasi muda ceria di Manokwari. |
I'll be back |
pengen juga mak ke Raja Ampat,,,pengen banget,,,
ReplyDeleteiya mak sama. kemarin ditawari sewa kapal punya teman biar irit, tapi waktunya enggak ada.. semoga kesampaian ya mak.
DeleteMamaak.. kapan2 aku konseling bolehkaah... :)
ReplyDeleteBoleeh banget mak pintu selalu terbuka untukmu. Japri ya..
DeleteAku jg pengen ke Raja Ampat, tp lebih ke Papua-nya sih :)
ReplyDeleteHayuuk mog btercapai mak.
Deletemamak,, boleh dong kapan2 aku konseling :)
ReplyDeleteBoleh banget...japri ya....
Deletesubhanallah..
ReplyDeletesemoga Allah senantiasa memberikan kekuatan dan kesehatan buat bu ida dan pak cah sekeluarga..
n semoga saya dan keluarga kelak bisa menjadi keluarga yang penuh kebermanfaatn seperti keluarga bu ida..amin
Amiin. Moga mak Lia bisa berkontribusi optimal dalam membaikkan bangsa ini.
DeleteMbaaak.... lain x kl butuh asisten jgn lupa hubungi aku ya :p
ReplyDeleteWaah oke deh...siap grak. Kadang kalau pergi sendiri, panitia nawari hehe...
DeleteEmak luar biasaaa. Mimpi yang sama juga bisa mlipir ke papua dan raja ampat :)
ReplyDeleteSemiga terkabul mak....amin
DeleteWahh mak ida udh sampe papua nih... :)
ReplyDeleteIya mak Alhamdulilah Papua Barat sudah juga.
DeleteSelalu banyak manfaat yang saya petik saat berkunjung ke rumah Mak Ida ini. Trims sudah berbagi, Mak. Benar, banyak sekali PR kita yaaa. Bahkan nun jauh di ujung Timur Indonesia sana, masalah 'serupa' pun ada ya, Mak?
ReplyDeleteMak Ida, kagum deh dengan kalian berdua, dua sejoli yang benar2 segerak dan searah, salut! Sukses dan bahagia selalu ya, Mak. :)
Salam,
Alaika
Makasih mak. Doanya agar iatiqomah. Para emak di keb juga saling berkontribuai.amiin
Deletewah merinding saya Ustadzah,... selalu gak sabar nunggu kelanjutannya lagi dan lagi...keluarga ustadz Cah dan keluarga ^-^
ReplyDeleteHmmm jadi tersanjung nih.
Deletealan terus mak.....iriii...
ReplyDeleteIya mak Enci..pijitin dong...hihi
DeleteSubhanallah, terharu banget dengan lipuan Papua ini. Sebaik-baiknya manusia hidup didunia ini adalah yg bermanfaat bagi orang lain. Dulu sy tertutup mbak, nggak suka org lain mendekat & nggak mau ngurusi orang lain. Insya Allah terus belajar untuk ikhlas membuka tangan bagi siapa saja yg membutuhkan. Antara lain sy belajar dr mak Ida. :)
ReplyDeleteYa mak Lusi...kita saling belajar. Peluuk
DeleteWaaaa Papua baraaaat... minginiiii....
ReplyDeleteSemoga sehat terus ya ibu.. biar bisa menginspirasi makin banyak keluarga di penjuru Indonesia :*
Amiin.makasih kunjungannya mak Kandi...
DeleteIya makasih kunjungannya mak Kandi
DeleteSeruuu..jalan2 plus kerja..bareng suami pula..memang pas bgt kok materinya mak Ida ditengah maraknya LGBT, pelecehan seksual..hiii
ReplyDeleteMakasih nak Diba. Mohon doa selalu diberi sehat amin.
DeleteSalut sama Mak Ida. Semangat berbagi Mak Ida selalu membara. Alhamdulillah bisa jadi sekalian jalan-jalan. Berkah di balik niat baik ya, Mak. Aku belum pernah ih ke sana. Kapan yaa. Hiks. Oleh-olehnya ditunggu, Mak :p
ReplyDeleteMakaaih manu ubi. Sukses juga buat mami ubii dan keluarga. Amiin
Deleteasik juga yang bisa sering berpergian, banyak mendapat pengalaman
ReplyDeleteiya mak seneng belajar dari banyak tempat
DeleteAsiknya berbagi inspirasi dan ilmu bareng suami ya mak. Moga mak Ida sekelg. diberi kesehatan agar tetap terus menularkan ilmunya aamiin...
ReplyDeleteamiin makasih dooanya dan kunjungannya mak.
Delete