DEAR DAUGHTER,
Gapailah cita-cita setinggi mungkin |
Lima belas tahun yang lalu, aku
mulai merasakan kehadiran dirimu. Kucoba merangkai puzzle ingatan, masa-masa
itu. Kita masih jadi ‘kontraktor’ di sebuah rumah kecil di sudut kota
Jogjakarta. Saat Umi telat haid, ada tiga kakakmu yang ikut menyambut gembira
kabar itu. Saat itu Umi sudah lulus kuliah dan bekerja jadi penyelia di sebuah
majalah lokal. Umi sedang resign dari pekerjaan sebagai Apoteker.
Masa hamil kamu adalah masa-masa
berat. Bukan hanya untuk keluarga kita, karena Umi juga harus memikirkan untuk
membiayai sekolah pamanmu sementara Umi sendiri belum punya pekerjaan yang
mapan. Masa itu adalah masa berat bagi seluruh masyarakat Indonesia karena
terjadi krisis ekonomi. Harga-harga sangat mahal dan barang banyak menghilang
di pasaran.
Banyak demo dan sebagian anarkhi.
Umi sendiri tak ikut demo karena sedang hamil kamu, tapi Umi ikut bikin nasi
bungkus untuk memberi makan para demonstran. Yang demo biar diwakili Abimu.
Tahun ‘98 adalah masa akhir orde
baru dan bakal kejatuhan Suharto. Semua
orang sudah eneg dengan 32 tahun masa kepemimpinannya yang berakhir dengan
kurang mulus. Nilai tukar rupiah merosot tajam dan harga menjadi melambung.
Bayangkan dari Rp.6000,- nilai tukar dolar mencapai nilai Rp.20.000,- Setelah
suharto mengundurkan diri, maka memasuki era baru reformasi. Para pengusaha
yang tidak ingin menjadi korban kerusuhan semua memasang tulisan “ PRO
REFORMASI” di tempat usaha mereka.
Lalu memasuki era multi partai.
Umi dan teman-teman ikut bergabung membuat parpol. Maka pada saat hamil tua
kamu, Umi sibuk ikut persiapan dan pawai lauching Partai baru. Umi ingat betapa
kuatnya kamu, di dalam perut Umi, saat sudah 9 bulan, Umi naik motor
berkeliling kota bersama rombongan besar. Pinggang umi serasa mau putus, sebentar-sebantar
Umi berhenti. Namun semangat itu begitu besarnya hingga seluruh rute tetap Umi
ikuti.
Yang lebih menarik, salama hamil
kamu dan penuh perjuangan (di luar penuh pergolakan dan kerusuhan), Umi sangat
rajin beribadah. Umi rajin sholat malam, rajin tilawah, bahkan rajin puasa. Itu
mengisnpirasi untuk nama belakangmu yang nanti kami hadiahkan untukmu.
Anakku, kamu terlahir pagi hari,
jam 7 kurang sedikit, dengan sangat mudah. Saat tengah malam Umi sudah
merasakan sakit, tidak bisa tidur. Lalu setelah sholat shubuh umi bergegas ke
bidan, namanya Bu Ni’ah, teman Umi sendiri. Hanya satu jam menunggu dan kamu
lahir dengan sangat berani. Badan kamu sangat mungil namun menangis dengan
keras sebagai tanda bahwa kamu sehat. Seterusnya kamu tumbuh dengan tetap
mungil saja. Namun kamu selalu sehat. Tak ada penyakit berat yang
menghampirimu. Kalau kakak-kakakmu pernah keluar masuk Rumah sakit, kamu paling
hanya pilek batuk saja.
Kamu tumbuh menjadi putri kecil
yang lincah dan ceria. Sungguh khas tertawamu mengikik dan mengakak tak ada
habisnya. Abimu sangat suka mendengar tertawamu yang berkepanjangan.
Kamu juga sangat verbal. Kamu
pintar berbicara dan selalu baik pada kakak-kakakmu. Sungguh kamu putri manis
yang tak pernah merepotkan. Sesekali jika abimu harus ke Solo untuk ngantor,
abi mengajakmu untuk menjadi ‘radio’ sepanjang jalan karena celotehmu yang
tidak ada habisnya. Padahal usiamu baru 4 tahun.
Kamu juga membawa rejeki. Saat
usiamu 1 bulan, umi mendapat tawaran bekerja menjadi asisten dosen di Fakultas
Kedokteran UMY. Tak lama kemudian juga di sebuah Apotek. Bahkan abimu lalu
membuka apotek sendiri. Sungguh Allah sediakan rejeki untuk bangkitnya ekonomi
keluarga sejak kelahiranmu.
Umi senang dan bangga kamu tumbuh
menjadi gadis kecil yang rapi dan perfect. Kamu adalah putri yang rajin
sekolah. Sejak usia 2 tahun, kamu sudah ingin sekolah. Bangun tidur sekalipun
masih basah oleh ompol, kamu akan mengambil tas dan naik motor ingin ikut mengantar kakak sekolah.
Saat kau punya adik, subhanallah
kamu adalah kakak yang baik. Telaten sekali kamu menemani adik bermain, menyuapi
dan menghibur walaupun kamu masih kecil.
Masa Tk adalah masa yang
menyenangkan. Setiap hari kamu bersemangat bersekolah dan sungguh manjadi murid
yang baik. Guru favoritmu bu Tini. Pernah kamu minta kita semua mengunjungi
rumah bu Tini, kami menuruti dan berkunjung membawa hadiah untuk guru
favoritmu.
“ Umi aku bawa hadiah ke sekolah
ya...” katamu waktu duduk di TK.
“ Boleh saja, buat siapa ?’ tanya
Umi saat melihatmu sibuk membungkus mainan bekas.
“ Ini buat temanku Nashir. Nashir
itu nakal sekali, suka memukul teman-teman, aku mau memberi hadiah biar Nashir
jadi baik...”
Oh putri kecilku yang peduli. Umi
berharap hingga besar nanti, engkau tetap menjadi putri yang peduli.
Kuingat saat mengantarmu tes
memasuki SD. Kamu menyandang ransel dengan centil dan penuh percaya diri. Kalau
murid baru lain menangis dan merajuk, kamu jalani semua tes dan prosesnya
dengan berani dan gembira. Umi bangga melihatmu bahkan membantu sahabat
kecilmu, Asfa untuk menyesuaikan diri.
Saat usia klas 1 SD, engkau sudah
pintar menggambar dan menulis. Gambarmu menjadi cover buku umi, smart parents. Dan
inilah suratmu untuk umi yang kau tulis saat usiamu masih 7 tahun.
SURAT CINTA ANANDA
Surat
untuk umi
Umi, hamda sayang umi.
Umi, hamda pengin tahu umi ulang tahunnya kapan, supaya
hamda bisa ngasih hadiah u yang specially untuk umi.
Umi, kalau ulang tahunnya umi sudah selesai, Hamda akan
bantu umi dengan cara apapun. Tapi umi harus janji kalau Hamda kesulitan, umi
harus bantuin Hamda ya umi.
Umi, Hamda selalu pengin ketemu umi, kalau Hamda ketemu
pasti senang.
Umi kalau ada rapat yang bisa ditunda, ditunda aja umi, biar
hamda senang.
Umi, Hamda sukanya kalau umi senang, tapi kalau umi marah
Hamda nggak suka
Makanya umi jangan nakal biar Hamda senang.
Umi terima surat
ini ya, isinya bagus.
Dari hamda.
Ket : Usia Hamda 7 tahun ketika menulis surat ini, duduk di kelas 1 SD..
Begitulah masa SD yang penuh
warna. Semua kamu jalani dengan ceria dan sehat. Walaupun badanmu tidak sebesar
kakakmu, namun kami relatif selalu sehat. Sakit yang sering menimpamu adalah
infeksi gusi karena hobimu makan permen. O ya kamu pernah jatuh di supermarket
pamela dan gigi depanmu berdarah. Mulutmu bengkak dan menjadi bahan lelucon.
“ Seperti bebek...” kata Amar,
kakakmu. Kamu hanya menangis sebentar dan setelahnya ikut tertawa.
Saat kelas lima SD, kamu suka
sekali menulis cerita. Umi kumpulkan dan mengedit ceritamu ada sekitar 25
cerpen. Umi ingin menerbitkan menjadi buku. Namun saat kamu SMP, kamu sudah
berubah fikiran. Menurutmu cerita-cerita itu tak lagi bagus (dalam pandanganmu
sebagai anak SMP). Jadi kita tak jadi menerbitkan. Umi menyesal dulu tak bersegera
saat kamu masih SD. Semoga suatu saat engkau bersemangat lagi menulis.
Kamulah satu-satunya anak yang
paling dimanjakan dengan buku. Setiap minggu kamu meminta jatah beli buku, dan
abimu tak pernah enggan untuk memberimu uang membeli dua buku setiap minggu.
Buku adalah teman kemanapun engkau pergi. Kami senang dengan kebiasaan itu.
Kini koleksi bukumu telah berjibun dan menjadi bahan perpustakaan keluarga.
Putriku, kini engkau telah kelas
3 SMP, telah baligh. Umi tetap melihat banyak hal baik padamu. Kamu adalah
putri yang paling rajin belajar dan disiplin waktu., kamu sangat
bertanggungjawab dengan semua tugas yang harus kamu selesaikan. Umi tak perlu
menyuruhmu belajar, engkau sudah seperti yang umi harapkan. Engkau juga rajin
beribadah seperti nama yang kau sandang. Semoga engkau bisa masuk di SMA yang
kau inginkan.
Memang ada beberapa sifatmu yang
berubah seiring dengan masa remajamu. Engkau tak lagi secerewet dulu. Mungkin
juga tak seceria dulu. Semoga itu bukan karena engkau tak bahagia.
Umi punya harapan besar padamu.
Umi selalu doakan tercapai cita-citamu untum mengunjungi Jepang, Amerika atau
Perancis. Bahkan umi doakan engkau bisa pergi kemanapun yang engkau inginkan.
Engkau pernah menitip pesan saat umi berhaji, mohon didoakan agar bisa menjadi
penulis, arkheolog, dan psikolog . Umi selalu mendoakan dan berpesan menjadi
apapun kamu, jadilah orang yang memberi
kemanfaatan pada diri kamu, pada orang lain, pada agama dan bangsa. Engkau
memiliki potensi untuk itu dengan etos belajar, kedisiplinan dan kepedulianmu.
Selamat ulang tahun putriku.
Semoga bahagia selalu mengiringi hidupmu. Walau jarang terucap, Umi selalu
mencintaimu dan bangga padamu. Teruslah berkembang menjadi semakin baik dan
matang. Jadilah putri Islam yang membanggakan ummat.
Amin.
Kutulis ini sebagai hadiah ulang
tahun putri ke empatku, Kuni Hamda Abida.
Selamat ulang tahun yang ke 15,
pada 3 November 2013.
O ya ijinkan umi memuat karyamu
yang kau buat saat usiamu masih 11 tahun, disini.
Semoga terus menjadi anak yg sholehah dan menjadi kebanggaan orang tua. Aamiin.
ReplyDeletemakasih kunjungan dan doanya Santi Dewi.Amin untuk semua doa kebaikan...
ReplyDeleteselamat ulang tahun, nak... semoga sukses mencapai cita-cita & menjadi kebanggaan keluarga...
ReplyDeleteTerimakasih kunjungan dan doanya Nyomanselem...semoga sukses juga...
ReplyDeleteSelamat ulang tahun mbak, untuk anaknya semoga sehat dan sukses selalu. Dan menjadi anak yang membanggakan orang tuanya ^^
ReplyDeleteTerimakasih kunjungannta mak Titis Ayuningsih...amin makasih juga doanya...
ReplyDelete