Seorang lelaki tua yang menderita TB
menolak diajak memeriksakan diri.
“Mbah, batuknya sudah parah...ayo
periksa...”
“Aku
ra popo...kok nduk” katanya menirukan kalimat milik seorang penyanyi
ndangdut. Eh tidak juga, penyanyi itu yang meniru si embah.
“Tapi embah sudah batuk darah...ayo
mbah kuantar...”
“Aku tidak punya uang untuk berobat...”
Begitulah, banyak penderita TB yang ditemukan dari kalangan tidak mampu dan berpengetahuan
rendah. Kurangnya pengetahuan, bisa menjadi sebab seorang penderita tidak mau
berobat
Sementara itu sanitasi yang buruk dan
rendahnya kualitas kesehatan, justru rawan menularkan pada lingkungannya. Dalam
kisah si embah tadi, akhirnya ia menularkan pada cucunya, cucunya menularkan
pada istri dan anaknya. Si embah akhirnya meninggal karena telat mengobati.
Innalillahi...
Tetapi alhamdulillah keluarga muda yang
tertular kini mau aktif berobat. Seluruhnya, bapak, ibu dan anak.
Potret di atas adalah gambaran betapa
masih banyak masyarakat yang tidak tahu bahwa pemerintah telah menyediakan
program obat gratis untuk penderita TB.
Saat PKL di sebuah rumah sakit rujukan,
saya pernah ditempatkan di bagian yang melayani obat untuk pasien TB. Setiap
hari kami harus menggerus obat, membuat racikan dan membungkus puyer hingga
beratus-ratus.
Setiap hari ....seolah tiada berakhir. Sampai
para mahasiswa yang menjadi tenaga medis dadakan
ini semua mengeluh tangannya pegal-pegal jika berada di unit tersebut.
Hmm jadi berempati dan salut ya pada
petugas medis ‘asli’ yang setiap hari setia melayani. Mereka adalah pahlawan di
garis depan dalam program obat TB gratis ini.
Pasien yang tiada habisnya... itu artinya
begitu banyak penderita TB ini. Data terakhir tahun 2013, Indonesia menempati peringkat
ke 5 di dunia dalam jumlah populasi penderita TB. Bersyukurnya mereka yang
datang mengantri obat berarti telah mengikuti program penyembuhan. Terbukti bahwa saat teratur minum obat, pasien dapat sembuh.
Video dari Youtube
Namun di luar sana, masih berapa banyak?
Kenyataan menunjukkan bahwa masih ada
saja masyarakat yang belum mengerti kampanye obat gratis ini, atau telah
mengerti tapi belum mengakses karena berbagai sebab.
Para blogger seperti kita selayaknya
mengambil peran sosialisasi dan edukasi agar lebih banyak lagi masyarakat yang
mengetahui program ini. Diharapkan mereka yang telah tahu, tergerak untuk
memotivasi suspek dan memberikan pendampingan untuk periksa dan minum obat hingga tuntas.
Mengapa kita harus peduli?
Karena kita juga rawan tertular. Karena kuman TB ada di
mana-mana termasuk di mall, kantor, sarana umum, dan tentunya juga di Rumah
Sakit. Karena dampak TB begitu dasyatnya seperti telah kita bahas di postingan disini.
Ketika seseorang yang mengidap TB paru aktif batuk, bersin,
bicara, menyanyi, atau meludah, mereka sedang menyemprotkan titis-titis aerosol infeksius dengan diameter
0.5 hingga 5 µm.
Bersin dapat melepaskan partikel kecil-kecil hingga 40,000
titis. Tiap titis bisa menularkan penyakit Tuberkulosis karena dosis infeksius
penyakit ini sangat rendah. Seseorang yang menghirup kurang dari 10 bakteri
saja bisa langsung terinfeksi. Wow!
Apalagi orang-orang yang melakukan kontak dalam waktu lama,
dalam frekuensi sering, atau selalu berdekatan dengan penderita TB seperti
keluarga, tetangga, rekan kerja, beresiko tinggi ikut terinfeksi. Perkiraan
angka infeksi sekitar 22%. Seseorang
dengan Tuberkulosis aktif dan tidak mendapatkan perawatan dapat menginfeksi
10-15 (atau lebih) orang lain setiap tahun.
Adakah penderita di
sekitar anda?
Masalah TB adalah
keprihatinan dunia. World Health Organization mendeklarasikan TB sebagai
"emergensi kesehatan global”. Tahun 2006, Kemitraan Stop TB mengembangkan
gerakan Rencana
Global Stop Tuberkulosis yang ditujukan
untuk menyelamatkan 14 juta orang. Harapannya dunia bebas TB pada tahun 2015.
Jumlah yang telah
ditargetkan ini sepertinya tidak akan tercapai pada tahun 2015, sebagian besar
disebabkan oleh kenaikan penderita HIV dengan tuberkulosis dan munculnya
resistensi tuberkulosis multi-obat. Bisa dibayangkan jika ditambah dengan orang
yang tidak mau berobat karena terkendala biaya.
Kurang lebih sepertiga
dari populasi dunia pernah terinfeksi TB. Satu infeksi baru muncul setiap detik
dalam skala global. Dalam dunia yang telah terkontaminasi ini, bagaimana agar
kita tak tertular?
Cukup makan dari variasi, dan jumlah. Gambat dari sini |
Yang paling mendasar
adalah upaya preventif dengan gaya hidup yang menunjang ketahanan tubuh,
yaitu :
1. Cukup gizi, baik
secara jumlah jenis dan kandungan gizi. Usahakan jangan telat makan
2. Cukup
istirahat, dengan beban kerja yang proporsional, jika terasa capai istirahat
dulu
3. Menghindarkan
stres fisik, dengan beban kerja berlebih.
4. Menghindarkan stres
Mental, dengan selalu berpikir positip
Naah faktor
menjaga kebersihan dan bersikap waspada juga penting. Menjaga kebersihan
seperti selalu mencuci tangan setelah kontak dengan fasilitas umum, bersalaman,
memegang uang apalagi juga dari rumah sakit.
Gambar dari sini |
Jika bertemu dengan orang
yang batuk, atau bersin sebaiknya mengambil jarak dengan hati-hati ya....agar
tidak menyinggung perasaan.
Tentang
pengobatan, rekomendasi tahun 2010 untuk pengobatan kasus baru
tuberkulosis paru adalah kombinasi antibiotik selama enam bulan. Pengobatan TB
yang efektif cukup sulit karena struktur dan komposisi kimia dinding sel
mikobakteri yang tidak biasa. Dinding sel menahan obat masuk sehingga
menyebabkan antibiotik tidak efektif rifampicin, isoniazid, pyrazinamide, dan ethambutol untuk dua
bulan pertama. Untuk empat bulan selanjutnya,
hanya rifampicin dan isoniazid. Apabila resistensi terhadap isoniazid
tinggi, ethambutol dapat ditambahkan untuk empat bulan terakhir sebagai
alternatif.
Begitulah panjangnya
perjuangan untuk bebas TB ini yang menghajatkan ketelatenan dan biaya yang
tidak sedikit jika ditanggung oleh orang yang tidak mampu. Obat TB gratis dapat
diperoleh di sarana kesehatan pemerintah seperti Puskesmas, BP Paru, RS maupun
Apotek yang telah menjadi mitra.
video dari Youtube
Untuk masa depan
Indonesia yang lebih baik, yuuk aktif temukan dan sembuhkan pasien TB.
Memotivasi mereka untuk periksa rutin dan mensosialisasikan program obat TB
gratis. Jika mungkin lakukan pendampingan dan menjadi relawan PMO.
Jika bukan warga negara
sendiri yang peduli, siapa lagi?
Artikel ini ikut serta dalam:
Blog Writing Competition
dalam rangka Hari Tuberkolosis
Bahan bacaan:
cakep tulisannya :) hehe... semoga berhasil mak
ReplyDeletemakasih doanya mak...aku ra popo
Deletemembantu sekali bu, msh bnyk yg blm peduli dan mendorong untk berobat
ReplyDeletebetul banget...semua harus terlibat untuk bangsa ini, tengkiu sudah berkunjung ya
DeleteBerarti aku termasuk resiko tinggi tertular. Sehari2 naik angkutan umum dan sukaaa banget ke mall... Makasih tips pencegahannya mak Ida
ReplyDeletelha semua orang mak Arin...kayaknya hobinya sama saja dengan mak Arin...hasa moga sukses ya mak
Deletelucu intronya, mak...btw, keren artikelnya...jadi tahu lebih banyak lagi ttg TB. sukses ya, Mak. :-)
ReplyDeletemakasih mak Nunung...ikutan juga kah?
DeleteKerennn bingits ulasan artikel Bu Apoteker nihhh....TOP Mak semoga menang ya...sukses selalu...
ReplyDeleteamiin yang penting berpartisipasi, menang alhamdulillah makasih doanya
DeleteSangat informatif sekali mak ulasannya...
ReplyDeleteSukses ya mak :)
http://ruangbacadantulis.blogspot.com/2014/04/obat-tb-gratis-kenali-tb-dan-obati.html
Salam hangat,
Zia
makasih sama-sama deh
Deletesukses mak idaa :) liza juga udah siap ngepost... :)
ReplyDeletetengkiu kunjungannya mak...ayoo ditunggu postingannya
Deleteayo minum obat TB untuk yang di diagbosa TB supaya cepat sembuh
ReplyDeleteiya mama Cal-Vin makasih kunjungannya. ikutan juga kah?
DeleteHmmm... kalo gak ikut lomba ini, aku pasti gak tahu banyak soal penyakit TB ini. Semoga yang lain juga begitu ya, Mak. Jadi waspada dan bisa mengobati penyakit TB orang-orang di sekitarnya dengan banyaknya informasi ttg TB ini. Apalagi kini obatnya gratis....
ReplyDeleteiya mak Nia...blogger selalu bejar ya agar dapat berbagi dan lebih pedulu. makasih ya kunjungannya.
Deletemakasih mak ida,,artikelnya bermanfaat sekali,,, :)
ReplyDeletemakasih kunjungannya mak, emang harapan kita makin banyak yang tahu tentang TB dan pengobatannya.
DeleteBetul sekali Mbak, obat TB itu gratis, sangat membantu utuk yang terkndala biaya. Saya tau karean saya sudah pernah terkana TB dan alhamdulillah sembuh, dan TB itu sangat bisa di sembuhkan dengan meminum obat secara rutin dan disilpin.
ReplyDeletealhamdulillah iku bersyukur mas Amir...semoga bebas TB selamanya amiin
Deletemakasih infonya ya
ReplyDelete