Baiti jannati |
Suatu
siang, tamuku seorang bapak bertanya padaku:
“Boleh
nanya bu...?”
“Boleh
doong...”
“Rumah
panjenengan seringkali di renovasi, apa gak pernah berselisih pendapat dengan
pak Cah tentang bagaimana merenov rumah?”
“Maksudnya
gimana nih?”
“Sejak
saya menikah 14 tahun yang lalu, ada dua hal yang belum pernah kami lakukan.
Pertama membeli mobil, kedua merenov rumah. Kami bertahan dengan mobil
operasional seadanya dari kantor. Jika mau membeli mobil, saya dan istri
berselisih pendapat dan gagal mencapai kesepakatan tentang mobil yang akan kita
beli. Demikian pula saat mau rencanakan renovasi rumah, ujung-ujungnya
bertengkar....Sejak itu jadi enggan bahas dua topik itu...”
“Oo...”
aku lebih mengerti maksud pertanyaannya.
“Bu Ida
dan pak Cah, apa gak pernah berselisih dalam dua hal itu?”
Haha aku
tertawa berderai...mengingat perjalanan panjang kami mengarungi biduk rumah
tangga selama 22 tahun. empat belas kami menjadi kontraktor dan baru 8 tahun
terakhir tinggal di rumah sendiri. Ada prosesnya untuk menjadi ‘mudah’ berdamai
dalam merencanakan rumah dan penataannya. Sebenarnyalah kami bukan sering
merenov, tapi rumah kami adalah rumah tumbuh. Maksudnya dari waktu ke waktu ada
terus yang kami tambahkan sesuai kebutuhan.
“Resepnya
sederhana kok pak...”
“Iya apa
bu, biar segera saya tindak lanjut...?!”tanyanya antusias.
“Kalau
punya mobil, siapa yang lebih sering memakai?”
“Ya saya
dong, kan istri saya gak bisa nyetir...”
“Kalau
begitu, istri disuruh nurut saja, bapak yang memilih jenis mobilnya. Trus kalau
yang tinggal di rumah, lebih sering mana, anda apa istri?”
“Ya istri
saya dong, saya kalau pulang kerja udah sore, kalau rapat malah sampai malam...”
“Untuk
urusan rumah, serahkan pada istri untuk merencanakan renovasinya...okee? Toh
istri anda yang lebih banyak menikmati. Masing-masing boleh usul, jika beda
pendapat, serahkan pada bagiannya masing-masing...”
“Wow
ternyata sederhana dan dan mudah ya...kok gak kepikiran ya selama ini...?”
Halah mode Mamah Nori nih.
Wajahnya
cerah berseri saat pamitan pulang.
“Oke
nanti malam saya sampaikan saran bu Ida, semoga saya segera beli mobil dan
rumah yang sudah sempit nih segera bisa direnov...”
Aku
mengiringi kepulangannya dengan senang dan setengah geli.
Terkadang saat seseorang berada dalam persoalan, justru tidak bisa melihat dengan lebih rasional ya. Mungkin karena saya tidak ada kaitannya dengan semua itu, malah lebih mudah berpendapat dan memberi saran.
Saat kita
punya perselisihan pendapat, coba deh bertukar sudut pandang peran,
lucu-lucuan...misal dalam kasus diatas, suami pakai sudut pandang istri, istri
berperan dalam debat dari sisi suami...ntar akan ketemu lho rasa empati dari
keinginan masing-masing.
Tetapi
memang adakalanya butuh pihak ketiga sebagai wasit ya, untuk memberi alternatif
sudut pandang yang lain...Yang penting jangan lupa untuk bersilang pendapat
yang tetap santun dan indah.
Selamat
mencoba.
Jangan lupa ikutan GA
Resensi buku Wonderful Husband, biar jadi suami yang wonderful, atau biar punya
suami yang wonderful.
Link lomba lihat di :
Wonderful husband idaman semua wanita..Para pria pasti berminat membaca buku ini. Sukses ya Mbak
ReplyDeletemakasih mbak Evi atas kunjungannya
ReplyDeletesolusinya cukup sederhana ya bu, tapi kadang sudah rumit duluan mikirnya... rumahnya asri bu, seneng deh liatnya
ReplyDeleteerrr,,saya koq malah jd pingin curhat #lhoh :d.
ReplyDeleteEhmmmm
ReplyDeleteCocok nih buat pelajaran, biar ntar setelah nikah tak bermasalah dengan perselisihan.. :)
ternyata simple skali ya mbak, tapi suka ga kepikiran kalo kita yang ada di posisi itu
ReplyDeleteAaarggghhh.mbak.Ida, senang mengenal muuu
ReplyDeleteRumahnya cantik bgt mba
ReplyDeleteMemang harus ada diskusi dua belah pihak, mana jalan tengahnya itulah yang diambil setelah kata sepakat. Alhamdulillah, aku juga belajar dari suamiku...hhiii
ReplyDeleteIbu Ida...rumahnya asri...luas pula
wow sudah rame, mari silaturahmi ke rumah, bukan hanya di blog Astin, Miss fenny, Fitri Anita, rahmi Aziza, Abvdurrasyid, Bunda kanaya, bunda santi. senang jika bisa saling belajar suami istri. yang belum nikah tak doain segera menikah dg pasangan yang terbaik, amin.
ReplyDeletePErmasalahan2 yang ringan, tapi kadang berdampak besar ya, Mba. Senang kalau menjadi wasit yang sukses. :)
ReplyDeleteBTW, halamannya adeem iiih. :)
alhamdulillah, makasih kunjungannya Idah ceris
ReplyDelete