GA yang
diadakan on NhHer dari blog The Ordinary Trainer ini sungguh menarik. Saya jadi
termotivasi menengok-nengok tulisan sendiri.
Ternyata selama sekitar setahun saya
telah menulis 234 artikel untuk blog yang ini. Isinya macam-macam, namanya juga
blog gado-gado. Jujur tentu saja tidak semua artikel memuaskan saya.
Ada tulisan yang
disukai banyak orang dan mendongkrak kunjungan, ada juga yang tak terlalu
dilirik. Prinsip saya menulis memang tak harus selalu mengikuti selera. Biasanya
menuruti kata hati dan kata pikiran.
Untuk artikel
yang paling berkesan, saya memilih tulisan tentang: Rumah Tanpa Pagar danWinnie Mandela yang saya post pada 7 Agustus 2014.
Mengapa? Iya
mengapa?
Kasih tahu
enggak ya....#halah.
Dulu saya
menuliskannya karena banyak orang bertanya mengapa rumah kami tidak berpagar. Saya
capek juga menerangkan alasannya.
Tidak berpagar ini ada cerita dibaliknya yang
mengandung filosofi. Saya pernah membaca biografi Winnie Mandela. Bagian menarik
diantaranya episode kehidupan Winnie di Pengasingan. Seperti apa, tengokin ya
di postingan ini.
Tulisan itu
ternyata cukup diminati dan membuat saya tergoda untuk membuat serial tentang
rumah. Pengalaman pribadi tentang suka duka mendapatkan rumah impian ini
ternyata diminati juga.
Sayangnya
ini memicu protes suamiku lantaran ada satu situs terkenal yang memuat ulang
tulisan saya dengan judul yang dirubah dan mengundang kontroversi. Saya sampai
menarik sementara tulisan serial rumah untuk berdamai dengan suami haha...padahal
enggak bertengkar juga. Hanya saja suamiku sampai kepikiran menjual rumah
kami...oo tidak!
Setelah
situasi aman saya posting lagi....hehe.
Alasan terakhir
ini yang heboh. Rumah tanpa pagar itu kerampokan.
Apakah
karena postinganku lantas kami kerampokan?
Muncul juga
pertanyaan itu. Sayangnya saya tidak jua menemukan jawabannya karena sampai
sekarang perampoknya belum tertangkap. Tapi apa iya perampoknya melek teknologi
dan penggemar blog-ku....
Peristiwa
perampokan dan pencurian itu sempat memunculkan diskusi tentang perlu tidaknya
pagar untuk rumah kami. Dan kesimpulan sementara rumah kami tetap tidak
berpagar...
Saya menulisnya
di tempat favorit yakni di ruang tengah. Disitulah saya biasa me time ngeblog pakai PC saat anak
sekolah. Maklum sekarang saya ini pensiunan yang enggak kerja keluar rumah.
Membuatnya pun nggak pakai lama. Standar saja satu atau dua jam karena memang bahannya
mengalir saja tanpa perlu dikonsep. Demikian pula serial rumah selanjutnya hanya
saya kerjakan tiap malam dalam waktu yang tidak lama.
O ya saya
sengaja mengaitkan dengan Winnie Mandela dan membuat link hidup dengan
postingan tentang Winnie di Wikipedia maupun biografi Winnie...barangkali bisa
membuat orang lebih tertarik untuk berkunjung.
Kalau
menilai tulisan sendiri... mungkin orang lain yang bisa melihat kekurangannya
sekalipun saya sudah berusaha menyajikan yang terbaik. Hanya saja kadang
memiliki kekhawatiran bahwa tulisan itu memberi kesan pamer, padahal tentu tak
ada niat sedikitpun. Saya berlindung kepada Allah dari sifat pamer.
Harapan saya
setiap tulisan menjadi pengingat bagi diri saya sendiri dan memberi inspirasi
kemanfaatan bagi orang lain. Amiin.
Btw menang
enggak menang saya senang mengikuti lomba ini. Makasih yang Om NhHer.
Postingan ini diikutsertakan dalam
Lomba TENGOK-TENGOK BLOG SENDIRI BERHADIAH
yang diselenggarakan oleh BLOG THE ORDINARY TRAINER
Lomba TENGOK-TENGOK BLOG SENDIRI BERHADIAH
yang diselenggarakan oleh BLOG THE ORDINARY TRAINER
Turut berduka ya mbak, rumahnya pernah kerampokan, membaca cerita tentang kerampokannya sungguh menegangkan...
ReplyDeleteIya makasih udah mampir
DeleteRumah bu Ida memang nyaman dan menginspirasi. Senang pernah berkunjung langsung. Mendengar berita tentang kerampokan, saya turut berempati, semoga Allah swt menggantinya yang lebih baik. Aamiin.
ReplyDeleteRumah saya di Mataram tanpa pagar dan pernah kemalingan. Bukan berarti tidak aman meski ada satpam. Kalau kata bang napi: kejahatan itu datang karena ada kesempatan. Waspadalah!
Sehat selalu bu Ida.. salam dari Mataram.
salam kembali dan silahkan mampir kembali. saya juga pengin mengunjungi mataram (lagi)
DeleteArtikelnya sangat inspiratif,dlm waktu dekat saya akan menulis artikel berjudul "rumah tanpa pintu,tembok,jendela,dan genting :)
ReplyDeleteWakaka ...pakai dinding apa enggak?
DeleteSaya datang dan sudah membaca “Self Reflection” di blog ini
ReplyDeleteTerima kasih telah berkenan untuk ikut lomba saya ya
Semoga sukses
Salam saya
#17
makasih Oom...
DeletePostingan Bunda Nurlaila ini mengingatkan saya pada tetangga di perumahan sebelah. Hanya saya pendam saja, kekuatiran yang saya rasa mengingat rumah super Waah (baca :: kaya) milik pengacara kondang, hehee tanpa ada security plus pintu gerbang. Salam sukses untuk GAnya ya, Bund :)
ReplyDelete