“Museum
Collection Make Connection”
“Berdiri di
depan seni instalasi artistik di halaman Museum Nasional membuatku tertegun.
Apakah yang hendak disampaikan dalam master piece ini?”
Kalimat itu
pernah saya tulis dalam artikel Blogger di Lorong Waktu, selepas perhelatan akbar 2014 Kumpulan Emak Blogger yang
mengambil tempat di Museum Nasional. Tempat yang sungguh keren dan menginspirasi.
Semestinya begitu.
Penulis dan Para Blogger, Foto Koleksi Indah Nuria |
Namun apakah
demikian yang terjadi? Apakah para pengunjung museum berfikir dan bertanya saat
menikmati suatu koleksi?
Albert Einstein mengatakan:
“Belajarlah dari masa
lalu, hiduplah untuk masa depan. Yang terpenting adalah tidak berhenti bertanya
”
Museum dan Generasi Muda
Menyaksikan
bagaimana sebagian generasi muda mengalami krisis identitas diri dan
disorientasi, rasanya sungguh prihatin. Bangsa ini akan makin terpuruk jika
jati diri dan cita-cita besarnya terkubur bersama sejarah.
Bagaimana
menjadikan generasi muda sebagai bagian dari sejarah dan sebagai pembuat
sejarah?
Jadikan
bangsa ini pemenang, karena menurut
kata bijak, sejarah ditulis oleh para pemenang.
Museum dapat memiliki peran strategis jika bangsa ini memahami pentingnya sejarah. Buku sejarah terkadang tidak berhasil menarik minat untuk mengupasnya. Namun museum, dapat menjadikan sejarah ‘hidupkembali’ dan maujud dalam visualisasi yang konkrit.
Sejarah tak mungkin
diputar ulang karena keunikan setiap peristiwa di dalamnya. Adapun melalui
museum, manusia dapat memaju-mundurkan lorong waktu dan terlibat di dalamnya.
Diantara caranya
adalah:
1.
Jadikan
masyarakat sadar pentingnya sejarah.
2.
Sajikan
koleksi sejarah dengan terjangkau, menarik dan ‘hidup’.
3.
Lengkapi
dengan informasi yang informatif dan mudah diakses.
4.
Gelar
kegiatan menarik tentang museum dan sejarah.
Museum Nasional, riwayatmu dulu dan
kini
MuseumNasional adalah salah satu yang bisa mendekatkan pada sejarah. Berdiri sejak 24
April 1778 jauh sebelum bangsa ini merdeka, keberadaannya adalah bagian dari
sejarah itu sendiri. Tak dapat dipungkiri sekalipun didirikan oleh bangsa
penjajah, namun itulah bagian dari sejarah yang tak ternilai harganya.
Koleksi
prasejarah yang ditemukan di Pacitan, menjadi bukti bahwa keberadaan penduduk
asli Indonesia sesungguhnya telah sangat tua. Bahkan dimulai sejak jaman paleolitikum.
Credit |
Saat
menyaksikan ragam koleksi peninggalan masa kerajaan Hindu, Budha dan Islam,
kita akan berdecak kagum dengan ketinggian peradaban pada masanya.
Koleksi arca
raja-raja dan prasasti menunjukkan kekayaan budaya dan kemapanan tata aturan
kehidupan.
Koleksi
keramik Cina menggambarkan bahwa bangsa kita telah menjalin hubungan
internasional dengan bangsa lain dari belahan bumi yang jauh. Sungguh mengagumkan
bahwa nenek moyang kita telah melakukan asimilasi dengan peradaban dunia.
Tentang
sejarah Museum Nasional dan ragam koleksinya sejak jaman prasejarah hingga
jaman penjajahan silahkan lihat video berikut ini:
Museum di Era Dunia Maya
Mengajak
generasi muda mengunjungi museum sungguh sesuatu yang positif, namun apakah
mereka dapat menangkap maknanya?
Para
pendidik memang harus memiliki kreatifitas lebih dari sekedar menggiring
siswanya memasuki ruang-ruang museum. Menarik minat keingintahuan dan memaknai
koleksi sebagai warisan budaya dan kearifan adalah PR besar.
Bagaimana menjadikan museum akrab dalam genggaman generasi gadget?
Beberapa
langkah berikut dapat menjadi alternatif.
1. Hadirkan Museum Nasional dalam E-book
yang bisa diunduh gratis.
2. Pengelolaan Web Museum Nasional yang
mudah diakses dan selalu update.
3. Hadirkan even berkala yang keren dan
berhadiah menarik ala anak muda. Misal foto selfie tematis bersama artefak
disertai ulasan dan pendapat tentang artefak tersebut.
4. Lomba esai tematis tentang sejarah koleksi
tertentu milik Museum Nasional
5. Lomba karya foto tentang seputar koleksi
Museum Nasional
6. Lomba karya kartun tentang generasi
muda dan museum.
7. Lomba video Liputan Museum Nasional
International
Museum Day (IMD) adalah salah satu terobosan menarik untuk mendekatkan museum
kepada masyarakat. IMD diselenggarakan dalam rangka memperingati hari jadi Museum Nasional
yang ke-236. Dalam rangkaian itu dipersembahkan juga festival 236 Tahun Museum
Nasional yang diselenggarakan di Museum Nasional pada tanggal 17 -24 mei
2014.
Acara yang digelar meliputi: Pembukaan Festival, Partisipasi Pameran di Taman Fatahilah Jakarta, Pameran "Potret Museum Nasional Dulu, Kini dan Akan Datang, Lomba Kreativitas (Penulisan Esai dan Membuat Komik), Workshop dan Demonstrasi Kretivitas Seni dan Kriya, Pertunjukan Kesenian dan Film Seminar "Kekunaan Singhasari", Pertunjukan Video Mapping, Puncak Gebyar Festival 236 Tahun Museum Nasional dan Hari International Museum pada 24 Mei 2014.
Wow, cukup menarik acaranya, semoga sosialisasi, gema dan responnya juga menggembirakan.
Acara yang digelar meliputi: Pembukaan Festival, Partisipasi Pameran di Taman Fatahilah Jakarta, Pameran "Potret Museum Nasional Dulu, Kini dan Akan Datang, Lomba Kreativitas (Penulisan Esai dan Membuat Komik), Workshop dan Demonstrasi Kretivitas Seni dan Kriya, Pertunjukan Kesenian dan Film Seminar "Kekunaan Singhasari", Pertunjukan Video Mapping, Puncak Gebyar Festival 236 Tahun Museum Nasional dan Hari International Museum pada 24 Mei 2014.
Wow, cukup menarik acaranya, semoga sosialisasi, gema dan responnya juga menggembirakan.
Penutup
Bangsa yang
besar tak akan melupakan sejarahnya, baik sejarah yang kelam maupun sejarah
kejayaan. Apapun itu, akan selalu mengandung pelajaran untuk menciptakan
sejarah baru. Sejarah yang gemilang akan ditorehkan oleh mereka yang yang telah
belajar dari masa lalu.
Mereka yang
mampu menggembungkan semangat juang, pantang menyerah dan berbagai nilai luhur
warisan bangsa. Kemudian mampu mengubur dalam-dalam
berbagai pertikaian dan ‘kecelakaan’ peristiwa. Bangsa yang cerdas tak akan terjerembab
lagi dalam lubang yang sama untuk kedua kali.
Gedung Arca, foto Credit |
Pepatah menyebutkan: Tak kenal maka tak sayang, kiranya tepat untuk menumbuhkan cinta tanah air dengan mendekat pada sejarah melalui museum. Sebagaimana tagline yang diusung oleh Museum Nasional: "Untuk Kepentingan Masyarakat Umum"
Artikel ini
diikutsertakan dalam Lomba Esai Museum Nasional Indonesia
Sumber:
Nilai sebuah sejarah tradisi dan budaya bangsa merupakan suatu hal yang harus di jaga dan tetap di lestarikan. Semoga sukses lombanya ya Mba.
ReplyDeleteSalam
makasih telah berkunjung Indra Kesuma. Amiin untuk doanya. sudah ikutan kah?
Deletebagus sekali ulasannya mak, klo di purbalingga ada musium wayang dan musium uang. meski kecil tapi karena ada di dalam sanggaluri park jd banyak pengunjungnya :)
ReplyDeletewaah menarik ya ada musium uang...hihi
Deletenice post :)
ReplyDeleteklu nti ke jakarta pengin deh berkunjung ke museum nasional...TFS mak :)
ReplyDeleteyak...aku juga pengin lagi ke sana
Deleteaku suka maak ke museum, selain biar tahu sejarah masuknya juga jurah hihihi Hagemaru bangets
ReplyDeletehihi ikutan ahh
DeleteMuseum Nasional tuh dimana ya Mak? *garuk-garuk
ReplyDeletejalan merdeka barat, posisi di samping tugu monas. kemarin acara KEB di sana
DeleteMuNas itu koleksinya banyak tapi jarang ada keterangannya, seperti semacam teronggok saja.. sayang sekali, padahal saya suka sekali datang kesitu.. :)
ReplyDeletenaah itu dia...semoga kritikan ini akan memperbaiki pengelolaan.
DeleteSy belum sempet buat mak.. ga tau hr ni bs buat ga tent. gedung gajah. Ternyata asyik juga ya..dulu sempet bekerja di jakarta, tp hanya lewat aja, ga pernah mampir munas..hehehe..
ReplyDeletehehe iya...topiknya lumayan menantang dan bikin lemburr
Deletegood luck ya mbak ida
ReplyDeleteayoo ikutan mak Lidya
Deletepengen deh lebih sering ngajak anak2 ke museum.. biar mereka lebih tertarik sama museum. baru pernah ke museum geologi doang, hihi. btw sukses lombanya mak.. ^_^
ReplyDeleteamiin makasih doanya...tugas kita sebagai orang tua ya mak....
Deleteseni instalasi yg di depan itu kayak time tunnel ya., bawa kita ke loronh waktu
ReplyDeleteaku ikutan juga mak..,, tapi lebih bagis tulisan mak Ida
hihi kan ada jurynya...semoga sukses mak
DeleteAku suka banget dengan foto levitasinya, keren bgt. Btw nyari video sejarah museum dimana sih mak..apa modemku yang lelet... jadi susah hadeh :(
ReplyDeletedi youtube mak. cari saja video museum nasional. ada banyak pilihan.
DeleteSuka sama tulisannya mak ..... sukses ngontesnya ya :D
ReplyDeletemakasih mak Astri...ikutan kah?
DeleteMakkkkk..selalu suka liat foto levitasi depan patung kontemporer pusaran waktu itu..ceria semua
ReplyDeletehihi makasihnya buat mak Indah yang minjamin kamera...dan mak Una yang udah motretin
Deletesemoga semakin banyak yang suka ke museum :)
ReplyDeleteamin...makasih kunjungannya mak Myra
DeleteKeren foto levitasinya... gimana sih pas foto bisa pas gerakan melayangnya :)))
ReplyDeleteMampir yuk Mak www.rumahmemez.com
hehe itu dikasih aba-aba dulu...lompat...yaak! jebret.oke...nanti kunjungan balik
Delete