Semalam suamiku berbisik:
“Besok kita nengok Eyang yuk...”
Jebret! Fikiranku langsung berputar. Besok
hari apa? Agendaku apa saja...dan mungkinkah aku mencancelnya. Suamiku adalah
suamiku. Dalam ritme hidupnya yang cepat, seringkali memutuskan segala
sesuatunya dengan mendadak, aku sudah hafal. Jadi tak perlu kaget okeh?
Rabu seharusnya aku bekerja dari pagi
sampai jam 13.00. Lalu ada janjian pembuatan video inspirasi pendidikan anak.
Jadwal yang sudah kureschedule dua kali...apakah harus mundur lagi?
Namanya demi suami, apapun kulakukan.
“Gimana kalau habis ngantar Revo
sekolah?” negosiasi dimulai.
“Abi maghrib ada acara, kalau bisa sore
sudah di rumah. ...”
“Lha aku malah janjian jam 13.30 mau
syuting...” Halah sok artis banget.
“Eyang tidak di Ndlanggu, tapi di Karanganyar.
Berangkat pagi saja habis shubuh...” jarak Jogja Karanganyar memang 3 jam
perjalanan.
Hadeuh...Revo tidak selalu bagus
moodnya di pagi hari. Aku tak ingin dia membolos gara-gara aku tidak di rumah.
“Titip Azka saja....kan dia di rumah...”
Wokey...
Aku gantian nego dengan Si kakak untuk
mau mengambil alih peranku di pagi hari. Hanya mandiin, nyuapin dan nyiapin
Revo sampai mengantar berangkat sekolah. Beres sudah.
Dan Rabu pagi setelah subuh...
Sudah kusiapkan sarapan pagi
lengkap...Maksudnya si nomer 3 sudah kusuruh beli lauk pagi yang sudah mateng, jam
05.00 sudah tergelar di meja makan.
Bekal minum 3 botol untuk si nomer 4,
5, 6 juga sudah siap. Nasi di rice cooker sudah kumasak sejak jam 04.00. Teh
manis pagi sudah kubuat. Air panas mandi Revo sudah siap. Aku tinggal berpamitan
sama Revo...
Si kakak pertama sudah siap mengambil
alih...
“Umi pergi ya Po, kamu nurut sama Mamah...nanti
makan dan mandi sama Mamah...”
“Nggak mauu...Umi nggak boleh
pergi...aku mau sama Umii...”Dia memelukku erat.
Si kakak membujuk dengan berbagai cara,
dan Revo tidak bergeming. Tetap mengunciku dalam pelukannya. Yaah anak bangun
tidur memang susah diduga moodnya.
Biasanya kalau malam sudah
dikondisikan, bangun pagi ia akan ingat pada perjanjian sebelum tidur. Tapi kepergian
ini memang mendadak, jadi Revo tidak siap.
Akhirnya...aku memboyong Revo pergi
bersamaku. Ia kuijinkan pamit tidak sekolah. Bawa ganti baju dan sarapan karena
belum sempat mandi.
Perjalanan 6 jam bisa sangat bermanfaat
untuk menambah banyak hal pada Revo dari pada ia menangis dan ngambek karena
kupaksa ditinggal.
Jadi sinilah kami, berkendara menuju Solo
sambil menyanyi dan mengaji sepanjang jalan. Diiringi cerita dan gelak tawa. Eh
tentu juga ada rengekan dan tangisan....namanya juga Revo.
Menjelang dekat rumah ibu mertua, Revo merengek:
Walah, padahal tinggal beberapa menit
lagi.
“Yaah kan mau negok Eyang. Nanti pulang
setelah salim dan ngobrol sebentar dengan Eyang...”bujukku.
Ia menurut.
Hanya berselang 10 menit kami sudah
sampai di halaman rumah ibu mertuaku.
Sebelum turun, Revo bertanya lagi.
“Nanti di sini sebentar apa lama?”
“Nanti kamu salim sama Eyang, mandi
pagi trus kita pulang...” jawabku.
“Nggak mau...aku maunya lama. Aku mau
disini sampai besok...”
Walah aku salah menebak maksud dia.
Rupanya saat di jalan ia masih belum bisa membayangkan apa yang akan dia
dapatkan. Begitu memasuki halaman, dia ingat segala hal yang menyenangkan di
rumah Eyangnya, jadi ia berubah fikiran.
“Soalnya aku mau main kucing sama kakak-kakak....”
Ooh ternyata si penyayang binatang ini,
telah menemukan sebab kerasannya. Rumah mertuaku banyak kucing.
Jadi, menjelang siang nanti, aku harus
berusaha lagi membujuknya untuk mau pulang, tanpa banyak rengekan.
Adakah para bunda yang mengalami hal
demikian? Punya anak yang terus berubah dalam pendirian dan keinginan?
ponakanku bgttt....udh siap2 tb2 rewel..haddeuhh...baru ponakan hehehe
ReplyDeletemoga nanti anaknya lebih nurut mak...makasih sudah mampir.
DeleteBintang kadang juga suka berubah pikiran, saat mengunjungi eyangnya, kdg maunya plg kdg bth g mw plg
ReplyDeletenamanya anak-anak ya.moody banget
DeleteMembujuk anak memang susah susah gampang ya mak. Revo lucu, mesra banget dengan kucing hehe
ReplyDeleteRevo sayang binatang mak, hampir semua binatang.
Deletekalau keponakan saya, pertama kali saya tinggal selalu nangis dan ngambek, tapi sekarang2 saya menerapkan metode dari teman saya yakni (sebetulnya ini agak kejam), kalau meninggalkan anak, relakan anak dalam penjagaan orang lain, relanya sampai ke hati :). Alhamdulillah dia ngerti kalau nanti saya bakalan balik lagi main2 lagi dengan dia, jadi dia enggak ngambek lagi sekarang.
ReplyDeletewaah tips menarik mak makasih
DeleteSampai anakku besar tu mak, kalau pergi bapaknya dengan enteng nyuruh bolos sekolah biar bisa pergi rame2. Revo masih kecil gpp ya cuti sekolah heheheeee.... Tapi pengalamanku untuk nglatih anak2 nggak klayu, dr bayi meskipun nggak mudeng aku selalu pamitan meskipun cuma ke warung. Kalau aku bilang 5 menit, ya berarti cuma 5 menit tet, gak ada alesan diajak ngobrol tetangga. Kalau kutinggal dines luar kota/ luar negeri (waktu itu masih kerja kantoran), ya aku pamit bener2 bbrp hari, aku ceritain jauhnya & mau ngapain aja. Nggak ada acara ditilap. Anak tetep galau sih tp nggak klayu krn they know what to expect & tau nggak sdg dibohongi/ditilap kalau pas pamitan yg bikin dia kapok nggak percaya lagi. Yg bikin repot itu bapaknya sering lupa pamit kalau pergi deket2 heheee...
ReplyDeletewaah makasih sharingnya mak Lusi. tentu bermanfaat buat para emak tukang pergi hihi
DeleteAnakku juga sama cara ngajari biar gak klayu kayak Mak Lusi itu. Untuk yg sulung (cewek) berhasil, tapi tidak dengan yg kedua (cowok). Beberapa kali emaknya digandholi kalau mau pergi gitu hihihiii... Emang harus sabar dan nge-pas-ke saat mana harus tegas.
ReplyDeleteanak cowok sayang banget sama emaknya yang cantik mak uniek....
DeleteWah anak bungsu Mb, jadi lebih kolokan kali ya, hehee....
ReplyDeleteAhhh soal teori mengatasinya saya justru harus berguru.
Btw Mb, itu si Miongnya udah di vaksin kan ya?
iya, meongnya divaksin dll....heheh ngerogoh kocek hiks
DeleteSama deh mak anak2ku juga kalo dibawa k rmb neneknya pasti gamau pulang abis bnyk temen2nya: kucing, kambing, ayam..hehe
ReplyDeleteitulah anak-anak...gak tahan lama di jalan pengin balik ke rumah...eh sampai di rumah neneknya gak mau diajak pulang...
DeleteIsi hati anak kadang susah ditebak ya, Ibu. :D
ReplyDeleteSenang banget, bisa meluk kucing yang udah gak nakal.
iya idah kucingnya baiik
Delete