Saturday, January 25, 2014

Revolusioner dan Si Anak Jendela

Adakah yang menunggu lanjutan serial: Anakku Prioritasku?

Po dan Si Anak Jendela bersinergi di luar kelas

Yah GeEr amat, tapi saya tetap menulis kok sambungannya ada atau tidak yang menunggu. Kali ini temanya si Anak Jendela.

Pada semester kemarin, putraku Revo suka kabur dari kelas. Biasanya jam kaburnya setelah istirahat ia tidak balik lagi ke kelas. Kadang menyusul kakaknya yang duduk di kelas enam di lantai 2, kadang ke kantor guru, ke lapangan futsal atau ke pos satpam. Kaburnya Revo bukan tanpa alasan, dia bersama 1 atau dua temannya membuat acara sendiri. Biasanya guru atau satpam yang menemukan akan menelepon wali kelas untuk menjemput mereka. Kejadian selalu berulang. Salah satu teman kabur adalah Totti si anak jendela.

Pernahkan anda membaca kisah masa kecil Tetsuko Kuroyanagi? Tetsuko kecil acap dipanggil Totto, kehidupannya sewaktu di sekolah dasar ditulisnya dengan apik berjudul Totto-Chan: Gadis Cilik di Jendela . Judul asli buku ini adalah 窓ぎわのトットちゃん (Madogiwa no Totto-chan). Buku Totto pertama kali diterbitkan pada tahun 1981 dan menjadi bestseller di Jepang. Buku ini berkisah mengenai nilai pendidikan yang Kuroyanagi terima di Tomoe Gakuen, SD di Tokyo yang didirikan oleh pendidik Sosaku Kobayashi selama Perang Dunia II.
Tentang Totto-Chan baca di sini ya!

Eh saya tidak hendak membahas buku ini, tapi tentang Totti-Chan yang ada sedikit kemiripan dengan Totto-Chan. Sekalipun nama Totti adalah nama imajiner karanganku sendiri, namun Totti ini nyata adanya sebagai teman sekelas anakku. Saya menjulukinya si Anak Jendela.

Temukan si Anak Jendela
Sejak pagi datang ke sekolah, Totti akan segera nangkring di jendela. Ia memilih jendela pojok yang terdekat dengan meja tempat duduknya. Jendela itu juga paling dekat dengan meja guru kelas. Selama pelajaran apapun, Totti tidak mau bergabung, ia hanya menjadi pengamat. Maka diakhir semester kemarin dia mendapat penghargaan sebagai bintang pengamat.

Tidak semua orang beruntung diajak bicara oleh Totti yang elok rupawan. Yang paling sering diajak bicara adalah Revo, bangku mereka bersandingan. Totti tidak selalu menjawab jika diajak bicara, ia memilih orang tertentu saja untuk mendengar suaranya. Di rumahnya sendiri, dia cukup banyak berbicara, dan beraktivitas sebagaimana anak kecil lainnya. Menurut bundanya, Totti paling suka bermain lego dan sering membuat masterpiece yang cukup rumit. Herannya di sekolah Totti tahan berdiam diri dalam waktu yang lama. Tidak bergerak yang berarti, tidak makan minum dan terus membisu...

Adapun Revolusi, seolah terinspirasi oleh namanya, benar-benar Revolusioner. Revo sangat suka bergerak, dan merasa capek jika disuruh berdiam diri. Itulah salah satu alasan mengapa ia mudah kabur jika bosan di dalam kelas. Revo juga sangat gaul. Ia suka berteman dengan siapa saja, bahkan dengan kakak kelas. Di setiap tempat baru, ia akan mudah menemukan teman baru. Revo tidak malu untuk mengulurkan tangan mengajak berkenalan anak yang menarik perhatiannya. Totti dan Revo dua anak yang yang seolah berkebalikan, lucunya bisa menjadi kompak saat istirahat dan kabur pada jam pelajaran. Pernah kutemui mereka mengisi acara kaburnya dengan bermain kuda-kudaan berdua berboncengan nangkring di 
atas batang pohon.

Po suka panjat pohon

Suatu ketika saya berkesempatan mengobrol dengan bundanya Totti. Ceritanya di awal semester, sang bunda sampai ikut sekolah selama 1 bulan demi mengkondidikan Totti untuk mau bersekolah dan memasuki kelas. Sampai tahap ini memang berhasil. Yang belum adalah melibatkannya dalam aktivitas di kelas. Kami lalu harus menindaklanjuti untuk menyusun strategi bersama agar Revo dan Totti bersinergi dalam kebaikan.

Karena belum punya teman dekat, kecuali Revo, maka Totti menjadi possesif, itu istilah dari bundanya sendiri. Ia menguntit kemanapun Revo pergi, terus mengajak bicara dan meminta perhatian. Sebagai anak bungsu yang tak terbiasa ‘momong’ atau meladeni, hal demikian tampak menjadikan Revo sedikit jengah. Hingga hari Jum’at kemarin Revo berkomentar:
“Umi, hari ini aku beruntung...”
“Beruntung apa sayang...?”
“Totti tidak sekolah, jadi gak ada yang gangguin aku...”

Whoa...jadi begitu ya sudut pandang Revo, padahal kutahu kadang ia menikmati ‘gangguan’ Totti, dengan bergembira berdua saat kabur dari kelas!

Walau suka kabur, Po bangga dengan sekolahnya
Para pembaca budiman, apa saran anda untuk Totti dan Revo?

Postingan tentang Revo bisa dibaca di sini:
http://ida-nurlaila.blogspot.com/2014/01/anakku-prioritasku.html
http://ida-nurlaila.blogspot.com/2013/10/dialog-kebaikan.html
http://ida-nurlaila.blogspot.com/2013/08/revo-berjanji-selalu-berbuat-baik.html


No comments:

Post a Comment