Monday, January 25, 2016
Laura and Marry di Sovereign Hill.
Sunday, November 22, 2015
Revo Hilang
Kehilangan anak saat di keramaian, barangkali dialami oleh banyak orang tua. Sayapun pernah kehilangan Revo, beberapa kali malah.
Pertama kali saat Revo berusia sekitar 3 tahun. Kami sekeluarga piknik ke kebun binatang Gembira Loka, Jogjakarta. Sebenarnya acara utama sudah berjalan dengan baik, kami sedang menuju pintu keluar ketika saya menyadari payung kami ketinggalan di dekat dermaga naik kapal.
"Abi, titip Revo. Tolong digandeng. Aku ambil payung yang ketinggalan" pesanku pada suami.
Setahuku, beliau mengiyakan dan mengambil alih tangan Revo yang sedang ingin berjalan sendiri.
Bergegas saya menyalahi arus menuju arah dermaga kapal. Setelah kembali dan bertemu rombongan, saya tidak melihat Revo.
"Dimana Revo?"
Semua baru tersadarkan, bahwa Revo tidak bersama mereka.
Semua berpencar, dan mencari ke semua arah. Kami saling berkomunikasi melaporkan perkembangan.
Plan B jika tidak ketemu, barulah melapor ke sekuriti dan informasi.
Alhamdulillah Revo ditemukan. Dia tengah menangis dan orang-orang berkerumun mengelilinginya. Rupanya Revo ketakutan karena ditanya-tanya. Ia mengusir semua yang berusaha mendekat.
Menurut pengakuan Revo, ia mengikuti orang laki-laki yang dikiranya Abi. Ternyata salah orang.
Happy end.
Setidaknya untuk saat itu. Selanjutnya kami lebih berhati-hati jika pergi dengan Revo.
Selain itu, kami melakukan edukasi bagaimana Revo harus bersikap jika terpisah dari rombongan. Seperti menghafal nama, nama orang tua, nomer telepon dan alamat rumah. Kemudian diam di tempat saat menyadari mulai terpisah, atau meminta tolong pada petugas. Bagaimana cara meminta tolong, kami latihkan dengan dialog.
Cerita berulang saat kami mengunjungi Taman Safari. Revo terpisah lagi, tapi ia tak menyadari. Ia hanya asyik menonton tayangan di layar edukasi, bersama rombongan anak sekolah yang kebetulan kami lewati.
Begitu sadar kehilangan Revo, yang kala itu berusia 5 tahun, saya segera melacak kembali rute perjalanan kami. Dan kutemukan dia tengan Asyik duduk manis menonton film animal. Tak menyadari bahwa kami lumayan panik mencarinya.
Hari ini Revo bukan hilang, tapi menghilangkan diri. Saya dan suami sedang ada acara Seminar di Magelang, Revo pergi ke Borobudur bersama kakak kedua dan sohib kakaknya.
Saat di puncak dan kakak asyik berfoto ria, Revo minta ijin turun. Dikiralah oleh kakaknya, cuma turun 1 tingkat. Beberapa waktu kemudian, dua gadis itu disibukkan mencari Revo, berputar dari satu lantai ke lantai berikutnya. Hingga ke bawah, tak jua ditemukan.
Merekapun lapor pada satpam dan menuju bagian informasi. Hari Ahad itu, pengunjung lumayan ramai, jadi tidak mudah mencari seorang lelaki kecil usia 8 tahun.
Apa yang terjadi pada Revo?
Setelah pamitan, Revo bergegas turun. Terus, hingga ke pelataran. Ia menunggu kakaknya sambil memperhatikan orang-orang yang lalu lalang. Menonton para penjaja mainan. Asyik.
Lamaa, tak juga turun yang dinanti. Akhirnya Revo memutuskan berjalan ke parkiran hendak mencari mobil. Saat ia berputar-putar, mungkin ia nampak kebingungan dalam keramaian.
Sepasang suami istri menanyainya.
"Adik rombongannya dimana? Dari mana?"
"Aku dari Jogja, sama kakakku, tapi aku hilang."
Pasangan itu lalu mengajak Revo menemui satpam. Revo ditanya beberapa informasi, lalu diantar mencari mobil kami. Saat itulah mereka bertemu dengan driver kami, yang telah diberitahu 'hilangnya' Revo. Dia tengah berputar mencari di pintu keluar.
Bersamaan dengan itu, tersiar melalui informasi, pengumuman ke seantero kawasan candi...
" ...ananda Revolusi, ditunggu kakaknya di ruang informasi..."
Dan tentu saja Revo tak lagi mendengarkan, karena dia telah berada di dalam mobil dengan aman.
Kakaknya telah kehilangan selera menjelajah candi, karena kaki pegal setelah main petak umpet dalam pencarian Revo. Mereka bersegera menjemput kami di tempat acara.
Baru sedikit foto-foto yang sempat dijepret. Tidak pula kepikiran beli suvenir...haha.
Sementara kakaknya cemas, bagaimana perasaan Revo?
"Biasa saja...."
"Kamu deg-degan ?"tanyaku, setelah mendengar cerita itu.
"Enggak!"
"Hehe....anak hebat, Po.
Tapi lain kali, jangan hilang lagi ya!"
"Oke!" Jawabnya mantap.
Amiin.
Setiap kejadian adalah pelajaran kehidupan yang akan membuat anak-anak makin tangguh. Insya Allah.
Saturday, October 31, 2015
Melbourne, I Am Coming!
Bolak-balik tak ada posisi yang bikin pulas. Yaah kelas ekonomi...haha.
"How long will stay?"
"Holiday? Visit friend?"
Melbourne, perjalanan yang tertunda
Wednesday, March 25, 2015
Serunya Out Bond
"Bu, besok saya tidak berjualan karena mau out bond."
Tentu saja saya sangat geli. Ada-ada saja penggagas out bond untuk PKK RT itu. Masa pesertanya kebanyakan nenek-nenek.
Pada pekan berikutnya, nenek penjual sayur ini menceritakan dengan heroik jenis-jenis tantangan dan games. Serta mengeluhkan badannya yang berasa sakit semua. Tiga hari ia libur kerja untuk pemulihan. Memang gembira saat acara, setelahnya baru mengeluh.
Pekan kemarin gantian PRT ku yang pamit tidak masuk kerja karena outbond. Membersamai anaknya yang ikut TPA. Waah out bond sepertinya tak pandang bulu.
Eh hari ini giliran saya yang out bond bersama orang tua murid teman-teman sekelas Revo. Jadi giliran saya cerita gembira dan mengeluh haha.
![]() |
Tantangan mendaki bendungan-dokpri |
Wednesday, February 25, 2015
Wong mBantul ke Pekan Baru (bag 1)
![]() |
dokpri |
Pernah beberapa pekan sebelumnya, saya dari Jakarta, naik pesawat Garuda. Kami harus berputar lebih dari 30 menit langit bagian atas Jogja barat dalam cuaca buruk. menembus awan badai berkali-kali, disela petir dan guruh. Tak ada yang bisa dilakukan selain berdoa dan berdzikir. Alhamdulillah bisa mendarat dengan selamat dengan cuaca di sekitar bandara yang lumayan bagus. hanya gerimis dan awan tipis.
![]() |
dokpri |
Tuesday, February 10, 2015
Sekolah Sahabat Alam Palangkaraya: “Di Sini Siswa Tak memiliki Seragam!”
Saya telah mengunjungi beberapa sekolah alam di berbagai tempat di Indonesia. Pada umumnya memiliki ciri memiliki lahan yang luas dan sangat dekat dengan alam. Tetapi di sini, lingkungannya benar-benar dibiarkan menjadi miniatur alam.
Anak-anak Masa Depan
"Kasihan anak sekecil itu disuruh kerja, kemana orang tuanya?"
Saya beruntung bisa menemui anak-anak 'hebat' ini dan juga ayah bundanya.
Mereka adalah anak berusia kelas 2, kelas 1, dan TK. Sebut saja namanya Qonita, lalu Disya dan dua adiknya yakni 'Aina dan Dira.
Tutur bunda Qonita.
Qonita kecil telah bisa melakukan setoran tunai di atm dengan ditemani bundanya. Ia melihat sendiri setiap kelipatan lima puluh ribu laba jualannya, menambah saldo tabungan haji sang bunda. Subhanallah.
![]() |
Minggu ini, libur dulu. |
Ternyata lumayan juga.
"Kadang mencapai Rp. 250.000, kadang 50.000. Tidak pasti"
![]() |
Merayakan hasil penjualan. |

Saturday, February 7, 2015
Assalamu'alaikum Palangkaraya!
Wednesday, January 21, 2015
[ WW] Barikade Anti Abrasi
Beton-beton ini berbaris manis menjadi tameng penahan abrasi.
Kehadirannya membawa keunikan instalasi seni berpadu dengan bentang alam.
Tuesday, January 20, 2015
Istana Maemon Medan
Lewat gemerlap cahaya lampu
Menyisakan tanya legenda tentang meriam buntung
dan Putri Hijau dari kerajaan Deli Tua
Tapi generasi kini,
Apakah peduli?
Friday, November 21, 2014
Mengunjungi Papua Barat dan Impian ke Raja Ampat
![]() |
Manokwari I am Coming. |
![]() |
Ibu-Ibu pengajian Baitul Makmur |
![]() |
Di Pasar Sanggeng |
![]() |
Mak Nyus |
![]() |
Generasi muda ceria di Manokwari. |
![]() |
I'll be back |
Thursday, November 13, 2014
[ WW ] Ikan Bakar
Tuesday, October 28, 2014
[ Ww ] Eksotisme Pantai Gorontalo
![]() |
Dari dalam rumah makan |
![]() |
perahu kecil ditambatkan |
![]() |
penulis narsis |
![]() |
Muara |
Friday, October 17, 2014
Bukittinggi I Am Coming....
![]() |
Bandara-dokpri |
Thursday, October 9, 2014
Menunggu di Lounge Bandara, untung apa rugi?
Dulu untuk masuk lounge harus memakai kartu kredit dari berbagai bank. Sekarang ada lounge yang menerima pembayaran cash. Jadi siapa saja bisa masuk.
Tuesday, October 7, 2014
20 Aktivitas yang Dapat Anda Lakukan di Ruang Tunggu Bandara
Perjalanan tidak selalu mulus, sebagaimana yang kualami sejak kemarin. Empat jam duduk di ruang tunggu bandara Sepinggan tanpa kepastian menanti keberangkatan ke Berau. Semua penerbangan cancel karena kabut asap kebakaran (atau pembakaran) hutan.
"Wahai asap pergilaahh...."
Monday, October 6, 2014
Berau, Kali Pertama.
Ah itu semua cerita pengantar yang Oot.
![]() |
Nunggu 4 jam...senyum saja kali. |
" Kok getarannya kayak gini..." aku berbisik ke sohibku, eh suamiku.
"Anginnya kencang mungkin..." jawabnya santai.
![]() |
Narsis dengan teman senasib |
![]() |
Kamar gratis |
Ooh. Baru kali ini kami kurang bergembira mendapat penginapan gratis..
![]() |
Sarapan pagi di hotel |
(Bersambung)
![]() |
Jadwal oh jadwal |