Apaan syaratnya?
Selama suami memimpin dalam kebenaran. Jika suami memerintahkan kebaikan, wajib nurut. Jika suami menyuruh pada keburukan, wajib menolak dan meluruskan suami.
Dalam kasus Dinda, suaminya tidak menyuruh pada keburukan. Bersambung.
Selama suami memimpin dalam kebenaran. Jika suami memerintahkan kebaikan, wajib nurut. Jika suami menyuruh pada keburukan, wajib menolak dan meluruskan suami.
Keterbukaan
By. Ida Nur Laila
Siang hari itu aku bertemu dengan seorang perempuan yang sedang terpuruk secara mental. Dalam kemarahan dan linangan air mata, ia mengadukan suaminya yang selama beberapa bulan dianggapnya membohonginya.
"Dia sudah menganggur selama ini, kenapa tidak bilang saya? Baru beberapa hari yang lalu ia mengaku!"
Sang suami telah berhenti dari salah satu pekerjaannya karena satu dan lain hal, namun ia tak bilang pada istrinya. Ia berlaku biasa, berangkat kerja dan memberi nafkah bulanan tanpa kurang. Rupanya ia memberi nafkah dengan uang tabungan. Semakin lama tentu menipis dan habis. Sementara di pekerjaan satunya belum memberikan hasil seperti yang diharapkan.
Esoknya saya sengaja bertemu dengan sang suami untuk mengetahui versi suami.
"Sengaja saya tidak bilang dari awal bu. Saya tahu istri saya tidak akan siap. Tadinya saya berfikir sambil mencari solusi, saya simpan masalah ini. Harapan saya, saya dapat sumber pemasukan baru yang kurang lebih sama, barulah akan saya beritahu istri saya. Namun belum sampai itu terjadi, istri keburu tahu karena mengecek rekening saya yang terus menipis."
Tak ada maksud buruk saat ia berbohong pada istri, justru maksud baik, namun tetap saja, dibohongi itu menyakitkan.
Dalam berbagai versi, kami menemui ketidak jujuran diantara suami istri. Beberapa dengan maksud baik, namun dengan cara yang salah.
Dalam kasus lain, sang istri menanam saham dan berkongsi pada sebuah usaha, atas ijin suami. Namun usaha itu bangkrut dan sisa modal dilarikan mitranya. Istri takut berterus terang pada suami, maka ia meminjam uang pada rentenir untuk tetap bisa seakan menerima bagi hasil dari temannya. Saking pandainya istri menyimpan, kejadian ini tersimpan selama 2 tahun. Sembari istri terus berangkat kerja, namun sebenarnya ditempat lain yang jauh lebih kecil hasilnya.
Persoalan muncul dan menjadi mengerikan karena acara pinjam ke rentinir, gali lobang tutup lobang itu telah membengkak hingga angka milyaran.
Bau masalah sudah tak dapat ditutupi, mereka harus merelakan menjual rumah dan itupun tak cukup untuk menutup hutang. Sedihnya, problem demikian berbuntut pada keutuhan tangga.
Keterbukaan, ternyata sesuatu yang tidak mudah dalam rumah tangga. Rasa tidak enak, takut menyakiti, akhirnya memilih bungkam dan menanggung masalah sendiri, ternyata bukanlah hal yang tepat.
Bagaimanapun, musyawarah adalah arahan Allah untuk maslahat kehidupan orang yang beriman.
“Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka” [Asy-Syuura/42 : 38].
Musyawarah tentu menghajatkan keterbukaan agar bisa mengambil keputusan yang terbaik, jika masih ada yang disimpan, tentu akan membawa pandangan yang kurang pas.
Apakah berdusta antara suami istri dibolehkan?
Saya penggalkan artikel dalam Republika online:
Berdusta dalam rumah tangga ini disampaikan Amirul Mukminin Umar bin Khattab RA. Saat ia ditanya istri Ibnu Abi ‘Udzrah tentang apakah boleh seorang wanita berdusta lantaran diminta bersumpah oleh suami? Umar menjawab seseorang itu boleh berdusta, termasuk jika seorang istri tidak menyukai hal-hal tertentu kepada suami, ia boleh tidak jujur kepadanya.
Namun, batasan berbohong dalam rumah tangga, yaitu bohong yang tidak menggugurkan kewajiban pihak masing-masing. Al Hafidz Ibnu Hajar dalam Fathul Bari mengatakan bahwa ulama sepakat jika yang dimaksud bohong antara suami-istri yang diperbolehkan, yakni bohong yang tidak mengambil sesuatu yang bukan haknya.
Hukum berbohong dalam kondisi sebagai satu-satunya jalan keluar juga bertingkat. "Jika tujuannya mubah maka berbohong juga mubah, jika tujuannya wajib maka berbohong juga wajib," tulis Imam Nawawi.
Kaidah yang dipakai dalam hal ini, yaitu hadis riwayat Muslim dari Ummu Kultsum. Ummu Kultsum berkata, "Aku tidak pernah mendengar Beliau SAW memberi keringanan tentang suatu pembicaraan orang-orang dusta, kecuali dalam tiga hal. Yakni, peperangan, memperbaiki hubungan antarsesama, serta pembicaraan seorang suami kepada istrinya dan seorang istri kepada suaminya."
Dalam hal ini, maka diperbolehkan dalam hubungan keluarga seorang istri memilih berbohong kepada suaminya. Sebab, jika dengan jujur justru akan mendatangkan madharat yang lebih besar.
Syekh Yusuf Qaradhawi juga menegaskan alangkah tidak bijaksananya seorang istri menceritakan terus terang kepada suami, misalnya kisah cintanya pada masa lalu yang telah dihapuskan dan ditutup aibnya. Bahkan, jika seorang suami memaksa istri untuk bersumpah guna menceritakan masa lalunya, Syekh Qaradhawi memandang paksaan suami tersebut tidak bijak. Pertama, karena mengungkit masa lalu termasuk tindakan yang sia-sia. Kedua sumpah tersebut tidak akan menyelesaikan masalah rumah tangga itu.
Baiklah, dua kasus yang saya angkat diatas, tentulah bukan termasuk bohong yang dibolehkan. Pada kasus peertama, karena istri yidak tahu, maka ia tak merubah gaya hidupnya. Juga tak sapat membantu suami baik dengan usaha dan doa.
Dalam kasus kedua apalagi. Istri mengaku "berkorban' karena gakut dimarahi suaminya. Namun ternyata pengorbanan tersebut membawa lebih banyak lagi korban. Apalagi sampai bermakshiat dengan terlibat riba.
Mari meyakini arahan Allah, sebab hidup berumah tangga akan menjadi berkah saat menjalankan saja kaidah-kaidah agama. Keterbukaan mungkin berat dan menyakitkan untuk sesaat, namun akan lebih baik untuk jangka panjang.
Mari membangun keluarga dengan keterbukaan dan musyawarah untuk keindahan cinta dunia akhirat.
Dalam waktu 2x24 jam.
Iikers 600 lebih.
Pesan untuk para menantu: agar suamimu makin cinta padamu
Di seputar hati Raya, jika suamimu mengajak mudik, menurutlah. Bantulah suamimu menjadi anak solih. Selanjutnya, bisa dimusyawarahkan setiap setahun sekali bergantian mudik ke rumah ortu atau mertua.
Di rumah mertua, berlakulah sebagai anak menantu yang baik.
Datanglah dengan takdzim, membawa oleh-oleh semampumu. Berilah sesuatu untuk ibu mertuamu, sekalipun engkau dalam keadaan kesulitan keuangan. Yakinlah memberi pada mertua, akan membuka pintu rejekimu. Saya dan banyak orang sudah membuktikan.
Jika suamimu telah berpenghasilan rutin, sisihkan sebagian untuk orang tuanya. Sampaikan sebagai ungkapan terimakasih telah membesarkan dan mendidik suamimu. Sekalipun uang itu tidak dibutuhkan oleh mertuamu yang berkemampuan. Dan biasanya akan dikembalikan padamu dalam bentuk lain yang bisa jadi lebih banyak. Serahkan saja, sebagai bentuk baktimu.
Saat engkau memakaikan baju baru untuk anakmu, maka jangan lupa memakaikan baju baru untuk orang tua yang telah memakaikan baju baru pada suami, saat ia masih kecil.
Berlapang dadalah jika mertuamu menyampaikan nasehat, kritik atau saran. Terimalah tanda cinta tersebut sekalipun kadang tidak sesuai dengan kehendakmu. Percayalah, tak ada orang tua ingin menyengsarakan anaknya. Yang ada adalah bahasa yang berbeda dan cara yang berbeda karena rentang generasi dan pengetahuan.
Belajarlah memasak dari mertuamu, karena anak lelaki seleranya mengikuti masakan ibunya, belum tentu sesuai masakanmu atau masakan ibumu. Itu jika mertuamu suka memasak untuk anaknya. Salah satu cara mengambil hati suami adalah dengan memanjakan lidahnya.
Muliakan suamimu di rumahnya. Sekalipun di rumahmu sendiri berlaku kebiasaan egaliter, layanilah suamimu di depan ibu mertuamu. Semua ibu ingin anak lelakinya dimuliakan oleh menantunya. Jangan pernah buka aib suamimu di depan mertuamu, jangan kau kritik apalagi kau marahi di depan orang tuanya.
Terlibatlah dalam kerepotan rumah tangga di rumah mertua saat lebaran. Jangan berlaku seperti tamu yang minta dilayani atau justru mengurung diri di kamar. Sekalipun di rumahmu engkau tak pernah mecuci piring, menyapu atau mengepel. Lakukan saja selama di rumah mertuamu.
Jika mertuamu atau keluarga besarmu campur tangan dalam pendidikan anakmu, bersabarlah, tokh hanya beberapa hari. Kecuali dalam masalah prinsip dan kemaksiyatan.
Kurangi berdebat untuk perbedaan dalam hal-hal teknis. Sekalipun engkau banyak belajar parenting, tak perlu menggurui mertuamu. Mintalah nasehat dan doa untuk kebaikan keluargamu.
Ada saatnya seorang menantu mendapat kedzaliman dan keluarga suami, fitnah atau caci maki. Inilah saat bersabar dan berdoa. Doa orang yang teraniaya tanpa hijab di hadapan Allah. Berdoalah yang banyak, yang baik-baik. Semoga engkau bersabar dan ikhlas. Mudahlah untuk memaafkan dan meminta maaf, sekalipun engkau dipihak yang benar.
Tak perlu cemburu jika suamimu manja dan mesra pada ibunya. Bukankah engkau juga suka, jika anakmu manja dan mesra padamu. Biarlah mereka melepas rindu, jangan kau ganggu.
Terakhir, yakinlah janji Allah, bahwa balasan kebaikan adalah kebaikan. Cepat atau lambat. Allah sesuai persangkaan hambanya. Allah tidak tidur dan tidak lupa. Jika orang lain enggan membalas kebaikanmu, mengabaikan dan mencibir, maka ingatlah Allah yang akan membalas. Tak perlu marah atau dendam. Tetap tersenyum dan bermuka cerah. Katakan kata-kata penduduk surga, kata-kata yang mengandung keselamatan.
Selamat mudik, semoga menjadi momen manis menantu mertua yang merekatkan cinta dan menjadikan suamimu makin mengerti, siapa dirimu sesungguhnya: perempuan solihah yang layak dicintai dunia akhirat dan tak akan diduakan selamanya.
Boleh saja engkau tidak sepakat dengan nasehatku ini, tetapi ketahuilah, ini adalah diantara rahasia, mengapa suamiku selalu mencintaiku.
Hihihi...terserah kamu ah, mau percaya atau tidak.
Ida Nur Laila
Ini kasus yang unik. Tentang seseorang yang menyimpan cinta tersembunyi dalam hati. Kadang lebih buruk lagi karena bersambut. Dua orang yang tidak selayaknya, menjalin cinta. Cinta haram yang tersembunyi dalam gadget.
Mungkin antar dua kekasih lama jaman SMA atau teman kuliah. Mungkin dua orang sekantor atau teman kerja satu atap. Mungkin sekedar kenalan di dumay.
“Mengapa kamu melakukan itu?”
“Dia yang selalu menyemangati saya, sedangkan suami saya sendiri tidak peduli,” kata seorang perempuan bersuami yang menjalin hubungan gelap dengan seorang lelaki beristri.
“Yang penting kami tidak pernah berduaan. Tidak berkencan. Kami hanya berhubungan via wa, via FB. Kalau ngumpul bersama teman-teman yang lain. Bukankah saya tidak berzina?”
Huff.
“Mungkin ini yang terbaik yang bisa kami lakukan, karena cinta kami tidak mungkin bersatu. Kami masing-masing punya keluarga dan punya anak-anak. Tapi perasaan kami terlalu spesial untuk dihapuskan.”
Yang terbaik? Yang benar saja.
Baik menurut siapa?
Tapi konon ada rumor beredar yang entah benar entah tidak. Tentang dua golongan yang tak dapat mendengar nasehat. Pertama adalah orang yang sedang jatuh cinta. Kedua pendukung fanatik capres....#halah.
Pernahkah Anda menemui kasus yang demikian?
Atau mungkin Anda sendiri pernah tergelincir simpati atau bahkan jatuh cinta atau menyepakati suatu rahasia dengan orang yang terlarang. Atau mengetahui pasangan Anda diam-diam mengagumi orang lain atau malah sudah menjalin hubungan?
Ah tidak. Saya doakan anda jauh dari semua itu. Naudzubillah.
Tapi ... tapi bagaimana jika itu memang terjadi? Bagaimana mencegah agar tidak terjadi?
Baiklah saya bahas biar gak kayak layangan putus.
Berikut tips 10 mencegah atau mengusir cinta terlarang
1. Ingat larangan untuk mendekati zina.
Belum sampai ke zina memang, tapi mendekatinya sudah dilarang. Apa itu? Zina dengan hati, dengan mata, dengan telinga, dengan dengan chatting ....
Jika berkomunikasi bukan dengan mahram, semestinya berlaku rambu-rambu adab pergaulan dengan non mahram.
2. Setiap orang akan menuai apapun yang dilakukan. Barang siapa melakukan perbuatan baik sebesar dzarah maka ia akan mendapatkan. Demikian pula semua perbuatan tercela, sekecil apapun, akan membawa dampak dan balasan. Bukankah Tuhan Maha Mengetahui.
3. Bayangkan jika suami atau istri mengetahui jika pasangannya telah menggadaikan kesetiaannya. Sekalipun hanya selingkuh hati ... tetap menyakitkan bahkan bisa meretakkan dua rumah tangga.
Bagaimana pula dengan jiwa anak-anak, saat tahu konflik orang tau yang penyebabnya adalah ketidak setiaan orang tuanya?
4. Hentikan. Putuskan. Lupakan.
Bukan berarti telah memutus tali silaturahmi. Tidak. Jika dengan berhenti berhubungan itu bisa menutup atau menjauhkan dari fitnah yang lebih besar, maka itu yang seharusnya dilakukan. Hapus semua jejak, barang pemberian, record chatting, email dan apapun yang bisa memanggil kenangan.
5. Lah bagaimana jika satu atap?
Jika pekerjaan tidak permanen, atau belum mapan, pindah saja cari kerjaan baru. Jika memang telah permanen. Mintalah mutasi atau pindah ruangan. Jika tidak, terus berjuang keras menetralkan hati dan perasaan. Lebih banyak ibadah, berdoa dan menjaga adab pergaulan. Semoga Allah berikan jalan keluar.
6. Diantara pencegahan agar tergelincir adalah membatasi agenda komunikasi hanya di wilayah pekerjaan. Tak perlu menanyakan hal-hal yang sifatnya pribadi. Juga lakukan komunikasi sekalipun via sms, BBM atau WA pada jam-jam yang wajar, seperti layaknya orang bertamu. Gunakan bahasa baku dan standar untuk menunjukkan tak ada perhatian secara personal.
7. Yang sangat penting adalah bertaubat, menyesali dan terus mendekat pada pasangannya sendiri. Bangun komunikasi penuh cinta pada pasangan agar kualitas hubungan dengan pasangan semakin mesra. Rumah tangga adalah prioritas pertama.
8. Jika sedang memiliki masalah dengan pasangan, jangan pernah curhat pada orang lain yang bukan mahram. Curhatlah pada sesama perempuan atau sesama lelaki yang bisa dipercaya dan sekiranya membantu mencari solusi. Curhat pada non mahram sama dengan membuka peluang masalah baru.
9. Jangan mau dicurhati orang yang memiliki masalah keluarga jika anda bukan konselor. Apalagi bukan mahram anda. Itu akan mempengaruhi perasaan anda atau akan menimbulkan peluang masalah baru.
10. Hindarkan hubungan atau komunikasi yang intens dalam waktu yang lama, karena akan berpeluang jatuh pada pepatah ” witing tresno jalaran saka kulina” (munculnya perasaan jatuh cinta karena terbiasa).
Tulisan ini terinspirasi dari kisah cinta terlarang yang kudengar dari seorang teman. Jika anda ingin menambahkan tips, silahkan di kolom komentar.