Thursday, December 12, 2013

Singapura, I Am Coming

Catatan 1. Keberangkatan.

Bandara Jogja

Daku belum pernah ke Singapura. Hey, banyak orang yang belum pernah kesana, jadi itu info gak penting amat. Eh iya ini info pentingnya, pagi ini daku berangkat ke Singapura. Yaah setidaknya info ini penting bagiku dan keluargaku sendiri.

Singapura, sering kudengar dan sepertinya menarik, oleh karenanya daku sungguh menantikan saat ini. Perjalanan tak sengaja ini bermula dari permintaan untuk seminar di Johor. Karena lebih dekat dengan Singapura dari pada KL, maka kami berangkat H-1 agar dapat menginap barang semalam di Singapura.

Untuk perjalanan kali ini daku nyaris tidak melakukan persiapan yang serius. Sepekan sebelumnya daku sempat jatuh sakit, kecapekan. Flu berat dan tensi naik tinggi. Beberapa hari tidak masuk kerja, namun aktivitas lain jalan terus. Alhamdulillah tadi malam tensi sudah normal, tidak pusing lagi, namun batuk sepertinya memasuki fase parah. Dinikmati saja. Tentu tidak lupa ada beberapa obat sebagai camilan perjalanan. Ha ha camilan euy!

Tiket pesawat Air Asia jam 07.25. Suamiku yang sangat hati-hati menjajak berangkat jam 05.15 dari rumah. Jadinya daku bangun jam 04.00, sholat lalu merebus air untuk membuat teh dan mandi. Setelah membangunkan anak- anak, daku bersiap, menyampaikan beberapa pesan dan segera melaju ke bandara.

Majalah pengantar tidur

Sebenarnya agak berat rasa hati meninggalkan rumah lantaran semalan Revo demam. Saat menidurkan kurasakan suhu badan Revo meningkat, maka kubujuk untuk minum obat. Celakanya ternyata obat itu memicu muntah yang menguras isi perut Revo. Setelah muntahnya selesai maka segera kuulangi minum obatnya. Itu pukul 21.00. Revo dapat terlelap pada pulul 22 setelah kudongengi, mengaji dan  kubacakan cerita.

Daku lalu on line menyelesaikan beberapa urusan, termasuk mengelola grup kelas menulis yang baru kumulai tadi pagi dan telah mendapat warga menulis lebih dari 40 orang. Kuliah perdana telah tayang dan masih saja ada permintaan untuk jadi warga.

Hingga jam 12 daku masih menyelesaikan packing baju dan urusan bisnis buku agar nantinya dijalan tak lagi disibukkan dengan pesanan. Jam 12, Revo terbangun dan menyusulku, daku segera menggendongnya kembali ke tempat tidur, lalu segera menidurkannya. Daku ikut terlelap setelah Revo tidur jam 00.30. Alhamdulillah bangun pagi dalam keadaan yang lumayan baik. Dan segera berkemas seperti telah kuceritakan di atas.

Prosedur administrasi

Bandara jam 6.30 sungguh sibuk. Ramai seperti terminal saja. Rupanya bandara Jogja memang sudah terlalu kecil, apalagi untuk sebutan Bandara Internasional. Tepatlah kiranya jika akan dibangun bandara baru yang lebih besar dan lebih sesuai.

Setelah cetak tiket, menaruh bagasi, kami menuju ke loket airport tag penerbangan luar negeri. Ternyata loket buka jam 06.00. Masih ada 14 menit, kami sarapan arem-arem, teh panas dan martabak di salah satu kafe kecil. Ada seorang ekspatriat yang duduk juga di kafe itu. Daku membeli dua botol aqua ukuran kecil dan dua roti. Semua dithitung 26. Ribu. Kami minum 2 teh dan 3 arem- arem dan 2 martabak, dihitung 32 ribu, aku tidak bertanya rinciaannya.

Di bandara harus dimaklumi bahwa harga selalu berlipat minimal 2x harga di luar halaman bandara. Jadi saat di bandara berlagak jadi orang kaya yang tidak usah reseh bertanya harga setiap makanan yang kita makan...hehe. Kalau gak mau bayar mahal, memang bawa saja dari luar. Ternyata daku membuat kekeliruan soal air mineral. Tentu saja saat masuk ruang tunggu, disita oleh petugas, untungnya daku sudah minum separuh lebih. Petugas menawariku untuk menghabiskan minuman yang masih sebotol dan setengah kurang..haha entar kembung pak. Sudah direlain saja ya air minumnya.

Petunjuk keselamatan

Menunggu beberapa waktu, kami dipanggil juga untuk naik ke pesawat. Setelahnya semua berjalan sebagaiana yang seharusnya. Duduk, antri berangkat, lalu peragaan prosedur keselamatan, lalu take off. Jangan mengharap ada pembagian permen, apalagi wellcome drink. Bawa sendiri ya.

Air Asia melayani pesanan makanan yang sudah dibayar sembari memesan tiket. Karena kami tidak memesan di darat, maka ditawari memesan di udara, setelah semua makanan prabayar dibagikan kepada pemesan masing-masing. Daku sedang batuk, jadi hanya beli air minum.mineral sebotol merek club seharga Rp.10.000. Jadi lima atau enam kali lipat ya harga di darat.
Setelah itu juga ada penawaran untuk membeli suvenir. Kupikir kurang kerjaan ya belanja di udara. Tapi mungkin bagi orang yang kebanyakan uang gak masalah ya...dan dapat sensasinya. 

Ada juga acara mengisi form kedatangan memasuki negara tetangga, mengisikan data paspor dsb. setelahnya saya mengamati daratan yang makin mengecil. Gunung Merapi terlihat rekah pada puncaknya an mengeluarkan asap tipis. Secara umum cuaca cerah dan sepertinya perjalanan akan baik-baik saja.

Masih ada lagi pengumuman untuk penggalangan donasi bagi korban topan hayan di Pilipina. Air Asia konon akan menggandakan donasi dari para penumpang untuk membantu para korban. Merasa terpanggil, banyak penumpang yang menyumbang. Aku juga ikutan ah...semoga ini menjadi jalan Allah permudah perjalanan ini. Waah ngasih sumbangan kok langsung mengharapkan balasan...huuu. Eh boleh kok, kata ust Yusuf Mansur.

Menu yang tersedia terbatas

Belum tahu seperti apa nanti Singapura, daku istirahat dulu ya, karena sudah  habis untuk sementara bahannya. Sudah capek juga jeprat-jepret sampai yang nggak perlu sekalipun. Sekarang masih di pesawat dan penumpang melakukan aneka aktivitas. Ibu-ibu di sebelahku malah foto- foto dengan cucunya. Mereka pergi rombongan berlima atau berenam. Mau liburan kali ya.

Yang menarik mengamati para bule. Saat tadi di kafe bandara, seorang bule asyik mencermati sebuah buku. Sebatang pinsil di tangan sesekali digoreskan untuk membuat garis bawah atau catatan kecil di samping. Sekarang bule dalam deretan kursiku, memegang lembaran notes dan sepertinya sedang belajar. Setelah itu gantian ia mencermati halaman flight magazine. Daku sendiri sudah puas membolak-balik semua halaman yang kebetulan edisi natal. Suamiku sebagaimana biasa, selalu tidur di pesawat. Yah beliau keseringan pergi naik pesawat, jadi mesti cuma dipakai tidur, bahkan sejak pesawat belum take off.
Pamit dulu nanti dilanjutan. Daku mau ikutan tidur saja.

Pengumuman dari co pilot kudengar sayup-sayup: ketinggian jelajah 34.000 kaki dan kecepatan 800.km perjam. Jarak pandang 10.000. Suhu di Changi Bandara Internasional 29 derajat. Dan perkiraan kedatangan jam 10.40.  Nama Kapten penerbangan Candra Adriano.

Zzzz...zzz...

Merapi dari ketinggian

17 comments:

  1. wah seru ya mbak, sy belum pernah naik pesawat nih. jadi ada gambaran oh begitu ya kalo mau naik pesawat hehe... btw mau dong jadi warga kelas menulisnya. gimana caranya?

    ReplyDelete
  2. Wah, asiknya yang jalan-jalan ke SG. Ditunggu cerita selanjutnya ya, mak. Eh, umh... dapat oleh-oleh engga, yan? *Kabur..!

    ReplyDelete
  3. Asyiknya bisa jalan-jalan sambil kerja, eh..kerja sambil jalan-jalan ya mak? :D

    ReplyDelete
  4. subhanallah

    hebat banget kisa yang mengharu biru, semoga perjalannya berbarokah njih bu....

    mau juga di masukkan di grup menulisnya lah bu...eh kok maksa ni ye...:)

    afwan

    ReplyDelete
  5. Waah udah banyak pengunjung, makasih ya mak rita dewi, saya doakan segera naik pesawat, gratis lagi...mak Mira sahid, boleh dapat oleh-oleh tapi jemput bola...walah cuma coklat dan gantungan kunci hehe.Miss fenny makasih kunjungannya. Rita dewi dan mak Titiek suswanti, silahkan kirim permintaan ke grup kelas menulis, nanti saya accept.Ditunggu ya...

    ReplyDelete
  6. asiiiiiikkk daaaah...
    mau dong mak oleh2nya :))

    ReplyDelete
  7. Mak sari widiarti, kan udah dapat nih oleh-oleh ceritanya...

    ReplyDelete
  8. weeee...aku juga pernah foto di depan pesawat AA. persis fotonya kaya mak ida. hehehehe..kita benar2 narsis ya mak

    salam
    www.liza-fathia.com

    ReplyDelete
  9. Saya belum pernah naik pesawat, hehe
    jadi pengen nyoba jugaa :D

    ReplyDelete
  10. Wah... pengen bisa jalan2 ke luar negeri nih, nabung dulu deh biar bisa mampir ke negeri singapura

    ReplyDelete
  11. semoga yang pengin jalan-jalan dan naik pesawat terkabul amin amin

    ReplyDelete
  12. Seru ceritanya... ditunggu lanjutannya ya mak

    ReplyDelete
  13. Duh, jadi kangen pindahan dan mudik naik pesawat. Sekarang sudah pensiun merantau, jadi ya nggak kemana2 lagi.
    Ditunggu kelanjutan ceritanya, Bu ^_^

    ReplyDelete
  14. WOw masih sempat nulis ya mak ... keren :)

    ReplyDelete
  15. makasih kunjungannya mak Mugniar, kan emak bloger harus menyempatkan nulis. Ayo Emak Riweuh, liburan ke Jogja saja, Ade Anita, tunggu tanggal tayangnya ya.

    ReplyDelete
  16. have fun mak...pasti srru bangettt ^^

    ReplyDelete
  17. makasih kunjungannya juga doanya mak Hana

    ReplyDelete