Saturday, May 2, 2015

Marah


Dalam forum seminar, pembicara bertanya tentang prilaku marah.
Pertanyaannya sederhana, adakah para bapak yang belum pernah dimarahi oleh istrinya?
Adakah para istri yang belum pernah dimarahi suaminya?
Atau adakah orang tua yang belum pernah memarahi anaknya?

Dari sekian banyak forum seminar hanya satu kali ada seorang peserta yang mengangkat telunjuknya. Pasangan muda ini menikah 2,5 tahun. Istrinya mengatakan bahwa suaminya terlalu baik, jadi tak ada alasan baginya untuk marah pada suaminya.
Luar biasa ya...semoga bisa bertahan baiknya.

Anda para pembaca, apakah ada yang belum pernah marah?
Sepertinya marah itu melekat pada diri manusia dengan sangat setia. Tiba-tiba saja manusia terampil melakukan perilaku ini.

"Memarahi suami atau anak biar apa bu?" pertanyaan selanjutnya yang disambut dengan gelak tawa.
Ternyata jawaban beragam.

"Biar kapok!"


Nah itu suara yang paling banyak.
Nyatanya enggak kapok juga. Mengapa enggak kapok?

Sesungguhnya marah memang bukan bagian bagi metode pendidikan. Juga bukan dari metode dakwah. Bukan pula bagian dari nasehat.
Sekiranya dimarahi akan membuat orang menjadi baik, maka pastilah banyak orang baik. Bukankah setiap dari kita pernah dimarahi. ...

Nyatanya pertengkaran dan kemarahan selalu berulang pada sebagian suami istri. Atau pada sebagian orang tua-anak. Sekalipun ada pula yang tidak.
Jika anda masih suka marah, bolehlah saya bagi sedikit untuk membantu berhenti marah.

Eh mau enggak sih?
Mau sajalah.
Ini saya copas saja dampaknya bagi kesehatan. Copasnya dari sini nih.


6 DAMPAK MARAH BAGI KESEHATAN
------------------------------------------
Rasa amarah, meski di satu sisi dinilai bagus bagi kesehatan karena mengurangi efek negatif stres, di sisi lain juga dapat membahayakan kesehatan. Rasa marah memang merupakan emosi alamiah pada setiap manusia. Memang baik untuk meluapkan emosi, tapi ada baiknya pula bila kita berusaha untuk mengontrolnya terlebih dahulu.
Psikolog Alima Phillip menerangkan beberapa dampak buruk akibat rasa amarah yang tak dikontrol. Tak hanya memengaruhi kejiwaaan, rasa marah juga dapat membahayakan kesehatan tubuh.
1. Efek langsung ke tubuh
Ketika kehilangan kontrol, tubuh kitalah yang menerima dampak langsungnya. Seketika tekanan darah meningkat dan irama napas menjadi cepat, secepat seperti tengah bersiap untuk berkelahi. Pada beberapa kasus, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan sakit kepala mendadak. Dalam jangka panjang, dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Saat marah, suhu badan kita pun naik sehingga tubuh mudah berkeringat.
2. Letih
Ekspresi kemarahan tentu membutuhkan energi. Alhasil, setelah marah kita pun akan merasa letih. Dalam proses itu, hormon stres akan meningkat seakan-akan membuat perasaan bergejolak. Ketika marah, kita mungkin merasa memegang kendali sementara, tapi tanpa disadari hal itu justru menguras habis energi kita. Akibatnya, produktivitas dalam bekerja pun berkurang karena merasa letih.
3. Sulit tidur
Dengan begitu banyaknya pikiran negatif di kepala dan kegelisahan yang kita rasakan, rasanya sulit untuk terlelap tidur. Apabila kita tertidur dalam kondisi kelelahan akibat marah pun, tidur tentunya tidak akan berkualitas. Ketika kita tidur dengan rasa marah, tidur pun tak akan nyenyak. Adapun kekurangan tidur akan menyebabkan pikiran negatif yang akan memicu emosi. Lebih lanjut, insomnia dan masalah tidur lainnya pun akan berdatangan seiring dengan perasaan emosi Anda yang berkelanjutan.
4. Depresi
Terus-menerus menyimpan rasa marah dapat berujung pada depresi. Hal itu akan memicu serangkaian perilaku yang membahayakan kesehatan seperti merokok dan minum minuman keras. Terkadang, orang menggunakan amarah untuk meluapkan perasaan depresi dan ketidakberdayaan. Amarah bukanlah rasa alamiah yang menyehatkan. Maka itu, bila terus dirasakan, kesehatan kita pun akan terancam.
5. Terasing
Kita memang terkadang dapat kehilangan kontrol diri, tapi bila terlalu serimg tentu akan berdampak pada aspek sosial kita dalam keseharian. Kita pun akan lebih nyaman berada sendirian ketimbang bergaul dengan orang lain. Dalam lingkungan kantor, bila tidak bersosialisasi, bawahan kita akan kurang menghormati dan atasan kita akan melihat kita sebagai orang yang tak dapat mengontrol emosi.
6. Mengambil keputusan yang salah
Amarah dapat membuat kita tidak rasional. Kita pun terjebak dan kehilangan fokus dalam menghadapi suatu masalah. Nyatanya, saat seharusnya memutuskan hal terbaik dalam suatu maslah, dalam keadaan marah kita mungkin malah akan melakukan hal yang sebaliknya. Kita pun tak mampu melihat masalah dari perspektif yang berbeda dan berujung dengan mengambil keputusan yang salah.

Nah kan...enggak mau...enggak mau !
Apalagi jika mencermati efek jangka panjangnya nih: stres, penyakit jantung, akhirnya rentan terserang stoke. Gangguan tidur, bahkan dapat membuat anda jadi gila. Tekanan darah tinggi, masalah pernapasan, sakit kepala, hingga serangan jantung.
Naudzubillah in dzalik.
Apalagi jika tahu bahwa marah itu bukan jurusan menuju syurga.
Ingat hadis Rasul: “Jangan suka marah, bagimu surga”

Bukankah hanya ada dua jurusan kesudahan manusia: surga atau neraka.
Jadi marah jurusannya apa?
Di dunia dapat penyakit, di akhirat dapat...?

So sebelum marah dan mengekspresikan kemaran, berhentilah satu detik saja.
Lantas bertanya pada diri sendiri:
Mau sehat enggak?
Mau surga enggak?
Dan lakukan upaya yang tepat untuk mengelola emosi.

Ah saya juga selalu berjuang, karena saya masih manusia yang terkadang marah.
Yuuk berjuang bersama.

16 comments:

  1. Mauuuu..
    Mau sehat juga mau surga...
    Makasih sudh mengingatkan daku y bu ida :)

    ReplyDelete
  2. dulu pernah ngerasain marah sampai pusing,pas sakit pula,jadi berasa bangettt...
    mau bangettt sehat dan masuk surga ^^

    ReplyDelete
  3. Saya juga harus banyak berjuang menahan marah. Makasih sharingnya bu ^_^

    ReplyDelete
  4. harus banyak istigfar kayaknya.. makasih mak :)

    ReplyDelete
  5. udah baca artikel ini jadi mikir-mikir lagi klo mau marah. tpi klo marah di pendam ntar malah darah tinggi lgi :D

    ReplyDelete
  6. Cara yang terbaik agar tidak mudah marah, melakukan aktivitas yang positiv dan hindari pertengkaran

    ReplyDelete
  7. saya orang yang susah marah.
    tetapi bila sekali marah susah di redain.

    ReplyDelete
  8. tetep woles aja deh bu hehe
    salam ofida yang kemaren naek travel hihi

    ReplyDelete