Tuesday, November 29, 2011

Yang Kualami di Tanah Suci (1)

TIDAK ADA SANDIWARA
Oleh : Ida Nur Laila

Menjalani prosesi ibadah haji, saya banyak menemui ragam karakter manusia. Selama 28 hari melewati waktu bersama-sama, sejak perjalanan, naik bus, menanti pesawat, dalam pesawat, di apartemen, di mina, di arofah, di muzdalifah, di madinah dan dimekkah...hingga kembali perjalanan pulang ke tanah air, banyak hikmah yang bisa dipetik. Diantaranya adalah, bahwa kita tidak bisa bersandiwara selama menjalani prosesi ibadah haji dan umrah.

Niat, tekat,tujuan,  bekal amal kita, karakter dan kebiasaan kita, apa adanya akan tercermin di tanah suci. Jika ada orang yang kurang baik, saat di sana bertekat kuat menjadi orang baik, insya Allah akan dimudahkan melakukan upaya perbaikan diri. Jika anda biasanya memang orang baik, rajin beribadah, suka menolong sesama, maka disanapun anda akan mudah mempertahankan. Mungkin ada orang yang wallahu a’lam niatnya, namun tetap menampakkan prilaku yang kurang baik di tanah suci.


Sahabat saya DR.Hidayah, mengatakan sejak awal dengan nada riang dan bercanda “ naik haji itu...Allahumma ...rapopo...” . saya tersenyum mendengar kalimat itu. Namun ketika merenungkannya kemudian, sungguh saya temukan makna yang sangat dalam. Kalimat ini menjadi obat setelah istighfar, ketika kita menemui banyak ragam karakter orang yang kadang tidak menyenangkan atau membuat tidak nyaman. Maksudnya, ya sudahlah, semuanya tidak usah mengganggu perasaan kita

Sejak ngantri masuk pesawat, ada yang suka menyerobot antrian, tiba2 masuk dari arah samping. Dan hal demikian nanti berulang saat antri mengambil makan, ...juga saat antri ke tolilet. Jadi...Allahumma ...rapopo.tidak perlu tersinggung.

Memperhatikan prilaku orang2 yang menunggu, apakah menunggu pesawat yang telat, bus yang telat, jadwal keberangkatan yang molor, teman yang tidak segera lengkap, makan yang terlambat, pembagian kamar yang bikin puyeng....sampai saat mau pulang, ada beberapa teman  yang berinisiatif menukar tempat duduk di pesawat. Maunya suami istri duduk berdampingan, yang lain diminta mengalah...lah puyenglah semua, sampai pilot dan pramugari ikut puyeng. Allahumma rapopo...saya tertawa saja...tidak usah ikut puyeng.

Sejak sebelum berangkat, doa saya diantaranya :
“ Ya Allah mudahkanlah aku untuk menyukuri apa saja yang Kau hidangkan di tanah suci, apakah itu makanan, cuaca, peristiwa atau kesempatan apapun...” doa yang indah ini saya dapatkan dari mbak Nurjannah, senior saya di jamaah Shalahuddin UGM dulu.

Alhamdulillah urusan makan menjadi mudah. Walaupun saya biasanya di tanah air harus diit garam lantaran sebelum berangkat tensi naik hingga 150/110. Walaupun kadar kolesterol darah juga tinggi diatas normal, maka makan di tanah suci tetap tidak menyulitkan bagi saya. Entah bagaimana, seringkali makanan di sana berasa lebih asin dibandingkan masakan di tanah air, apalagi bagi lidah jogja. Lauk yang beragam daging ayam, daging sapi, daging kambing, daging unta, ikat, ikan asin, telur, diolah dalam berbagai variasi rasa, dan seringkali asin. Sayurnya apalagi.padahal sepertinya tidak ada pabrik garam di sana. Apalagi saat di Mina. Semua orang mengelur tentang asin yang tak tertahankan.

Jika ada nasi putih, saya ambil lebih dan saya simpan di wadah tupperware mungil yang saya bawa dari tanah air. Mengantisipasi jika nanti menunya nasi goreng, nasi kuning atau nasi uduk. Karena dipastikan asin. Nasi putih disana sungguh enak. Pulen, butirannya besar dan saya simpan seharian tidak basi. Lauk bisa abon atau sambel kering yang dibawa dari tanah air.

Namun ada saja jamaah yang mengomel urusan makan. Bahkan menggebrak meja karena menunya tidak sesuai harapan dan seleranya.  Astaghfirullah.

Bersama orang banyak, kadang juga tidak kebagian makanan,tidak kebagian  lauk atau buah, biasa saja, begitulah.

Bersambung 

2 comments:

  1. Semalem aku juga baru saja mendengarkan cerita tentang ini dari seorang sahabat yang baru pulang haji..dan benar banget prinsip Allahuma ...rapopo itu..prinsipnya harus selalu sabar dan sadar... :)

    Mbak doakan saya bisa ke tanah suci juga ya..biar bisa merasakan itu semua.. Amin..

    ReplyDelete
  2. Amien...saya doakan Lie hadie dan keluarga bisa berhaji di waktu muda, amin...

    ReplyDelete