Monday, July 23, 2012

Menepis Pengaruh Negatif Media Informasi dan Komunikasi (2)


Oleh : Ida Nur Laila


Apa yang Harus Kita Lakukan?
Saya tetap  optimis bahwa Allah akan memberikan jalan manakala kita punya komitmen dan mau berusaha. Berikut ini beberapa saran untuk meminimalkan pengaruh negatif media pada anak-anak.
  1. Tanamkan Kebiasaan
Steven Covey dalam bukunya yang terkenal Seven Habbits menuliskan : Tanamkan perbuatan tuailah kebiasaan.  Rumah kita, tergantung bagaimana kita menginginkan dan menbiasakannya. Apakah ia menjadi rumah pendidikan bagi setiap anggota keluarga lantaran suasana keseharian yang didominasi aktivitas pendidikan. Ataukah rumah ibadah dan da’wah yang orientasi utama para penghuninya adalah dua hal tersebut. Ataukah menjadi rumah santai dan hiburan dimana tidak ada jeda media hiburan on line selama 24 jam.  
Tetapkan media apa saja yang perlu dan penting ada di rumah kita. Jika anda berani memiliki televisi, aturlah jam menontonnya yang berlaku  bagi setiap anggota keluarga. Lalu berdisiplinlah dengan aturan itu. Kami pribadi, memilih tidak memelihara TV untuk mengurangi topik perselisihan dengan anak.

Abdullah Nasih Ulwan menyebutkan pendidikan dengan kebiasaan ini menjadi metode pertama dalam Tarbiyatul aulad.
  1. Lakukan Penyadaran
Langkah ini bisa dilakukan ketika anak mulai bisa diajak   berfikir dan berdialog dan efektif untuk anak-anak yang sudah mengerti tata nilai dalam kehidupan. Dialog penyadaran yang di gelar bukan semata-mata berkaitan dengan televisi atau media lain, tapi yang lebih hulu dan lebih luas lagi. Anak diajak merenungkan tentang kehidupan, apa tujuan hidup, bagaimana mengisi hari-hari dengan kebaikan, bagaimana memilah aktivitas yang produktif untuk pengembangan masa depan dan sebagainya.
Kesadaran akan memberi bekal pada mereka tentang norma yang kita anut dalam hidup ini. Dengan sendirinya anak akan memiliki filter untuk mengambil yang terbaik bagi diri mereka, bahkan tanpa intervensi orang tua lagi suatu saat.
  1. Berikan Alternatif
Anak-anak selalu membutuhkan arahan tentang aktivitas. Kalau orang tua tidak mengatur, maka mereka yang akan mengatur orang tua. Untuk mengurangi  intensitas anak pada televisi, anak-anak perlu diberi alternatif kegiatan. Misalnya membiasakab mereka untuk mencintai buku yang bermutu. Konsekuensinya orang tua harus menggelar perpustakaan di rumah atau mengakrabkan anak ke perpustakaan.
Kegiatan seperti bercengkerama, berkebun, jalan-jalan,main bola, masak bersama atau melukis bersama bisa menjadi alternatif aktivitas anak dan orang tua di rumah.Mungkin meyita sedikit waktu orang tua karena harus menemani( dibandingkan dengan membiarkan mereka mandiri di depan televisi ) dan kadang-kadang perlu tambahan biaya.
Tetapi sesungguhnya kita telah menghemat banyak hal ketika melakukannya.Investasi berharga tengah kita tanam ketika melakukan aktivitas alternatif tersebut bersama anak, kehangatan, kasih sayang, pendidikan yang lebih utuh dan lebih baik tentu saja, tak dapat tergantikan dengan nilai uang. Sedangkan membiarkan anak-anak menjadi anak televisi akan menginvestasikan bibit-bibit problem dimasa selanjutnya.
  1. Pentingnya Keteladanan
Tidak berguna semua upaya kecuali orang tua terlibat langsung  dengan keteladanan. Anak-anak akan lebih mudah meniru ketika orang tua konsisten dalam mempraktekkan. Kalau anak dilarang melihat telenovela, maka orang tua jangan sembunyi-sembunyi untuk menontonnya. Kalau ditetapkan jam belajar tidak nonton, maka jangan ada anggota keluarga yang ditoleransi menonton.Jika melarang anak menbaca tabloit murahan, ya jangan membeli atau menyediakannya di rumah,dst.
Keteladanan tidak saja karena kita ingin anak-anak meniru hanya yang baik saja, tetapi juga aspek tanggungjawab kita pada Allah. Bukankah Allah melarang kita mengatakan sesuatu yang tidak kita lakukan (QS. Ash-Shaff: 2).
  1. Penghargaan dan Hukuman yang proporsional
Pada umumnya, peghargaan akan di sukai dan memotivasi untuk melakukan kebaikan lagi.Tentu saja pernghargaan harus proporsional. Ketika anak mematuhi arahan kita, disiplin dengan aturan main atau punya motivasi tinggi untuk membaca buku-buku bermutu, maka berilah hadiah. Mungkin ungkapan tulus pujian sederhana, mungkin barang yang ia sukai atau buku-buku atau apapun sebagai wujud perhatian dan kasih sayang orang tua atas kepatuhan sang anak. Pada saat-saat pertama orang tua melatihkan kebiasaan baik dalam memanfaatkan media informasi, metode ini akan sangat berarti.Rayakan keberhasilan anak mengendalikan diri sebagai keberhasilan bersama sehingga anak juga merasa dimenangkan.
Sebaliknya ketika anak melakukan pelanggaran. Mencuri-curi membaca sesuatu yang melanggar norma, menonton sesuatu yang kita larang, maka anak juga harus diperingatkan dan diberi hukuman yang proporsional. Sebaiknya, jika mereka telah beranjak ‘mengerti’ mereka dilibatkan dalam memilih hukuman. Pada prinsipnya, hukuman yang mendidik harus mampu ditanggung oleh anak, memiliki jangka waktu batas hukuman yang jelas. Jika memungkinkan kta sembunyikan dari orang lain agar tidak merusak harga diri anak. Ketika masa hukuman lewat, kita rehabilitasi nama anak dan tak diungkit lagi kesalahan atau hukuman yang pernah terjadi.
  1. Kontrol yang Bijak
Setan telah bertekad untuk mengganggu manusia hingga akhir zaman. Hati manusia juga terobang-ombing seperti bulu, keimanan manusia naik turun fluktuatif, pula godaan lingkungan begitu kuat memanggil pada keburukan. Oleh karena semua itu, kontrol terus menerus dengan cara yang halus dan manusiawi perlu dilakukan orang tua. Janganlah bergaya mengecam, mencela atau menghakimi, karena bisa melukai hati anak.
Libatkan anak dalam memilih kegiatan, memilih buku, memilih tayangan yang disepakati, dengan demikian mereka merasa sebagai pengambil keputusan yang akan mendorong rasa tanggung jawab lebih.
  1. Lingkungan yang Mendukung
Pilihlah tetangga atau lingkungan yang baik sebelum mendirikan rumah. Jika terlanjur, da’wah pada lingkungan tidak dapat ditunda. Anak-anak mungkin sanggup dengan aturan yang kita terapkan, tapi bisa jadi mereka menangis dan mungkin tersingkir lantaran ketinggalan informasi tentang-kisah terbaru tokoh pujaannya. Siapa teman bergaul anak, orang tua harus mengerti dan ikut mengarahkan. Bukankah agama sesorang mengikut agama temannya.
Penutup
Anda boleh menambahkan kiat-kiat atau metode yang menurut anda sesuai untuk diterapkan dikeluarga anda. Kadang-kadang kita merasa lebih pas memakai metode teumuan sendiri. Namun satu  hal yang tak boleh dilalaikan dalam meminimalkan pengaruh negatif media adalah : Senantiasa mohon pertolongan dari Allah untuk membimbing keluarga. Sebagaimana do’a Ibrahin yang menginginkan keturunan yang sholih.
Jika anda telah memiliki komitmen dan konsisten melaksanakannya, maka yakinlah pada Allah dalam do’a bahwa Allah akan membimbing dan menolong hambanya.
Wallahua’lam

No comments:

Post a Comment